Anda di halaman 1dari 4

KONSELING HIV-AIDS

Disusun Oleh :

Nama : Aprilia Umasangaji

Nim : 14220190030

Kelas : B1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021-2022
BAHAN KAJIAN

A. Definisi Konseling

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya” dengan “atau
bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami”.Sedangkan dalam Bahasa Anglo
Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang Berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”
Berikut ini adalah pendapat dari para ahli tentang konseling:

1. C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang


melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih
konseli dimana terapis menggunakan metodemetode psikologis atas dasar
pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan
kesehatan tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan
mental konseli. Bila definisi ini dikaji lebih jauh, maka beberapa ciri-cirinya yang
menonjol akan terlihat : (1) merupakan suatu proses, (2) bisa dilakukan dengan satu
atau lebih konseli, (3) konselor harus dipersiapkan secara professional, dan (4)
hubungan antar pribadi yang andalannya adalah upaya bersama.

2. Edwin C. Lewis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses


dimana orang bermasalah (konseli) dibantu secara pribadi untuk merasa dan
berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak
terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang
konseli untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang memungkinkan
berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya. Definisi ini
juga melihat konseling sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara
konselor dan konseli dalam suatu upaya bersama agar lebih efektif dalam
berhubungan dengna dirinya dan lingkungannya. Konseling berarti, interaksi yang
(a) terjadi antara dua orang individu, masing –masing disebut konselor dan klien (b)
terjadi dalam suasana yang professional, (c) dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk
memudahkan perubahan.

B. Ciri-ciri Konseling

1. Ditujukan kepada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai


kepribadian klien yang terpadu.
2. Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan feeling, bukan segi intelektualnya.
3. Titik tolak konseling adalah keadaan individu termasuk kondisi sosial- psikologis masa
kini dan bukan pengalaman masa lalu.
4. Proses konseling bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal-self dengan actual-self.
Universitas Sumatera Utara
5. Peranan yang aktif dalam konseling dipegang oleh klien, sedangkan konselor adalah
pasif-reflektif, artinya tidak semata-mata diam dan pasif akan tetapi berusaha membantu
agar klien aktif memecahkan masalahnya. Tujuan konseling adalah pengembangan
kemampuan klien untuk mengatasi masalahnya, memiliki kemampuan untuk mencintai
dan bekerja keras, melakukan sesuatu dengan rasa tanggung jawab dan percaya diri.

C. Tujuan Konseling HIV

Konseling HIV & AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia (membangun kepercayaan)
antara klien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stres dan mengambil
keputusan berkaitan dengan HIV & AIDS. Proses konseling termasuk evaluasi risiko personal
penularan HIV, fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien
menghadapi hasil tes positif.

Konseling HIV & AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal:

1. Membantu klien melakukan informed consent (persetujuan) untuk tes HIV, CD4, atau
Viral load.
2. Layanan konseling pra dan pasca tes
3. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV (baik menularkan atau
tertular)
4. Penggalian riwayat perilaku seks dan kesehatan klien.
5. Memfasilitatsi perubahan perilaku.
6. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan diskriminasi
7. Menjangkau kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki
berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan pengungsi)
menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang
dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau
telah terinfeksi HIV.

Mengapa konseling HIV & AIDS penting?

 Konseling pencegahan dan perubahan perilaku dapat mencegah penularan


 Diagnosis HIV mempunyai banyak implikasi – psikologik, sosial, fisik, spiritual
 HIV ialah penyakit yang dapat mengancam hidup dan sampai dengan saat ini masih
membutuhkan pengobatan seumur hidup
 Melalui konseling, konselor memfasilitasi ODHA untuk dalam memilih dan mengambil
keputusan opsi terbaik yang membuatnya dapat menikmati hidup yang berkualitas

Konseling HIV & AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:

1. Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang berkaitan dengan


kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritual seseorang yang mengidap virus HIV
atau virus lainnya.
2. Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang perilaku berisiko
(seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama) dan membantu orang dalam
mengembangkan keterampilan pribadi yang diperlukan untuk perubahan perilaku dan
negosiasi praktek lebih aman.
3. Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatan termasuk pemecahan
masalah kepatuhan berobat.

D. Perbedaan Konseling dan Edukasi kesehatan

Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu
masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Sedangkan edukasi secara umum, edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang
dilakukan baik secara formal maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik,
memberikan ilmu pengetahuan, serta mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri
setiap manusia, kemudian mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai