Anda di halaman 1dari 26

TUGAS INDIVIDU 2

IDENTITAS KOPERASI, BERBAGAI HUBUNGAN DALAM KOPERASI DAN


PRASYARAT KEUNGGULAN KOPERASI
MATAKULIAH : EKONOMI KOPERASI DAN UMKM
DOSEN PENGAMPUH : DESY FITRIA NINGSIH

OLEH
NUR RAHMADANI
NPM. 101901148

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama
Islam.
Dalam mata kuliah “Al-Islam Kemuhammadiyahan” ini, kami mendapatkan tugas untuk
membuat makalah yang berjudul “IDENTITAS KOPERASI, BERBAGAI HUBUNGAN
DALAM KOPERASI DAN PRASYARAT KEUNGGULAN KOPERASI”.
Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tanggung jawab ilmuwan dalam
berbangsa dan bernegara, khususnya bagi penulis. Makalah ini memang masih jauh
dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
       Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Baubau, 21 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

2.1 IDENTIFITAS KOPERASI...........................................................6

2.2 BERBAGAI HUBUNGAN DALAM KOPERASI……………………10

2.3 MASALAH BISNIS DENGAN NON ANGGOTA………………….18

2.4 ALASAN MENJADI ANGGOTA KOPERASI...............................19

2.5 PERSYARATAN KENGGULAN KOPERASI……………………..20

2.6 KOPERASI DALAM SEGITIGA STRATEGIS…………………….24

BAB III PENUTUP........................................................................................25

3.1 KESIMPULAN..............................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Koperasi Indonesia merupakan wadah demokrasi dan sosial, karena para


anggotanya (termasuk mereka yang duduk di kepengurusan) selalu melakukan
kerja sama, kegotong-royongan, berdasarkan persamaan hak, kewajiban dan
hak dalam koperasi Indonesia, kesadaran para anggotanya, untuk melakukan
kegiatan, musyawarah dan mufakat merupakan yang penting. Koperasi
Indonesia, tujuannya harus benar-benar merupakan kepentingan bersama dari
semua anggotanya dan dalam hal mencapainya masing-masing anggota
menyumbangkan karya dan jasanya, dimana peran serta para anggota tersebut
akan memperoleh imbalan yang adil berupa pembagian keuntungan yang
diperoleh koperasi (Kartasapoetra,dkk., 2001). 3 Secara khusus, koperasi di
Indonesia telah mendapat tugas serta berbagai fasilitas untuk turut mendukung
pembangunan ekonomi rakyat. Keberadaan dan perkembangan koperasi juga
telah menjadi simbol dari keberadaan dan perkembangan ekonomi di Indonesia
serta sangat erat kaitannya dengan program dan peran pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat (Krisnamurti, 1998).

Koperasi dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan rakyat


akan kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana kegiatan ekonomi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Pada masa yang akan datang peran koperasi di Indonesia diperkirakan akan
tetap bahkan semakin penting, terutama dalam kaitannya untuk menjadi wahana
pengembangan ekonomi rakyat, namun demikian koperasi juga akan
menghadapi tantangan yang semakin berat. Globalisasi, perkembangan sosial
ekonomi masyarakat serta perkembangan koperasi sendiri akan menuntut
koperasi untuk mampu meningkatkan peran dan fungsi usahanya jika tidak ingin
tersisih oleh pelaku usaha lainnya. Koperasi sebagai sentral perekonomian yang
berlandaskan jiwa kegotongroyongan dihadapkan pada tantangan bagaimana
untuk dapat mewujudkan koperasi sebagai badan usaha yang tangguh, yang
mampu menerapkan prinsip-prinsip koperasi Indonesia dan mampu mewujudkan
misinya dalam memberdayakan ekonomi rakyat. Hal tersebut dapat diartikan
sebagai tantangan untuk meningkatkan kinerja koperasi (Krisnamurthi, 1998).

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan identifikasi koperasi?
2. Jelaskan berbagai hubungan dalam koperasi?
3. Jelaskan masalah bisnis dengan non anggota?
4. Bagaimana alasan anggota koperasi ?
5. Bagaimana persyaratan keunggulan koperasi?
6. Jelaskan koperasi dalam segitiga strategis ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Koperasi

1. Karakteristik utama koperasi adalah posisi anggota koperasi sebagai pemilik


sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi.
Berdasarkan hal tersebut, koperasi memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
 Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan ekonomi yang sama;
 Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai kemandirian,
kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi, tanggung jawab sosial
serta kepedulian terhadap orang lain;
 Koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan oleh anggotanya;
 Tugas pokok koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi anggotanya dalam
rangka memajukan kesejahteraan anggota;
 Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya
maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya.

2. Setiap anggota sebagai pemilik yang berkaitan erat dengan hak dan kewajiban,
paling sedikit meliputi:
a. Turut serta memberikan hak suara dalam proses pengambilan
keputusan melalui rapat anggota/rapat anggota tahunan, antara lain:
 Mengesahkan anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
peraturan khusus koperasi dan kebijakan strategis koperasi;
 Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan
pengawas;
 Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan
pengawas sebagai tanggung jawab pengelolaan dan
pengawasan koperasi;
 Menetapkan rencana kerja (RK) dan rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK);
 Mengesahkan ketetapan operasional lainnya yang
diagendakan.
b. Aktif melakukan pengawasan melalui sistem pengawasan yang berlaku
pada saat rapat anggota, misalnya dalam bentuk:
 Menanggapi isi anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
peraturan khusus dan kebijakan strategis koperasi dibidang
organisasi-manajemen, pelayanan, usaha dan keuangan;
 Menanggapi laporan pertanggungjawaban pengurus dan
pengawas;
 Menanggapi rencana kerja pengurus dan pengawas
koperasi;
 Menanggapi ketetapan operasional lain yang diagendakan.

c. Aktif mengembangkan permodalan koperasi, baik modal yang


menentukan kepemilikan (simpanan pokok, simpanan wajib dan lainnya)
maupun modal yang tidak menentukan kepemilikan (simpanan sukarela,
tabungan, simpanan berjangka dan simpanan lainnya);

d. Turut aktif menanggung resiko pada koperasi atas kerugian yang


diderita koperasi, sebatas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal
penyertaan yang dimilikinya.

3. Partisipasi anggota sebagai pengguna diwujudkan dalam keaktifan memanfaatkan


pelayanan koperasinya. Pada koperasi konsumen anggota aktif membeli barang/jasa
kebutuhan konsumsi, pada koperasi produsen anggota aktif membeli barang/jasa untuk
kebutuhan input produksinya dan pada koperasi simpan-pinjam anggota aktif
menyimpan dan meminjam.

4. Berdasarkan karakteristik koperasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 diatas,


maka pedoman ini mengatur perlakuan yang timbul dari hubungan pelayanan antara
koperasi dengan anggotanya, transaksi antara koperasi dengan non anggota dan
transaksi lain yang spesifik pada koperasi.

5. Transaksi koperasi dengan anggota yang merupakan hubungan khusus disebut


hubungan pelayanan. Untuk transaksi koperasi dengan non anggota disebut hubungan
bisnis. Perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi tersebut harus
dipisahkan, dan mencerminkan implementasi prinsip, tujuan dan fungsi koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota, dan masyarakat umum. Untuk laporan tertentu
perlu dikonsolidasikan sedemikian rupa, sehingga mencerminkan kondisi dan prestasi
koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan berbisnis dengan non-
anggota.
 Jatidiri Koperasi

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi,
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan;

2. Koperasi didirikan dan melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai: kejujuran,


keterbukaan, tanggungjawab sosial dan peduli terhadap orang lain;

3. Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan sebagai landasan kehidupan koperasi,


terdiri dari:
 Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis
 Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
 Kemandirian
 Pendidikan perkoperasian
 Kerjasama antar koperasi
 Keseluruhan prinsip koperasi ini merupakan esensi dan dasar kerja koperasi
sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas koperasi yang membedakannya
dari badan usaha lain.

4. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan


masyarakat pada umumnya. Untuk itu koperasi mempunyai fungsi dan peran untuk
membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan usaha anggota pada
umumnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan usahanya.

5. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

 Konsep Koperasi
Pada UU No. 25 tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai “badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip – prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasar atas kekeluargaan”.

Jika koperasi dipandang dari sudut organisasi ekonomi, pengertian keperasi


dapat dinyatakan dalam kriteria identitas yaitu anggota sebagai pemilik dan
sekaligus sebagai pelanggan. Ropke (1985, h.24) menjelaskan ”koperasi adalah
suatu organisasi bisnis yang para pemilik/ anggotanya adalah juga pelanggan
utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan
dalil/ prisip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha yang
lainnya. ”

Sejalan dengan pendapat Ropke, Muenkner (1989, h.40) memberikan


definisi koperasi sebagai organisasi ekonomi yang mempunyai ciri – ciri
khusus sebagai berikut :
a). Adanya sekelompok orang yang menjalin hubungan antara sesamanya
atas dasar sekurang – kurangnya satu kepentingan yang sama (kelompok
koperasi),
b). Adanya dorongan (motivasi) untuk mengorganisasikan diri dalam
kelompok guna memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usahan bersama
atas dasar swadaya dan saling tolong menolong (motivasi swadaya),
c). Adanya perusahaan yang didirikan dan dikelola secara bersama –
sama (perusahaan koperasi), dan
d). Tugas perusahaan tersebut adalah untuk memberikan pelayanan
kepada para anggotanya (promosi anggota).

2.2. Berbagai Hubungan dalam Koperasi

Berdasarkan konsep koperasi yang dijelaskan di atas, perlu digarisbawahi 3


hubungan yang penting dalam lingkungan koperasi, yaitu hubungan kepemilikan,
hubungan pelayanan dan hubungan pasar.

a. Hubungan Kepemilikan
Hubungan kepemilikan menunjukkan besarnya peranan dalam koperasi,
artinya anggota adalah pemilik perusahaan koperasi. Sebagai pemilik
anggota mempunyai kewajiban – kewajiban dan hak – hak tertentu
terhadap koperasinya, baik kewajiban dan hak individual maupun
kewajiban dan hak keuangan (finansial).
 Kewajiban dan hak pribadi adalah kewajiban dan hak dalam kehidupan kegiatan
koprasi. Kewajiban dan hak ini sama bagi semua anggota dan tidak dapat
dihilangkan dari seorang anggota selama menjadi anggota koperasi.
Kewajiban dan hak keuangan adalah kewajiban dan hak yang berhubungan
dengan keikutsertaan keuangan para anggota dalam harta kekayaan dan dana
koprasi. Kewajiban dan hak keuangan hanya timbul antara anggota dan
koperasi, tidak antara sesama anggota, atau antara anggota dengan para
kreditor koperasi.

 Kewajiban secara individu yang utama adalah :


1). Ikut serta secara individual dalam usaha bersama guna mencapai tujuan
bersama
2). Kewajiban untuk setia kepada koperasi, yakni meliputi :
a). Turut serta secara aktif dalam kehidupan koperasi, misalnya melakukan
pemilihan pengurus.
b). Memanfaatkan fasilitas koperasi
c). Mengambil tindakan yang diperlukan agar kerugian koperasi dapat
dihindarkan.
d). Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan koperasi.
e). Tidak melakukan persaingan dengan badan usaha koperasi
f). Kewajiban untuk memenuhi keputusan yang diambil dengan suara terbanyak
g). Kewajiban untuk mematuhi anggaran dasar
h). Kewajiban untuk memberikan semua keterangan yang perlu kepada koperasi.
i). Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha koperasi.

Umumnya setiap anggota mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan


fasilitas yang diadakan koperasi, sebab fasilitas ini dibentuk terutama untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya. Tapi dalam hal di mana pemanfaatan fasilitas
koperasi secara reguler tidak memberikan hasil dalam memajukan kepentingan
ekonomis para anggotanya, maka keikutsertaan para anggota dalam koperasi
menjadi alasan yang dipersoalkan.
Oleh karena itu tindakan anggota seharusnya adalah :
1). Menimbulkan suatu perubahan dalam hal pengelolaan badan usaha koperasi
2). Mengubah tujuan koperasi sampai dengan koperasi mampu memenuhi
kebutuhan ekonomis riil anggotanya.
3). Mengundurkan diri dari koperasi karena tidak menguntungkan
4). Membubarkan koperasi mereka
5). Mempersatukan koperasi dengan koperasi lain supaya membentuk unit
ekonomi yang dapat hidup terus guna kemajuan anggotanya.

Berdasarkan kewajiban individual tersebut maka setiap anggota


mempunyai hak individual sebagai berikut :
1). Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul
2). Hak untuk memberi suara
3). Hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus
4). Hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi
5). Hak untuk diberi tahu mengenai suatu hal yang berhubungan dengan
koperasi
6). Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan.
7). Hak untuk melindungi kelompok minoritas.
Kewajiban keuangan yang utama dari anggota meliputi tiga hal pokok, yaitu :

1). Kewajiban untuk membayar konstribusi kuangan yang ditentukan


dalam anggaran dasar, misalnya simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela dan dana – dana pribadi yang diinvestasikan dalam
koperasi. Bagi anggota sendiri, konstribusi ini merupakan keputusan
investasi di mana mereka mengharapkan tingkat pengembalian investasi
(return on investment) tertentu yang dapat menunjang tingkat
kehidupannya. Keuntungan itu bisa meluas tidak hanya pada besarnya
proporsi dari SHU, tetapi besarnya manfaat langsung yang diterima, yakni
berupa harga pelayanan. Manfaat langsung inilah yang sebenarnya
sangat diharapkan anggota.

2). Kewajiban bertanggung jawab atas utang koperasi. Tanggung jawab


koperasi terhadap kreditor hanya sebatas harta kekayaan koperasi itu
sendiri dan kreditor tidak dapat menuntut pembayaran langsung dari para
anggotanya. Tanggung jawab anggota terhadap utang tertentu dibatasi
hingga jumlah tertentu sesuai dengan anggaran dasar.

3). Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha tertentu,


misalnya fasilitas simpan pinjam.

Berdasarkan kewajiban tersebut maka hak keuangan anggota adalah


sebagai berikut :
1). Hak untuk menggunakan dan menarik keuntungan dari fasilitas badan
usaha koperasi
2). Hak untuk menerima kembali uang keanggotaan, keuntungan, bonus
dan bunga atas modal saham yang disetor.
3). Hak untuk menuntut pembayaran kembali konstribusi dana koperasi
yang disetorkan karena mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi.
4). Hak untuk menerima kembali dana yang disetorkan karena koperasi
dilikuidasi.

b. Hubungan Pelayanan

Hubungan pelayanan muncul karena fakta bahwa anggota di samping sebagai


pemilik juga sebagai pelanggan utama koperasi. Bentuk hubungan pelayanan koperasi
terhadap anggota dapat dilakukan melalui bisnis antara usaha anggota dengan badan
usaha koperasi. Hubungan bisnsis ini dapat dikaji secara mikro, dimana anggota dapat
berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga berfungsi sebagai konsumen
(pemakai). Demikian juga koperasi, ia dapat berfungsi sebagai produsen (penjual)
tetapi juga dapat berfungsi sebagai konsumen atau pedagang.
Berbeda dengan perusahaan individu yang berorientasi pada maksimal profit,
perusahaan koperasi mempunyai dua misi utama yaitu pelayanan terhadap anggotanya
dan meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi itu sendiri. Untuk meningkatkan
pelayanan kepada anggotanya, koperasi dapat mejadikan anggota sebagai segmen
pasar yang potensial bagi peningkatan pelayanan tersebut. Tetapi jika ingin
meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi, manajemen harus berorientasi ke
luar anggota. Tentu saja proporsi transaksi dengan anggota harus lebih banyak
dibandingkan dengan proporsi transaksi dengan nonanggota, sebab bagaimanapun,
misi pelayanan terhadap anggota harus lebih diutamakan daripada misi pertumbuhan
badan usaha koperasi.

c. Hubungan Pasar

Pada prinsipnya, pasar adalah pertemua antara penjual dan pembeli. Tetapi
konsep pasar sebenarnya bukanlah sesuatu yang konkret, melainkan sesuatu yang
abstrak. Ahli ekonomi bahkan lebih menekankan pada pertemua antara permintaan dan
penawaran. Permintaan menggambarkan rencana jumlah produk yang diminta pada
periode waktu tertentu, sedangkan penawaran menggambarkan rencana produk yang
akan dijual (ditawarkan) pada periode tertentu. Jika permintaan bertemu dengan
penawaran, maka akan muncul konsep baru berupa harga dan jumlah produk yang
ditransaksikan.

Dalam teori ekonomi, pasar dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu pasar barang,
pasar tenaga kerja, pasar uang, pasar modal dan pasar luar negeri. Kelima jenis pasar
ini dapat dimanfaatkan koperasi sebagai sumber daya yang bermanfaat bagi
pertumbuhan koperasi.
1). Pasar Barang

Pasar barang menggambarkan pertemua antara permintaan dan penawaran


akan barang. Koperasi dapat bergerak di pasar dengan menawarkan barang hasil
produksi koperasi atau anggota dan dapat pula melakukan permintaan akan produk
yang dibutuhkan oleh koperasi atau anggota. Koperasi yang bertugas menghimpun
hasil – hasil usaha anggotanya tentu saja harus melakukan penjualan ke pasar
eksternal (dalam hal ini pasar barang). Koperasi yang terdiri atas para pekerja dan
menghasilkan produk masa, ia juga harus bergerak di pasar barang. Sebaliknya,
koperasi – koperasi produksi yang memproses bahan baku menjadi barang jadi,
mereka juga akan melakukan pembelian di pasar barang (dalam hal ini pasar barang
dianggap sama dengan pasar komoditas). Demikian juga untuk koperasi – koperasi
yang tugasnya sebagai perantara pemenuhan kebutuhan anggotanya, ia harus
bergerak di pasar barang dalam pengadaan barang atau bahan kebutuhan anggotanya.

Di pasar barang, produk – produk yang dijual koperasi akan bersaing dengan
produk – produk lain dari pesaingnya. Tugas manajemen koperasi dalam hal ini adalah
memenangkan persaingan itu.

Paling tidak ada dua hal yang diperlukan guna memenangkan persaingan itu,
yaitu :
a). Koperasi harus menawarkan kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh pesaingnya.
b). Manajemen harus mampu memotivasi anggotanya agar dapat berpartisipasi aktif
dalam koperasi.

2). Pasar Tenaga Kerja


Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan
tenaga kerja. Pertemuan ini akan menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan. Biasanya yang melakukan permintaan adalah badan usaha
(perusahaan), lembaga – lembaga, instansi – instansi atau dapat juga perseorangan,
sedang yang melakukan penawaran tenaga kerja adalah jumlah angkatan kerja yang
tersedia di pasar kerja. Koperasi sebagai badan usaha juga membutuhkan tenaga kerja
untuk kegiatan operasionalnya, artinya tenaga kerja yang terlepas dari keanggotaan
koperasi. Untuk itu tugas utama pengurus di pasar tenaga kerja ini adalah merekrut
tenaga kerja dan menempatkannya sesuai dengan keahliannya, serta memberikan
insentif yang layak bagi tenaga kerja tersebut.

Di samping itu, pengurus koperasi harus mempertahankan tenaga kerja yang


ada denga jalan memberikan kesempatan untuk berkembang. Koperasi harus sedapat
mungkin menurunkan tingkat perputaran tenaga kerja untuk meningkatkan efisiensi
kerja.
Di pasar tenaga kerja koperasi juga akan bersaing dengan pesaingnya dalam rangka
merekrut tenaga kerja yang berkualitas. Untuk itu paling tidak koperasi harus :
a). Memberikan insentif yang relatif lebih baik dibanding dengan pesaingnya
b). Memberikan kesempatan pengembangan karier yang relatif lebih baik dibanding
dengan pesaingnya.

3). Pasar Uang


Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang. Dalam
pasar uang yang ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang untuk jangka
waktu tertentu. Jadi di pasar uang akan terjadi pinjam meminjam dana, yang
selanjutnya menimbilkan hubungan utang piutang.

4). Pasar Modal


Dalam arti sempit, pasar modal identik dengan bursa efek. Tetapi dalam arti yang luas
pasar modal adalah pertemuan antara mereka yang mempunyai dana dengan mereka
yang membutuhkan dana untuk modal. Jika pasar uang lebih menfokuskan pada
penggunaan dana jangka pendek, maka pasar modal lebih menfokuskan pada
penggunaan dana jangka panjang.

Bagi koperasi sendiri, memasuki pasar modal adalah suatu fenomena yang
jarang dilakukan, sebab koperasi bukan kumpulan modal tetapi kumpulan orang –
orang atau badan hukum koperasi. Dalam konteks ini bukan berarti koperasi bukan
tidak boleh memasuki pasar modal, bisa saja koperasi membeli surat – surat berharga
di pasar modal jika memang ada dana menganggur dan untuk sementara tidak dapat
diinvestasikan ke dalam proses produksi di unit usaha koperasi atau unit usaha anggota
dan keputusan pembelian saham itu disetujui oleh anggota.
Surat – surat berharga semacam ini dimasukkan ke dalam aset lancar dan
sewaktu – waktu dapat dijual kembali jika koperasi membutuhkan. Keuntungan yang
diperoleh atas kepemilikan surat – surat berharga semacam ini dimasukkan ke dalam
aset lancar yang sewaktu – waktu dapat dijual kembali jika koperasi membutuhkan.
Keutungan yang diperoleh atas kepemilikan surat berharga baik berupa dividen atau
capital gain dapat dimasukkan ke dalam koperasi sebagai konstribusi modal dari
nonanggota yang berguna bagi pembentukan dana cadangan.

5). Pasar Luar Negeri


Pasar luar negeri menggambarkan hubungan antara permintaan dalam negeri akan
produk impor dan penawaran dalam negeri akan produk ekspor. Dalam rangka
pengembangan koperasi, pemerintah sangat menganjurkan koperasi untuk bergerak di
pasar luar negeri, artinya melaksanakan kegiatan ekspor impor. Beberapa koperasi
telah mengadakan kegiatan ekspor, terutama koperasi – koperasi yang bergerak dalam
industri kerajinan.
2.3. Masalah Bisnis dengan Non Anggota

Dalam suatu korporasi murni, pemilik perusahaan tak lain adalah kapasitas
murni (para pemegang saham). Mereka menginvestasikan modal ke dalam perusahaan
untuk memperoleh keuntungan berupa dividen dan jenis keuntungan lainnya, tetapi
mereka tidak memanfaatkan servis yang diberikan oleh organisasi itu.
Logika yang sama berlaku terhadap koperasi, semakin banyak ia terlibat dalam
melakukan bisnis dengan nonanggota, semakin besar kehilangan karakteristik koperasi
dan secara berangsur – angsur berubah menjadi suatu organisai dari para pemegang
saham ( para investor yang dominan).

meringankan penalaran yang diajukan. Bila terdapat dua buah kutub pada suatu
as yang digunakan untuk mengukur banyaknya / besarnya kegiatan nonanggota dari
suatu organisasi ekonomi ( dalam persen). Pada kutub kiri dijumpai koperasi murni
( saham dari non anggota 0 persen), sedangkan pada kutub kanan terlihat korporasi
murni ( saham nonanggota 100 persen). Diantara dua kutub itu dijumpai kasus – kasus
realitas organisasi campuran yang condong ke koperasi atau lebih condong ke
korporasi.

Suatu korporasi dari para pemegang saham (menurut UUD) secara ekonomi
bisa sebagai koperasi bila para pemegang saham adalah pemakai satu – satunya atau
pemakai utama dari servis – servis atau para pemegang saham terdir atas bukan saja
para pekerja perusahaan semua pekerja adalah juga pemegang saham (koperasi
produsen).
Melalui kriteria identitas, sesungguhnya dapat memberikan / mengidentifikasi
apakah koperasi dalam kenyataanya telah bekerja sesuai dengan kriteria identitas atau
belum, dan dapat juga diketahui apakah korporasi justru telah bekerja sesuai dengan
kriteria identitas yang sebenarnya merupakan cara kerja koperasi. Beberapa
perusahaan yang berskala besar mendirikan perusahaan cabang yang bergerak di
bidang perbankan. Tugas perusahaan cabang tersebut adalah menghimpun dana dari
masyarakat untuk kemudian dana tersebut dianamakan dalam perusahaan induk atau
perusahaan lain yang ada dalam grupnya. Hubungan transaksi antarperusahaan dalam
satu grup tersebut, pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilandasi dengan kriteria
identitas.

2.4. Alasan Menjadi Anggota Koperasi

Jawaban yang paling umum yang dapat diberikan terhadap pertanyaan tersebut
adalah bahwa indibidu – individu akan menjadi atau meneruskan tetap tinggal menjadi
anggota dalam sebuah koperasi bila mereka mengharapkan ”manfaat” atau faedah
yang dapat mereka peroleh dari suatu koperasi lebih besar daripada faedah yang
mereka dapat memperoleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan
organisasi nonkoperasi atau koperasi saingannya.

Manfaat di sini diartikan sebagai nilai subyektif dari suatu alternatif yang terbuka
bagi seorang. Bila seseorang lebih menyukai satu jeruk daripada tiga apel, maka satu
jeruk itu mempunyai nilai manfaat yang lebih besar bagi orang itu daripada tiga apel.
Dalm hal ini ”value” atau nilai mempertunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek
atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia. Kebutuhan ini dapat dipandang dari
sudut ekonomi dan nonekonomi. Gambaran yang nyata dari kebutuhan ini digambarkan
oleh Maslow dalam Five Hierarchi of needs, yaitu :

 Kebutuhan fisiologis
 Kebutuhan akan tanaman
 Kebutuhan sosial / kebutuhan cinta kasih
 Kebutuhan akan penghargaan
 Aktualisasi diri
2.5. Prasyarat Keunggulan Koperasi

Koperasi dapat bersaing dengan organisasi – organisasi lain dalam hal


anggota, modal, pelanggan, dan lain – lain. Bila mereka ingin menarik anggota,
mereka harus menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh
organisasi lainnya. Dengan kata lain keunggulan khusus tidak akan dijumpai
pada organisasi lain dan hanya dapat direalisasikan oleh individu – individu jika
mereka menjadi anggota satu koperasi. Dalam pengertian yang lebih jauh,
keunggulan itu akan diperoleh jika mereka menjadi pemilik dan pada waktu yang
bersamaan juga menjadi pemakai dari servis – servis yang diberikan koperasi
tersebut.

Hubungan Badan Usaha Dengan Pihak Lain

Bila suatu subyek ekonomi memasuki suatu hubungan dengan


perusahaan, ia dapat memanfaatkan atau menawarkan kelebihan sebagai
kreditor, pemilik, pembeli, pemasok, pelanggan, pekerja, dan lain – lain. Itu
adalah keunggulan yang secara prinsip dapat dimanfaatkan oleh berbagai
macam perusahaan.

Oleh karena ada hubungan identitas dalam koperasi, maka dibawah


konsisi – kondisi tertentu (internal dan eksternal) manajemen dapat memberikan
pelayanan – pelayanan yang lebih baik kepada para anggota daripada yang
diberikan oleh manajemen perusahaan nonkoperasi.
Tetapi dalam kenyataannya sulit diperoleh kondisi seperti tersebut, sebab
koperasi hanya mempunyai keunggulan komparatif yang dapat memberikan
kelebihan khusus bagi para anggotanya hanyalah dalam situasi khusus.
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari
perusahaan – perusahaan lain yang nonkoperasi adalah cukup besar mengingat
koperasi mempunyai kelebihan dalam hal :
a. Economies of scale,
b. Competition,
c. Inter linkage market,
d. Participation,
e. Transaction cost,
f. Reduksi terhadap risiko terhadap ketidakpastian (uncertainly).

a. Economies of scale
Economies berarti penghematan ongkos produksi atau kenaikkan produktivitas
(Boediono, 1986). Penambahan input bahan mentah, buruh dan sebagainya
akan menaikkan volume produksi. Semakin meningkat penambahan input
(karena semakin banyak anggota) akan menurunkan biaya rata – rata atau biaya
per unit. Dengan kata lain tingkat produktivitasnya akan semakin tinggi. Semakin
banyak anggota semakin besar kemungkinan untuk mengadakan pembagian
kerja (division of labour) dari dalam perusahaan yang berakibat kenaikan
produktivitas atau penurunan ongkos per unit.

b. Competition
Kemampuan koperasi dalam kompetisi terutama karena koperasi mempunyai
potensi dalam menciptakan economies of scale sehingga mampu menentapkan
harga dan jumlah yang bersaing di pasar. Di samping itu juga karena koperasi
mampu menciptakan bergaining position di pasar melalui kekuatan dan
penawaran barang. Bila seluruh produsen produk tertentu menjadi anggota
koperasi, maka pada daerah tertentu koperasi akan menjadi salah satu kekuatan
dalam mengendalikan pasar. Kemungkinan ini dapat diraih karena koperasi
dapat fleksibel berintegrasi vertikal ke indukstri hulu dan hilir. Dengan kata lain
koperasi dapat menjadi perusahaan monopoli pada luas pasar tertentu dan
menjadi kekuatan utama dalam mengendalikan pasar.

c. Inter- Linkage market


Inter-Linkage Market adalah keterkaitan pasar yang terjadi karena adanya
hubungan antara pembelian dan penjualan. Koperasi produsen terkait dengan
koperasi penjualan, koperasi pembelian dan koperasi kredit. Koperasi
memberikan pinjaman kepada koperasi produksi dan produsen penjual
produknya melalui koperasi penjualan. Dari hasil penjualan koperasi dapat
berhubungan dengan pembeli (koperasi pembelian) dalam hal pengadaan input
dan membayar utan kepada koperasi kredit. Dalam hal inter – inkage market ini,
koperasi mempunyai keunggulan dibanding dengan perusahaan non koperasi
karena koperasi akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir. Bila dihubungkan itu
terjadi antarpedagang atau koperasi dengan pedagang, maka profit motive
menjadi tujuan utama. Tetapi jika koperasi dengan koperasi, profit motive bukan
merupakan tujuan utama. Hal ini memungkinkan bagi koperasi untuk
melaksanakan transaksi antarkoperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah.

d. Participation
Keunggulan koperasi dalam hal partisipasi terutama karena prinsip anggota
sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Dengan prinsip ini seorang
anggota sudah semestinya membiayai koperasi miliknya dengan memberikan
konstribusi keuangan dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela dan bila perlu malalui usaha pribadinya.

e. Transaction cost
Faktor lain yang dapat menurunkan biaya koperasi adalah rendahnya biaya
transaksi (Transaction cost). Biaya transaksi adalah biaya – biaya yang ada di
luar biaya – biaya produksi atau biaya yang timbul atas pengenaan penukaran
suatu produk. Biaya ini timbul ketika suatu organisasi perusahaan mengadakan
pembelian input dan penjualan output. Pada saat pembelian input biaya yang
perlu dikeluarkan adalah biaya mencari informasi tentang input, biaya penelitian
input. Biaya kontak, baiya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak
dilanggar. Sedangkan pada saat penjualan output biaya yang perlu dikeluarkan
adalah biaya pencarian informasi pasar, biaya penelitian pasar, biaya kontrak
penjualan, biaya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak dilanggar.

f. Reduksi terhadap risiko terhadap ketidakpastian (uncertainly)


Masalah ketidakpastian (uncertainty) timbul karena faktor eksternal. Koperasi
maupun badan usaha yang lain mempunyai ketidakpastian dalam hal harga
barang, permintaan dan penawaran, modal, tingkat bunga, dan lain – lain. Makin
tinggi tingkat ketidakpastian, makin tinggi risiko yang dihadapi, dan makin besar
biaya transaksi yang harus dikeluarkan. Ketidakpastian dapat dikurangi dengan
mengadakan perjanjian (misalnya perjanjian sub-contracting) atau dengan
mangasumsikan.

Pada koperasi ketidakpastian itu dapat dikurangi tanpa mengorbankan


kebebasan anggota sebagai produsen atau konsumen barang. Hal ini karena
anggota dapat membeli atau menjual barang kepada koperasi melalui pasar
internal (internalize market). Internalize market akan menurunkan uncertainly
sehingga tingkat risiko yang harus ditanggung menjadi sangat rendah. Jika
terjadi resiko uncertainty dalam koperasi sebagai akibat melaksanakan transaksi
di pasar eksternal, maka kerugian yang ditimbulkan tidak akan ditanggung
sendiri – sendiri tetapi ditanggung secara bersama – sama (shock obsorber). Hal
ini berarti biaya risiko per anggota menjadi lebih rendah.
2.6. Koperasi dalam Segitiga Strategis
Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada tiga pemain yang
diperhitungkan. Ketiga pemian itu adalah koperasi itu sendiri (cooperative), para
anggota atau anggota potensial (member atau potential members) dan pesaing
(competitor). Masing – masing dari komponen strategis tersebut sering disebut
”The Third’s C Strategic” (customer / members, cooperative dan competitor).

Segi tiga Strategis


Untuk beroperasi secara berhasil dalam segi tiga strategis itu, komperasi harus
tahu menggunakan hubungan antara segi tiga C itu dengan baik.
Namun seperti yang telah dilansir oleh Yuyun Wirasasmita (1991), pada
kebanyakan koperasi saat ini masih menunjukkan hal – hal sebagai berikut :

a. Fungsi dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan oleh anggota

b. Struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan sukar


dimengerti dan dikontrol, struktur organisasi dari sudut pandang anggota
dianggap terlalu rumit.

c. Tujuan koperasi dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu


luas atau terlalu sempit.

d. Perusahaan koperasi dengan para manajernya sangat dianggap t


erhadap arahan pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap
terhadap arahan anggota.

e. Fasilitas koperasi terbuka juga bagi nonanggota sehingga tidak adak


perbedaan manfaat yang diperoleh anggota dan nonanggota.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Karakteristik utama koperasi
adalah posisi anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa
koperasi.dalam koperasi ada hubungan yang penting dalam lingkungan koperasi, yaitu
hubungan kepemilikan, hubungan pelayanan dan hubungan pasar. Hubungan transaksi
antarperusahaan dalam satu grup tersebut, pada hakikatnya merupakan kegiatan yang
dilandasi dengan kriteria identitas. Koperasi dapat bersaing dengan organisasi –
organisasi lain dalam hal anggota, modal, pelanggan, dan lain – lain. Bila mereka ingin
menarik anggota, mereka harus menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat
diberikan oleh organisasi lainnya. Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada
tiga pemain yang diperhitungkan. Ketiga pemian itu adalah koperasi itu sendiri
(cooperative), para anggota atau anggota potensial (member atau potential members)
dan pesaing (competitor).
DAFTAR PUSTAKA

https://kopma.ugm.ac.id/2014/07/02/identitas-koperasi-di-indonesia/
https://giwps.georgetown.edu/wp-content/uploads/2018/04/Hubungan-Koperasi.pdf
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/X-Ekonomi-Koperasi.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/15078-ID-hubungan-karakteristik-sosial-
ekonomi-anggota-koperasi-dengan-pelaksanaan-prinsi.pdf

ICA pada Kongres 100 Tahun The International Cooperative Alliance Tahun 1995.
Manchester, United Kingdom: Tanggal 23 September 1995.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta. Kartasapoetra,G, Bambang S, A. Setiady, 2001. Koperasi Indonesia. PT
Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai