Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Unsur Transisi Periode Ketiga

Unsur periode 3 adalah unsur-unsur pada baris (atau periode) ketiga tabel periodik. Tabel


periodik disusun dalam baris-baris untuk menggambarkan keberulangan tren (periodik) sifat
kimia unsur-unsur seiring kenaikan nomor atom: baris baru dimulai ketika tabel periodik
melompati suatu baris dan perilaku kimia mulai berulang, artinya unsur-unsur dengan sifat yang
sama jatuh pada kolom yang sama. Periode ketiga terdiri dari delapan
unsur: natrium, magnesium, aluminium, silikon, fosfor, belerang, klor, dan argon. Dua pertama,
natrium dan magnesium, adalah anggota blok-s tabel periodik, sementara lainnya adalah
anggota blok-p. Perlu dicatat bahwa sudah ada subkulit 3d, tetapi belum terisi hingga periode 4,
hal semacam ini memberi bentuk karakteristik pada tabel periodik "dua baris dalam satu waktu".
Seluruh unsur periode 3 terdapat di alam dan memiliki setidaknya satu isotop stabil.

1
2. Letak Unsur Transisi Periode Ketiga di Sistem Periodik
Unsur
A. Natrium

11 Na Natrium Logam alkali [Ne] 3s1


Natrium atau sodium  (Na) adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang
termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dia sangat reaktif, apinya
berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air. Natrium
memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99. Terletak pada golongan IA.

B. Magnesium

12 Mg Magnesium Logam alkali tanah [Ne] 3s2


 Magnesium (Mg) adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi,
serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium memiliki nomor
atom 12 dan berat atom 24,31. Terletak pada golongan IIA.
C. Aluminium

2
13 Al Aluminium Logam pasca transisi [Ne] 3s2 3p1
Aluminium (Al) adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling
Sulfur atau belerang (S) berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor atom 13 dan berat atom
26,98. Terletak pada golongan IIIA.
D. Silikon

14 Si Silikon Metaloid [Ne] 3s2 3p2


Silikon (Si) adalah elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya. Lebih dari
90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling
melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen. Silikon memiliki nomor atom 14
dan berat massa 28,09. Terletak pada golongan IVA.
E. Fosforus

15 P Fosfor Nonlogam poliatomik [Ne] 3s2 3p3


Fosfor (P) berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida
(ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur
dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15 dan berat massa 30,97. Terletak pada golongan
VA.
F. Belerang

16 S Belerang Nonlogam poliatomik [Ne] 3s2 3p4

3
Belerang (S) adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat
padat kristalin kuning. Belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineral sulfida dan sulfat. Belerang memiliki nomor atom 16 dan berat massa 32,06. Terletak
pada golongan VIA.

G. Klor

17 Cl Klor Nonlogam diatomik [Ne] 3s2 3p5


Klor (Cl) adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang
sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan,
termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok halogen berbentuk gas, klorin berwarna kuning
kehijauan, dan sangat beracun. Klor memiliki nomor atom 17 dan berat massa 35,45. Terletak
pada golongan VIIA.

H. Argon

18 Ar Argon Gas mulia [Ne] 3s2 3p6


Argon (Ar) adalah elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon merupakan
kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.  Argon
memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95. Terletak pada golongan VIIIA

4
3. Sifat Unsur Transisi Periode Ketiga

Sifat-sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar
Jumlah elektron 1 2 3 4 5 6 7 8
valensi
Jari-jari atom 1,86 1,60 1,43 1,32 1,10 1,03 1,00 0,95
Energi pengionan 520 738 577 786 1.012 999 1.256 1.520
pertama
Afinitas elektron -52,9 ≤0 -42,5 -134 -72,0 -200 -349 1,78
Keelektronegatifan 0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 -
Titik leleh 97,8 689 660 1.410 44,1 115 -101 -189,4
Titik didih 904 1.105 2.519 3.280 277 444 -35 -185,9
Kerapatan 970 1.740 2.702 2.330 1.820 2.070 3,214 1,78
Kekerasan 0,5 2,5 2,75 6,6 - - - -
Fasa Padat Padat Padat Padat Padat Padat Gas Gas

a. Jari-Jari Atom

Jari – jari atom adalah  jarak antara inti atom ke kulit terluar yang ditempati  elektron. Jari-jari
atom unsur periode 3 dari Na ke Ar semakin kecil, karena dari kiri ke kanan jumlah nomor atom
bertambah dan tidak diikuti pertambahan jumlah kulit sehingga nomor kulit unsur di periode 3.
Hal ini menyebabkan jumlah elektron valensi bertambah sehingga gaya tarik menarik  antar inti   
dengan elektron-elektronnya semakin kuat. Oleh karena itu jari-jari atom unsur-unsur perioda
ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang.

          b. Energi ionisasi

Energi Ionisasi adalah  energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron pada kulit terluar
yang terikat lemah ke inti dalam fasa gas. Energi ionisasi dari Na ke Ar cenderung semakin
besar. Namun  terjadi penyimpangan pada Al dan S . Seharusnya  energi  ionisasi Al > Mg dan 
energi ionisasi  S > P. Tapi kenyataannya  energi ionisasi Al < Mg dan energi ionisasi S < P. Hal
ini terjadi karena unsur Mg  memiliki elektron valensi 3s2  yang menunjukkan orbital 3s terisi
penuh sehingga stabil   dan P memiliki elektron valensi  3s2 3p3  yang menunjukkan  orbital 3s
terisi penuh dan orbital 3p terisi setengah penuh sehingga stabil. Oleh karena itu Mg dan P
membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepaskan elektronnya

          c. Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan satu atom netral dalam wujud gas
ketika menerima satu elektron dari atom lain untuk membentuk anion (ion negatif). Afinitas
elektron dari Na ke Cl terjadi penyimpangan pada Al dan P . Hal ini karena muatan inti yang
semakin positif dan jari – jari atom semakin kecil. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik
antara inti dengan elektron yang ditambahkan semakin kuat sehingga afinitas elektronnya
bertambah.

5
         d. Kelektronegatifan 

Keelektronegatifan adalah  suatu ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam
suatu ikatan kimia.Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan (Na ke
Cl) semakin besar. Hal ini karena  muatan inti bertambah positif dan jari – jari atom
berkurang, keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron semakin kuat,
akibatnya kemampuan atom untuk menarik elektron semakin besar. Unsur-unsur
yangkelektronegatifan kecil cenderung bersifat logam (elektropositif). Sehingga sifat logam dari
Na ke Ar semakin berkurang karena keelektronegatifannya semakin besar

    2.  Sifat Kimia

         a. Sifat reduktor/oksidator 

Jari-jari atom dari Na ke Cl semakin kecil berarti semakin sukar melepaskan elektron. Semakin
mudah melepaskan elektron   semakin kuat pereduksinya, sebaliknya semakin sukar melepaskan
elektron   semakin kuat oksidasi. Dengan demikian semakin ke kiri reduktor makin kuat.

         b. Sifat logam dan nonlogam

Sesuai dengan sifat reduktornya, maka semakin ke kiri sifat logam semakin kuat.

         c.  Sifat asam dan basa 

Sesuai dengan kekuatan logam, semakin ke kiri semakin kuat, maka sifat basa semakin ke kiri
semakin kuat.

6
4. Reaksi Unsur Transisi Periode Ketiga
 Reaksi dengan Air
1.      Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan
larutan NaOH yang tak berwarna.
2Na + 2H2O → 2NaOH + H2

2.        Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap
air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan
tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke
permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium
dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida
dan hidrogen.
Mg + 2H2O → Mg(OH)2 + H2

3.      Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida.
Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya,
membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
2Al + 3H2O → Al 2 O 3 + 3H2

4. Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak
reaktif. Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu
tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen. Tapi juga mungkin untuk membuatnya
menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan
produk yang sama.
Si + 2H2 O → SiO 2 + 2H2

5.      Fosfor dan sulfur


Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.

6.      Klor

7
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna hijau. Terjadi
reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.
Cl2 + H2O ↔ HCL + HOCL 

7.      Argon
Argon tidak bereaksi dengan air.

 Reaksi dengan Klor


1.      Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
2Na + Cl2 → 2NaCl

2.      Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
Mg + Cl2 → MgCl2

3.      Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium
foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan
alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah
dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
2Al + 3Cl2 → 2 AlCl3

4.      Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi
menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang
berasap dan dapat terkondensasi.
Si+ 2Cl2 → SiCl4

5.      Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan
fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida. Fosfor (III) klorida adalah cairan tak
berwarna yang berasap. Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
P4 + 6Cl2 → 4PCl3

8
6.      Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan
berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
2S + Cl2 → S2Cl2

7.      Klor dan Argon


Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi
dengan klor.
 Reaksi dengan Oksigen
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas
oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :

1.      Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara dapat
bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala
berwarna kuning.
 4 Na(s) +  O2(g) → 2 Na2O(s)

2.      Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala
berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.
2 Mg(s) +  O2(g) → 2 MgO(s)

3.      Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya
yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium
ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana
putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
Al(s) +  3 O2(g) → 2 Al2O3(s)

4.      SilikonOksida (Silika)
Si(s) +  O2(g) → SiO2(s)

5.      Fosfor (V) Oksida


Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan
menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.

9
6.      Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida
Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan menghasilkan gas Belerang
Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang
dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas Belerang Trioksida
(SO3).
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini
menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
S(s) +  O2(g) → SO2(g)
2SO2(g) +  O2(g) → 2SO3(g)

7.      Klor (VII) Oksida dan Argon


Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen.
Cl2(g) +  7 O2(g) → 2 Cl2O7(g)

8.      Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen.

5. Senyawa dan Kegunaan Unsur Transisi Periode Ketiga


A. Natrium
Senyawa natrium memiliki kepentingan komersial yang sangat besar, terutama bagi industri yang
memproduksi kaca, kertas, sabun, dan tekstil.

 NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk


 Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
 Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
 Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
 NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
 NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
 Memurnikan logam K, Rb, Cs
 NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
Dalam senyawa, natrium biasanya berikatan ionik dengan air dan anion, serta dianggap sebagai
sebuah asam Lewis kuat.
B. Magnesium
Senyawa magnesium, terutama magnesium oksida (MgO), digunakan sebagai bahan refraktori
pada tanur untuk memproduksi besi, baja, logam nonfero [en], kaca, dan semen. Magnesium
oksida dan senyawa magnesium lainnya juga digunakan dalam industri pertanian, kimia, dan

10
konstruksi. Magnesium oksida dari kalsinasi digunakan sebagai isolator listrik dalam kabel
tembaga berisolasi mineral.
• Magnesium bereaksi dengan alkil halida menghasilkan pereaksi Grignard, yang sangat
berguna untuk pembuatan alkohol.
• Garam magnesium (MgSO4) dimasukkan ke dalam beragam makanan, pupuk
(magnesium adalah komponen penyusun klorofil), dan media biakan mikrob.
• Magnesium sulfit (MgSO3) digunakan dalam pabrikasi kertas (proses sulfit).
• Magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) digunakan untuk membuat kayu tahan api yang
digunakan dalam konstruksi.
• Magnesium heksafluorosilikat digunakan untuk anti ngengat pada tekstil.

C. Aluminium
Senyawa aluminium juga digunakan secara luas di berbagai bidang. Aluminium klorida dan
aluminium sulfat digunakan sebagai koagulan dalam proses penjernihan dan pemurnian air.
Aluminium hidroksida digunakan sebagai bagian dari obat maag. Senyawa-senyawa aluminium
lainnya digunakan sebagai amplas dan batu bata tahan api.
Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri,
antara lain:
• Tawas, KAl(SO4)2.12H2O digunakan untuk mengendapkan kotoran pada penjernihan
air.
• Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan dalam industri kertas dan mordan (pengikat
dalam pencelupan).
• Zeolit Na2O Al2O3.2SiO2 digunakan untuk melunakkan air sadah.
• Aluminium Al2O3 untuk pembuatan aluminium, pasta gigi, industri keramik, dan
industri gelas.

D. Silikon
Silikon membentuk senyawa biner yang disebut dengan silisida dengan banyak elemen logam
yang nantinya menghasilkan senyawa dengan sifat yang beragam, misalnya magnesium silisida,
Mg2Si yang sangat reaktif sampai senyawa tahan panas seperti molibdenum disilisida, MoSi2.
• Silikon karbida, SiC (karborundum) adalah padatan keras, tahan panas.
• Silana, SiH4, adalah gas firoforik dengan struktur tetrahedral mirip dengan metana, CH4.
Senyawa murninya sendiri tidak bereaksi dengan air ataupun asam lemah, tetapi jika
bereaksi dengan alkali maka langsung akan terjadi hidrolisis. Ada kelompok silikon
hidrida terkatenasi yang membentuk senyawa yang homolog, SinH2n+2 dengan n
berkisar 2–8. Semua senyawa ini mudah terhidrolisis dan tidak stabil, terutama pada
senyawa suku tinggi.
• Disilena, senyawa yang berisi ikatan rangkap dua silikon-silikon (mirip alkena) dan
secara umum sangat reaktif, memerlukan gugus subtituen yang besar untuk
menstabilkannya. Disiluna, senyawa dengan silikon-silikon rangkap tiga pertama kali
didapatkan tahun 2004, meski senyawanya berbentuk non-linear, ikatannya tidak sama
dengan alkuna.

11
• Tetrahalida, SiX4, adalah senyawa yang dapat dibentuk dengan semua halogen.[33]
Silikon tetraklorida, misalnya, dapat bereaksi dengan air, tak sama dengan homolognya,
karbon tetraklorida. Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi dengan suhu tinggi
antara silikon dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa dengan karbena sehingga
senyawa ini adalah senyawa reaktif. Silikon difluorida terkondensasi untuk membentuk
senyawa polimer(SiF2)n.
• Silikon dioksida adalah padatan tahan panas berbentuk kristal; mineral yang paling
umum adalah quartz. Pada mineral quartz, setiap atom silikon dikelilingi oleh empat atom
oksigen yang menjembatani atom silikon lainnya untuk membentuk kisi tiga dimensi.
Silika dapat larut dalam air pada suhu tinggi untuk membentuk senyawa asam
monosilikat, Si(OH)4.
• Dengan kondisi yang sesuai, asam monosilikat dapat terpolimer untuk membentuk asam
silikat yang lebih kompleks, muali dari senyawa kondensasi paling sederhana, asam
disilikat (H6Si2O7) sampai struktur kompleks yang menjadi basis banyak mineral silikat
yang disebut asam polisilikat {Six(OH)4–2x}n.
Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone. Silikon dalam bentuk mineral dikenal
pula sebagai zat kersik.
Sebagian besar silikon digunakan secara komersial tanpa dipisahkan, terkadang dengan
sedikit pemrosesan dari senyawanya di alam. Contohnya adalah pemakaian langsung batuan,
pasir silika, dan tanah liat dalam pembangunan gedung. Silika juga terdapat pada keramik.
Banyak senyawa silikon modern seperti silikon karbida yang dipakai dalam pembuatan keramik
berdaya tahan tinggi. Silikon juga dipakai sebagai monomer dalam pembuatan polimer sintetik
silikone.
E. Fosfor
Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti
• Zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak
• Zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan.
• Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT) dan
lampu pendar.
• Kegunaan fosforus yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas
digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida, odol, dan
deterjen.

F. Belerang
a. Senyawa SO2
Senyawa SO2 (sulfur dioksida) merupakan gas yang tidak berwarna, namun memiliki bau
khas yang dapat membuat mata perih dan merusak saluran pernapasan. Senyawa SO2 terbentuk
dari pembakaran batu bara yang mengandung belerang dan pemanggangan bijih sulfida.
Pembakaran batu bara yang mengandung sulfida
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)

12
Pemanggangan bijih sulfida
2FeS2 (s) + O2 (g) → Fe2O2 (s) + 4SO2 (g)
Senyawa SO2 sangat larut dalam air, sehingga supaya tidak larut maka perlu dialirkan melalui
kapur yang lembap. Dengan reaksi sebagai berikut:
CaCO3 (s) + SO2 (g) → CaSO3 (s) + CO2 (g)
b. Senyawa SO3
Senyawa SO3 adalah padatan yang mudah menguap, senyawa SO3 dibuat dengan cara
oksidasi SO2 dengan oksigen secara spontan. Proses oksidasi ini berjalan sangat lambat karena
SO2 sangat stabil. Untuk mempercepat proses oksidasi, tambahkan katalis vanadium (V)
oksidasi ke dalamnya.
2 SO2 (g) + O2 (g) → 2SO3 (g) ∆H = -98 kJ mol-1
Kemudian menghasilkan SO3 yang bereaksi dengan air menghasikan H2SO4.
SO3 (g) + H2O (g) → H2SO4 (l) ∆H = -130 kJ mol-1
Asam sulfat banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk (pupuk fosfat), cat,
detergen, sabun, serta serat alami atau buatan. Senyawa belerang secara garis besar dapat dibagi
menjad senyawa belerang organik dan anorganik. Senyawa belerang anorganik di antaranya
sebagai berikut:
• Sulfida (S2-), merupakan ion yang berasal dari kadmium sulfida (CdS).
• Sulfit (SO32-), garam asam sulfit (H2SO3) yang dihasilkan dengan cara melarutkan SO2
ke dalam air. Asam sulfat dan asam sulfit merupakan zat pereduksi yang kuat. Zat lain
yang diturunkan dari SO2 meliputi pirolusit atau ion metabisulfit (S2O52-).
• Sulfat (SO42-), garam asam sulfat. Asam sulfat juga bereaksi dengan SO3 dalam
perbandingan yang sama membentuk asam pirolusit (H2S2O7).
• Kegunaan belerang dioksida adalah sebagai berikut:
• Sebagai bahan pengelantang untuk bulu domba, sutra, spons, domen, dan gula tebu.
• Sebagai bahan untuk membersihkan botol-botol dan bejana-bejana anggur.
• Sebagai bahan untuk memberantas penyakit pes di darat dan di kapal-kapal laut.
• Digunakan untuk memurnikan beberapa jenis minyak tanah.

G. Klor
Klor adalah senyawa penting pada bidang industri, pertanian, obat obatan dan rumah tangga.
Berikut beberapa kegunaan dari senyawa klor:
• Natrium hipoklorit (NaClO) digunakan sebagai pemutih.
• Sebagai bahan baku pembuatan kaporit Ca(OCl)2. Bahan ini merupakan bahan pemutih
yang digunakan untuk produk pakaian.
• Cl2 dipakai sebagai desinfektan
• KCl digunakan sebagai pupuk
• ZnCl2 digunakan sebagai solder.

13
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai
• Kalium klorat digunakan sebagai zap pengoksidasi, bahan baku pembuatan petasan dan
korek api.
• Kegunaan Klor Sebagai Pelarut, Antiseptik dan Plastik.
a. Sebagai pelarut
Senyawa klor yang digunakan sebagai pelarut adalah CCl4. CCl4 merupakan senyawa
nonpolar yang dapat melarutkan senyawa nonpolar lain yang tidak larut dalam air. Selain CCl4,
CCl3 juga digunakan sebagai cairan untuk melarutkan tippex dan dan juga pembuat tinner.
b. Sebagai Antiseptik
Senyawa klor yang banyak digunakan sebagai desinfektan adalah trikloro fenol. Senyawa
ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi dan WC. Selain itu ada juga desinfektan senyawa
klor yang terkenal dan dapat diproduksi secara besar besaran yaitu diklori difenil dikloroetana.
Senyawa ini bahkan dapat membunuh nyamuk, kecoa dan binatang binatang kecil yang
mengganggu. Tetapi ternyata tersebut tidak hanya berbahaya terhadap binatang penggangu,
tetapi juga binatang ternak dan peliharaan bahkan manusia. Sehingga produksi dan penggunaan
senyawa ini sudah dilarang.
c. Plastik
Salah satu jenis plastik yang menggunakan senyawa klkr adalah PVC ( polivinil klorida).
PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, dan pipa pralon.
H. Argon
Digunakan dalam bola lampu pijar listrik dan tabung fluoresen pada tekanan sekitar 400
Pa, tabung pengisian cahaya , tabung kilau dan lain-lain. Argon juga digunakan sebagai gas inert
yang melindungi dari bunga api listrik dalam proses pengelasan, produksi titanium dan unsur
reaktif lainya, dan juga sebagai lapisan pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan
germanium.

14
BAB III
KESIMPULAN
Unsur periode 3 adalah unsur-unsur pada baris (atau periode) ketiga tabelperiodik. Tabel
periodik disusun dalam baris-baris untuk menggambarkankeberulangan tren (periodik) sifat
kimia unsur-unsur seiring kenaikan nomor atom:baris baru dimulai ketika tabel periodik
melompati suatu baris dan perilaku kimia mulaiberulang, artinya unsur-unsur dengan sifat yang
sama jatuh pada kolom yang sama.
Periode ketiga terdiri dari delapan unsur: natrium, magnesium, aluminium,silikon, fosfor,
belerang, klor, dan argon. Dua pertama, natrium dan magnesium,adalah anggota blok-s tabel
periodik, sementara lainnya adalah anggota blok-p. Perludicatat bahwa sudah ada subkulit 3d,
tetapi belum terisi hingga periode 4, halsemacam ini memberi bentuk karakteristik pada tabel
periodik "dua baris dalam satuwaktu". Seluruh unsur periode 3 terdapat di alam dan memiliki
setidaknya satu isotopstabil.

15
DAFTAR PUSTAKA
IUPAC (ed.). "chemical element". International Union of Pure and AppliedChemistry.
doi:10.1351/goldbook.C01022 (Diakses pada 03-11-2019)
https://scienceaid.co.uk/chemistry/inorganic/period3.html (Diakses pada 01-11-2019)
http://www.gly.uga.edu/railsback/Fundamentals/ElementalAbundanceTableP.pdf (Diakses pada
01-11-2019)
Housecroft, C. E.; Sharpe, A. G. (2008). Inorganic Chemistry (edisi ke-3rd).Prentice Hall. hlm.
305306. ISBN 978-0131755536.
Sifat Unsur Periode 3, Ilmu Kimia: https://www.ilmukimia.org/2012/12/sifat-unsur-periode-
3.html (Diakses pada 02-11-2019)
Chemistry Explained:Ash, Russell (2005). The Top 10 of Everything 2006: TheUltimate Book of
Lists. Dk Pub. ISBN 0-7566-1321-3.
Chemistry Explained:Anthoni, J Floor (2006). "The chemical composition ofseawater".
Chemistry Explained:Shakhashiri, Bassam Z. "Chemical of the Week:Aluminum". Science is
Fun.
Chemistry Explained:Nave, R. Abundances of the Elements in the Earth'sCrust, Georgia State
University
Chemistry Explained:Herbert Diskowski, Thomas Hofmann "Phosphorus" inUllmann's
Encyclopedia of Industrial Chemistry 2005, Wiley-VCH,
Weinheim.doi:10.1002/14356007.a19_505 (Diakses pada 02-11-2019)
Chemistry Explained:Greenwood, N. N.; & Earnshaw, A. (1997). Chemistry ofthe Elements
(2nd Edn.), Oxford:Butterworth-Heinemann. ISBN 0-7506-3365-4.
Chemistry Explained: "Magnesium in health".
Chemistry Explained:Aluminum Compounds, Inorganic.doi:10.1002/14356007.a01_527.pub2.
(Diakses pada 02-11-2019)
Chemistry Explained:Nielsen, Forrest H. (1984). "Ultratrace Elements inNutrition". Annual
Review of Nutrition. 4: 21
41.doi:10.1146/annurev.nu.04.070184.000321. PMID 6087860. (Diakses pada02-11-2019)

16

Anda mungkin juga menyukai