Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Mata Kuliah : Budaya dan Kepariwisataan Sumatera Utara


Jumlah SKS : 4 (SKS)
Semester/Tahun Ajaran : Ganjil/2021/2022
Waktu Pertemuan :
Alokasi waktu : 60 (menit)
Dosen Pengampu : Tim Dosen

1. Kita telah mempelajari destinasi wisata pada Etnis Melayu, Etnis Pakpak, dan Etnis Karo. Dari
yang telah dipelajari tersebut menurut pemahaman kamu, bagian mana yang bisa kita
usulkan menjadi cagar budaya. Usulan tersebut dibuat dalam tabel di bawah ini!

No Destinasi Jenis Cagar Budaya Alasan destinasi wisata


Wisata tersebut diusulkan menjadi
cagar budaya
1 Istana Bangunan cagar budaya Terdapat banyak peninggalan
maimun kesultanan deli
2 Tao Silalahi Kawasan cagar budaya Karena Tao Silalahi
merupakan bagian terluas
dari perairan danau toba
dst Desa lingga Kawasan cagar budaya Karena terdapat banyak
bangunan-bangunan Karo
yang masih terpelihara

2. Coba kamu jelaskan filosofi dari Etnis Melayu yang masih sesuai dengan kehidupan pada saat
ini!
Jawab : Peribahasa katak di bawah tempurung memiliki makna seseorang yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman hidup yang sedikit. Sama seperti katak yang
terus bersembunyi di balik tempurung, seseorang yang terus mengurung diri di tempat
asalnya juga akan minim pengalaman dan pengetahuan baru. Oleh karena itu, tidak
ada salahnya apabila kita mengembara ke daerah lain untuk melihat fenomena baru
kemudian mengambil manfaat dan pengalamannya.
3. Etnis Pakpak dan Etnis Karo memiliki beberapa kesamaan. Misalkan, dalam etnis Pakpak
dikenal dengan daliken sitelu dan di Karo dikenal dengan rakut sitelu. Selain hal tersebut,
identifikasilah kesamaan dari Etnis Pakpak dan Etnis Karo!
Jawab : Ditinjau dari aspek-aspek kesamaan atau kemiripan dari berbagai
kebudayaan yang dimiliki etnis Pakpak dan Karo merupakan sub etnis Batak, seperti
adanya kesamaan struktur sosial, bahasa dan sistem kekerabatan yang dimiliki oleh
semua sub etnis Batak. Dalam sistem kekerabatan, etnis Batak Pakpak sama dengan
Batak Karo, yaitu sama-sama menganut prinsip Patrilineal. Di mana marga
diperhitungkan berdasarkan garis keturunan laki-laki, artinya laki-lakilah yang
menjadi patokan dalam penghitungan garis keturunan
4. Tontonlah vidio berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=OOi2ngOXxXM. Dari
video tersebut jelaskan bagaimana rumah adat karo dan fungsinya!
Jawab : Rumah adat Karo dibagi menjadi ruang sebagai berikut:
Jabu nomor satu dinamakan jabu bena kayu sebagai tempat pemimpin yang memberi
keputusan atas segala permasalahan yang ada di rumah adat.
Jabu nomor dua disebut jabu ujung kayu sebagai tempat anak beru dari jabu benah kayu
dan tugas penghuninya adalah menyampaikan nasihat kepada semua penghuni.
Jabu leper bena kayu sebagai jabu ketiga yaitu tempat saudara dari penghuni jabu benah
kayu, tugas penghuninya menyampaikan berita yang didapat dari luar rumah.
Jabu nomor empat disebut jabu leper ujung kayu dan dihuni oleh kalimbubu.
Jabu kelima sebagai tempat kedudukan anak beru menteri yang disebut jabu sedapurka
bena kayu yang mempunyai tugas mendengar segala pembicaraan dan keputusan dalam
musyawarah di dalam rumah adat.
Jabu nomor enam disebut jabu sedapurka ujung kayu, tempat dari saudara jabu
kalimbubu bena kayu. Dia dianggap sebagai pemberi ketenteraman seluruh Penghuni.
jabu ketujuh sebagai tempat dukun yang mengatur segala yang berhubungan degan ritual
dan kepercayaan yang disebut jabu sedapurka leper bena kayu, dan,
Jabu terakhir disebut jabu sedapurka leper ujung kayu yang bertugas membantu Penghuni
jabu bena kayu menjamu tamu.

Anda mungkin juga menyukai