Uts Per - Global
Uts Per - Global
Memperluas pasar
Dalam proses produksi, terkadang perusahaan tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka menghindari terjadinya kelebihan produksi.
Mengapa hal itu dihindari? Karena jika produksi yang dihasilkan berlebihan mengakibatkan
turunnya harga produk mereka. Maka dari itu perdagangan internasional bertujuan agar
perusahaan dan para pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal tanpa
khawatir kelebihan akan produksi karena kelebihan produk tersebut dapat dijual keluar negeri.
Hal ini juga menyebabkan terbukanya berbagai pasar yang dapat menampung barang produksi
tersebut.
Investasi juga memberi pengaruh terhadap ekonomi dan sosial negara, hal tersebut dapat dilihat
dari:
Mengurangi pengangguran
Dengan modal yang bergulir ke perusahaan dan pemerintahan, pembangunan akan
dilakukan dan peluang menambah sumber daya akan terbuka secara lebar. Investasi yang
kita lakukan akan membangun pabrik, infrastruktur, meningkatkan kualitas kesehatan dan
pendidikan, dan secara otomatis membuka banyak lapangan pekerjaan yang diperlukan
untuk mewujudkan tujuan pembangunan. Dengan begitu, aktivitas produksi dapat
berjalan dengan baik didukung dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan
kebutuhan.
Memajukan negara dalam jangka panjang
Jika investor domestik memiliki peran yang lebih besar, perekonomian negara dalam
jangka panjang bisa lebih terjamin. Investor luar memang membantu pertumbuhan
perekonomian indonesia dalam jangka menengah. Tetapi dalam jangka panjang,
keuntungan yang lebih besar akan mengalir ke negara asal investor tersebut.
Jika investor domestik menyadari hal ini, seharusnya, mengambil peran besar di negara
sendiri tidak lagi jadi masalah. Sebab dalam jangka panjang, investasi bisa menghasilkan
buah yang diinginkan.
Meningkatkan pendapatan per kapita
Investasi memiliki hubungan erat dengan pdb suatu negara. Jika investasi terhadap
indonesia turun, maka pdb-nya akan turun juga. Sebaliknya, jika investasi mengalir deras,
maka pdb indonesia akan memunculkan hasil yang gemilang.
4. Kondisi sektor industri dinilai paling terpuruk selama pandemi Covid-19 yang terjadi di
Indonesia. Terutama bagi perusahaan atau industri yang berbasis ekspor impor karena kekurangan
pasokan. Adanya pandemi Covid-19 ini tentunya berdampak pada beberapa sektor ekonomi di
Indonesia. Salah satunya yakni di bidang perusahaan atau industri yang dinilai paling terpuruk
khususnya yang berbasis impor karena kurangnya pasokan. Sebab saat ini terdapat kebijakan
pemerintah yang melarang perusahaan untuk melakukan kegiatan ekspor impor sementara waktu.
Perusahaan atau industri yang berbasis impor juga terpuruk karena kekurangan pasokan dan
produksi. Soalnya ada beberapa kebijakan yang melarang untuk impor barang sementara waktu.
Humas Himpunan Pengusaha Wilayah Serang Timur (Hipwis) Arif Mahdali mengatakan, adanya
wabah virus corona yang terjadi di Indonesia memberikan dampak khususnya kepada para
pengusaha. Salah satunya terjadi penurunan penjualan produk yang ada di sebagain perusahaan.
Sebab saat ini pemerintah melakukan pembatasan baik untuk kunjungan tamu maupun
pengiriman barang dari dalam dan luar negeri.
“Rata-rata 50 persen menurun. Di perusahaan saya juga saat ini menurun 50 persenan. Kami kan
produksi kardus atau covernya, seperti saat ini kan tidak ada lagi orang yang membeli mie,
kulkas. Jadi penjualannya menurun,” ujar Arif kepada Kabar Banten, Senin (6/4/2020)
5. Keuntungan arbitrase
Efisien Waktu
Waktu yang digunakan untuk proses arbitrase lebih efisien dan fleksibel. Kedua belah
pihak memilih arbiter, dan kemudian proses persidangan akan dipimpin oleh arbiter,
dimana dalam hal ini arbiter dapat bebas menentukan agenda persidangan dengan
menyesuaikan waktu para pihak yang berperkara. Sedangkan apabila sengketa
diselesaikan melalui pengadilan, suatu permasalahan baru bisa diselesaikan jika pihak
pengadilan telah memproses kasus tersebut, menunjuk hakim, dan melakukan panggilan,
sehingga penyelesaian kasus akan memakan waktu cukup lama. Belum lagi jika salah
satu pihak tidak puas kemudian mengajukan banding atau kasasi.
Hemat Biaya
Biaya dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih murah karena waktu yang
digunakan lebih singkat dan prosesnya hanya di Lembaga arbitase itu saja. Sedangkan
dalam proses litigasi harus melewati proses yang cukup panjang, mulai dari pendaftaran
berkas ke pengadilan, pembayaran pengacara, dan biaya pengadilan. Biaya tersebut akan
terus bertambah seiring dengan pengajuan banding dan kasasi. Sehigga, biaya yang
dikeluarkan untuk penyelesaian masalah secara litigasi akan lebih banyak, dimana dalam
proses arbitrase umumnya tidak menggunakan tempat dan tahapan yang panjang.
Bersifat Rahasia
Jika dalam metode litigasi penyelesaian sengketa dilakukan secara terbuka, Arbritase
diselenggarakan secara tertutup, arbritase hanya dihadiri oleh para pihak yang berperkara.
Selain itu, dalam proses arbritase tidak ada aturan mengenai barang bukti, apabila ada
barang bukti hanya akan dikendalikan oleh arbiter, sehingga para pihak merasa lebih
aman dan nyaman, karena kerahasiaan perusahaan merupakan hal yang di utamakan
dalam kegiatan bisnis.
Putusan bersifat mengikat dan final Putusan
Arbritase memiliki kekuatan hukum tetap, bersifat final dan mengikat para pihak, yang
artinya setelah sengketa diputus, maka tidak dapat diajukan banding, kasasi maupun
peninjauan kembali. Sehingga penyelesaian sengketanya lebih cepat, dibandingan dengan
litigasi yang dalam proses pengadilannya dapat mengajukan banding dan kasasi.
Para pihak yang berperkara dapat memillih arbiter sesuai dengan keahlian arbiter dan
sengketa yang sedang dihadapi, karena pada dasarnya seorang arbiter tidak selalu
berlatang belakang hukum, sehingga para perkara dapat menyesuaikan dengan
kebutuhannya.
6. Disney mengalami kesalahan asumsi terhadap selera dan pilihan dari konsumen di
Perancis, Disney menyamaratakannya dengan konsumen di negara lain yang berakibat
fatal pada jumlah pengunjung dan penurunan pendapatan mereka.
Disney tidak menyadari adanya perbedaan budaya yang signifikan di Perancis, Disney
menganggap pola budaya perusahaan yang telah berhasil dijalankan di Amerika Serikat
dan Jepang akan berhasil pula di Perancis, ternyata tidak.
Contoh Kasus: Studi Kasus PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Pada Tahun 2015
Penulis : NOVIANA ERNAWATI