Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMENT PATIENT SAFETY

( SIKLUS HIDUP MIKROORGANISME )

OLEH
KELOMPOK V
1. Nursia Ambari
2. Saoda Ngabalin
3. Margareta Rahail
4. Ina Jubelina Mouw
5. Mariana Ubleuw
6. Gaspar Dumatubun
7. Kenny Efruan
8. Hamzah Kobarubun

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa , karena
penyertaan nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini
dengan judul “SIKLUS HIDUP MIKROORGANISME” maksud dari penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh dosen
pembimbing.
Penyusunan makalah ini kami banyak mengalami halangan dan rintangan untuk
mencari sumber masalah. Tetapi dengan adanya bimbingan, petunjuk dan
kerjasama dari team dan berbagai pihak, sehingga tugas dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada berbagai pihak yang menjadi dorongan bagi kami, sehingga tugas
ini dapat terselesaikan.
kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini  belum
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas

Dan harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.Tiada kesempurnaan di
muka bumi ini, Oleh Karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala saran
maupun kritikan yang membangun dan demi kesempurnaan Makalah Ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb
Tual , 23 September 2019
Penyusun
1. Nursia Ambari
2. Saoda Ngabalin
3. Margareta Rahail
4. Ina Jubelina Mouw
5. Mariana Ubleuw
6. Gaspar Dumatubun
7. Kenny Efruan
8. Hamzah Kobarubun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme.....................................................................3
B. Perkembangbiakan Mikroorganisme.......................................................3
C. Cara Penularan Mikroorganisme.............................................................6
D. Sumber Mikroorganisme..........................................................................10
E. Klasifikasi Mikroorganisme......................................................................10
F. Pola Pertumbuhan Mikroorganisme........................................................12
G. Jenis Organisme Penyakit.........................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran...........................................................................................................19
Daftar Pustaka...............................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang Penulisan

Kesehatan merupakan suatu hal yang patut kita syukuri, karena


kesehatan merupakan nikmat terbesar yang dapat kita rasakan, jika tubuh sakit
maka melakukan kegiatan sehari-hari pun tidak akan terasa nyaman. Karena
itulah kesehatan harus benar-benar kita jaga. Suatu penyakit bisa disebabkan
oleh banyak hal. Salah satunya yakni disebabkan oleh mikroorganisme yang
masuk ke dalam tubuh dan kekebalan tubuh kita yang mungkin sedang menurun.
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman,sehat dan
terjaga dari berbagauntuki firus dan bakteri penyebab penyakit. mencegah Klien
dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang
menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap
jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur
invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory, klien dapat terpajan pada
mikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut
dapat saja resisten terhadap banyak antibiotik. Dengan cara mempraktikan teknik
pencegahan dan pengembalian infeksi perawat dapat menghindarkan
penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
Berpengaruhnya kehadiran mikroorganisme yang berdampak pada
kesehatan membuat perawat sebagai tenaga kesehatan, harus mampu
memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
perkembangan mikroorganisme tentang bagaimana perkembangbiakkannya,
cara penularannya dan jenis organisme penyakit yang ditimbulkannya. Oleh
karena itu, kami membuat makalah yang berjudul Siklus Hidup Mikroorganisme.

B.     Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu :


a.       Tujuan Umum :
1.      Untuk mengetahui dan memahami siklus hidup mikroorganisme.
b.      Tujuan Khusus :

1
1.      Mengetahui dan memahami perkembangbiakkan mikroorganisme.
2.      Mengetahui dan memahami cara penularan mikroorganisme.
3.      Mengetahui dan memahami jenis organisme penyakit.

C.    Sistematika Makalah

Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama yang
terdiri dari bab pertama yaitu pendahuluan, bab kedua yaitu tinjauan teoritis dan
bab ketiga atau bab terakhir yaitu penutup.
Bab pertama yaitu pendahuluan, terdiri dari latar belakang. Latar
belakang membahas tentang alasan mengapa kami membuat makalah yang
berjudul “Hidup Mikroorganisme”.Kemudian yang kedua yaitu tujuan penulisan,
tujuan penulisan membahas mengenai untuk apa penulis membuat makalah ini.
Tujuan penulisan tediri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Bab kedua yaitu
tinjauan teoritis, tinjauan teoritis membahas mengenai perkembangbiakkan
mikroorganisme, cara penularan mikroorganisme dan jenis organisme penyakit.
Bab ketiga yaitu penutup. Penutup berisi tentang  kesimpulan akhir dari
pembahasan yang sudah dibuat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mikroorganisme


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali
bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun,
beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada
beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke
dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.

