Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU DESA GENDINGAN

DISUSUN OLEH:

ULFA TANTRIYANNA
NIM. 015.21.19.613

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAHAN KABUPATEN NGAWI
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Setiap orang tua tentunya menginginkan anak mereka mengalami masa


tumbuh kembang yang optimal, dimana pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan potensi pada anak tersebut. Tumbuh kembang sebenarnya
mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan, yaitu
Pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) (Nilawati, 2014).
Menurut Soetjiningsih, Pertumbuhan merupakan perubahan yang menyangkut
segi kuantitatif, perubahan besar, dan jumlah, sebagai contoh adalah
peningkatan dalam ukuran struktur fisik yang berubah menjadi besar sehingga
ukuran berubah. Keadaan ini biasanya dapat diukur melalui penimbangan
(gram atau kilogram) dan pengukuran tinggi badan (cm atau meter).
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh
sehingga memenuhi fungsinya (Ramadhanty, 2019). Pertumbuhan dan
perkembangan anak sangatlah penting, tercapainya perkembangan yang
optimal pada anak tergantung dengan potensi biologis yang ditandai dengan
berkembangnya kemampuan dan ketrampilan motorik. Periode penting dalam
tumbuh kembang anak adalah pada masa balita, karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Masa lima tahun pertama adalah masa keemasan (golden period), jendela
kesempatan (window opportunity), dan masa kritis (critical periode)
(Rhomadona, 2020).

Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dini intervensi tumbuh kembang pada anak


saat ini di perkuat melalui Permenkes RI nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak dan Permenkes RI nomor 66 Tahun 2014 yang menyatakan
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan anak melalui Stimulasi Deteksi

1
intervensi Dini Tumbuh Kembang merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan yang dilakukan terhadap bayi, anak balita serta anak pra sekolah
yang ditujukan untuk meningkatkan kelangsungan serta kualitas hidup anak.
(Kemenkes RI, 2014). Keterlambatan pertumbuhan perkembangan merupakan
masalah serius bagi negara maju maupun negara berkembang di dunia. Seperti
keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif beberapa
tahun ini meningkat, angka kejadian di Amerika Serikat sekitar 12-16%, di
Argentina 22%, dan Hongkong sekitar 23% (Usman et al., 2014), kejadian ini
juga terjadi di Kanada dan Selandia Baru terdapat 5-7% anak mengalami
gangguan perkembangan sosial. Sementara gangguan perkembangan di
Thailand sekitar 37,1% dan India 19,8%. Keterlambatan perkembangan anak
banyak terjadi disekitar wilayah Asia Afrika (Parise et al., 2016) dan
Indonesia sekitar 13-18% (Ginting, 2017). Dengan demikian sebagai calon
generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu mendapat
perhatian serius. Pembinaan pertumbuhan dan perkembangan perlu dilakukan
secara komprehensif dan berkualitas dengan kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan pada pertumbuhan dan perkembangan balita
(Depkes RI,2005:1 dalam (Ginting, 2017))

Menurut World Health Organization (WHO) tahun [CITATION KEM18 \n \l


1033 ] data prevalensi balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan adalah 28,7% dan Indonesia termasuk kedalam Negara ketiga
dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia
Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005
- 2017 adalah 36,4%. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 terlihat bahwa dari
82.661 balita yang dilakukan penimbangan berat badan secara Nasional,
terdapat prevalensi berat kurang (underweight) sebanyak 19,6%, yaitu terdiri
dari 5,7% gizi buruk, serta 13,9% gizi kurang. Data ini masih jauh dari
harapan SGDs 2018 untuk pravelensi gizi buruk dan gizi kurang diatas angka
21,2% - 33,1% diantaranya adalah NTB, Sumatra Utara dan Jambi (Kadek
Dwi Ariesthi, 2020). Di Jawa Timur balita umur 0-59 bulan sekitar 16,78%
dengan 3,35%, mengalami gizi buruk dan mengalami kurang gizi 13,43%. Di

2
Ngawi balita berumur 0-59 bulan mengalami 2,69% gizi buruk,dan
mengalami kurang gizi 14,54% (Rikesdas Jawa Timur, 2018).

Setiap anak memiliki potensi yang dapat dikembangkan secara optimal


apabila dikembangkan sejak dini melalui pemenuhan kebutuhan kesehatan,
gizi yang memadai, dan pelayanan pengasuhan yang tepat. Anak sebagai
individu tidak akan bisa berkembang tanpa bantuan orangtua maupun
keluarga, dengan demikian orang tua adalah kunci utama dari keberhasilan
anak. Melalui orang tua anak bisa mengembangkan aspek pribadinya. Dalam
hal ini orang tua bukan hanya melahirkan anaknya namun juga mengasuh,
melindungi dan memberikan kasih sayang kepada anak. Saat ini orang tua
perlu melakukan pengawasan tumbuh kembang pada anak agar tidak
mengalami gejala penyimpangan tumbuh kembang yang berpengaruh kepada
anak untuk kedepannya (City, 2021). Pada umumnya anak memiliki pola
perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak (P,Moonik et al., 2015). Secara umum
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetik,
faktor lingkungan prenatal (seperti: gizi ibu hamil, mekanis, zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunisasi dan anoksia embrio), faktor
lingkungan postnatal terdiri dari faktor biologis (seperti: ras, jenis kelamin,
umur, status gizi, perawatan kesehatan, status imunisasi, riwayat kesehatan,
fungsi metabolisme, dan hormon), Sedangkan faktor fisik terdiri dari (sanitasi
lingkungan , cuaca, keadaan rumah dan radiasi), faktor psikososial (seperti:
stimulasi, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak dan orang tua), faktor
keluarga dan adat istiadat (seperti: pendapatan orang tua, pendidikan orang
tua, pengetahuan ibu dan jumlah saudara) (Soetjiningsih, Dr. & IG. Gde
Ranuh, Dr., 2015)

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita biasanya dilakukan di


pos layanan terpadu (posyandu) disetiap kelurahan yang dibina langsung oleh
puskesmas, dimotori dengan bidan dan kader posyandu. Diposyandu anak
balita akan diperiksa kesehatannya, ditimbang badannya, diberi makan

3
tambahan dan diberi imunisasi sesuai dengan tingkat usia. Kegiatan posyandu
dilakukan oleh dan untuk masyarakyat sebagai wadah peran serta masyarakat.
Kegiatan yang diselenggarakan berupa keluarga berencana, kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, dan juga pendidikan gizi masyarakat. Teraturnya kunjungan
ibu dan balita ke posyandu untuk menimbang akan bermanfaat sebagai
monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita. Aspek pertumbuhan dan
perkembangan pada balita sekarang ini adalah salah satu aspek yang harus
diperhatikan secara khusus oleh para ahli kesehatan. Karena hal tersebut
adalah aspek yang menjelaskan tentang proses pembentukan seseorang, baik
fisik maupun psikososial (Ramadhanty, 2019).

Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan balita jarang dilakukan terutama di Ngawi. Berdasarkan uraian
diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita Di Posyandu Desa
Gendingan”.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Balita Di Posyandu Desa Gendingan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu
desa Gendingan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu dan anak balita
b. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan anak balita
c. Untuk mengetahui status perkembangan anak balita

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan
di perpustakaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
tumbuh kembang balita.
2. Bagi Responden
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
terutama ibu mengenai pentingnya pertumbuhan dan perkembangan
balita.
3. Bagi Penelitian yang akan datang
Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan mengenai faktor-faktor tumbuh
kembang anak balita

Anda mungkin juga menyukai