Anda di halaman 1dari 18

DISKUSI.

2 KIMIA FISIK

1. Buat Peta konsep atas berbagai konsep yang dibahas pada


Modul 3

Termodinamika

Konsep Dasar HukumTermodinam


Termodinamika ika

Sistem Lingkungan Batas Hukum I Hukum II


Termodinamika Termodinamika

dasar proses dipengaruhi

-Isobasik proses Entropi


Hukum -Isotosik
Kekalanenergi -Isotermal -Reversibel
-Adiabatik -irreversibel

contoh
contoh

Siklus Carrot - AC
- kulkas

2. Jelaskan hokum konservasi energi, disertai contoh.


Jawab :

Hukum konservasi energi :Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan , bila satu
bentuk energy hilang maka harus muncul bentuk energi lain yang ekivalen .
Hukum konservasi energy bisa diungkapkan juga sebagai berikut :Kalor yang diserap
sistem = kenaikan energi dalam sistem + kerja yang dilakukan sistem

Contoh :
- Pengeras suara: Mengubah energi listrik menjadi energi suara.
- Generator: mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
- Bahan bakar: Bensin atau bahan bakar lainnya yang dibakar mengubah energi kimia
menjadi energi panas atau cahaya
- Contoh soal :Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 20m. Jika percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2, maka waktu yang diperlukan oleh benda sampai ketanah adalah :

Diket :
h = 20m
g = 10m/s2

Dicari : t (waktu yang diperlukan oleh benda sampai ketanah)


Jawab :
h = ½.g.t2
20m = ½. 10m/s2.t2
t2 = 20/5. s2
t = √ 4 = 2s
jadi waktu yang diperlukan adalah : 2 sekon.
Sumber:
https://caritahu.kontan.co.id/news/mengenal-hukum-kekekalan-energi-dari-pengertian-
hingga-contoh-penerapannya?page=all,.

3. Jelaskan perubahan kalor pada volume tetap dan


kapasitaspanas pada volume tetap.
Jawab :

Kerja (w)
Bila sistem menerima sejumlah kerjamaka (w) bertanda positif (energi sistembertambah),
dan sebaliknya bila sistemmelakukan kerja (artinya sistem kehilanganenergi) maka (w) bert
anda negatif (energi sistemberkurang).
Kalor (q):
Bila sistem menyerap/menerima kalordari luar maka kita konvensikan harga q bertandaposi
tif (energi sistem bertambah), sebaliknya bilasistem melepaskan/kehilangan kalor maka q b
ertanda negative (energi sistem berkurang).
Contoh :
Gas dalam suatu silinder dipanaskan sehinggavolumeklgas bertambah (ekspansi). Apabila j
umlahkalor yang dimasukkan kedalam sistem sebesar100kJ maka sistem akan menerima ka
lorsebesar 100 kJ, berati q = 100 kJ.
Kerja yang dilakukan dalam penyiapan suatu keadaan atau energy yang pindahkan sebagai
kalor. Kita tidak menyebut system yang berada di keadaan khusus itu sebagai memiliki
kerja atau kalor. Dalam hal ini nenggayang dipindahkan sebagai kerja atau kalor
berhubungan dengan jalan yang diambil, bukan pada keadaan akhirnya sendiri
(Atkins,1999)
Sumber:
BMP Modul 3 PEKI4206 Hal3.7

4. Jelaskan perubahan kalor pada tekanan tetap dan


kapasitaspanas pada tekanan tetap
Jawab:

Kapasitas kalor gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu gas
sebesar 1°C. Jika jumlah zat tersebut seberat 1 gram maka di sebut kalor jenis (c), dan jika
jumlah zat tersebut 1 mol maka di sebut sebagai kapasitas panas molar (Cy). Kalor yang di
ukur pada volume tetap disebut kapasitas panas pada volume tetap ( Cv) juga masuk dalam
proses Isokorik.

Perumusan pada kapasitas kalor tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

CV = QV/ΔT
Dimana:
CV = Kapasitas Kalor
QV = kalor yang diberikan pada volume tetap
ΔT = perubahan suhu

Jika besaran QV dimasukkan ke dalam persamaan Hukum Pertama Termodinamika, akan


didapatkan persamaan berikut pada proses isokorik :
QV = ΔU + W
oleh karena dalam proses ini volume sistem tetap (ΔU = 0), maka usaha sistem W = 0
sehingga didapatkan persamaan : QV = ΔU
karena ΔU = QV, maka dapat kita tuliskan:
CV = dQV/dT, atau
CV = δU/dT
Sehingga :
dU = CVdT
Kapasitas panas pada volume tetap sejumlah tertentu zat dapat di hitung dari kapasitas
panas molarnya pada volume tetap dengan menggunakan hubungan :
CV = nCV, dengan CV adalah kapasitas molar pada volume tetap

Sumber :
• BMP PEKI4206 Kimia Fisika 1 Modul 3
• https://pdfcoffee.com/kapasitor-kalor-gas-alam-pdf-free.html

5. Jelaskan perubahan kalor pada tekanan tetap dan kapasitas


panas pada tekanan tetap.
Jawab :
Kapasitas kalor gas adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu
Kelvin pada tekanan tetap (proses isobarik). tekanan system dijaga selalu konstan. Karena
yang konstan adalah tekanan, maka perubahan energi dalam, kalor, dan kerja pada proses ini
tidak ada yang bernilai nol. Misalkan saja sistem mendapat tekanan tetap dan dapat memuai
atau menyusut ketika dipanaskan.
Perumusan pada kapasitas kalor tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
CP = QP/ΔT
Dimana:
CP = Kapasitas Kalor
QP = kalor yang diberikan pada tekanan tetap
ΔT = perubahan suhu
Pada proses isobarik
QP = ΔU + W
Oleh karena dalam proses ini tekanan sistem tetap ( ΔP + 0), usaha sistem W = P ΔV.
Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika dapat dituliskan
QP = ΔU + p ΔV
Kalor yang diperlukan agar menghasilkan perubahan temperatur yang sama dan dinyatakan
sebagai dalam hal dengan CP adalah kapasitas panas pada tekanan tetap ,
sistem dapat mengubah volumenya, sehingga sejumlah energi yang diberikan sebagai kalor
dapat dikembalikan ke lingkungannya sebagai kerja dan tidak dikhususkan untuk menaikkan
temperatur system,.
Juga dapat di sebutkan bahwa kalor yang di serap dala suatu proses pada tekanan tetap
adalah sama dengan perubahan entalpi jika yang bekerja hanya kerja tekanan-volume seperti
rumus di atas.
Dengan CP adalah kapasitas panas pada tekanan tetap, juga dapat dituliskan :
CP = dQP/dT
Atau
CP = (δH/δT)P
Kapasitas panas pada tekanan tetap sejumlah tertentu zat dapat dihitung dari kapasitas panas
molarnya yang bersesuaian dengan menggunakan hubungan :
CP = nCP
Dengan CP adalah kapasitas panas molar pada tekanan tetap
Sumber :
• BMP PEKI4206 Kimia Fisika 1 Modul 3
• https://pdfcoffee.com/kapasitor-kalor-gas-alam-pdf-free.html
• http://termodinamicstudy.blogspot.com/2016/05/kapasitas-kalor.html

6. Jelaskan energi dalam sebagai fungsi suhu dan volume.

Jawab :
Energi dalam (E) yaitu total energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) yang hadir di
dalam sistem. Oleh karena itu energi dalam dapat dirumuskan dengan persamaan E = Ek +
Ep. Namun karena mulia energi kinetik dan energi potensial pada sebuah sistem tidak dapat
diukur, maka mulia energi dalam sebuah sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat
ditentukan yaitu mulia perubahan energi dalam suatu sistem. Perubahan energi dalam dapat
diketahui dengan mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang akan timbul bila suatu sistem
bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi dalam dirumuskan dengan persamaan E = q - w.
Energi dalam merupakan fungsi keadaan yang di pengaruhi oleh suhu, volume, tekanan,
jumlah mol, dll. Terjadi pada system tertutup ( jumlah dan macam zat tetap)

Suatu proses dapat di langsungkan dari keadaan awal ke keadaan akhir, volume sistem di jaga
tetap sehingga volume awal dan volume akhirnya sama. Proses ini dapat di lakukan dalam
suatu sistem tertutup. Pengaruh perubahan variable suhu dan volum :

Substitusi persamaan hukum pertama termodinamika dU = dQ – PidV ke dalam persamaan


energi dalam sebagai fungsi suhu dan volume, maka :

Jika proses berlangsung pada volume tetap, dV = 0 maka :

Sumber :
• http://p2k.unkris.ac.id/id1/3065-2962/Energi-Dalam_22840_p2k-unkris.html
• https://unacademy.com/lesson/bab-6-energi-dalam-sebagai-fungsi-suhu-dan-
volume/OYRZZZ5V
7. Jelaskan entalpi sebagai fungsi suhu dan tekanan
Jawab:
• Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita
harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan entalpi
ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.
• Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem
ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.[2] Maka, perubahan entalpi pada
kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan
panas eksternal.
• Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada
temperatur dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat
menyederhanakan perhitungan entalpi.
• Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem,
kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan
entalpi ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif
untuk eksoterm.
• Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem
ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.[2] Maka, perubahan entalpi pada
kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan
panas eksternal.
• Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada
temperatur dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat
menyederhanakan perhitungan entalpi.

Sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/07/003606369/hubungan-energi-dan-entalpi,.

8. Jelaskan koefisien Joule-Thomson.

Jawab:
Tingkat perubahan suhu sehubungan dengan tekanan dalam proses Joule-Thomson (yaitu,
pada entalpi konstan ) adalah koefisien Joule-Thomson (Kelvin) . Koefisien ini dapat
dinyatakan dalam bentuk volume gas , kapasitas panasnya pada tekanan konstan ,
dan koefisien ekspansi termal sebagai Lihat koefisien Derivation of Joule-Thomson
(Kelvin) di bawah untuk membuktikan hubungan ini. Nilai dari biasanya dinyatakan
dalam ° C / bar (satuan SI: K / Pa ) dan tergantung pada jenis gas dan suhu dan tekanan gas
sebelum ekspansi. Ketergantungan tekanan biasanya hanya beberapa persen untuk tekanan
hingga 100 bar.
Semua gas riil memiliki titik inversi dimana nilai tanda perubahan Suhu titik ini, suhu
inversi Joule-Thomson , bergantung pada tekanan gas sebelum ekspansi.
Dalam ekspansi gas, tekanan menurun, jadi tanda adalah negatif menurut definisi. Dengan
pemikiran tersebut, tabel berikut menjelaskan kapan efek Joule-Thomson mendinginkan
atau menghangatkan gas nyata.

Jika
suhu kemudian sejak demikian jadi gasnya
gasnya aku s aku s harus

dibawah
selalu
suhu Positif Negatif mendingin
negatif
inversi

diatas
selalu
suhu negatif Positif menghangatkan
negatif
inversi

Helium dan hidrogen adalah dua gas yang temperatur inversi Joule-Thomson pada tekanan
satu atmosfer sangat rendah (misalnya sekitar 45 K (-228 ° C) untuk helium). Dengan
demikian, helium dan hidrogen hangat bila diperluas pada entalpi konstan pada suhu
ruangan yang khas. Di sisi lain, nitrogen dan oksigen , dua gas paling melimpah di udara,
memiliki suhu inversi masing-masing 621 K (348 ° C) dan 764 K (491 ° C): gas-gas ini
dapat didinginkan dari suhu kamar oleh Joule- Efek Thomson.
Untuk gas ideal, selalu sama dengan nol: Gas ideal tidak hangat dan tidak dingin saat
diperluas pada entalpi konstan.

Sumber:

https://akimia16.wordpress.com/2017/12/10/efek-joule-thomson/,.

9. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran termodinamika


dalam proses ekspansi isotermik reversibel gas ideal!
Jawab:

Pengertian reversible dalam sebuah reaksi adalah proses termodinamik yang dapat
berlanggsung secara
bolak-balik atau dua arah. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel
selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri
dan lingkungannya.

Isotermik, isotermal :
Sesuai dengan namanya, proses isotermal merupakan proses perubahan keadaan
termodinamika yang terjadi pada suhu konstan atau tetap.

Dalam proses ekspansi isotermis reversible artinya tidak terjadi perubahan suhu,
sehinggha dT=0 dan pada gas ideal proses berlangsung reversible berarti tekanan luar
(Plinkungan) = tekanan sitem (Psistem).

Persamaan umum gas ideal adalah P.V= n.R.T


Dalam proses isotermis dan reversible pada gas ideal, kerja yang dilakukan sistem (dw)
adalah sebagai berikut:
(dw) = -
Pling . dV
(dw) = -
Psist . dV

Dari Persamaan umum gas ideal adalah P.V=


n.R.T Tekanan sistem, Psist = (nRT) / V
(dw) = - (nRT)
. dV / V w = -
nRT ln
(V2/V1)

dari Hukum 1 termodinamika,gas ideal berlaku ΔU= q+w dimana:


ΔU=perubahan
energi dalam q =
kalor yang
dipertukarkan
w = kerja, usaha ( w positif bila sistem melakukan kerja , dan negatif bila kerja dilakukan
pada sistem)

Karena berlangsung dalam suhu yang kosntan, maka tidak terjadi perubahan energi dan
berdasarkan hukum termodinamika, kalor yang diberikan sama dengan usaha yang diberikan,
maka :
q=-w
q= - (-n RT
ln V2/V1) q
= n RT. ln
(V2/V1)
Perubahan enthalpi (ΔH) = ΔU+ (P2 .
V2-P1 . V1) Karena pada proses isoterm
berlaku:
1. (P2 . V2) = (P1 . V1)
2. ΔU = 0
Maka nilai ΔH = 0 , artinya tidak ada perubahan enthalpi yang terjadi pada proses isotermis
reversible gas ideal.
Sumber:
• BMP PEK14206/modul 3
• https://id.wikipedia.org/wiki/Isoterm, diakses pada 27 Oktober:12.25
• https://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Termodinamika,
diakses pada 27 Oktober:12.25

10. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran


termodinamika dalam proses ekspansi isotermik
reversibel gas nyata!
Jawab:

Dalam proses ekspansi isotermis reversible artinya tidak terjadi perubahan suhu,
sehinggha dT=0 dan pada gas nyata, persamaan yang berlaku adalah :

P = [nRT/(V-nb)] – (an2/V2) dan proses juga berlangsung reversibel.

Maka kerja (w) yang dilakukan sistem


adalah (dw) = - Pling . dV
(dw) = - Pling . dV
(dw) = - [nRT/(V-nb)].dV – (an2/V2).dV

w = nRT ln [(V2-nb)/(V1-nb)] – an2 (1/V2 – 1/V1)

Perubahan energi dalam untuk gas nyata, persamaan yang berlaku


adalah : dU = CV.dT + (∂U/∂V)T. dV
Karena berlangsung secara isotermis, maka dT=0, sehingga persamaan diatas
menjadi: dU = (∂U/dV)T. dV

Untuk gas yang mengikuti persamaan Van Der Waals, berlaku rumus (∂U/∂V)T. dV =
(an2/V2), sehingga ; dU = (∂U/∂V)T. dV
dU = (an2/V2). dV
Perubahan energi dalam dinyatakan sebagai ΔU = an2 (1/V2 – 1/V1)

Sumber:
BMP PEK14206/modul 3
https://id.wikipedia.org/wiki/Isoterm, diakses pada 27 Oktober:12.25
https://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Termodinamika, diakses pada 27
Oktober:12.25
11. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran
termodinamika dalam proses ekspansi isotermik irreversibel
gas ideal!

Jawab:

Pengertian irreversible adalah proses reaksi themodinamik yang terjadi searah, artinya
keadaan akhir tidak bisa kembali pada keadaan awalnya, dengan kata lain Proses irreversible
merupakan suatu proses yang tidak dapat dibalik atau keadaan awal sistem sebelum
mengalami suatu proses tidak akan bisa tercapai kembali.

Karena isotermik, maka tidak ada perubahan suhu,


dT=0 Maka kerja (w) yang dilakukan sistem adalah
(dw) = - Pling . dV dimana, misalkan
Plingk = P2 w = - P2 . dV

w = -P2 . (V2-V1)
w = -P2 [( nRT/P2)-(nRT/P1)]
w = - nRT [(1-(P2/P1)]
Karena gas ideal dan berlangsung isotermis, berlaku persamaan
ΔU= q+w, maka kalor yang dipertukarkan(q) adalah:
q = ΔU- w
q = 0 + nRT [(1-(P2/P1)]

Perubahan enthalpi
ΔH =
ΔU+
Δ(PV)
ΔH =
ΔU+
Δ(RT)
ΔH = 0 (karena ΔU = 0 dan tidak ada perubahan suhu/ suhu tetap)

Sumber:
-https://roboguru.ruangguru.com/question/jelaskan-perbedaan-proses-reversible-dengan-
irreversible-_ QU-9OY7R6MK, diakses pada 27 Oktober:13.25
-https://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Termodinamika,
diakses pada 27 Oktober:13.25

12. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran


termodinamika dalam proses ekspansi adiabatik
reversibel gas nyata.
Jawab:
Proses adiabatik yaitu proses yang muncul tanpa perpindahan panas dan massa selang
sistem dan lingkungannya. Proses adiabatik berlanjut dalam dinding yang disolasi termal
sepenuhnya dan tak dapat ditembus benda.

