Disusun Oleh :
Nim : 14220190030
Kelas : B1
2021-2022
BAHAN KAJIAN
A. Definisi Konseling
Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya” dengan “atau
bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami”.Sedangkan dalam Bahasa Anglo
Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang Berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”
Berikut ini adalah pendapat dari para ahli tentang konseling:
B. Ciri-ciri Konseling
Konseling HIV & AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia (membangun kepercayaan)
antara klien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stres dan mengambil
keputusan berkaitan dengan HIV & AIDS. Proses konseling termasuk evaluasi risiko personal
penularan HIV, fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien
menghadapi hasil tes positif.
Konseling HIV & AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal:
1. Membantu klien melakukan informed consent (persetujuan) untuk tes HIV, CD4, atau
Viral load.
2. Layanan konseling pra dan pasca tes
3. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV (baik menularkan atau
tertular)
4. Penggalian riwayat perilaku seks dan kesehatan klien.
5. Memfasilitatsi perubahan perilaku.
6. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan diskriminasi
7. Menjangkau kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki
berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan pengungsi)
menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang
dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau
telah terinfeksi HIV.
Konseling HIV & AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:
Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu
masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Sedangkan edukasi secara umum, edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang
dilakukan baik secara formal maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik,
memberikan ilmu pengetahuan, serta mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri
setiap manusia, kemudian mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik.