NIM : P07134121004A
TUGAS : PARASITOLOGI
DOSEN : ERSHANDI RESNHALEKSMANA, S.Si.,M.Sc.
Latar belakang: Upaya untuk memberantas penyakit filariasis dan malaria telah
banyak dilakukan mulai dari deteksi dini, pengobatan dan pemberantasan vektor
nyamuk, namun kedua penyakit tersebut hingga saat ini belum dapat dieliminasi.
Hal ini menjadi alasan peneliti untuk menemukan keberadaan host reservoir dari
parasit filaria dan Plasmodium pada hewan-hewan non primata yang ada di
daerah endemis filariasis limfatik dan malaria yang mungkin berpotensi sebagai
sumber penularan bagi manusia.
Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu untuk menemukan hewan selain primata yang
dapat menjadi host reservoir, menemukan spesies nyamuk, dan menemukan
koinfeksi parasit penyebab filariasis limfatik dan malaria pada satu hewan dan
vektor
Metode: Pemeriksaan sampel darah hewan non primata menggunakan metode
PCR (Polymerase Chain Reaction), mikroskopis dan sequencing sedangkan
pemeriksaan parasit dalam tubuh (head-thorax) nyamuk menggunakan metode
PCR.
Hasil: Hasil penelitian menemukan 32 hewan non primata positif Plasmodium, 9
hewan positif mikrofilaria dan 2 nyamuk positif Plasmodium. Hasil pemeriksaan
menemukan bahwa:
a. Hewan selain primata yang berperan sebagai host reservoir malaria adalah
kerbau, kuda, kambing dan anjing sedangkan host reservoir filariasis adalah
kerbau dan anjing.
b. Spesies nyamuk yang berperan sebagai vektor malaria adalah Anopheles
sundaicus.
c. Parasit penyebab filariasis dan malaria ditemukan koinfeksi di hewan kerbau.
d. Parasit penyebab filariasis limfatik dan malaria tidak ditemukan koinfeksi dalam
satu vektor nyamuk.
Latar Belakang: Surra pada ternak disebabkan oleh Trypanosoma evansi (T.
evansi) dapat dikendalikan dengan dua pendekatan, yaitu tindakan pengobatan
dan pemberantasan vektor. Lalat penghisap darah (haematophagous) seperti
Stomoxys calcitrans, Hippobosca sp dan Haematobia irritans exiqua adalah vektor
mekanis surra yang berpotensi menyebarkan penyakit ini semakin meluas.
Deteksi keberadaan T. evansi dalam suatu daerah dapat dilakukan dengan cara
pemeriksaan darah pada ternak dan pada vektor.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara metode
penyimpanan sampel darah lalat dengan etanol 80% dan kertas saring guna
mendeteksi T. evansi dalam tubuh lalat (vektor surra)
Metode: Metode ini menggunakan Multiplex PCR. Sebanyak 33 ekor lalat
penghisap darah (Stomoxys calcitrans, Hippobosca sp dan Haematobia irritans
exiqua) dikoleksi dari Kabupaten Sumba Timur (5 ekor) dan Pandeglang (28 ekor).
Lalat disimpan dalam dua metode, yaitu dengan menggunakan etanol 80% (darah
berada di dalam abdomen lalat, 17 ekor) dan kertas saring (16 ekor). Genomic
DNA Mini Kit (Geneaid) digunakan untuk ekstraksi DNA genom dari sampel yang
diuji.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua lalat yang diuji (100%)
mengandung T. evansi yang ditandai dengan adanya pita DNA pada gel. Hal ini
mengindikasikan bahwa kedua metode penyimpanan tersebut tidak berpengaruh
terhadap DNA T. evansi sehingga dapat digunakan untuk analisis multiplex PCR.
Metode penyimpanan dengan kertas saring lebih praktis karena dapat
diaplikasikan langsung di lapang pada saat bersamaan dengan koleksi darah
ternak.