PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari hasil riskesdas di Indonesia tahun 2018, status kesehatan gigi dan
mulut dengan populasi 267 juta, rata-rata penduduk Indonesia memiliki 4-5 gigi
yang bermasalah, dari hasil riset kesehatan dasar pada prevalensi karies gigi
menurut standar WHO pada tahun 2018 rerata usia5-6, 8,43% dan 67,3% anak usia
5 tahun memiliki angka pengalaman karies gigi (dmft) ≥ 6, termasuk dalam
kategori karies anak usia dini yang parah (Riskesdas 2018). Penyakit gigi dan
mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies dan penyakit
periodontal. Karies gigi merupakan penyakit keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum, yang dapat disebabkan oleh aktivitas jasad renik suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organikanya. Akibatnya terjadi invasi
bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi kejaringan periapeks yang
dapat menyababkan nyeri. Adanya beberapa faktor utama yang memegang peranan
yaitu faktor (host), agen (mikroorganisme), substrat (diet) dan faktor waktu (Kidd
dan Bechal, 2013).
Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit
terbanyak yang tersebar di berbagai wilayah (Mikail et al., 2011) disitasi oleh
(Arsyad, Roesmono, & Hidayati, 2018). Anak usia prasekolah yaitu 3-5 tahun
memiliki persentase karies yang tinggi yaitu 40%-75%. Faktor penyebab karies
pada anak usia prasekolah yaitu frekuensi menyikat gigi anak, suplai air yang
kurang mengandung fluor, jauhnya jarak untuk akses pelayanan kesehatan gigi, diet
dan yang paling penting adalah pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi
dan mulut serta kesadarannya untuk membimbing anak (Purwaka, 2014).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada anak usia pra sekolah di Desa Jaten
menunjukan bahwa hasil pemeriksaan yang memiliki 59 anak dengan karies gigi
50%, dan dari wawancara dengan orang tua bahwa gigi anaknya terdapat lubang
dan anak sering merasa sakit gigi. Penyebab gigi anak sering merasa sakit adalah
tidak adanya pengawasan dan bimbingan orang tua tentang perawatan gigi. Orang
tua jarang memberikan pengawasan dikarenakan sedang sibuk bekerja diluar kota
sehingga minimnya pengawasan dari orang tua. Berdasarkan uraian tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna memberikan gambaran mengenai
hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dengan perilaku
perawatan gigi pada anak pra sekolah di desa jaten, kecamatan juwiring, kabupaten
klaten
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut di atas maka
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang tua Tentang Kesehatan Gigi Dengan
Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Pra Sekolah di Desa Jaten, Kecamatan
Juwiring, Kabupaten Klaten.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang perawatan gigi dengan
perawatan gigi anak usia pra sekolah di Desa Jaten, Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden diantaranya umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan pendidikan
b. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang perawatan gigi dan mulut
pada anak usia pra sekolah di Desa Jaten, Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten
c. Mengetahui perilaku perawatan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah di
Desa Jaten, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten
d. Menganalisis hubungan pengetahuan orang tua tentang perawatan gigi
dengan perawatan gigi anak usia pra sekolah di Desa Jaten, Kecamatan
Juwiring, Kabupaten Klaten
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi ilmu
pengetahuan dan pendidikan, khususnya untuk orangtua bagi anak pra sekolah pada
umumnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan motivasi orang tua agar dapat membiasakan perawatan
gigi pada anak. Serta anak dapat mempraktikan cara menggosok gigi dengan
baik dan benar.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Dengan penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan seperti dokter gigi, dokter
umum, perawat serta tenga kesehatan yang lain,nantinya dapat memberikan
pendidikan kesehatan (penkes) kepada masyarakat dan anak-anak pada usia pra
sekolah.
c. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat digunakan untuk mengaplikasikan masalah kesehatan gigi sebagai salah
satu prioritas masalah pada pendidikan kesehatan dalam pendidikan
keperawatan.
d. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan peneliti untuk
mengaplikasikan sebagai bahan pendidikan kesehatan (penkes) khususnya
untuk anak usia pra sekolah dan memberiikan gambaran kepada peneliti
selanjutnya sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian ini menjadi lebih
baik lagi.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Anitasari dan Rahayu (2005) dengan judul
penelitian hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan
siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur. Jenis penelitian ini adalah observasional. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas 1-6 SDN yang berada di Kecamatan Palaran Kotamadya
Samarinda. Sampel diplih 10 SDN dari setiap SDN dilakukan teknik pengambilan
sampel menggunakan metode stratified random sampling agar mendapatkan sampel
dari masing SDN didapatkan sebanyak 1650 siswa dari 10 SDN. Variabel frekuensi
menyikat gigi diukur dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner
sedangkan variabel tingkat kebersihan mulut diukur dengan menggunakan indeks
Oral Hygiene Index simplified (OHI-S) dengan cara observasi. Untuk analisis
bivariatnya menggunakan rumus uji chi-square. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian saya terletak pada desain penelitian, populasi dan instrumen penelitian
pada variable dependen. Populasi yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah
siswa/siswi kelas 1-6 SDN yang berada di Kecamatan Palaran Kotamadya
Samarinda, sedangkan penelitian saya anak usia pra sekolah (3-6 tahun) di Desa
Jaten, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Pada instrumen penelitian terdapat
perbedaan yang terletak pada variabel dependen, pada variabel penelitian
perawatan gigi pada anak usia pra sekolah, instrumen penelitian yang digunakan
kuesioner, sedangkan penelitian terdahulu pada variabel dependennya tingkat
kebersihan mulut diukur menggunakan indeks Oral Hygiene Index simplified
(OHI-S) dengan cara observasi.
Nono (2019) Hubungan Pengetahuan dan Perilaku ibu Tentang Deteksi Dini
Dengan Kejadian Rampan Karies Pada Anak Balita” Persamaan dengan penelitian
ini yaitu pengetahuan dan karies gigi dan perbedaan dekteksi dini dan kebersihan
gigi dan mulut. Maria (2018) dengan judul“ Hubungan Pengetahuan Tentang
Karies Gigi Dengan Motivasi Melakukan Penumpatan Gigi”. Persamaan dengan
penelitian ini yaitu variabel independent yaitu pengetahuan dan perbedaanya
dengan karies gigi.