Untuk substansi sederhana, pada proses adiabatik dimana volume meningkat, energi
dalam dari substansi mesti menjadi kurang

Gas Ideal (proses reversibel)

Persamaan matematika untuk gas ideal yang mengalami proses adiabatik reversibel yaitu

dengan P yaitu tekanan, V yaitu volume, dan

yaitu panas spesifik pada tekanan konstan, yaitu panas spesifik pada volume
konstan, yaitu indeks adiabatik, dan yaitu derajat kebebasan (3 untuk gas
monoatomik, 5 untuk gas diatomik dan senyawa sederhana, seperti karbon dioksida).

Untuk gas ideal monoatomik, , dan untuk gas diatomik


[3]
(seperti nitrogen dan oksigen) . Perhatikan bahwa rumus diatas hanya
berjalan untuk gas ideal klasik dan bukan Bose–Einstein atau gas Fermi.
Untuk proses adiabatik reversibel, juga berjalan hubungan

dengan T yaitu temperatur absolut.

Dapat juga dituliskan

Ekspansi adiabatik tidak terikat dari suatu gas

Untuk ekspansi adiabatik tidak terikat dari suatu gas ideal, gas diletakkan dalam suatu
kontainer terisolasi dan mengembang dalam vakum. Karena tidak hadir tekanan luar
untuk gas, karenanya kerja yang diterapkan oleh atau ke sistem yaitu nol. Karena tidak
hadir perubahan panas atau kerja, karenanya menurut hukum pertama termodinamika,
perubahan energi dalam yaitu nol. Untuk gas ideal, temperatur tetap konstan karena
energi dalam hanya bergantung pada temperatur untuk kasus ini. Pada temperatur
konstan, entropi berbanding lurus dengan volume, sehingga entropi juga naik, karenanya
proses ini tergolong ireversibel

Penurunan rumus pemanasan dan pendinginan adiabatik

Ruang lingkup dari proses adiabatik yaitu tidak hadir perpindahan panas ke dalam
sistem, . Maka, menurut hukum pertama termodinamika,

dengan dU yaitu perubahan energi dalam sistem dan δW yaitu kerja yang
diterapkan oleh sistem. Semua kerja (δW) yang diterapkan akbarnya sala dengan
perubahan energi dalam U karena tidak hadir panas δQ yang masuk dari lingkungan.
Kerja tekanan-volume δW yang diterapkan oleh sistem dirumuskan

Meski begitu, P tidak konstan pada proses adiabatik tapi ikut berubah seiring dengan
perubahan V.

Karenanya perlu dikenal berapa nilai dP dan dV berkomunikasi satu sama lain. Untuk gas
ideal, energi dalamor an ideal gas the internal energy is given by

dengan yaitu angka derajat kebebasan dibagi 2, R yaitu konstanta gas universal,
dan n yaitu banyak mol pada sistem.
Turunkan persamaan (3) dan memakai hukum gas ideal, , menghasilkan

Persamaan (4) sering dituliskan sebagai karena .

Substitusi persamaan (2) dan (4) ke persamaan (1) sehingga

gabungkan : :

untuk kedua sisi dengan PV:

Setelah mengintegralkan sisi kiri dan kanan dari sampai V dan dari sampai P karenanya
menjadi,

Eksponenkan kedua sisi, kemudian substitusi dengan , rasio kapasitas panas

Hilangkan tanda negatif dan didapatkan

Maka:

dan
13. Jelaskan hubungan antara suhu dan volume pada
ekspansi adiabatik reversibel gas ideal.
Jawab :
Untuk ekspansi adiabatik tidak terikat dari suatu gas ideal, gas diletakkan dalam suatu kontainer
terisolasi dan mengembang dalam vakum. Karena tidak hadir tekanan luar untuk gas, karenanya
kerja yang diterapkan oleh atau ke sistem yaitu nol. Karena tidak hadir perubahan panas atau
kerja, karenanya menurut hukum pertama termodinamika, perubahan energi dalam yaitu nol.
Untuk gas ideal, temperatur tetap konstan karena energi dalam hanya bergantung pada
temperatur untuk kasus ini. Pada temperatur konstan, entropi berbanding lurus dengan volume,
sehingga entropi juga naik, karenanya proses ini tergolong ireversibel
Untuk proses adiabatik reversibel, juga berjalan hubungan

dengan T yaitu temperatur absolut.


Dapat juga dituliskan

14. Jelaskan hubungan antara tekanan dan volume pada


ekspansi adiabatik reversibel gas ideal.
Jawab :
Perubahan energi dalam sistem, diukur dari kondisi 1 ke kondisi 2, sama dengan

Di waktu yang sama, kerja yang diterapkan oleh perubahan tekanan-volume sebagai hasil proses
ini, sama dengan

Karena prosesnya adiabatik, karenanya persamaan hukum pertama termodinamika menjadi


Dengan persamaan sebelumnya,

Susun ulang persamaan (4) menjadi

Substitusi ke (2)

Diintegralkan

Substitusi ,

Disusun ulang,

Memakai persamaan gas ideal dan menganggap kuantitas molar konstan,

Dengan rumus,

atau

Substitusi ke persamaan sebelumnya untuk ,


Substitusi persamaan ini dan (1) ke (3) menghasilkan

Sederhanakan,

Sederhanakan,

Sederhanakan,

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_adiabatik#Penurunan_rumus_disk

15. Jelaskan hubungan antara tekanan dan suhu pada


ekspansi adiabatik reversibel gas ideal.
Jawab :

ekspansi adiabatik merupakan proses perubahan sistem dimana tidak adanya kalor yang
masuk ataupun keluar dari sistem. Maka dq=0, dan diperoleh persamaan dU= dw. Karena
ini gas ideal akan didapatkan hubungan Cp-Cv= nR.

Hubungan antara tekanan dan suhu dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

P1 V1 = P2 V2

T1 T2
16. Menghitung perbandingan kerja reversibel masing-
masing pada gas ideal dan gas nyata.

Jawab:
untuk kerja yang dilakukan gas ideal dan gas nyata pada proses reversibel dari keadaan 1
(P1, T1, V1) ke keadaan 2 (P2, T2, V2) dapat dibandingkan dengan cara berikut :
wid = -nRT In V2/V1
untuk gas yang menggunakan persamaan van dr Waals, yaitu
w = -nRT In V2 - nb
V1 - nb an2 (1/V2 - 1/V1 )
Bila V>>nb, maka (V - nb)~V, maka gas van der Waals dapat direduksi menjadi berikut ini :
wvdw = -nRT In V2/V1 - an2 (1/V2 - 1/V1 )
Selisih kerja kedua gas dapat dikurangkan dengan cara (wvdw) terhadap (wideal) dengan cara
Wideal - wvdw = an2 (V1 - V2 )
V1 - V2
Pada ekspansi V2> V1 pada persamaan diatas ruas kanannya akan bernilai positif. Untuk
kuantitas wvdw - Wideal bernilai positif atau dapat dimengerti (-Wideal) > (-wvdw). jika negatif
menunjukkan gas yang melakukan kerja. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kerja reversibel
yang didapat dalam ekspansi gas ideal lebih besar daripada kerja yang diperoleh dari
ekspansi gas nyata.

17. Jelaskan perubahan energi pada proses lingkar (daur)


Jawab:

proses lingkar merupakan proses yang keadaan akhirnya sama dengan keadaan awal. pada
proses lingkar (daur) dilakukan secara isotermik dan adiabatik.

Pada tahap 1 gas akan melakukan ekspansi secara isotermik dengan suhu tinggi dan
menyerap kalor.

Pada tahap 2 gas melakukan ekspansi secara adiabatik dengan suhu rendah sehingga sistem
melakukan kerja.
Pada tahap 3 terjadi proses kompresi isotermik, jika bernilai positif maka sistem menerima
kerja sedangkan jika bernilai negatif sistem melepaskan kalor.

Pada tahap 4 gas dikompresi secara adiabatik, pada tahap ini tidak terjadi pertukaran kalor.

Maka dapat diketahui bahwa perubahan energi pada proses lingkar adalah 0, karena energi
sebagai fungsi keadaan.

18. Jelaskan cara menghitung efisiensi mesin Carnot.


Jawab :
Efisiensi mesin carnot dapat didefinisikan sebagai penggambaran seberapa efektif sistem
menghasilkan usaha dari kalor yang diserap. Namun tudak semua kalor yang masuk ke dalam
sistem diubah menjadi kerja, artinya tidak 100% energi yang masuk ke dalam mesin Carnot
diubah menjadi kerja,tetapi ada juga yang terbuang.
Berikut ini persamaan efisiensinya

Sumber : BMP Modul 3 PEKI420 Hal 3.41

Anda mungkin juga menyukai