I. Pendahuluan
Psikolinguistik adalah suatu studi mengenai penggunaan bahasa dan perolehan bahasa
oleh manusia. Dari definisi ini terlihat ada dua aspek yang berbeda, yaitu perolehan yang
menyangkut bagaimana seseorang, terutama anak-anak belajar bahasa dan pengunaan yang
artinya penggunaan bahasa oleh orang dewasa normal. Levelt juga membagi Psikolinguistik
persepsi orang dewasa bahasa dan bagaimana ia memproduksi bahasa. Mempelajari juga
mengenai proses kognitif yang mendasarinya pada waktu seseorang menggunakan bahasa.
pada anak-anak dan orang dewasa, baik perolehan bahasa pertama maupun bahasa kedua.
yang harus belajar dua bahasa secara bersamaan atau bagaimana seorang anak belajar bahasa
pertama, dan teknik-teknik pengajaran bahasa yang bagaimana yang dapat mengurangi
kehidupan sehari-hari pada orang dewasa ataupun pada anak-anak. Psikolinguistik terapan
Psycholinguistics.
bahasa, yaitu studi mengenai system-sistem yang ada pada manusia yang dapat menjelaskan
bagaimana manusia dapat menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana ia dapat
mengekpresikan ide-idenya sendiri melalui bahasa, baik secara tertulis maupun lisan.
Ada dua komponen yang menjadi objek studi psikolinguistik, yaitu manusia dan
bahasa. Psikolinguistik lahir dari perkawinan dua disiplin, yaitu psikologi yang membahas
tingkah laku manusia dan linguistik yang membahas bahasa sebagai suatu sistem pola tingkah
kemampuan bahasa itu berkembang atau bagaimana seorang anak belajar bahasa.
disusun, tentang makna kata (semantik), pengucapan kata (fonologi) dan lain lain. Oleh karena itu
penulis mencoba menjelaskan secara singkat bagaimana perkembangan fonologi,
II. Pembahasan
memproduksi tangisan atau bunyi cooing. Kemudian pada usia antara 5 dan 6 bulan
bayi mulai mengoceh. Pada perkembangan fonologi ada yang disebut periode bablling
menjadi suatu sequence silaba, umpamanya ba, ba, ba, ma, ma, ma,. Kemudian ada
yang disebut uniformitas pada anak-anak dengan berbagai bahasa, dalam hal bunyi-
bunyi pertama yang mereka produksi, yaitu konsonan p atau m, vokal belakang a
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat bahasa dalam kehidupan. Salah satu
perubahan yang dirasakan dalam bahasa adalah perkembangan makna. Perkembangan makna dalam hal
ini harus diberi jangkauan (cakupan) perubahan, perluasan dan penyempitan, serta pergeseran makna.
Perubahan makna dapat terjadi sebagai akibat perkembangan makna oleh pemakai bahasa.
Perkembangan makna sejalan pula dengan perkembangan pikiran manusia, karena manusia yang
menggunakan bahasa. Oleh karena itu, apabila bahasa berkembang, makna turut berkembang pula. Jadi,
pernyataan “Language moves down time in a current of its own meaning” (Ullmann, 1972) merupakan
hakikat perkembangan bahasa dalam kehidupan dapat dirasakan terutama melalui kosakata dan hal ini
sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Djajasudarma (1993). Perubahan makna ini menjadi
jangkauan semantik historis, dan perubahan makna dapat terjadi melalui hubungan sintagmatik, rumpang
dalam kosa kata, peralihan dari pengacuan yang konkrit menjadi abstrak, timbulnya gejala sinestesia dan
penerjemahan harfiah (Palmer, 1976). Di pihak lain perubahan makna sebagai akibat kebahasaan
(linguistic causes), kesejarahan, sebab sosial, psikologis, pengaruh bahasa asing, dan karena keperluan
kata-kata baru. Sebab linguistik berhubungan dengan faktor kebahasaan, baik yang berhubungan dengan
tataran bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana) maupun luar bahasa.