Anda di halaman 1dari 7

Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

PENDAHULUAN

Angka kematian bayi nasional menurut


PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI SDKI tahun 2007 adalah 34 per 1.000
DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP kelahiran hidup, dan angka kematian bayi
PEMBERIAN PRELACTEAL FEEDING hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian
Dwi Wahyu Wulan Sulistyowati Bayi di provinsi Jawa Timur pada tahun
(Poltekkes Kemenkes Surabaya; 2007 adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup
e-mail: dwwulan1@gmail.com) dan pada tahun 2012 adalah 30 per 1000
Ira Rahayu Tiyar Sari kelahiran hidup, sedangkan jumlah
(Poltekkes Kemenkes Surabaya) kematian bayi di provinsi Jawa Timur pada
tahun 2010 sebanyak 5.533 kasus
(Depkes, 2012). Walaupun menunjukkan
ABSTRAK penurunan tetapi penurunan tersebut tidak
terlalu banyak. Beberapa penyakit yang
Dalam kehidupan masyarakat masih saat ini masih menjadi penyebab kematian
adanya kebiasaan membuang ASI pertama terbesar dari bayi diantaranya adalah
yang berwarna kuning atau yang biasa penyakit diare, tetanus, gangguan perinatal,
disebut sebagai kolostrom, kolostrom dan radang saluran napas bagian bawah
tersebut dianggap Basi. Sehingga tidak (Hapsari, 2004 dalam Hidayat, 2009).
perlu diberikan kepada bayinya, sebagai Untuk membantu dalam mengurangi
gantinya mereka memberikan minuman, morbiditas dan mortalitas neonatal dan
madu, atau makanan sejenisnya supaya untuk mencapai MDGs, dapat dilakukan
bayi tersebut tidak lapar. Tujuan penelitian inisiasi menyusui dini (IMD), memberikan
ini adalah mengidentifikasi faktor status kolostrum pada masa awal setelah
social ekonomi dan tingkat pendidikan kelahiran dan dilanjutkan dengan menyusui
dalam mempengaruhi pemberian prelacteal bayi secara eksklusif sejak lahir sampai
feeding. Penelitian ini menggunakan dengan umur 6 bulan (Walia, et.al, 2009).
metode cross sectional . Populasinya ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja
adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia pada bayi tanpa tambahan
6-12 bulan. Pengambilan sampel dengan makanan/minuman lain (susu
teknik proportional random sampling. formula/kaleng, pisang, madu, teh, dll)
Pengumpulan data melakukan instrument kecuali obat, sampai usia 6 bulan (Depkes
berupa kuesioner yang kemudian hasilnya RI, 2010).
akan di analisis secara bivariat yang dibuat Kolostrum yang dikeluarkan selama
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan beberapa hari pertama kehidupan, sangat
analisis univariat dengan menggunakan Chi kaya dengan faktor-faktor imunoprotektif
Square. Hasil uji analisis hipotesis dapat dan beberapa vitamin dan mineral, dan
disimpulkan terdapat kemaknaan nilai tidak boleh dibuang atau diganti dengan
probabilitas pearson chi square makanan prelakteal yaitu makanan atau
(signifikansi) P value = 0,686 (P value > minuman selain air susu ibu (ASI) pada tiga
0,05) untuk kedua faktor, yang berarti hari pertama setelah lahir (Liqian Qiu, et.al,
hipotesis tidak diterima, sehingga dapat 2007). Meminum kolostrum secara awal
disimpulkan bahwa secara statistik tidak akan membantu membersihkan mekonium
ada pengaruh yang bermakna antara dari usus, juga bersifat nutritif atau
Tingkat Sosial Ekonomi dan Tingkat mempunyai nilai gizi yang tinggi dan
Pendidikan ibu terhadap pemberian bersifat protektif atau untuk perlindungan
prelacteal feeding. terhadap infeksi (Verralls, 2003). Walaupun
ASI yang berupa kolostrum itu hanya dapat
Kata Kunci: diisap beberapa tetes, ini sudah cukup
Sosial ekonomi, Tingkat pendidikan, untuk kebutuhan bayi pada hari-hari
Prelacteal feeding pertama, tetapi terkadang ibu keberatan
untuk menyusui bayinya dengan alasan ASI
belum keluar (Russepno dkk, 2007). Alasan
lainnya yaitu budaya memberikan makanan
prelakteal, menghentikan pemberian ASI