B.     Perkembangbiakan Mikroorganisme


1.      Perkembangbiakan Aseksual
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan
aseksual yang paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual atau
vegetatif. Reproduksi aseksual tidak melibatkan pertukaran bahan genetik
sehingga tidak terjadi variasi genetik, suatu kerugian karena organisme tersebut
menjadi terbatas kemampuannya dalam berespon dan beradaptasi terhadap
tekanan lingkungan. Macam-macam perkembangbiakan aseksual adalah
sebagai berikut :
a.       Pembelahan biner (binary fission), yakni satu sel induk membelah menjadi
dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel
anak lagi dan seterusnya. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri
adalah pembelahan biner suatu proses aseksual sederhana berupa
pembelahan suatu sel bakteri menjadi dua sel anak yang secara genetis
identik. Kecepatan pembelahan biner bergantung pada spesies yang
bersangkutan dan keadaan lingkungan. Dalam kondisi ideal (Mis. Bangsal
rumah sakit yang hangat dan lembab), basil negatif-gram tipikal misalnya
E.coli akan membelah diri setiap 20 menit. Kuman lain, misalnya M.
tuberculosis, membelah dengan sangat lambat. Hasil uji laboratorium
untul E.coli tersedia dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis
mungkin belum selesai setelah beberapa minggu. Namun pengobatan

3
untuk tuberculosis dapat dimulai berdasarkan temuan klinis uji lain,
misalnya uji kulit, radiografi, dan adanya BTA di spesimen sputum.
b.  Pembelahan ganda (multiple fission), yakni satu sel induk membelah
menjadi lebih dari dua sel anak.
c.   Perkuncupan (budding), yakni pembentukan kuncup dimana tiap kuncup
akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan
seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk semacam mata rantai.
d.   Pembelahan tunas, yakni kombinasi antara pertunasan dan pembelahan.
Biasanya terjadi pada khamir, misalnya Saccharomyces cerevisiae. Sel
induk akan membentuk tunas. Jika ukuran tunas hampir sama besar
dengan inangnya inti sel induk membelah menjadi dua dan terbentuk
dinding penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk atau
menempel pada induknya dan membentuk tunas baru. Pada khamir
terdapat berbagaibentuk pertunasan, yakni:
1)    Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel
yang berbentuk silinder dan oval (Saccharomyces).
2) Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi
pada sel khamir berbentuk bulat, misal Debaryomyces.
3)   Pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu
atau kedua ujung sel yang memanjang, misal sel berbentuk
lemon seperti Hanseniaspora dan Kloeckre.
4)   Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga
ujung sel yang memanjang seperti Trigonopsis.
5)    Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.
e.  Pembentukan spora atau sporulasi adalah perkembangbiakan dengan
pembentukan spora. Spora ini terbagi menjadi dua, yakni spora aseksual
(reproduksi vegetatif) dan spora seksual (reproduksi generatif).

2.      Perkembangbiakan Seksual


Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur
dan mikro alga serta secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi
secara:
a.       Oogami, bila sel betina berbentuk telur.
b.      Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.

4
c.       Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang
sama.

Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif  yaitu dengan


pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik
disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.  Rekombinasi genetik dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara
langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti
jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi
pada bakteri gram negatif.
b.Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel
bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu
bakteriofage (virus bakteri).
c. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu
gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

3.      Perkembangbiakan Virus


Perkembangbiakan virus mempunyai arti yang penting, agar mengetahui
bagaimana virus masuk dan ke luar dari sel, bagaimana virus bisa mematikan
atau mentransformasi sel.
Adapun tahap-tahap replikasi virus adalah sebagai berikut:
1.      Adsorpsi, merupakan tahap penempelan (attachment) virus pada
dinding sel inang. Virus menempelkan sisi tempel
atau reseptor site ke dinding sel bakteri.
2.     Penetrasi sel inang. Setelah reseptor site, bagian ini kemudian
mengeluarkan enzim untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul
asam nukleat (RNA dan DNA) virus bergerak ke luar melalui pipa
ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang
terbuka tersebut. Pada virus telanjang, proses penyusupan ini
terjadi dengan cara fagositosis virion (viropexis), sedangkan pada
virus berselubung dapat terjadi dengan cara fusi yang diikuti
masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.

5
3.      Eklipase. Asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri
untuk membentuk bagian-bagian tubuh virus terbentuk, seperti
protein, asam nukleat, dan kapsid. Bahan yang digunakan berasal
dari protein, enzim, dan asam nukleatsel bakteri.
4.      Pembentukan virus (bakteriofage) baru. Setelah bagian-bagian tubuh
virus terbentuk, maka pada fase ini bagian-bagian itu akan
digabungkan untuk menjadi virus yang baru. Dari 1 sel bakteri akan
dihasilkan 100-300 virus baru.
5.      Pemecahan sel inang. Akhir dari siklus adalah pecahnya sel bakteri.
Di dalam sel bakteri terbentuk enzim lisoenzim yang mampu
melarutkan ikatan kimia dinding sel bakteri. Setelah dinding sel pecah
maka keluarlah virus-virus baru itu dan selanjutnya mencari sel
bakteri lainnya.

C.    Cara Penularan Mikroorganisme


1.      Bakteri
Pada banyak kasus bakteri keluar dari tubuh melalui rute masuk, tetapi
terdapat pengecualian. Bakteri penyebab gastroenteritis memperoleh
akses melalui mulut dan keluar dari tinja sehingga dikatakan menyebar
melalui rute fekal-oral. Mikroorganisme disebarkan dari satu individu
ke individu berikutnya melalui kontak langsung dan tidak langsung.
Penyebaran juga dapat terjadi melalui udara, makanan, air yang
tercemar, dan melalui serangga
a.       Kontak
Kontak adalah rute utama penyebaran kuman di
rumah sakit dan juga mungkin di masyarakat. Di rumah
sakit, bakteri disebarkan terutama melalui tangan staf
karena mereka sering menangani pasien dan peralatan,
sehingga terjadi peningkatan kemungkinan infeksi-silang.
Hubungan antara mencuci tangan dan penurunan angka
infeksi pertama kali dibuktikan oleh Ignaz Semmelweiss
dalam serangkaian studi epidemiologi pada tahun 1940-an
(Newson, 1993).

6
Di masyarakat, terdapat bukti bahwa banyak
patogen yang dahulu diperkirakan menyebar melalui
percikan ludah ternyata menyebar melalui kontak (Worsley
et al., 1994). Stimulasi laboratorium membuktikan bahwa
individu lebih besar kemungkinannya terjangkit infeksi
saluran nafas setelah berkontak dengan tangan dan benda
(fomites) yang tercemar oleh virus daripada setelah
terpajan pada aerosol yang mengandung virus (Gwaltney
et al., 1978). Diperkirakan bahwa batuk dan bersin
menyebabkan pengeluaran percikan ludah terinfeksi yang
mengendap ke berbagai permukaan, termasuk busana, di
lingkungan sekitar. Bakteri kemudian dipindahkan oleh
tangan ke benda lain (Peralatan makan minum, pegangan
pintu, dsb), mencapai korban baru setelah tangan mereka
kemudian tercemar. Virus mencapai hidung dan
konjungtiva saat wajah tersentuh higiene tangan dapat
mengurangi insiden infeksi saluran nafas atas. (Leclair et
al., 1987).
Demikian juga, rotavirus yang menyebabkan muntah dan
diare, walaupun keluar melalui percikan ludah, tampaknya
disebarkan melalui kontak tangan. Pada studi insiden
eksperimen yang dilakukan di tempat penitipan anak,
dibuktikan bahwa terjadi penurunan angka infeksi saat
mencuci tangan diperkenalkan pada anak dan petugas
yang merawatnya (Black et al., 1981). Perlu diingat bahwa
mencuci tangan adalah cara yang mudah dan hemat untuk
infeksi (Gould, 1997;May, 1998).
b.      Penyebaran melalui udara
Penyebaran melalui udara terjadi hanya dalam
jarak yang pendek untuk patogen positif-gram dan untuk
infeksi virus misalnya cacar air. Kajian ekstensif terhadap
literatur memastikan bahwa infeksi silang melalui rute ini
tidak lazim diluar lingkungan beresiko tinggi misalnya ruang
operasi dan unit luka bakar (ayliffe dan lowbury., 1982).

7
Diruang operasi, skuama kulit yang penuh dengan
stafilococcus memperoleh akses ke jaringan yang terbuka,
sering dengan mendarat di duk dari udara. Kuman mungkin
berasal dari pasien atau petugas yang hadir. Rute melalui
udara juga penting di unit luka bakar. Kulit adalah
pertahanan utama terhadap bakteri, dan apabila kulit tidak
lagi utuh maka pasien menjadi sangat rentan terhadap
infeksi.

c.       Makanan dan air yang tercemar


Makanan yang tercemar cepat berfungsi sebagai
kendaraan bagi bakteri. Infeksi seperti ini terjadi higiene
yang buruk di rumah, restoran, tempat penjualan capat saji,
toko, dan pabrik (North, 1989; Hobbs dan Roberts 1993).
Pada sebagian besar kasus, pencemaran terjadi melalui
tangan. Salmonella yang mencemari jari tangan dan sumber
makanan yang tercemar dapat bertahan dari pencucian
tangan. Dengan demikian penyebarah terjadi melalui rute
fekal-oral. Penyebaran melalui air terjadi di daerah dengan
sanitasi yang buruk. Kolera bersifat endemik di seluruh
negara yang sedang berkembang termasuk asia dan
kejadian luar biasa di inggris. Thypoid juga ditularkan melalui
air yang tercemar. Penyakit Legionnaire (Disebabkan oleh
Legionella pneumophila) menyebar melalui aerosol yang
tercemar (Woo et al., 1986); kejadian luar biasa penyakit ini
pernah terjadi di inggris.

d.      Vektor serangga


Vektor serangga menyebarkan infeksi melalui
penularan mekanis dan biologis. Penularan mekanis terjadi
apabila patogen di pindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain
melalui permukaan serangga, sering dengan kakinya. Lalat
rumah berlaku sebagai vektor mekanis untuk Shigella. Di
rumah sakit, lalat, semut pharaoh, dan artropoda lain

8
mungkin mengangkut bakteri patogenik di dalam lingkungan
klines (Fotedar et al., 1992).
Penularan biologis melibatkan interaksi kompleks antara
patogen dan vektor. Plasmodium, organisme penyebab
malaria, berkembang biak di dalam usus nyamuk dan
meningkatkan jumlah protozoa yang tersedia untuk dosis
infeksi. Penularan terjadi saat serangga menggigit
penjamu manusia.
e.       Resevoar infeksi
Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang
menguntungkan mendorong pertumbuhan dan reproduksi
sejumlah besar bakteri. Resevoar dapat terbentuk di kulit
petugas atau pasien sehingga terjadi infeksi-silang. Peran
resevoar lingkungan terhadap infeksi silang bergantung
pada situasi. Suatu reservoar bakteri yang besar dalam
suatu drain kecil kemungkinannya berperan dalam infeksi
nosokomial (infeksi yang diperoleh di rumah sakit) karena
hanya sedikit kesempatan terjadinya pemindahan ke
individu lain yang rentan tetapi apabila reservoar
melibatkan benda-benda yang mungkin berkontak dengan
pasien atau petugas, maka resiko akan meningkat.
Penelitian epidemiologis telah berperan banyak dalam
meningkatkan pemahaman kita tentang resiko infeksi dan
pengembangan petunjuk pengendalian infeksi untuk
mengurangi penyebaran penyakit. Penelitian tersebut
memberikan sangat banyak bukti bahwa apabila pasien
mengalami infeksi atau terkolonisasi, maka organisme
penyebab berasal dari orang lain dan bukan dari tempat
jauh di lingkungan.

