Anda di halaman 1dari 7

SURYAHADI SAPUTRA

NIM : 041807965

1. Manajemen strategik, setidaknya memiliki empat komponen: lingkungan bisnis,


manajemen, visi, dan strategi. Dilihat dari substansi dan prosesnya, komponen
tersebut melahirkan banyak mazhab yakni lingkungan, sumber daya, basis nilai,
ilmiah, dan prosesual. Mazhab lingkungan memberikan perhatian besar pada
lingkungan bisnis. Sebaliknya, mazhab sumber daya menilai bahwa keberhasilan
perusahaan lebih banyak ditentukan oleh penguasaan dan penggunaan sumber
daya yang dimiliki. Mazhab berbasis nilai memberikan tekanan pada pentingnya
visi sebagai sumber energi utama dalam menumbuhkembangkan perusahaan.
Mazhab rasional menyatakan bahwa manajemen strategik disusun dan
diimplementasikan sepenuhnya mengikuti proses yang logis-rasional, semuanya
terancang dengan tahapan yang jelas dan linier. Sebaliknya mazhab proses
menyatakan bahwa ada elemen seni dan intuisi dalam manajemen strategik dan
oleh karena itu selalu terbuka kemungkinan adanya dadakan dan perubahan
sesuai dengan perubahan konteksnya.
2. Manajemen strategik pada dasarnya adalah setiap usaha manajemen
membangun keunggulan dan mengurangi kelemahan perusahaan yang
diperlukan untuk mengeksploitasi peluang dan menghindari ancaman bisnis
berdasar visi yang telah dimiliki. Manajemen strategik, setidaknya, memiliki
empat komponen, yaitu: (1) analisis lingkungan bisnis yang diperlukan untuk
mendeteksi peluang dan ancaman bisnis; (2) analisis profil perusahaan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan; (3) strategi bisnis yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan (4) visi
dan misi perusahaan. Hubungan antara lingkungan bisnis dan profil perusahaan
memberikan indikasi pada apa yang mungkin dapat dikerjakan (what is possible).
Dari sini posisi perusahaan di pasar dapat diketahui. Sedangkan keterkaitan
antara analisis lingkungan bisnis, profil perusahaan, dan visi serta misi
perusahaan menunjuk pada apa yang diinginkan (what is desired) oleh pemilik
dan manajemen perusahaan. Lingkungan bisnis menyediakan peluang dan
ancaman bisnis. Dengan keunggulan bersaing yang dimiliki yang dibangun
melalui usaha menumbuhkan kekuatan perusahaan, peluang bisnis yang
tersedia akan dieksploitasi secara optimal.

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C


SURYAHADI SAPUTRA
NIM : 041807965

3. Dimulai pada awal dasawarsa delapan puluhan, manajemen strategik mendapat


perlakuan yang berbeda dengan masa sebelumnya, bahkan bertolak belakang.
Banyak pihak mulai meragukan kontribusi riil yang disumbangkan oleh
manajemen strategik. Mulai dikeluhkan tentang fungsi dan efektivitas
perencanaan manajerial jangka panjang. Di saat yang sama, juga mulai dirasakan
sulitnya melakukan eksekusi strategi seperti yang telah direncanakan. Dengan
kata lain, baik dalam dataran perencanaan maupun implementasi strategi, posisi
manajemen strategik sedang dipertanyakan. Sekalipun ketika itu, manajemen
strategik telah mulai lebih banyak memberikan perhatian pada lingkungan
eksternal dan manajemen pemasaran seiring dengan semakin meningginya
turbulensi lingkungan bisnis dan intensitas persaingan Faktor eksternal merupakan
lingkungan bisnis yang melingkupi operasi perusahaan yang dari padanya
muncul peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bisnis. Faktor ini
mencakup lingkungan industri (industry environment) dan lingkungan bisnis
makro (macro environment): ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan,
dan sosial budaya. Faktor internal meliputi semua macam manajemen
fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan
pengembangan, sistem informasi manajemen; dan budaya perusahaan
(corporate culture). Dari penguasaan faktor internal perusahaan dapat
mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki.
Analisisnya memberikan titik tekan pada negara sedang berkembang, yang
dalam banyak hal berbeda dengan negara maju. Analisis lingkungan ekonomi
meliputi analisis sumber daya alam, sumber daya manusia, modal domestik,
cadangan devisa, dan prasarana dasar. Disamping itu juga dijelaskan secara rinci
analisis lingkungan teknologi, politik, hukum, sosial budaya, dan kependudukan
juga beserta implikasi manajerialnya. Analisis lingkungan politik mencakup
variabel ideologi negara, stabilitas politik, lembaga negara, hubungan
internasional, dan peran pemerintah. Lingkungan sosial budaya mencakup
struktur dan dinamika sosial, persepsi tentang manusia, ruang dan waktu,
agama, peran gender, dan bahasa. Lingkungan kependudukan membahas
tentang tingkat pertumbuhan penduduk, struktur usia, urbanisasi, migrasi, dan
status kesehatan.