308 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

karena bayi atau ibu sakit, ibu harus Populasinya adalah seluruh ibu yang
bekerja, serta ibu ingin mencoba susu memiliki bayi usia 6-12 bulan. Pengambilan
formula (Nurhaedar, 2011). sampel dengan teknikproportional random
Pada masyarakat Madura adanya sampling. Sebagai Variabel independennya
kebiasaan membuang ASI pertama yang social ekonomi dan pendidikan dan variabel
berwarna kuning atau yang biasa disebut dependennya pemberian prelacteal
sebagai kolostrom, kolostrom tersebut feeding. Pengumpulan data melakukan
dianggap basi. Sehingga tidak perlu instrumen berupa kuesioner yang kemudian
diberikan kepada bayinya, sebagai gantinya hasilnya disajikan berupa distribusi
mereka memberikan minuman, madu, atau frekuensi karena bertipe kategorik
makanan sejenisnya supaya bayi tersebut (Nugroho, 2014), selanjutnya diuji
tidak lapar. Budaya pemberian makanan menggunakan Chi Square test.
lain sebelum pemberian ASI juga didukung
HASIL PENELITIAN
oleh Penelitian yang dilakukan oleh Lely
Defni tahun 2001 di Kelurahan Barangsiang Setelah dilakukan pengumpulan data
dan Desa Katulampa Kecamatan Kota bahwa dari 93 ibu terdapat banyak ibu yang
Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat berusia 25 – 35 tahun yaitu 75,3% dan
menunjukkan sebanyak 70% sampel tidak pekerjaan yang paling banyak ibu bayi
memberikan ASI eksklusif karena bayi telah lakukan adalah sebagai ibu rumah tangga
diperkenalkan dengan makanan prelakteal. (80,6%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Riskesdas tahun 2010 melaporkan bayi pada tabel 1 di bawah ini:
yang diberi makanan prelakteal di
Indonesia sebanyak 43,6% dan di Jawa Tabel 1. Distribusi Usia dan Pekerjaan Ibu
Timur sebanyak 48,1%. Penelitian yang Bayi 6-12 Bulan di Puskesmas Kemayoran
dilakukan oleh Mercy Corps di Jakarta Bangkalan September 2016.
menunjukkan sebanyak 64% ibu
memberikan makanan atau minuman selain Variabel Frekuensi Persen
ASI pada tiga hari pertama setelah Usia < 25 tahun 15 16,1
persalinan. Diantara bayi yang mendapat 25 – 35 tahun 70 75,3
prelacteal feeding, mayoritas mendapatkan >35 tahun 8 8,6
susu formula yaitu sebesar 66,5% atau Pekerjaan Honorer 4 4,3
susu hewan sebesar 18,9%. Memberikan IRT 75 80,6
madu juga merupakan hal yang umum yaitu PNS 7 7,5
sebanyak 28,6%. Menurut hasil Riskesdas Lainnya 7 7,5
2010, semakin tinggi tingkat pendidikan dan
status ekonomi, cenderung semakin tinggi Hasil pengumpulan data dari 93 ibu
persentase pemberian makanan prelakteal yang memiliki bayi 6-12 bulan di wilayah
berupa susu. Karena masih banyaknya Puskesmas Kemayoran Bangkalan
praktik pemberian makanan prelaktal pada terdapat 32 (34,4%) yang memberikan
bayi, maka peneliti tertarik untuk melakukan prelacteal feeding kepada bayinya. Data
penelitian tentang faktor-faktor yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 di
mempengaruhi pemberian prelacteal bawah ini:
feeding khususnya pada status social
ekonomi dan tingkat pendidikan. Tabel 2. Pemberian Prelacteal Feedingbayi
6-12 bulan di Wilayah Puskesmas
METODE PENELITIAN Kemayoran Bangkalan September 2016

