Anda di halaman 1dari 6

1.

Secara umum aktivitas ekspor akan memberikan dampak terhadap kesejahteraan


masyarakat melalui sektor produksi yang bersangkutan, setelah itu akan melalui jalur
faktor produksi (tenaga kerja ataupun modal) dan kemudian berakhir ke rumah tangga.
Dengan adanya perdagangan internasional maka hal tersebut dapat:
 Menaikkan devisa negara
Dengan adanya perbedaan yang dimiliki oleh negara satu dengan negara lain maka sebagai
negara yang mengekspor barang ke negara lain, tujuannya adalah untuk menaikkan devisa
negara. Apabila kita dapat menaikkan devisa negara maka imbas darinya adalah

 Memengaruhi stabilitas harga barang yang di ekspor


Stabilitas harga di sini adalah mempertahankan harga yang dilakukan oleh pemerintah ketika laju
inflasi mulai tinggi. Inflasi adalah peningkatan persediaan uang sehingga menyebabkan kenaikan
harga. Maka dalam hal ini pemerintah bertugas untuk tetap menstabilkan harga ditengah inflasi
yang sedang naik dengan adanya ekspor yang dilakukan oleh negara itu sendiri.

 Eksistensi tenaga kerja


Eksistensi tenaga kerja sangat diperlukan adanya tenaga kerja karena mereka adalah pelaku yang
melancarkan segala tindakan yang saling berkesinambungan. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi, maka perusahaan pengekspor akan kebanjiran pesanan produk, sehingga tenaga kerja
yang ada tidak mampu untuk mengerjakan semuanya sehingga dibutuhkanlah perekrutan tenaga
kerja yang baru untuk menyelesaikan pesananan ekspor yang sangat banyak. Hal ini sangat
menguntungkan satu sama lain.

 Memperluas pasar
Dalam proses produksi, terkadang perusahaan tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka menghindari terjadinya kelebihan produksi.
Mengapa hal itu dihindari? Karena jika produksi yang dihasilkan berlebihan mengakibatkan
turunnya harga produk mereka. Maka dari itu perdagangan internasional bertujuan agar
perusahaan dan para pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal tanpa
khawatir kelebihan akan produksi karena kelebihan produk tersebut dapat dijual keluar negeri.
Hal ini juga menyebabkan terbukanya berbagai pasar yang dapat menampung barang produksi
tersebut.
Investasi juga memberi pengaruh terhadap ekonomi dan sosial negara, hal tersebut dapat dilihat
dari:

 Mengurangi pengangguran
Dengan modal yang bergulir ke perusahaan dan pemerintahan, pembangunan akan
dilakukan dan peluang menambah sumber daya akan terbuka secara lebar. Investasi yang
kita lakukan akan membangun pabrik, infrastruktur, meningkatkan kualitas kesehatan dan
pendidikan, dan secara otomatis membuka banyak lapangan pekerjaan yang diperlukan
untuk mewujudkan tujuan pembangunan. Dengan begitu, aktivitas produksi dapat
berjalan dengan baik didukung dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan
kebutuhan.
 Memajukan negara dalam jangka panjang
Jika investor domestik memiliki peran yang lebih besar, perekonomian negara dalam
jangka panjang bisa lebih terjamin. Investor luar memang membantu pertumbuhan
perekonomian indonesia dalam jangka menengah. Tetapi dalam jangka panjang,
keuntungan yang lebih besar akan mengalir ke negara asal investor tersebut.
Jika investor domestik menyadari hal ini, seharusnya, mengambil peran besar di negara
sendiri tidak lagi jadi masalah. Sebab dalam jangka panjang, investasi bisa menghasilkan
buah yang diinginkan.
 Meningkatkan pendapatan per kapita
Investasi memiliki hubungan erat dengan pdb suatu negara. Jika investasi terhadap
indonesia turun, maka pdb-nya akan turun juga. Sebaliknya, jika investasi mengalir deras,
maka pdb indonesia akan memunculkan hasil yang gemilang.

