PENDAHULUAN
karena bayi atau ibu sakit, ibu harus Populasinya adalah seluruh ibu yang
bekerja, serta ibu ingin mencoba susu memiliki bayi usia 6-12 bulan. Pengambilan
formula (Nurhaedar, 2011). sampel dengan teknikproportional random
Pada masyarakat Madura adanya sampling. Sebagai Variabel independennya
kebiasaan membuang ASI pertama yang social ekonomi dan pendidikan dan variabel
berwarna kuning atau yang biasa disebut dependennya pemberian prelacteal
sebagai kolostrom, kolostrom tersebut feeding. Pengumpulan data melakukan
dianggap basi. Sehingga tidak perlu instrumen berupa kuesioner yang kemudian
diberikan kepada bayinya, sebagai gantinya hasilnya disajikan berupa distribusi
mereka memberikan minuman, madu, atau frekuensi karena bertipe kategorik
makanan sejenisnya supaya bayi tersebut (Nugroho, 2014), selanjutnya diuji
tidak lapar. Budaya pemberian makanan menggunakan Chi Square test.
lain sebelum pemberian ASI juga didukung
HASIL PENELITIAN
oleh Penelitian yang dilakukan oleh Lely
Defni tahun 2001 di Kelurahan Barangsiang Setelah dilakukan pengumpulan data
dan Desa Katulampa Kecamatan Kota bahwa dari 93 ibu terdapat banyak ibu yang
Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat berusia 25 – 35 tahun yaitu 75,3% dan
menunjukkan sebanyak 70% sampel tidak pekerjaan yang paling banyak ibu bayi
memberikan ASI eksklusif karena bayi telah lakukan adalah sebagai ibu rumah tangga
diperkenalkan dengan makanan prelakteal. (80,6%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Riskesdas tahun 2010 melaporkan bayi pada tabel 1 di bawah ini:
yang diberi makanan prelakteal di
Indonesia sebanyak 43,6% dan di Jawa Tabel 1. Distribusi Usia dan Pekerjaan Ibu
Timur sebanyak 48,1%. Penelitian yang Bayi 6-12 Bulan di Puskesmas Kemayoran
dilakukan oleh Mercy Corps di Jakarta Bangkalan September 2016.
menunjukkan sebanyak 64% ibu
memberikan makanan atau minuman selain Variabel Frekuensi Persen
ASI pada tiga hari pertama setelah Usia < 25 tahun 15 16,1
persalinan. Diantara bayi yang mendapat 25 – 35 tahun 70 75,3
prelacteal feeding, mayoritas mendapatkan >35 tahun 8 8,6
susu formula yaitu sebesar 66,5% atau Pekerjaan Honorer 4 4,3
susu hewan sebesar 18,9%. Memberikan IRT 75 80,6
madu juga merupakan hal yang umum yaitu PNS 7 7,5
sebanyak 28,6%. Menurut hasil Riskesdas Lainnya 7 7,5
2010, semakin tinggi tingkat pendidikan dan
status ekonomi, cenderung semakin tinggi Hasil pengumpulan data dari 93 ibu
persentase pemberian makanan prelakteal yang memiliki bayi 6-12 bulan di wilayah
berupa susu. Karena masih banyaknya Puskesmas Kemayoran Bangkalan
praktik pemberian makanan prelaktal pada terdapat 32 (34,4%) yang memberikan
bayi, maka peneliti tertarik untuk melakukan prelacteal feeding kepada bayinya. Data
penelitian tentang faktor-faktor yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 di
mempengaruhi pemberian prelacteal bawah ini:
feeding khususnya pada status social
ekonomi dan tingkat pendidikan. Tabel 2. Pemberian Prelacteal Feedingbayi
6-12 bulan di Wilayah Puskesmas
METODE PENELITIAN Kemayoran Bangkalan September 2016
ekonomi menengah sebanyak 13 orang dan memberikan Prelacteal Feeding. Hal ini
12 orang dari tingkat sosial ekonomi atas. kemungkinan disebabkan karena semakin
Seorang ibu yang tinggal di perkotaan dan tinggi pendidikan seseorang semakin
memiliki tingkat sosial ekonomi yang baik, mudah menerima informasi.
akan cenderung memberikan makanan Hasil uji analisis hipotesis secara
selain ASI, karena kemampuan daya beli statistik disimpulkan tidak ada pengaruh
yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang bermakna antara Tingkat Pendidikan
Khanal, et al. 2013, yang menyatakan ibu dengan pemberian prelacteal feeding.
keluarga dengan status sosial ekonomi Kenyataan yang terjadi adalah tidak semua
menengahlah yang prosentasenya paling ibu yang berpendidikan tinggi selalu
banyak dalam memberikan Prelacteal menghindari praktek-praktek Prelacteal
Feeding. Dari hasil Uji analisis disimpulkan Feeding, demikian pula sebaliknya pada ibu
bahwa secara statistik tidak ada pengaruh –ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini
yang bermakna antara Tingkat sosial sesuai dengan pendapat dari Gupta and
ekonomi ibu dengan Pemberian Makanan Nagori, 2012 yang menyatakan ibu dengan
Prelacteal. Di wilayah Pukesmas tingkat pendidikan rendah cenderung
Kemayoran Kabupaten Bangkalan terdapat memberikan makanan Prelacteal ( Gupta
7 desa dan 6 kelurahan. Yang mana ibu-ibu and Nagori, 2012 ). Sedangkan pendapat
yang tinggal di perkotaan cenderung yang berlawanan disampaikan oleh Khanal
memberikan makanan selain ASI seperti et al, 2013 di Nepal yang menyatakan
susu formula. Oleh karena bayi akan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi lebih
diberikan makanan Prelacteal pada saat banyak memberikan makanan Prelacteal
ibunya akan bekerja. Tetapi tidak menutup (Khanal, et al, 2013).
kemungkinan ibu yang tidak bekerja juga
KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan makanan Prelacteal
dikarenakan adanya tradisi yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang
oleh ibu dan keluarga yang sudah turun dilakukan terhadap ibu yang memiliki bayi
temurun sesuai dengan pendapat Kholifah , usia 6-12 bulan tentang status social
2008 yang menyatakan tradisi pemberian ekonomi dan tingkat pendidikan terhadap
makanan pada bayi berupa tajin, pisang, pemberian makanan Prelacteal Feeding
madu, dan air putih (Kholifah, 2008 ). Ibu dihasilkan kesimpulan sebagai berikut
dengan status sosial ekonomi yang baik :tingkat sosial ekonomi ibu rata –rata pada
cenderung lebih memberikan susu formula tingkat menengah sebesar 46 orang,
sebagai pengganti ASI, dikarenakan sedangkan ibu yang memberikan Prelacteal
kemampuan daya beli yang baik, dan Feeding dengan tingkat sosial ekonomi
anggapan bahwa susu formula itu menengah sebesar 33 orang. Hasil uji
merupakan pilihan yang baik dalam statistik didapatkan tidak ada pengaruh
memenuhi kebutuhan gizinya. Hal ini sesuai yang bermakna antara tingkat sosial
dengan pendapat Khanal, et al., 2013 ekonomi terhadap Pemberian Prelacteal
menyatakan bahwa Keluarga dengan status Feeding, tingkat pendidikan ibu berada
sosial ekonomi yang baik lebih banyak pada tingkat sedang sebesar 59 orang.
memberikan makanan Prelacteal ( Khanal, Sedangkan ibu yang memberikan
et al. 2013). Prelacteal Feeding, tingkat pendidikan rata-
ratanya sebesar 22 orang. Hasil uji statistik
Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap
didapatkan kesimpulan tidak ada pengaruh
Pemberian Prelacteal feeding
yang bermakna antara tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan proses ibu dengan pemberian Prelacteal Feeding.
pengubahan sikap dan tingkah laku Sehingga disarankan : Perlunya
seseorang atau kelompok orang dalam dilakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif
usaha mendewasakan manusia melalui dan prelacteal feeding pada masyarakat,
upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam diharapkan bagi institusi pelayanan
penelitian ini sebagian besar responden kesehatan untuk dapat lebih proaktif dalam
mempunyai pendidikan sedang sebanyak mensosialisasikan Inisiasi Menyusui Dini
59 orang (63,4%). Sedangkan responden (IMD) dan ASI Eksklusif, selain itu praktik
yang tidak memberikan Prelacteal Feeding menyusui di masyarakat juga harus terus
rata-rata memiliki pendidikan sedang (37 dipantau dengan lebih sering melakukan
orang) lebih banyak daripada yang kunjungan rumah sehingga diharapkan
dapat merubah persepsi serta perilaku pemberian ASI pada ibu Yang tidak
masyarakat tentang memberikan makanan Bekerja. Bogor : IPB
prelaktealsehingga dapat meingkatkan Ergenekon, O., Elmaci, N, Ertem. 2001.
angka pemberian ASI eksklusif. Breasfeeding beliefs and practices
Among Migrant mother in Slums of
DAFTAR PUSTAKA DiyarbakirTurkey. European Journal of
A.O. Ogah, A.M. Ajayi, S. Akib, S.N. Okolo Public Health. 2006, 16 (2): 143-148
2012, A Cross-Sectional Study Of Pre- Friedman. 2004. Keperawatan Keluarga,
Lacteal Feeding Practice Among Jakarta, EGC
Women Attending Kampala International Gupta K Rajendra And Nagori Gautam
University Teaching Hospital Maternal 2012, A Study On Changing Trends And
And Child Health Clinic, Bushenyi, Impact Of Ante-Natal Education And
Western Uganda, Asian Journal Of Mother’s Educational Status On Pre-
Medical Sciences 4(3): 79-85 Lacteal Feeding Practices, Journal Of
Arikunto. Suharsini 2010. Prosedur Pharmaceutical And Biomedical
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Sciences (Jpbms), Vol. 19, Issue 19
Edisi Revisi, Jakarta, Rineka Cipta. www.jpbms.info
Athavale A.V., Athavale S. A., Deshpande Hidayat A.Aziz Alimul. 2009. Asuhan
S. G., Zodpey S. P., Sangole. S. 2004. Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta,
Initiation Of Breast-Feeding By Urban EGC
Women, Health and Population- IDAI. 2012. Buku Ajar Neonatologi, Jakarta,
Perspectives and Issues 27 (2): 117- IDAI
125, 2004 JNPK-KR 2008, Asuhan Persalianan
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Tori dan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini,
Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Jakarta, JNPK-KR/POGI dan IDAI
Pelajar Kemenkes RI 2010, Strategi Peningkatan
Basuki Dian Nutjahjati 2009, Mengapa Makanan Bayi Dan Anak (PMBA),
Menyusui Perlu Dilindungi?. Jakarta, Kemenkes
www.gizi.net/artikel/2009 Kementrian Pendidikan Nasional 2010,
BPS, BKKBN, Kemenkes RI, MEASURE Bahan Ajar : Ayo Berobat Ke
DHS ICF International 2012, Survey Puskesmas, Murah dan Meriah,
Demografi dan Kesehatan Indonesia Mataram, Kemendiknas
2012 Laporan Prndahuluan, Jakarta, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BPS, BKKBN, Kemenkes RI, MEASURE Indonesia Nomor
DHS ICF International 279/Menkes/Sk/Iv/2006 Tentang
Cunningham Gary, Gant N.F, Leveno K.J, Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Gilstrap L.C, Hault J.C, Wenstorm K.D Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
2001, Obstetric Williams Ed.21 Vol.1, Puskesmas
Jakarta, EGC Khomsan Ali. 2000. Teknik Pengukuran
Defni Lely 2001, Pola Pemberian Makanan Pengetahuan Gizi, Jurusan Gizi
Pada Bayi Usia 0-4 Bulan Dan Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Bayi Bogor, IPB
Di Kelurahan Barangsiang Dan Desa Khanal Visnu, Adhikari Mandira, Sauer Kay,
Katulampa, Kecamatan Kota Bogor, Zhao Yun 2013. Factors Associated with
Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, Tugas The Introduction of Prelacteal Feeds In
Akhir, Tidak Diterbitkan, Fakultas Nepal : Finding From The Nepal
Pertanian Institut Pertanian Bogor, Demographic and Health Survey 2011,
Bogor Http://www.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Internationalbreastfeedingjournal.com/c
2010a, Laporan Hasil Riset Kesehatan ontent/8/1/9,
Dasar Indonesia (Riskesdas) 2010, Liqian Qiu, Xing Xie, Andy Lee, Colin Binns
Jakarta, Depkes RI 2007, Infants’ First Feeds In Hangzhou,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia PR China, Asia Pac J Clin Nutr 2007;16
2010b, Pedoman Kader Seri Kesehatan (Suppl 1):458-461
Anak, Jakarta, Depkes RI
Ekiawati, E. 2002. Analisis faktor yang Lissauer Tom dan Arroy. 2009. At A Glance
berhubungan dengan perilaku Neonatologi, Jakarta, EMS