Jmikbio 4
Jmikbio 4
ABSTRAK
This study was aimed to determine antimicrobial effectivity of soursop leaf (Annona muricata L.)
against bacterial pathogens Aeromonas hydrophila, Edwarsiella tarda and fungus Saprolegnia sp.
and to determine the extract toxicity to Artemia salina Leach. Extraction was done by maceration
method using methanol, ethyl acetate and n-hexane. Phytochemical test was conducted to all extracts.
Antimicrobial effectivity test was done using the agar diffusion method. Toxicity test was conducted
using Brine Shrimp Lethality Test. The result of phytochemical test of soursop leaf extract showed
that the extract contained of alkaloid, phenolic, and steroid/terpenoid. Antimicrobial test showed that
the soursop leaf extract inhibit Aeromonas hydrophila, Edwarsiella tarda bacteria to some extent
while fungus Saprolegnia sp. was not inhibited. All extracts were medium and highly toxic. LC50 of
extract of ethyl acetate, methanol and n-hexane were 12.16, 13.07, 63.23 ppm, respectively.
PENDAHULUAN
Salah satu kendala yang sering dihadapi diakibatkan kandungan H2S pada luka
dalam budidaya ikan adalah serangan tersebut (Health Agency, 2001).
penyakit. Serangan penyakit yang Selain bakteri beberapa jamur
disebabkan oleh bakteri merupakan suatu dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
kendala yang sering terjadi dalam ikan budidaya, ikan konsumsi ataupun
budidaya perikanan (Sudarno dkk., 2012). ikan hias. Salah satunya adalah jamur
Bakteri Edwardsiella tarda Saprolegnia sp. Ikan yang terserang
menyebabkan beberapa gejala klinis yaitu penyakit ini dipenuhi benang-benang putih
pada infeksi ringan yang ditandai dengan seperti kapas yang tumbuh pada kulit,
luka kecil kemudian berkembang menjadi sirip, insang mata dan telur ikan.
luka yang bernanah, pada infeksi berat Penanggulangan penyakit pada
dapat meyebabkan luka bernanah yang sistem budidaya umumya menggunakan
bertambah secara cepat dengan berbagai antibiotik. Akan tetapi, penggunaan
ukuran. Pada infeksi berat luka bernanah antibiotik saat ini sudah dilarang karena
tersebut berisi gas dan dapat menyebar ke dapat menimbulkan efek resisten pada
seluruh tubuh serta jika luka tersebut bakteri patogen serta mengakibatkan
digores maka akan tercium bau busuk yang pencemaran ada lingkungan. Penggunaan
antibiotik pada ikan konsumsi dapat
meninggalkan residu pada tubuh inangnya, timbangan digital, Hot plate, batang
sehingga tidak aman apabila terkonsumsi pengaduk segitiga, pisau, rotary
oleh manusia. Oleh karena itu diperlukan evaporator, kertas saring, kertas cakram,
alternatif pengobatan lain yang lebih cawan petri, sendok, jarum ose,
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan micropipet, blender, alat shaker, gelas
efek resisten terhadap bakteri ukur, corong, erlenmeyer, aluminium foil,
(Kamaludin, 2011). pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung
Penggunaan tanaman sebagai obat reaksi, beaker glass, autoclave, lemari es,
memiliki beberapa keuntungan yaitu bahan sprayer, lampu bunsen, pinset, tisu, kapas,
alami pengganti antibiotik, ramah terhadap inkubator, botol vial, pipet volume,
lingkungan, tidak menyebabkan resistensi magnetic stirer, oven, coke bore,
pada ikan, mudah diperoleh dan harganya mikroskop, refraktometer, jangka sorong,
ekonomis. Tanaman obat terbukti efektif sarung tangan, masker, water bath,
mengatasi penyakit bakteri salah satunya kamera digital dan alat tulis.
yaitu tanaman sirsak (A. muricata L.). Bahan yang digunakan adalah daun
Daun sirsak yang mengandung flavonoid, sirsak, isolat murni bakteri A. hydrophila,
saponin, tanin dan alkaloid ini berpotensi E. tarda, isolat fungi Saprolegnia sp., kista
sebagai bahan untuk mencegah penyakit A. salina, garam non-yodium, pelarut n-
infeksi bakteri (Permatasari dkk., 2013). heksana, etil asetat, metanol, Dimethyl
Hal ini menunjukkan bahwa daun sirsak sulfoxide (DMSO), asam asetat anhidrat,
berpotensi sebagai antimikroba H2SO4 pekat, HCl 2N, Pb asetat,
terhadap A. hydrophila, E. tarda dan fungi kloroform isopropanol, FeCl3 1%, Pb
Saprolegnia sp. asetat, NaOH 10%, petroleum bensin,
Tujuan penelitian ini pereaksi Dragendrauf, pereaksi
mengidentifikasi senyawa kimia yang Bauchardat, pereaksi Mayer, pereaksi
terkandung dalam ekstrak daun sirsak, Wagner, Mueller Hinton agar (MHA),
mengetahui efektivitas antimikroba ekstrak Potato Dextrose Agar (PDA), Thin Layer
daun sirsak terhadap bakteri uji A. Cromatography (TLC), akuades, alkohol
hydrophila, E. tarda dan jamur 70%, NaCl 0,9, FeCl3 1%, kloramfenikol,
Saprolegnia sp. secara in vitro dan kertas cakram, air, disk nistatin, kapas,
mengetahui daya toksisitas ekstrak daun aluminium foil.
sirsak dengan metode uji Brine Shrimp
Lethality Test terhadap A. salina. Ekstraksi Daun Sirsak (A. muricata L.)