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing merupakan


ketentuan perundang-undangan yang mendukung berdirinya perusahaan multinasional di
Indonesia. Di samping memberikan peluang untuk berdirinya perusahaan multinasional
yang seluruh modalnya adalah modal asing, Undang- undang tersebut dalam rangka
menarik investor asing juga membuka peluang bagi pemerintah untuk memberikan
peluang perpajakan dan pungutan-pungutan lain.
Menurut Sumantoro, terdapat beberapa langkah yang telah diambil oleh pemerintah
dalam rangka meningkatkan iklim dan insentif penanaman modal asing yang justru lebih
dinikmati oleh perusahaan multinasional, seperti:
 Pada penerbitan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 yang mengintrodusir perangsang
penanaman modal “investment allowance” sebagai perangsang yang lebih besar bagi para
penanam modal asing baru yang tidak prioritas atau penanaman kembali laba atau
perluasan kapasitas produksi, yang dalam praktek justru dinikmati oleh perusahaan
multinasional.
 Di samping itu, perubahan Pasal 54 KUHD yang dimuat dalam Undang Undang Nomor 4
Tahun 1971 mengenai penggunaan sistem hak suara juga memberi iklim bagi perusahaan
modal asing, khususnya perusahaan multinasional, lebih dapat memperkuat pemilikan
dan pengelolaan perusahaan yang bersangkutan di tangan mereka.
Dalam rangka melakukan pengaturan hukum terhadap perusahaan multinasional melalui
Penanaman Modal Asing yang akan menginvestasikan modalnya di Indonesia, maka Menteri
Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal telah
mengeluarkan suatu keputusan Nomor: 15/SK/ 1993 tentang Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Keputusan ini jika dilihat
dari sudut esensinya, merupakan penyempurnaan dari Keputusan Presiden Rl Nomor 97
Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal yang


diundangkan mencakupi semua kegiatan penanaman modal langsung di semua sektor.
Undang-Undang ini juga memberikan jaminan perlakuan yang sama dalam rangka
penanaman modal. Selain itu, Undang-Undang ini memerintahkan agar Pemerintah
meningkatkan koordinasi antarinstansi Pemerintah, antarinstansi Pemerintah dengan
Bank Indonesia, dan antarinstansi Pemerintah dengan pemerintah daerah. Koordinasi
dengan pemerintah daerah harus sejalan dengan semangat otonomi daerah.
Pemerintah daerah bersama-sama dengan instansi atau lembaga, baik swasta maupun
Pemerintah, harus lebih diberdayakan lagi, baik dalam pengembangan peluang
potensi daerah maupun dalam koordinasi promosi dan pelayanan penanaman modal.

Ditetapkannya undang-undang Perseroan Terbatas (PT) Nomor 40 Tahun 2007 ayat


74 tentang tanggung jawab sosial perusahaan, kebijakan pemerintah ini menjadi
momentum yang sejalan dengan isu CSR secara global. Lebih lanjut di dalam dalam
undang-undang yang sama yaitu ayat 76 menyebutkan perusahaan dituntut untuk
memiliki laporan dari program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Hal tersebut mengisyaratkan perlunya transparansi dalam pelaksanaan dan
pencapaian program CSR.

Contoh kasus: Dunkin donuts (http://bbs.binus.ac.id/management/2017/03/dunkin-donuts-case-


study/)

3. Faktor yang menyebabkan ekspansi ke pasar global


 Faktor ekonomi
Untuk mencapai biaya rendah melalui skala ekonomi, pengalaman, dan peningkatan daya
beli. Banyak perusahaan didorong untuk mencari pembeli asing untuk produk dan
layanan mereka karena mereka tidak dapat menangkap cukup volume penjualan besar
dalam negeri untuk sepenuhnya menangkap skala ekonomi dalam pengembangan produk,
manufaktur, atau pasar.
 Untuk lebih mengeksploitasi kompetensi inti. Perusahaan sering dapat memanfaatkan
sumber daya mereka secara internasional dengan mereplikasi model bisnis yang sukses,
menggunakannya sebagai cetak biru dasar untuk operasi internasional, seperti yang telah
dilakukan oleh Starbucks dan McDonalds.
 Faktor sumber daya
Untuk mendapatkan akses ke sumber daya dan kemampuan yang terletak di pasar luar
negeri. Sebuah motif yang semakin penting untuk memasuki pasar luar negeri adalah
untuk memperoleh sumber daya dan kemampuan yang tidak dapat diakses semudah di
pasar rumah perusahaan.
 Untuk menyebarkan resiko bisnis di seluruh basis pasar yang lebih luas. Sebuah
perusahaan menyebar risiko bisnis dengan beroperasi di banyak negara yang berbeda
daripada tergantung sepenuhnya pada operasi di pasar domestik. Kemudian, ketika
bertemu penurunan ekonomi di pasar dalam negeri, kinerjanya dapat didukung oleh
penjualan apung di tempat lain.

4. Kondisi sektor industri dinilai paling terpuruk selama pandemi Covid-19 yang terjadi di
Indonesia. Terutama bagi perusahaan atau industri yang berbasis ekspor impor karena kekurangan
pasokan. Adanya pandemi Covid-19 ini tentunya berdampak pada beberapa sektor ekonomi di
Indonesia. Salah satunya yakni di bidang perusahaan atau industri yang dinilai paling terpuruk
khususnya yang berbasis impor karena kurangnya pasokan. Sebab saat ini terdapat kebijakan
pemerintah yang melarang perusahaan untuk melakukan kegiatan ekspor impor sementara waktu.
Perusahaan atau industri yang berbasis impor juga terpuruk karena kekurangan pasokan dan
produksi. Soalnya ada beberapa kebijakan yang melarang untuk impor barang sementara waktu.

Humas Himpunan Pengusaha Wilayah Serang Timur (Hipwis) Arif Mahdali mengatakan, adanya
wabah virus corona yang terjadi di Indonesia memberikan dampak khususnya kepada para
pengusaha. Salah satunya terjadi penurunan penjualan produk yang ada di sebagain perusahaan.
Sebab saat ini pemerintah melakukan pembatasan baik untuk kunjungan tamu maupun
pengiriman barang dari dalam dan luar negeri.
“Rata-rata 50 persen menurun. Di perusahaan saya juga saat ini menurun 50 persenan. Kami kan
produksi kardus atau covernya, seperti saat ini kan tidak ada lagi orang yang membeli mie,
kulkas. Jadi penjualannya menurun,” ujar Arif kepada Kabar Banten, Senin (6/4/2020)

5. Keuntungan arbitrase
 Efisien Waktu
Waktu yang digunakan untuk proses arbitrase lebih efisien dan fleksibel. Kedua belah
pihak memilih arbiter, dan kemudian proses persidangan akan dipimpin oleh arbiter,
dimana dalam hal ini arbiter dapat bebas menentukan agenda persidangan dengan
menyesuaikan waktu para pihak yang berperkara. Sedangkan apabila sengketa
diselesaikan melalui pengadilan, suatu permasalahan baru bisa diselesaikan jika pihak
pengadilan telah memproses kasus tersebut, menunjuk hakim, dan melakukan panggilan,
sehingga penyelesaian kasus akan memakan waktu cukup lama. Belum lagi jika salah
satu pihak tidak puas kemudian mengajukan banding atau kasasi.
 Hemat Biaya
Biaya dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih murah karena waktu yang
digunakan lebih singkat dan prosesnya hanya di Lembaga arbitase itu saja. Sedangkan
dalam proses litigasi harus melewati proses yang cukup panjang, mulai dari pendaftaran
berkas ke pengadilan, pembayaran pengacara, dan biaya pengadilan. Biaya tersebut akan
terus bertambah seiring dengan pengajuan banding dan kasasi. Sehigga, biaya yang
dikeluarkan untuk penyelesaian masalah secara litigasi akan lebih banyak, dimana dalam
proses arbitrase umumnya tidak menggunakan tempat dan tahapan yang panjang.
 Bersifat Rahasia
Jika dalam metode litigasi penyelesaian sengketa dilakukan secara terbuka, Arbritase
diselenggarakan secara tertutup, arbritase hanya dihadiri oleh para pihak yang berperkara.
Selain itu, dalam proses arbritase tidak ada aturan mengenai barang bukti, apabila ada
barang bukti hanya akan dikendalikan oleh arbiter, sehingga para pihak merasa lebih
aman dan nyaman, karena kerahasiaan perusahaan merupakan hal yang di utamakan
dalam kegiatan bisnis.
 Putusan bersifat mengikat dan final Putusan

Arbritase memiliki kekuatan hukum tetap, bersifat final dan mengikat para pihak, yang
artinya setelah sengketa diputus, maka tidak dapat diajukan banding, kasasi maupun
peninjauan kembali. Sehingga penyelesaian sengketanya lebih cepat, dibandingan dengan
litigasi yang dalam proses pengadilannya dapat mengajukan banding dan kasasi.