Penelitian ini menggunakan metode No Pemberian Frekuensi Persen


survey yang kemudian menganalisis 1 Diberi 32 34,4
dinamika korelasi antara fenomena atau 2 Tidak Diberi 61 65,6
antara factor risiko dengan factor efek Jumlah 93 100
dengan pendekatan potong silang (cross Setelah dilakukan pengumpulan data
sectional) yaitu variabel sebab atau risiko terdapat ibu yang status social ekonominya
(social ekonomi dan pendidikan) dan terbanyak adalah menengah yaitu 46 ibu
akibat atau kasus yang terjadi pada objek (49,5%) dan tingkat pendidikan ibu
penelitian (pemberian prelacteal feeding) terbanyak adalah tingkat pendidikan
diukur atau dikumpulkan secara simultan sedang yaitu 59 ibu (63,4%).
atau dalam waktu yang bersamaan.
309 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan
http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status probabilitas pearson chi square


social Ekonomi dan Tingkat Pendidikan (signifikansi) P value = 0,686 (P value >
pada Ibu Bayi 6-12 Bulan di Wilayah 0,05) yang berarti hipotesis tidak diterima,
Puskesmas Kemayoran Bangkalan sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
September 2016 statistik tidak ada pengaruh yang bermakna
Variabel Frekuensi Persentase antara Tingkat Pendidikan ibu dengan
Status Bawah 17 18,3 pemberian prelacteal feeding.
Sosial Menengah 46 49,5
PEMBAHASAN
Ekonomi Atas 30 32,3
Tingkat Rendah 12 12,9 Pemberian Prelacteal Feeding
Pendidikan Sedang 59 63,4
Tinggi 22 23,7 Hasil pengumpulan data dari 93 ibu
yang memiliki bayi 6-12 bulan di wilayah
Pada data khusus untuk mendapatkan
Puskesmas Kemayoran Bangkalan
gambaran tentang ada atau tidaknya
terdapat 32 (34,4%) yang memberikan
hubungan antara variabel Pemberian prelacteal feeding kepada bayinya.
Prelacteal Feeding dengan Faktor social
Prelacteal Feeding merupakan
ekonomi dan tingkat pendidikandigunakan
makanan dan minuman yang lain selain
tabulasi silang dengan menggunakan uji
ASI yang diberikan sebelum dan selama
statistic non parametric Chi Square. Untuk
proses pemberian ASI. Hal ini sesuai
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di
dengan hasil Riskesdas, 2010 yang
bawah ini. mengatakan bahwa makanan Prelacteal
Tabel 4. Tabulasi Silang Pemberian adalah makanan dan minuman yang
Prelacteal Feeding Dengan Faktor Status diberikan kepada bayi baru lahir sebelum
Sosial ekonomi dan Tingkat pendidikan ASI keluar. Adapun alasan responden
memberikan makanan Prelacteal Feeding
Pemberian adalah karena ASI belum keluar, ibu
Prelacteal
Feeding
merasa takut kalau bayinya masih lapar,
Variabel
Tidak dan ASI tidak mencukupi. Hal ini sesuai
Diberi dengan pendapat Suhardjo (1992) yang
Diberi
Status Bawah 7 10 menjelaskan bahwa alasan dalam
Ekonomi Menengah 13 33 pemberian makanan Prelacteal adalah agar
Atas 12 18 bayi berhenti menangis, Bayi belum bisa
Tingkat Rendah 3 9 menghisap ASI, bayi membutuhkan
Pendidikan Sedang 22 37 makanan sebelum ASI keluar, dll
Tinggi 7 15 (Suhardjo, 1992). Dari 32 orang yang
memberikan makanan Prelacteal Feeding
Berdasarkan tabel 4 diperoleh bahwa
19 orang memberikan susu formula,
responden yang memberikan Prelacteal
sisanya responden memberikan air putih,
Feeding dengan tingkat sosial ekonomi
air tajin, madu, pisang, dan air gula. Jenis
menengah sebanyak 13 orang dan 12
makanan Prelacteal Feeding dimasing-
orang dari tingkat sosial ekonomi atasHasil
masing daerah berbeda-beda, tergantung
uji analisis hipotesis dapat disimpulkan
kebiasaan yang ada di daerah tersebut. Hal
terdapat kemaknaan nilai probabilitas
ini sesuai dengan hasil Riskesdas, 2010
pearson chi square (signifikansi) P value =
tentang Jenis-jenis makanan Prelacteal
0,465 (P value > 0,05) yang berarti
Susu Formula, Air putih, air tajin, air gula,
hipotesis tidak diterima, sehingga dapat
sari buah, pisang, , nasi/bubur, dan lain-lain
disimpulkan bahwa secara statistik tidak
(Riskesdas, 2010).
ada pengaruh yang bermakna antara
Tingkat Sosial Ekonomi ibu dengan Pengaruh Faktor Tingkat Sosial
pemberian prelacteal feeding. Sedangkan Ekonomi Terhadap Pemberian Prelacteal
ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah feeding
dan tidak memberikan Prelactealfeeding
adalah sebanyak 9 dan untuk ibu dengan Responden dalam penelitian ini rata-rata
pendidikan tinggi dan tidak memberikan dengan tingkat sosial ekonominya
prelacteal feeding adalah sebanyak 17 menengah sebanyak 46 orang (49,5%).
orang. Hasil uji analisis hipotesis dapat Sedangkan responden yang memberikan
disimpulkan terdapat kemaknaan nilai Prelacteal Feeding dengan tingkat sosial

310 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

ekonomi menengah sebanyak 13 orang dan memberikan Prelacteal Feeding. Hal ini
12 orang dari tingkat sosial ekonomi atas. kemungkinan disebabkan karena semakin
Seorang ibu yang tinggal di perkotaan dan tinggi pendidikan seseorang semakin
memiliki tingkat sosial ekonomi yang baik, mudah menerima informasi.
akan cenderung memberikan makanan Hasil uji analisis hipotesis secara
selain ASI, karena kemampuan daya beli statistik disimpulkan tidak ada pengaruh
yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang bermakna antara Tingkat Pendidikan
Khanal, et al. 2013, yang menyatakan ibu dengan pemberian prelacteal feeding.
keluarga dengan status sosial ekonomi Kenyataan yang terjadi adalah tidak semua
menengahlah yang prosentasenya paling ibu yang berpendidikan tinggi selalu
banyak dalam memberikan Prelacteal menghindari praktek-praktek Prelacteal
Feeding. Dari hasil Uji analisis disimpulkan Feeding, demikian pula sebaliknya pada ibu
bahwa secara statistik tidak ada pengaruh –ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini
yang bermakna antara Tingkat sosial sesuai dengan pendapat dari Gupta and
ekonomi ibu dengan Pemberian Makanan Nagori, 2012 yang menyatakan ibu dengan
Prelacteal. Di wilayah Pukesmas tingkat pendidikan rendah cenderung
Kemayoran Kabupaten Bangkalan terdapat memberikan makanan Prelacteal ( Gupta
7 desa dan 6 kelurahan. Yang mana ibu-ibu and Nagori, 2012 ). Sedangkan pendapat
yang tinggal di perkotaan cenderung yang berlawanan disampaikan oleh Khanal
memberikan makanan selain ASI seperti et al, 2013 di Nepal yang menyatakan
susu formula. Oleh karena bayi akan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi lebih
diberikan makanan Prelacteal pada saat banyak memberikan makanan Prelacteal
ibunya akan bekerja. Tetapi tidak menutup (Khanal, et al, 2013).
kemungkinan ibu yang tidak bekerja juga
KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan makanan Prelacteal
dikarenakan adanya tradisi yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang
oleh ibu dan keluarga yang sudah turun dilakukan terhadap ibu yang memiliki bayi
temurun sesuai dengan pendapat Kholifah , usia 6-12 bulan tentang status social
2008 yang menyatakan tradisi pemberian ekonomi dan tingkat pendidikan terhadap
makanan pada bayi berupa tajin, pisang, pemberian makanan Prelacteal Feeding
madu, dan air putih (Kholifah, 2008 ). Ibu dihasilkan kesimpulan sebagai berikut
dengan status sosial ekonomi yang baik :tingkat sosial ekonomi ibu rata –rata pada
cenderung lebih memberikan susu formula tingkat menengah sebesar 46 orang,
sebagai pengganti ASI, dikarenakan sedangkan ibu yang memberikan Prelacteal
kemampuan daya beli yang baik, dan Feeding dengan tingkat sosial ekonomi
anggapan bahwa susu formula itu menengah sebesar 33 orang. Hasil uji
merupakan pilihan yang baik dalam statistik didapatkan tidak ada pengaruh
memenuhi kebutuhan gizinya. Hal ini sesuai yang bermakna antara tingkat sosial
dengan pendapat Khanal, et al., 2013 ekonomi terhadap Pemberian Prelacteal
menyatakan bahwa Keluarga dengan status Feeding, tingkat pendidikan ibu berada
sosial ekonomi yang baik lebih banyak pada tingkat sedang sebesar 59 orang.
memberikan makanan Prelacteal ( Khanal, Sedangkan ibu yang memberikan
et al. 2013). Prelacteal Feeding, tingkat pendidikan rata-
ratanya sebesar 22 orang. Hasil uji statistik
Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap
didapatkan kesimpulan tidak ada pengaruh
Pemberian Prelacteal feeding
yang bermakna antara tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan proses ibu dengan pemberian Prelacteal Feeding.
pengubahan sikap dan tingkah laku Sehingga disarankan : Perlunya
seseorang atau kelompok orang dalam dilakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif
usaha mendewasakan manusia melalui dan prelacteal feeding pada masyarakat,
upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam diharapkan bagi institusi pelayanan
penelitian ini sebagian besar responden kesehatan untuk dapat lebih proaktif dalam
mempunyai pendidikan sedang sebanyak mensosialisasikan Inisiasi Menyusui Dini
59 orang (63,4%). Sedangkan responden (IMD) dan ASI Eksklusif, selain itu praktik
yang tidak memberikan Prelacteal Feeding menyusui di masyarakat juga harus terus
rata-rata memiliki pendidikan sedang (37 dipantau dengan lebih sering melakukan
orang) lebih banyak daripada yang kunjungan rumah sehingga diharapkan

311 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

dapat merubah persepsi serta perilaku pemberian ASI pada ibu Yang tidak
masyarakat tentang memberikan makanan Bekerja. Bogor : IPB
prelaktealsehingga dapat meingkatkan Ergenekon, O., Elmaci, N, Ertem. 2001.
angka pemberian ASI eksklusif. Breasfeeding beliefs and practices
Among Migrant mother in Slums of
DAFTAR PUSTAKA DiyarbakirTurkey. European Journal of
A.O. Ogah, A.M. Ajayi, S. Akib, S.N. Okolo Public Health. 2006, 16 (2): 143-148
2012, A Cross-Sectional Study Of Pre- Friedman. 2004. Keperawatan Keluarga,
Lacteal Feeding Practice Among Jakarta, EGC
Women Attending Kampala International Gupta K Rajendra And Nagori Gautam
University Teaching Hospital Maternal 2012, A Study On Changing Trends And
And Child Health Clinic, Bushenyi, Impact Of Ante-Natal Education And
Western Uganda, Asian Journal Of Mother’s Educational Status On Pre-
Medical Sciences 4(3): 79-85 Lacteal Feeding Practices, Journal Of
Arikunto. Suharsini 2010. Prosedur Pharmaceutical And Biomedical
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Sciences (Jpbms), Vol. 19, Issue 19
Edisi Revisi, Jakarta, Rineka Cipta. www.jpbms.info
Athavale A.V., Athavale S. A., Deshpande Hidayat A.Aziz Alimul. 2009. Asuhan
S. G., Zodpey S. P., Sangole. S. 2004. Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta,
Initiation Of Breast-Feeding By Urban EGC
Women, Health and Population- IDAI. 2012. Buku Ajar Neonatologi, Jakarta,
Perspectives and Issues 27 (2): 117- IDAI
125, 2004 JNPK-KR 2008, Asuhan Persalianan
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Tori dan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini,
Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Jakarta, JNPK-KR/POGI dan IDAI
Pelajar Kemenkes RI 2010, Strategi Peningkatan
Basuki Dian Nutjahjati 2009, Mengapa Makanan Bayi Dan Anak (PMBA),
Menyusui Perlu Dilindungi?. Jakarta, Kemenkes
www.gizi.net/artikel/2009 Kementrian Pendidikan Nasional 2010,
BPS, BKKBN, Kemenkes RI, MEASURE Bahan Ajar : Ayo Berobat Ke
DHS ICF International 2012, Survey Puskesmas, Murah dan Meriah,
Demografi dan Kesehatan Indonesia Mataram, Kemendiknas
2012 Laporan Prndahuluan, Jakarta, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BPS, BKKBN, Kemenkes RI, MEASURE Indonesia Nomor
DHS ICF International 279/Menkes/Sk/Iv/2006 Tentang
Cunningham Gary, Gant N.F, Leveno K.J, Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Gilstrap L.C, Hault J.C, Wenstorm K.D Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
2001, Obstetric Williams Ed.21 Vol.1, Puskesmas
Jakarta, EGC Khomsan Ali. 2000. Teknik Pengukuran
Defni Lely 2001, Pola Pemberian Makanan Pengetahuan Gizi, Jurusan Gizi
Pada Bayi Usia 0-4 Bulan Dan Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Bayi Bogor, IPB
Di Kelurahan Barangsiang Dan Desa Khanal Visnu, Adhikari Mandira, Sauer Kay,
Katulampa, Kecamatan Kota Bogor, Zhao Yun 2013. Factors Associated with
Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, Tugas The Introduction of Prelacteal Feeds In
Akhir, Tidak Diterbitkan, Fakultas Nepal : Finding From The Nepal
Pertanian Institut Pertanian Bogor, Demographic and Health Survey 2011,
Bogor Http://www.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Internationalbreastfeedingjournal.com/c
2010a, Laporan Hasil Riset Kesehatan ontent/8/1/9,
Dasar Indonesia (Riskesdas) 2010, Liqian Qiu, Xing Xie, Andy Lee, Colin Binns
Jakarta, Depkes RI 2007, Infants’ First Feeds In Hangzhou,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia PR China, Asia Pac J Clin Nutr 2007;16
2010b, Pedoman Kader Seri Kesehatan (Suppl 1):458-461
Anak, Jakarta, Depkes RI
Ekiawati, E. 2002. Analisis faktor yang Lissauer Tom dan Arroy. 2009. At A Glance
berhubungan dengan perilaku Neonatologi, Jakarta, EMS

312 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

Notoatmodjo Soekidjo. 2003. Pendidikan Semarang Tahun 2010, Semarang,


dan Perilaku Kesehatan. Bandung, Bagian Statistik dan Kependudukan,
Rineka Cipta. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro
dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Metodologi Keperawatan, Yogjakarta, Graha Ilmu
Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Statistics Indonesia (Badan Pusat
Cipta Statistik—Bps) And Macro International
Notoatmodjo Soekidjo. 2011. Kesehatan 2008, Indonesia Demographic And
Masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta Health Survey 2007, Calverton,
Nugroho, H.S.W. 2014. Analisis Data Maryland, USA, Bps And Macro
Secara Deskriptif untuk Data Kategorik. International
Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian,
(FORIKES). Bandung, Alfabeta
Nurhaedar Jafar. 2011. ASI Eksklusif, Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan Pada
Acara Seminar Ilmiah Pada Program Bayi dan Anak, Yogyakarta, Kanisus
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Sunil K Raina, Vijaj Mengi, Gurdeep Singh
Masyarakat Universitas Hasanuddin 2012, Determinant Of Prelacteal
Pada Tanggal 4 Maret 2011 Feeding Among Infants Of Rs Pura
Nursalam. 2007. Konsep dan Penerapan Block Of Jammu And Kashmir, India.
Metodelogi Ilmu Keperawatan, Jakarta, Journal Of Family Medicine And Primary
Salemba Merdeka. Care January 2012 : Volume 1 : Issue 1
Oxorn Harry, Forte William R. 2010. Ilmu Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan
Kebidanan : Patologi dan fisiologi Komunitas, Jakarta, EGC
Persalinan, Yogyakarta, Penerbit Andi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Peraturan Menteri Kesehatan Republik 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Indonesia Nomor UNICEF. 2010, Infant And Young Child
2562/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Feeding Programme Review
Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan Consolidated Report Of Six-Country
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Review Of Breastfeeding Programmes,
Nomor 33 Tahun 2012 Tentang New York, UNICEF
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif USAID. 2006, Infant And Young Child
Perinasia. 2009. Bahan Bacaan Feeding Update, Calverton, Maryland,
Manajemen Laktasi, Jakarta, Perinasia USA, USAID
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu USAID. 2010, USAID/Indonesia Nutrition
Kebidanan, Jakarta, Bina Pustaka Assessment For 2010 New Project
Purdy, SC., Kelly, AS. 2008. Auditory Design,
Evoked respone testing in infant and http://www.ghtechproject.com/resources
Children in Pediatric Audiology, Thieme, .aspx
Newyork Stuttgart. 132-143 Varney Helen, Kriebs Jan M, Gegor
Rafael Pãšrez-Escamilla,Sofia Segãoera- Carolyn L. 2004, Buku Ajar Asuhan
Millãn, Judy Canahãoeati, Hubert Allen Kebidanan Ed.4 Vol.2, Jakarta, Egc
1996, Prelacteal Feeds Are Negatively Verrals Sylvia. 2003. Anatomi Dan Fisiologi
Associated With Breast-Feeding Terapan Dalam Kebidanan, Jakarta,
Outcomes In Hunduras. jn.nutrition.org EGC
Rachmadewi Asrinisa 2009. Pengetahuan, Walia Indarjit, Kalia Raman, Chopra
Sikap, Dan Praktek Pemberian Asi Serta Suksham. 2009. Initiation of Breast
Status Gizi Bayi Usia 4-12 Bulan Di Feeding - The Cultural Factors, Nursing
Perdesaan Dan Perkotaan. Tugas Akhir, and Midwifery Research Journal, Vol-5,
Tidak Diterbitkan, Fakultas Pertanian No. 1, January 2009
Institut Pertanian Bogor, Bogor Warren T K Lee, Eric Wong, Susan S H Lui,
Russepno Hassan. 2007. Buku Kuliah Ilmu Veronica Chan, Joseph Lau 2007,
Kesehatan Anak, Jakarta, FKUI Decision To Breastfeed And Early
Sari Triani Wulan, Agushybana Farid, Cessation Of Breastfeeding In Infants
Dharmawan Yudhy. 2010. Analisis Below 6 Months Old – A Population-
Spasial Pemilihan Tempat Pertolongan Based Study Of 3,204 Infants In Hong
Persalinan Di Kelurahan Sendangmulyo

313 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 4, November 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

Kong. Asia Pac J Clin Nutr 2007;16


(1):163-171
WHO. 1998. Evidence For The Ten Steps
To Successful Breastfeeding, Geneva,
WHO
WHO-UNICEF. Breastfeeding Counselling
A Training Course, www.who.Int
(diakses 19 Februari 2013)
Wulandari Melli 2011, Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian
Makanan Prelakteal Pada Bayi Baru
Lahir Di Desa Supat Timur Kabupaten
Musi Banyuasin Sumatera Selatan
Tahun 2011, Tugas Akhir, Tidak
Diterbitkan, Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta.

314 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik

Anda mungkin juga menyukai