Daun sirsak sebanyak 7000 gram
METODE PENELITIAN dicuci hingga bersih. Daun sirsak diambil
Penelitian dilaksanakan dimulai adalah daun sirsak dengan urutan ke-1
dari pembuatan ekstrak dan pengujian hingga ke-7 dari pucuk daun. Daun sirsak
fitokimia daun sirsak di Laboratorium dikeringkan di dalam ruangan tanpa sinar
Kimia Bahan Alam, Fakultas Matematika matahari. Daun sirsak yang sudah kering
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas digunting kecil-kecil agar memudahkan
Sumatera Utara. Pengujian Efektivitas proses penghalusan. Penghalusan hingga
antimikroba dan Pengujian Toksisitas menjadi serbuk kering (simplisia)
dengan Metode Brine Shrimp dilakukan di menggunakan alat blender. Langkah
Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian selanjutnya adalah didapatkan 1.200 gram
Mutu, Dan Keamanan Hasil Perikanan serbuk daun sirsak lalu diekstraksi dengan
Kelas II Tanjungbalai Asahan. cara maserasi. Serbuk tersebut direndam
kedalam botol penyaring menggunakan
Alat dan Bahan pelarut sampai semua serbuk terendam
Alat yang dibutuhkan dalam dalam pelarut selama ±24 jam secara
penelitian ini adalah Laminar Air Flow, berulang-ulang. Pada metode ini
digunakan 3 jenis pelarut yaitu secara biru tua atau hitam kehijauan
berurut yaitu n-heksana, etil asetat, dan menunjukkan terdapatnya tanin.
metanol. Setelah itu, rendaman dari setiap Penggolongaan senyawa
pelarut dipekatkan dengan menggunakan triterpenoid dan steroid yaitu sebanyak
rotary evaporator kemudian diuapkan 0.05 gram ekstrak daun sirsak ditambah 25
dengan menggunakan waterbath sambil mL etanol 30% lalu dipanaskan selama 5
sesekali diaduk. menit dan disaring. Filtratnya diuapkan
lalu ditambah eter. Lapisan eter ditambah
Uji Fitokimia pereaksi Lieberman Buchard. Warna
Senyawa-senyawa kimia pada merah atau ungu menunjukkan
ekstrak daun sirsak dianalisis metode triterpenoid. Warna hijau atau biru
Harbone (1987) sebagai berikut, menunjukkan steroid.
identifikasi alkaloid dilakukan dengan cara
0.05 gram ekstrak daun sirsak diberi 10 Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji
mL kloroform dan beberapa tetes amoniak. Konsentrasi untuk uji efektivitas
Fraksi kloroform dipisahkan dan antimikroba adalah 10%, 20%, 30%, 40%;
diasamkan dengan H2SO4 2M. Fraksi asam dibuat dengan cara menimbang ekstrak biji
diambil dan dibagi menjadi 4 bagian, teratai sebanyak 0,4 gram dan dilarutkan
kemudian ditambahkan pereaksi dalam 1 ml larutan DMSO dan 0%
Dragendorf, Meyer, dan Wagner. kontrol negatif (DMSO). Kontrol positif
Terdapatnya alkaloid ditandai dengan menggunakan disk kloramfenikol dan
terbentuknya endapan putih pada pereaksi nistatin untuk fungi. Uji toksisitas
Meyer, endapan merah pada pereaksi menggunakan konsentrasi 1000 ppm, 100
Dragendorf, endapan berwarna coklat ppm, 10 ppm dan 0 ppm (tanpa ekstrak).
sampai hitam pada pereaksi Bauchardat
dan endapan coklat pada pereaksi Wagner. Penyiapan Bakteri dan Fungi Uji
Penggolongan flavonoid dilakukan Media uji yaitu Mueller Hinton
sebanyak 0.05 gram ekstrak daun sirsak Agar (MHA) dan Potato Dextrose Agar
ditambah 10 mL air. Campuran kemudian (PDA). Larutan Mc.farland sebagai
dipanaskan selama 5 menit, disaring, dan pembanding kekeruhan suspensi bakteri
diambil filtratnya. Filtrat diberi serbuk Mg, sama dengan 0,5 x 108 CFU/ml. Stok
1 mL HCl pekat, dan 1 mL amil alkohol. kultur jamur Saprolegnia sp. ditanam
Campuran dikocok kuat-kuat. Uji positif selama 3-5 hari dan stok kultur kedua jenis
flavonoid ditandai dengan munculnya bakteri diambil biakannya dengan jarum
warna merah, kuning, atau jingga pada ose steril dan suspensikan ke dalam tabung
lapisan amil alkohol. durham yang berisi 3 ml larutan NaCl
Penggolongan saponin yaitu fisiologis 0,9% kemudian divorteks sampai
sebanyak 0.05 gram ekstrak daun sirsak homogen.
ditambah air kemudian dididihkan selama
beberapa menit. Larutan disaring dan Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak
filtratnya dikocok kuat-kuat. Timbulnya Terhadap Bakteri dan Jamur
buih yang stabil selama 10 menit setelah Pengujian ekstrak daun sirsak
pengocokkan menunjukkan terdapatnya dilakukan dengan metode difusi cakram
saponin. menggunakan kertas cakram berdiamter 6
Penggolongan tanin dilakukan mm. Stok kultur bakteri uji dipipet
dengan cara 0.05 gram ekstrak daun sirsak sebanyak 100µl dan diteteskan kedalam
ditambah air kemudian dididihkan selama media MHA kemudian diusap secara
beberapa menit. Larutan ini disaring dan merata dengan menggunakan batang
filtratnya ditambah FeCl3 1% (b/v). Warna pengaduk segitiga, ditunggu selama ±15
menit. Setelah itu, kertas cakram
dicelupkan ke larutan ekstrak setiap dengan salinitas 33 ppt ditambah 1000µl
larutan dengan konsentrasi 10%, 20%, pada setiap konsentrasi. Sebanyak 10 ekor
30%, 40% dan ditunggu ±10 menit hingga larva udang A. salina dimasukkan ke
mengering pada suhu kamar. Cakram yang dalam vial. Masing-masing konsentrasi
telah ditetesi ekstrak dengan konsentrasi dibuat pengulangan sebanyak 5 kali dan 5
berbeda dan antibiotik diletakkan secara vial untuk kontrol. Kematian Artemia
teratur pada permukaan media uji dengan salina diamati setelah 24 jam. Kemudian
menggunakan pinset. dilakukan analisis data dengan
menggunakan analisis/tabel probit untuk
Pengamatan Zona Hambat menentukan LC50. Perhitungan LC50
Pertumbuhan Bakteri dan Jamur dilakukan dengan menggunakan
Pengamatan untuk bakteri persamaan regresi linier yaitu y = a + bx
dilakukan setelah masa inkubasi 24 jam yang diperoleh dari grafik hubungan antara
yaitu dengan melihat adanya zona log konsentrasi dengan mortalitas probit.
hambatan (daerah bening) di sekitar
cakram. Diameter zona hambat diukur HASIL PENELITIAN
dengan jangka sorong. Daya hambat
diukur dengan mengurangkan diameter Ekstraksi Daun Sirsak
zona hambat dengan diameter kertas Simplisia daun sirsak sebanyak
cakram.Pengamatan jamur setelah masa 1200 gram direndam dengan pelarut
inkubasi 3-5 hari ditentukan dengan rumus metanol, etil asetat, dan n-heksana,
uji antagonis yaitu caranya mengukur jari- sehingga menghasilkan ekstrak metanol
jari pertumbuhan hifa normal dikurang dan ekstrak etil asetat berwarna hijau
dengan jari-jari pertumbuhan hifa yang kehitaman, sedangkan ekstrak n-heksana
terhambat oleh ekstrak (Suryanto dkk., berwarna hijau kekuninggan.
2011). Hasil berat bahan ekstraksi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Uji Toksisitas Daun Sirsak
Pengujian toksisitas daun sirsak Tabel 1. Hasil Berat Bahan Ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan metode n-heksana Etil Metanol
BSLT. Kista A. salina ditetaskan dalam (gram) Asetat (gram)
(gram)
bejana yang sudah berisi air dengan
Berat 400 400 400
salinitas 33 ppt dan dilengkapi dengan alat simplisia
aerasi. Selanjutnya dibiarkan selama 48
jam hingga kista menetas dan tumbuh Berat 4,03 16,53 41,414
dewasa (naupli). Larutan induk ekstrak ekstrak
daun sirsak untuk setiap uji dibuat dengan
melarutkan 40 mg dalam 4 ml pelarut Uji Fitokimia Ekstrak Daun sirsak
DMSO. Larutan uji 1000 ppm dibuat Hasil uji fitokimia ekstrak metanol
dengan memipet larutan stok sebanyak 400 daun sirsak mengandung senyawa fenolik
μl, sedangkan larutan uji 100 ppm dengan dan senyawa terpenoid/steroid. Hasil
memipet 40 μl dan 10 ppm dibuat 4 μl dari pengujian fitokimia ekstrak daun sirsak
larutan stok. Masing-masing larutan uji dapat dilihat pada Tabel 2.
dipipet ke dalam botol vial kemudian
diangin-anginkan agar pelarut dalam vial
menguap dan ditambahkan air garam
Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak daun sirsak
Golongan Senyawa Pereaksi Ekstrak Ekstrak Ekstrak
n-heksana Etil Asetat Metanol
Alkaloid Bouchardat - - -
Dragendrauf - +++ -
Meyer - - -
Wagner - - -
Fenolik FeCl3 - - +++
Saponin Akuades - - -
Terpenoid/steroid CeSO4/TLC +++ - +++