 Keahlian dan kepekaan para arbiter

Para pihak yang berperkara dapat memillih arbiter sesuai dengan keahlian arbiter dan
sengketa yang sedang dihadapi, karena pada dasarnya seorang arbiter tidak selalu
berlatang belakang hukum, sehingga para perkara dapat menyesuaikan dengan
kebutuhannya.

 Penggunaan dan Peran Pengacara

Dalam proses arbitrase, pihak-pihak yang berselisih diperbolehkan menggunakan


pengacara. Namun, peran pengacara dalam proses ini sangat terbatas, karena semua
keputusannya ada pada arbiter. Sementara itu, peran pengacara dalam proses litigasi amat
luas, mulai dari mengumpulkan bukti hingga menunjukkan hasil riset dan kasus mereka
ke jajaran hakim di pengadilan untuk melakukan pembelaan.

6. Disney mengalami kesalahan asumsi terhadap selera dan pilihan dari konsumen di
Perancis, Disney menyamaratakannya dengan konsumen di negara lain yang berakibat
fatal pada jumlah pengunjung dan penurunan pendapatan mereka.
Disney tidak menyadari adanya perbedaan budaya yang signifikan di Perancis, Disney
menganggap pola budaya perusahaan yang telah berhasil dijalankan di Amerika Serikat
dan Jepang akan berhasil pula di Perancis, ternyata tidak.

7. Karena dalam pemasaran tersebut, maka konsumen akan mempertimbangkan untuk


membeli produk tersebut. Dengan pemasaran yang mempunyai estetika, maka produk
tersebut dapat dipertimbangkan oleh konsumen untuk keputusan pembelian. Bisa
disimpulkan bahwa pemasaran merupakan salah satu opsi yang harus dikerjakan dengan
baik agar dapat menarik konsumen.

8. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang


dilaksanakan di Mall Solo Paragon.
a. Persepsi program CSR.
Pelaku bisnis dituntut untuk memikul tanggung jawab secara lebih luas kepada
masyarakat, sampai pada pengindahan dan pengedepanan beragam nilai sosial
kemasyarakatan yang mengitari (human values). Perusahaan dituntut untuk memberikan
kontribusi terhadap kenaikan kehidupan masyarakat, yang bukan hanya sekedar
memproduksi dan memasok barang dan jasa bagi masyarakat.
b. Penanggung jawab CSR
Yang dilakukan CSR sudah disiapkan oleh pihak Mall Solo Paragon. Mereka memiliki
bagianbagian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan CSR yang dinamakan Publik
Relationship (PR).
c. Kegiatan CSR
Pemberian beasiswa pada salah satu anak kurang mampu yang berprestasi, pemberian
kambing kepada masyarakat, serta pemberian sembako pada saat hari besar keagamaan,
pemberian bantuan terhadap Posyandu sekitar paragon, sedangkan dalam pelaksanaan
donor darah, membuat event dengan tema Hari anti NARKOBA. Pemberian penghargaan
kepada para kader- kader wanita yang dirasa pantas dan patut dijadikan panutan,
penggalana dana di mall dengan bekerjasama dengan pihak rumah sakit Moewardi dan
yayasan kanker, pemberian bantuan langsung, berupa sejumlah uang kepada anak yatim.
d. Sumber Dana
Sumber dana pelaksanaan CSR selama ini ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
e. Dampak CSR
Dampak positif CSR yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, membuka
lapangan kerja baru menambah kualitas kinerja staff Mall Solo Paragon. Sedangkan
dampak negatifnya ialah timbul penyakit pernafasan, kemacetan, dan jalan rusak.

Contoh Kasus: Studi Kasus PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Pada Tahun 2015
Penulis : NOVIANA ERNAWATI

Anda mungkin juga menyukai