9
10
D.SUMBER MIKROORGANISME

Dalam aplikasi pengolahan air limbah secara biologi, mikroorganisme


dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
Kotoran hewan, dalam kotoran hewan seperti sapi, kuda dan lainnya
mengandung berbagai jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam
pengolahan air limbah. Kotoran hewan yang masih baru disaring, filtratnya
diambil dan mikroorganisme dalam filtrat dapat dikembangkan untuk pengolahan
air limbah secara biologi aerob maupun anaerob.
Septic Tank, dalam septic tank mengandung berbagai jenis
mikroorganisme baik yang bersifat anaerob maupun aerob, mikroorganisme
dalam septic tank dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air limbah secara
biologi aerob maupun anaerob. Septic tank dipompa dan disaring, filtrat yang
didapat dikembangkan untuk menghasilkan mikroorganisme baik yang aerob
maupun anaerob.
Pengolahan Air Limbah, beberapa industri telah melakukan pengiolahan
air limbah secara biologi baik aerob maupun anaerob. Pada pengolahan air
limbah ini akan dihasilkan mikroorganisme yang akan dibuang, mikroorganisme
ini dapat dikembangkan untuk pengolahan air limbah secara biologi di tempat lain
pada industri yang sejenis maupun tidak
Air Limbah, Air limbah organik pada umumnya dapat mengandung
mikroorganisme, mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah ini dapat
dikembangkan dan  diaplikasikan pada pengolahan air limbahnya sendiri
Mikroorganisme murni, beberapa industri telah memproduksi berbagai jenis
mikroorganisme yang dapat diaplikasikan pada pengolahan air limbah sehingga
tidak perlu lagi mengembangkan mikroorganisme dari sumber lainnya

E.KLASIFIKASI MIKROORGANISME
a.        Berdasarkan Kebutuhan Nutrisi (Nutritional Requirements),
mikroorganisme terdiri atas  2 (dua) jenis mikroorganisme
yaitu : Autotrophic organisms, adalah mikroorganisme yang
menggunakan CO2 atau HCO3 sebagai sumber karbon, dan
Heterotrophic organisms adalah mikroorganisme yang
mempergunakan bahan organik sebagai sumber karbon

11
b.    Berdasarkan Kebutuhan Energi (Energy Requirements),
mikroorganisme terdiri atas 2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu :
1.Phototrophs organisms, adalah mikroorganisme yang
menggunakan sinar/lampu (light) sebagai sumber energi, dan
2.Chemotrophs organisms adalah mikroorganisme yang
mempergunakan hasil reaksi oksidasi-reduksi sebagai sumber
energi.
Chemotrophs organisms terdiri dari 2 (dua) jenis
1.Chemoorganotrophs organisms yaitu mikroorganisme yang
mempergunakan molekul organik komplek sebagai pendonor
elektronnya dan
2.Chemoautotrophs organisms yaitu mikroorganisme yang
mempergunakan molekul organik sederhana seperti Hidrogen
sulfida (H2S) atau Amonia (NH3) sebagai pendonor
elektronnya.
c.     Berdasarkan Rentang Temperatur (Temperature Range),
mikroorganisme dibagi menjadi 3 (tiga) jenis mikroorganisme
yaitu :
1.Psychrophilic organisms, adalah mikroorganisme yang
dapat hidup optimal pada rentang temperatur 15-30 C,
2.Mesophilic organisms adalah mikroorganisme yang dapat
hidup optimal pada rentang temperatur 30-45 C, dan
3.Thermophilic organisms adalah mikroorganisme yang
dapat hidup optimal pada rentang temperatur 45-70 C,
d.        Berdasarkan Kebutuhan Oksigen (Oxygen Requirements),
mikroorganisme terdiri atas  2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu
1.Aerobes organisms, adalah mikroorganisme yang hidupnya
tergantung pada ketersediaan oksigen dan 
2.Anaerobes organisms adalah mikroorganisme yang
hidupnya tidak tergantung pada keberadaan oksigen
e.         Facultative organisms , merupakan mikroorganisme yang bisa
mempergunakan komponen oksigen atau komponen kimia
lainnya dalam hidupnya (pertumbuhan).

12
F.POLA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pola pertumbuhan mikroorganisme seperti terlihat dalam gambar berikut :
Berdasarkan pola pertumbuhan mikroorganisme tersebut diatas, dapat dijelaskan
sebagai berikut : 
1.Lag Phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme dalam kondisi
beradaptasi terhadap lingkungan barunya, waktu generasinya lama dan laju
pertumbuhan nol
2.Accelaration phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami
penurunan waktu generasi, dan peningkatan laju pertumbuhan
3.Exponential phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami
waktu generasi konstan, laju pertumbuhan spesifik konstan, dan laju konversi
substrat maksimum
4.Declining growth phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme
mengalami waktu generasi naik,  dan laju pertumbuhan spesifik menurun karena
terjadi penurunan konsentrasi substrat secara bertahap
5.Stationary phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme kehabisan
nutrisi, cell dalam kondisi tersuspensi (melayang) dan terjadi peningkatan racun
dalam lingkungannya 
6.Endogenous phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami
kematian, laju kematian tinggi, dan terjadi cell lysis.