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C


SURYAHADI SAPUTRA
NIM : 041807965

4. Pasar merupakan tempat proses penjual dan pembeli saling berinteraksi untuk
menetapkan harga keseimbangan. Dalam perekonomian, kita mengenal pasar
sebagai tempat perusahaan memproduksi barang dalam skala kecil yang harus
menghadapi banyak pesaing yang memproduksi barang dalam skala besar. Di
sisi lain, ada juga pasar sebagai tempat perusahaan memproduksi barang dalam
skala besar yang harus menghadapi banyak pesaing dengan produksi barang
dalam skala kecil. Perbedaan jumlah dan besarnya skala produksi berbagai
perusahaan di suatu tempat dapat dikatakan sebagai struktur pasar. Menurut
buku Aspek Dasar Ekonomi Mikro (2006) karya Tri Kunawangsih, struktur pasar
adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang
memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja pasar. Aspek-
aspek tersebut di antaranya jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan
keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan pangsa
pasar. Beberapa Faktor yang menentukan struktur pasar, adalah:
a. Jumlah atau banyaknya perusahaan yang ada di dalam pasar Jumlah
perusahaan akan menentukan jumlah penjual. Semakin banyak perusahaan
yang memproduksi produk yang sama, maka persaingan akan semakin keras.
Hal tersebut akan mendorong produsen untuk meningkatkan kualitas
produknya semakin unggul. Dengan begitu konsumen dapat membedakan
merek dari kualitasnya.
b. Jenis barang yang diperjualbelikan Jenis barang yang dihasilkan perusahaan
juga menentukan struktur pasar yang berlaku. Misalnya barang yang
dihasilkan homogen (sama) atau justru berbeda dan tidak dapat diganti
dengan hasil produsen lain. Selain dua faktor di atas, terdapat faktor lain yang
mendukung struktur pasar, yaitu:
c. Mudah-tidaknya perusahaan masuk ke dalam pasar.
d. Kemampuang penjual dan pembeli dalam memengaruhi pasar.
e. Informasi serta pengetahuan penjual maupun pembeli terhadap pasar yang
dihadapi.

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C


SURYAHADI SAPUTRA
NIM : 041807965

Menurut Tri Kunawangsih, berdasarkan faktor-faktor di atas terdapat empat jenis


struktur pasar, yakni: Pasar persaingan sempurna, dengan jumlah penjual dan
pembeli yang banyak. Pasar monopoli, dengan jumlah penjual hanya satu (mono).
Pasar persaingan monopolistik, jumlah penjual yang cukup banyak tetapi masing-
masing memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga jual. Pasar oligopoli, jumlah
penjual sangat sedikit antara 2-10.

Masing-masing jenis pasar memiliki ciri-ciri yang berbeda. Untuk dapat


memahaminya, dapat diperhatikan tabel di bawah ini:

5. Beberapa contoh dari hambatan masuk struktural adalah efek jaringan,


persyaratan modal, sunk cost yang besar, penguasaan sumber daya, dan skala
ekonomi. Faktor lainnya adalah diferensiasi produk. Itu menciptakan
keuntungan bagi petahana karena pendatang harus mengatasi loyalitas merek.
Hambatan masuk (barriers to entry) adalah sesuatu yang menghalangi atau
memperkecil peluang perusahaan baru untuk memasuki sebuah pasar.
Hambatan muncul karena sengaja diciptakan oleh perusahaan yang ada
(petahana) seperti melalui penetapan harga predatori dan kontrol jaringan
distribusi. Atau, itu muncul karena faktor struktural atau sifat alami pasar seperti
skala ekonomi dan biaya awal yang tinggi.

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C


SURYAHADI SAPUTRA
NIM : 041807965

Pendatang baru mengancam posisi dan keuntungan petahana. Mereka membawa


kapasitas baru ke pasar, mengintensifkan persaingan dan menurunkan profitabilitas.
Mereka juga berusaha membangun basis pelanggan dan merebut pelanggan dari
petahana. Oleh karena itu, di beberapa pasar, masuknya pendatang baru
memunculkan pembalasan dari petahana. Petahana kemudian membangun
hambatan untuk mencegah pemain baru masuk ke pasar. Itu mungkin sukses dan
membuat pemain baru enggan masuk. Namun, dalam kasus yang lain, pembalasan
tersebut tidak efektif untuk mencegah pemain baru masuk ke pasar. Singkat cerita,
calon pemain baru mempertibangkan keuntungan jangka panjang ketika
memutuskan masuk ke pasar. Meski menghadapi pembalasan kuat dari petahana,
mereka kemungkinan tetap akan masuk jika keuntungan jangka panjang lebih tinggi
dari biaya untuk mengatasi rintangan.

Hambatan masuk bervariasi antar struktur pasar. Di bawah persaingan sempurna,


masing-masing perusahaan tidak memiliki kekuatan pasar. Mereka tidak dapat
mencegah pendatang baru untuk masuk ke pasar. Ketika beberapa perusahaan
memperoleh keuntungan ekonomi dalam jangka pendek, itu adalah sinyal bagi calon
pemain baru untuk masuk. Masuknya mereka ke pasar mendorong harga turun.
Penurunan harga membuat laba ekonomi menjadi nol (laba normal). Jadi, dalam
jangka panjang, hambatan masuk yang rendah membuat perusahaan di pasar
persaingan sempurna tidak dapat memperoleh laba ekonomi. Selanjutnya,
hambatan masuk sedikit lebih tinggi daripada pasar persaingan monopolistik.
Petahana berusaha membedakan penawaran mereka dengan penawaran pesaing.
Mereka memiliki beberapa kekuatan pasar. Meskipun demikian, karena pasar terdiri
dari banyak pemain dan tidak ada yang mendominasi, pembalasan maupun

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C


SURYAHADI SAPUTRA
NIM : 041807965

hambatan masuk di pasar ini relatif rendah. Hambatan masuk meningkat di pasar
oligopoli dan monopoli. Di kedua pasar, petahana mendominasi pasar dan bahkan
menjadi pemasok tunggal untuk kasus monopoli. Mereka akan berusaha keras untuk
mempertahankan dominasi dan mencegah pemain baru masuk dengan membangun
hambatan dan memberi sinyal pembalasan yang kuat. Secara umum, para pakar
mengklasifikasikan hambatan masuk menjadi dua:

1. Hambatan masuk struktural


2. Hambatan masuk strategis

Hambatan struktural muncul dari sifat pasar dari seperti teknologi, biaya dan
permintaan. Petahana tidak secara sengaja menciptakannya untuk menghambat
pesaing lain masuk. Beberapa contoh dari hambatan masuk struktural adalah efek
jaringan, persyaratan modal, sunk cost yang besar, penguasaan sumber daya, dan
skala ekonomi. Faktor lainnya adalah diferensiasi produk. Itu menciptakan
keuntungan bagi petahana karena pendatang harus mengatasi loyalitas merek.
Mereka harus mengembangkan produk yang menarik bagi pelanggan sehingga
bersedia untuk beralih dari produk petahana. Dalam kasus ini perusahaan tidak
menciptakannya untuk tujuan menghambat pesaing baru masuk, melainkan untuk
menciptakan keunggulan kompetitif dan membedakan penawaran dari pesaing yang
ada. Begitu juga, petahana seringkali memiliki keunggulan biaya absolut dan
mencapai struktur biaya yang rendah. Mereka menggapainya melalui berbagai
sumber termasuk manfaat dari efek pengalaman dan skala ekonomi. Dengan
struktur biaya yang rendah, mereka dapat menawarkan produk yang relatif
murah. Sebaliknya, calon pendatang baru datang biaya unit yang lebih tinggi karena
tidak ada efek pengalaman atau skala ekonomi. Itu menempatkan mereka pada
posisi yang kurang kompetitif. Selanjutnya, hambatan masuk strategis muncul dari
perilaku petahana. Secara khusus, mereka berupaya secara sengaja untuk
menciptakan penghalang masuk dan meningkatkan hambatan struktural di pasar.
Mereka juga memberi sinyal pembalasan kuat jika calon pemain masuk. Agar efektif,
upaya semacam itu harus kredibel dan dapat dipercaya. Katakanlah, petahana
menetapkan harga predatori. Predator menurunkan harga di bawah biaya rata-rata

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C


SURYAHADI SAPUTRA
NIM : 041807965

dan beroperasi pada tingkat kerugian. Itu kredibel jika predator dapat
mempertahankannya untuk jangka waktu yang cukup lama. Pengkategorian mungkin
cukup ambigu. Beberapa hambatan struktural mungkin masuk kategori hambatan
strategis jika memang petahana mengupayakan atau menguatkannya secara
sengaja. Misalnya, sunk cost merupakan contoh hambatan struktural. Tapi, petahana
dapat meningkatkannya melalui integrasi vertikal, memaksa calon pemain baru
melakukan langkah serupa. Demikian juga, regulasi juga bisa jadi adalah hambatan
struktural. Misalnya, pemerintah membatasi persentase kepemilikan asing di industri
tertentu. Untuk menjaga dominasinya, petahana atau melalui asosiasi melobi
pemerintah untuk meningkatkan persentasenya atau menambahkan peraturan baru
demi menghambat pemain asing untuk masuk.

TT1 _ EKMA 4414 MANAJEMEN STRATEGIKMANAJEMEN/ 5C

Anda mungkin juga menyukai