NIM : 041807965
4. Pasar merupakan tempat proses penjual dan pembeli saling berinteraksi untuk
menetapkan harga keseimbangan. Dalam perekonomian, kita mengenal pasar
sebagai tempat perusahaan memproduksi barang dalam skala kecil yang harus
menghadapi banyak pesaing yang memproduksi barang dalam skala besar. Di
sisi lain, ada juga pasar sebagai tempat perusahaan memproduksi barang dalam
skala besar yang harus menghadapi banyak pesaing dengan produksi barang
dalam skala kecil. Perbedaan jumlah dan besarnya skala produksi berbagai
perusahaan di suatu tempat dapat dikatakan sebagai struktur pasar. Menurut
buku Aspek Dasar Ekonomi Mikro (2006) karya Tri Kunawangsih, struktur pasar
adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang
memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja pasar. Aspek-
aspek tersebut di antaranya jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan
keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan pangsa
pasar. Beberapa Faktor yang menentukan struktur pasar, adalah:
a. Jumlah atau banyaknya perusahaan yang ada di dalam pasar Jumlah
perusahaan akan menentukan jumlah penjual. Semakin banyak perusahaan
yang memproduksi produk yang sama, maka persaingan akan semakin keras.
Hal tersebut akan mendorong produsen untuk meningkatkan kualitas
produknya semakin unggul. Dengan begitu konsumen dapat membedakan
merek dari kualitasnya.
b. Jenis barang yang diperjualbelikan Jenis barang yang dihasilkan perusahaan
juga menentukan struktur pasar yang berlaku. Misalnya barang yang
dihasilkan homogen (sama) atau justru berbeda dan tidak dapat diganti
dengan hasil produsen lain. Selain dua faktor di atas, terdapat faktor lain yang
mendukung struktur pasar, yaitu:
c. Mudah-tidaknya perusahaan masuk ke dalam pasar.
d. Kemampuang penjual dan pembeli dalam memengaruhi pasar.
e. Informasi serta pengetahuan penjual maupun pembeli terhadap pasar yang
dihadapi.
hambatan masuk di pasar ini relatif rendah. Hambatan masuk meningkat di pasar
oligopoli dan monopoli. Di kedua pasar, petahana mendominasi pasar dan bahkan
menjadi pemasok tunggal untuk kasus monopoli. Mereka akan berusaha keras untuk
mempertahankan dominasi dan mencegah pemain baru masuk dengan membangun
hambatan dan memberi sinyal pembalasan yang kuat. Secara umum, para pakar
mengklasifikasikan hambatan masuk menjadi dua:
Hambatan struktural muncul dari sifat pasar dari seperti teknologi, biaya dan
permintaan. Petahana tidak secara sengaja menciptakannya untuk menghambat
pesaing lain masuk. Beberapa contoh dari hambatan masuk struktural adalah efek
jaringan, persyaratan modal, sunk cost yang besar, penguasaan sumber daya, dan
skala ekonomi. Faktor lainnya adalah diferensiasi produk. Itu menciptakan
keuntungan bagi petahana karena pendatang harus mengatasi loyalitas merek.
Mereka harus mengembangkan produk yang menarik bagi pelanggan sehingga
bersedia untuk beralih dari produk petahana. Dalam kasus ini perusahaan tidak
menciptakannya untuk tujuan menghambat pesaing baru masuk, melainkan untuk
menciptakan keunggulan kompetitif dan membedakan penawaran dari pesaing yang
ada. Begitu juga, petahana seringkali memiliki keunggulan biaya absolut dan
mencapai struktur biaya yang rendah. Mereka menggapainya melalui berbagai
sumber termasuk manfaat dari efek pengalaman dan skala ekonomi. Dengan
struktur biaya yang rendah, mereka dapat menawarkan produk yang relatif
murah. Sebaliknya, calon pendatang baru datang biaya unit yang lebih tinggi karena
tidak ada efek pengalaman atau skala ekonomi. Itu menempatkan mereka pada
posisi yang kurang kompetitif. Selanjutnya, hambatan masuk strategis muncul dari
perilaku petahana. Secara khusus, mereka berupaya secara sengaja untuk
menciptakan penghalang masuk dan meningkatkan hambatan struktural di pasar.
Mereka juga memberi sinyal pembalasan kuat jika calon pemain masuk. Agar efektif,
upaya semacam itu harus kredibel dan dapat dipercaya. Katakanlah, petahana
menetapkan harga predatori. Predator menurunkan harga di bawah biaya rata-rata
dan beroperasi pada tingkat kerugian. Itu kredibel jika predator dapat
mempertahankannya untuk jangka waktu yang cukup lama. Pengkategorian mungkin
cukup ambigu. Beberapa hambatan struktural mungkin masuk kategori hambatan
strategis jika memang petahana mengupayakan atau menguatkannya secara
sengaja. Misalnya, sunk cost merupakan contoh hambatan struktural. Tapi, petahana
dapat meningkatkannya melalui integrasi vertikal, memaksa calon pemain baru
melakukan langkah serupa. Demikian juga, regulasi juga bisa jadi adalah hambatan
struktural. Misalnya, pemerintah membatasi persentase kepemilikan asing di industri
tertentu. Untuk menjaga dominasinya, petahana atau melalui asosiasi melobi
pemerintah untuk meningkatkan persentasenya atau menambahkan peraturan baru
demi menghambat pemain asing untuk masuk.