13
Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme dibagi menjadi :

1.    Bakteri
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam
perkembangannya bakteri membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan
pada temperatur yang tepat. Contoh : Eccerecia Coli, Staphylococcus dan
Diphtheria bacilus.
2.    Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa virus yang tidak
bisa dilihat, walaupun sudah menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini
menyebar lewat media air dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis.
Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan atau susu.
3.    Parasit
Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air,
minyak, buah atau sayuran dan makanan yang lain.
4.    Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. Biasanya jamur
ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada
makanan. Sebagai contoh, jamur yang ditemukan pada permukaan daging,
bisa dibuang bagian daging tersebut tanpa harus membuang semua daging.
5.    Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi
menyebabkan kerusakan pada makanan. Ragi biasanya bereaksi jika ada
karbondioksida. Ragi biasanya digunakan dalam pembuatan minuman alcohol
dan pembuatan roti.

G  Jenis Organisme Penyakit


1.      Virus
Virus adalah parasit yang bukan merupakan mahluk hidup namun
memiliki materi genetik berupa asam nukleat (DNA/RNA) yang membutuhkan
keberadaan sel prokariot atau eukariot yang hidup untuk
melakukan replikasi atau perbanyakan dari asam nukleat tersebut. Virus dapat
menginfeksi binatang, manusia, tanaman, fungi, bakteri, protozoa, serangga

14
dan hampir semua jenis mahluk hidup. Mikroorganisme pertama yakni virus,
dimana virus sendiri merupakan parasit yang berukuran mikroskopik yang
dapat menginfeksi sel organisme biologis. Virus disebut sebagai parasit karena
virus tidak memiliki kemampuan untuk bereproduksi sendiri sehingga
menginvasi dan memanfaatkan sel-sel makhluk hidup untuk melakukan
reproduksi. Sampai dengan saat ini tidak ada makhluk hidup yang mampu
bertahan terhadap serangan virus, termasuk juga manusia. Karena saat virus
menyerang tubuh manusia, maka virus tersebut akan menyusup ke beberapa
sel tubuh untuk kemudian menguasainya serta memaksa sel yang diinvasinya
untuk memproduksi bagian-bagian yang dibutuhkannya untuk melakukan
reproduksi, yang akhirnya sel-sel tersebut dibasmi oleh virus tersebut. Contoh
virus yang menyerang bakteri adalah bacteriophage yang menyerang
Escherichia coli. Sementara pada manusia contohnya adalah Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan penyakiten Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Beberapa jenis penyakit lainnya yang
diakibatkan oleh virus seperti influenza, HIV/AIDS, campak, herpes, rabies,
ebola, polio dan lain sebagainya

2.      Bakteri
Bakteri mampu menduplikasikan atau memperbanyak dirinya sendiri dalam
waktu kurang dari 20 detik. Untuk bakteri sendiri ternyata dapat mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan dengan kadar yang ringan maupun berat
pada tubuh organisme induknya seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Apabila
bakteri masuk ke dalam tubuh manusia maka bakteri akan terus bertambah dan
berpotensi untuk memproduksi zat kimia kuat yang dapat menghancurkan sel-sel
tertentu dalam jaringan tubuh dan tentunya membuat jatuh sakit. Bakteri yang
termasuk dalam organisme prokariot selain memiliki kegunaan, juga bisa
menimbulkan kerugian karena merupakan patogen yang umum pada mahluk
hidup seperti manusia. Contohnya adalah bakteri patogen oportunis
Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi paru-paru sehingga dapat
menimbulkan kematian. Selain P. aeruginosa bakteri patogen lain yang populer
adalah Staphylococcus aureus yang adalah Mikroflora normal manusia pada
permukaan kulit, mulut, dan hidung, namun pada saat sistem imun menurun, S.

15
aureus akan bersifat patogen dan dapat menimbulkan penyakit seperti
penggumpalan darah.

3.      Fungi
Fungi atau jamur diklasifikasikan terpisah dar tumbuhan dan hewan.
Lebih dari 300.000 spesies diketahui tetapi seperti bakteri, sebagian besar
adalah saprofit yang tidak berbahaya. Sekitar 200 spesies menyebabkan
penyakit pada manusia. Seperti mikroorganisme lainnya, seperti jamur (misalnya
Candida albicans) dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada orang yang
mengalami gangguan kekebalan atau (immunocompromised). Semua jamur
bersifat eukariotik dan karena kemiripan anatar sel jamur dan mamalia, maka
tidak mudah untuk mengembangkan obat anti jamur. Obat-obat yang digunakan
untuk mengobati infeksi jamur sering sangat toksik, dan hanya sedikit yang
tersedia tanpa resep (White 1991). Sebagian jamur, misalnya ragi (yeast)
mengambil bentuk yang sederhana dan eksis sebagai sel tunggal, tetapi dapat
terbentuk struktur yang lebih kompleks dengan hifa filamentosa bercabang-
cabang membentuk jalinan luas yang disebut miselium. Bentuk ini dapat dilihat
dengan mata telanjang, karena diperlukan pemeriksaan mikroskopik untuk
identifikasi, maka diagnosis infeksi jamur (Mikosis) dibuat di laboratorium
mikrobiologi. Terdapat 3 jenis mikosis :
a.   Mikosis superfisial terjadi apabila infeksi terletak superfisial atau
terbatas dikulit dan apendiksnya (rambut dan kuku) misalnya kutu
air atau selaput lendir, seperti pada kasus sariawan vagina
(Candida albicans).
b.    Mikosis subkutis (Misalnya misetoma) mengenai kulit, jaringan
subkutis dan tulang. Terjadi penyebaran yang lokal dan lambat.
c.       Mikosis sistemik (Disebabkan misalnya oleh Cryptococcus)
terbentuk bila hipa menembus jaringan yang lebih dalam. Pada
lingkungan dengan cuaca sedang, mikosis sistemik jarang terjadi
kecuali pada pasien dengan gangguan kekebalan.
Mikosis Manusia
Jamur Mikosis
Candida albicans Sariawan

16
Trichophyton interdigitale Kutu air
Cryptococcus neoformans Meningitis (pasien dengan
gangguan kekebalan)
Microsporum audouini Kurap
Aspergillus fumigatus Infeksi pernapasan (Pasien
dengan gangguan kekebalan

4.      Protozoa
Protozoa adalah hewan mikroskopik unisel. Sebagian besar spesies tidak
berbahaya bagi manusia tetapi sebagian berlaku sebagai patogen manusia,
terutama pada cuaca panas. Protozoa adalah gup organisme bersel satu yang
sangat bervariasi dengan lebih dari 50.000 jenis. Banyak yang berukuran kurang
dari 1/200 mm tapi beberapa dapat mencapai 3 mm seperti ''Spirostomun''.
Banyak yang hidup secara soliter (sendiri), ada yang secara berkoloni. Pada
manusia, protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat menyebabkan
penyakit seperti malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Protozoa
ini ditularkan dari manusia yang satu ke manusia yang lain dengan perantaraan
nyamuk betina dari genus anopheles. Terdapat ratusan juta kasus dari penyakit
malaria pertahun dengan tingkat kematian yang tinggi pada negara-negara
miskin.
Protozoa patogenik
Protozoa Penyakit
Trichomonas vaginalis Infeksi vagina
Plasmodium spp. Malaria
Trypanosoma rhodesiense Penyakit tidur
Leishmania donovani Kala-azar
Entamoeba histolytica Disentri amuba
Toxoplasma gondil Infeksi laten, kerusakan janin in
utero

5.      Riketsia dan klamidia


Organisme ini menjembatani celah antara virus dan bakteri. Seperti virus,
organisme ini berukuran kecil dan bergantung pada pejamu untuk tumbuh dan
berkembang biak, tetapi mereka rentan terhadap antibiotik. Thypus yang
disebabkan oleh Rickettsia prowazeki, disebarkan melalui kutu rambut dan
badan manusia. Chlamydia trachomtis, penyebab uretritis nonspesifik

17
6.      Mikoplasma
Mikoplasma mirip dengan bakteri tetapi tidak memiliki dinding sel. Tanpa
struktur luar penunjang yang kaku, bentuk mikoplasma mudah berubah selama
pertumbuhan, sering menjadi berbentuk benang (filamentosa). Mikoplasma
paling signifikan sebagai patogen manusia adalah Mycoplasma pneumoniae

7.      Cacing
Banyak spesies cacing (helminth) menimbulkan infestasi pada manusia.
Sebagian berukuran besar dan bersifat multisel, sementara yang lain
mikroskopik. Terdapat dua kelompok utama cacing yaitu bulat dan gepeng.
Cacing gelang Ascaris lumbricoides diperkirakan menginfeksi 1.472 juta manusia
di seluruh dunia. Walau jarang membahayakan nyawa, parasit ini merupakan
penyebab utama morbiditas pada negara-negara berkembang. Infeksi berat
dapat menyebabkan gangguan usus dan gangguan pertumbuhan. Enterobius
vermicularis atau cacing kremi. Cacing ini tidak ditularkan melalui kucing, anjing,
atau hewan peliharaan lain; manusia adalah satu-satunya pejamu. Telur tertelan,
menetas di usus halus, dan bermigrasi ke usus besar, tempat cacing ini hidup.
Dalam 2 minggu cacing menjadi dewasa, kawin dan bermigrasi ke rektum, keluar
pada malam hari untuk meletakkan telurnya di kulit perianus. Telur melekat ke
kulit melalui suatu cairan lengket, yang menimbulkan gatal hebat. Apabila korban
menggaruk, maka sejumlah besar telur akan pindah ke tangan dan kuku. Telur
ini kemudian dipindahkan kembali ke mulut sehingga siklus infeksi kembali
terulang. Individu dari segala usia dapat terjangkit cacing kremi, tetapi anak
paling sering terkena. Namun, seluruh keluarga harus diobati karena telur mudah
dipindahkan ke handuk, sabun, dan taplak, dan dapat tertelan bersama makanan
apabila tersentuh oleh tangan yang tidak dicuci dengan baik. Telur dapat
bertahan hidup di lingkungan selama beberapa minggu. Cacing kremi tidak
membahayakan tetapi dapat mengganggu, menimbulkan rasa tidak nyaman,
iritabilitas, dan kesulitan tidur.

18
Cacing yang penting secara medis
Cacing Jenis
Enterobius vermicularis Bulat (cacing kremi)
Ascaris lumbricoides Cacing bulat
Toxocara canis Cacing bulat anjing
Trichinella Spiralis Cacing bulat babi
Necator spp. Bulat (cacing tambang)
Taenia saginata Cacing pita sapi
Taenia solium Cacing pita babi
Schistosoma haematobium Fluke

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

19
Perkembangbiakkan pada mikroorganisme terdiri dari dua cara, yakni
aseksual yang meliputi pembelahan biner (binary fission), pembelahan ganda
(multiple fission), perkuncupan (budding), pembelahan tunas dan pembentukkan
spora, kemudian perkembangbiakkan secara seksual yang terdiri atas Oogami,
Anisogami, Isogami, dan Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu Konjugasi, Transduksi dan Transformasi.
Cara penularan mikroorganism terjadi melalui udara, makanan, air yang
tercemar, dan melalui vektor serangga, kontak, dan resevoar infeksi.
Jenis organisme penyakit antara lain virus, bakteri, fungi, protozoa,
riketsia dan klamidia, mikoplasma dan cacing.
Kenyataan ini yang menjadikan perlunya koleksi kultur mikroorganisme.
Koleksi kultur masyarakat penyimpanan mikroorganisme secara baik dan benar
agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan resiko terjadinya
perubahan sifat dan potensi yang seminimal mungkin. Menyimpan dan
memelihara kultur mikroorganisme dalam jangka panjang serta dapat melakukan
pertukaran koleksi dengan berbagai lembaga atau laboratorium koleksi baik di
dalam maupun di luar negeri. Disamping itu mikroorganisme ini dapat dapat
dijadikan suatu kegiatan untuk dapat menyelamatkan mikroorganisme local yang
sudah barang tentu merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia.

B.       Saran
Saran kami, dimana harus mengetahui keanekaragaman mikroorganisme.
Baik Pengertian, Manfaat, Masalah, Ciri-Ciri, Faktor-Faktor, Upaya-Upaya
Penyelamatan Mikroorganisme, maupun Flora Normal yang ada pada tubuh
Manusia juga kita harus ketahui.

DAFTAR PUSTAKA

Gould & Brooker. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Jakarta : EGC

20
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Patogen (diakses 3 September 2015)

Buckle, et al, 1987,Ilmu pangan Terjemahan Purnomo H. Adiono. UI Pres:

Jakarta.

Dwijoseputro, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.

Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Dirjen Pendidikan Tinggi IPB: Bogor.

Winarno, 2002, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia: Jakarta.

Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),


(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari
2008).
Anonimb.2007.DuniaMikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang:UniversitasNegeriMalang.

21

Anda mungkin juga menyukai