Disusun Kelompok 2
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah
system kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ
jantung danpembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan
penting dalam hal ini adalah jantung yang juga merupakan organ besar
dalam tubuh. Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke
seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan
oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.
Seperti pada organ-organ yang lain, jantung juga dapat mengalami
kelainan ataupun disfungsi. Sehingga muncullah penyakit jantung yang
dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan
penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan
struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak dalam kandungan dan
beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung
yang tergolong penyakit jantung bawaan adalah Ventricular Septal Defect
(VSD).
VSD adalah kelainan jantung bawaan dimana terdapat lubang
(defek/inkontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan
fusi septum interventrikel pada masa janin. VSD merupakan kelainan
jantung congenital tersering dengan prevalensi 20-25 % dari seluruh
prevalensi jantung kongenital. Faktor prenatal yang mungkin berhubungan
dengan VSD adalah Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil, gizi
ibu hamil yang buruk, ibu yang alkoholik, usia ibu diatas 40 tahun, dan ibu
penderita diabetes. Pencegahan VSD dapat dilakukan pada awal masa
kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana terjadi pembentukan organ
tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi jamu
berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran, menghindari
minuman beralkohol, dan memperbanyak asupan makanan bergisi
terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat tinggi.
Pencegahan infeksi pada masa hamil dapat dilakukan dengan melakukan
imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella
selama hamil yang merupakan faktor risiko terjadinya VSD. Penyakit
kelainan jantung bawaan dapat di diagnosa sejak masa kehamilan yakni
memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan pemeriksaan USG
kandungan. Semakin dini diagnose dapat di ketahui maka harapan untuk
proses penyembuhan akan semakin besar. Oleh karena itu sebagai perawat
harus berusaha memberikan nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil
untuk dapat menghindari hal - hal yang dapat menimbulkan penyakit
VSD, sehingga turut membantu menurunkan prevalensi kejadian VSD di
Indonesia pada khususnya, dan juga perawat harus menerapkan asuhan
keperawatan secara tepat kepada pasien dengan VSD.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan VSD?
2. Bagaimana etilogi dari VSD?
3. bagaimana patofisiologi dari VSD?
4. Apa saja manifestasi klinis dari VSD?
5. Bagaimana diagnosis keperawatan, pemeriksaan, dan tatalaksana VSD?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dari VSD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud VSD.
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari VSD.
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi VSD.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis VSD.
5. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan, pemeriksaan, dan tata letak
VSD
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari kasus VSD.
D. Manfaat
1. mengetahui apa yang dimaksud VSD.
2. mengetahui bagaimana etiologi dari VSD.
3. mengetahui bagaimana patofisiologi VSD.
4. mengetahui manifestasi klinis VSD.
5. mengetahui diagnosis keperawatan, pemeriksaan, dan tata letak VSD
6. mengetahui asuhan keperawatan dari kasus VSD.
BAB II
KONSEP MEDIS
1. Definisi VSD
Vertikel septal defek adalah kelainan jantung bawaan
berupa lubang pada septum interventrikuler, lubang tersebut hanya
satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum
interventrikuler sesama janin dalam kandungan. Sehingga darah
bisa menggalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya
(Nanda NIC-NOC, 2015)
Kelainan VSD disebabkan oleh malformasi embrionik
septum interventrikularis. Aliran darah yang melalui defek ini lebih
sering bertipe left to right shunt dan bergantung ukuran defek, serta
resistensi vaskular pulmoner. Kelainan fungsi jantung penderita
juga akan bergantung pada ukuran defek tersebut dan juga
resistensi pembuluh darah pulmoner. Semakin besar pirau makan
semakin berkurang darah yang melalui katup aorta dan semakin
banyak volume darah jaringan intratorakal. Berkurangnya darah
pada sistem sirkulasi mengakibatkan pertumbuhan badan terlambat
dan juga dapat menyebabkan infeksi saluran nafas yang berulang.
Pada VSD kecil anak dapat tumbuh sempurna tanpa disertai
keluhan, sedangkan pada VSD besar dapat mengakibatkan
terjadinya gagal jantung dini (Nugraha, Suwarman, &
Zulfariansyah, 2014)
2. Etiologi VSD
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah,
seiring perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara
kedua ventrikel tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika
sekat itu tidak terbentuk sempurna maka timbullah suatu keadaan
penyakit jantung bawaan yang disebut defek septum ventrikel.
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):
a Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
b Ibu alkoholisme
c Umur ibu lebih dari 40 tahun
d Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
e Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
a Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b Ayah/ibu menderita PJB
c Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
e Kembar identik
3. Patofisiologi VSD
Ventricular Septal Defect (VSD) terjadi akibat adanya
kebocoran di septum interventrikular. Kebocoran ini terjadi karena
kelambatan dari pertumbuhannya. Biasanya terjadi di pars
muskularis atau di pars membranasea dari septum. Defek tersebut
dapat terletak dimanapun pada septum ventrikel, dapat tunggal atau
banyak dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Kebocoran di
pars muskularis biasanya kecil. Kebocoran ditempat lainnya
mempunyai ukuran bermacam-macam. Pada defek yang berukuran
tidak lebih dari 1 cm, terdapat perbedaan tekanan antara ventrikel
kanan dan kiri. Tekanan ventrikel kiri yang lebih besar
menyebabkan arus kebocoran berlangsung dari kiri ke kanan (L to
R Shunt). Volume darah dari ventrikel kiri ini setelah melalui
defek lalu masuk ke dalam arteri pulmonalis bersama-sama darah
yang berasal dari ventrikel kanan. Biasanya pada defek yang kecil
ini tidak terjadi kebocoran, dengan demikian ventrikel kanan tidak
mengalami beban volume dan tidak menjadi dilatasi. Jumlah darah
yang mengalir melalui arteri pulmonalis akan bertambah, demikian
pula venavena pulmonalis isinya akan bertambah dan mengalirkan
darah ke atrium kiri. Kelebihan darah ini menyebabkan dilatasi dari
atrium kiri. Ventrikel kiri, disamping volume darahnya yang
bertambah, juga harus bekerja keras sehingga terjadi hipertrofi.
Dengan kata lain arteri pulmonalis, atrium kiri, dan ventrikel kiri
yang mengalami kelainan pada saat ini, sehingga jantung kiri yang
membesar. Bila defek itu makin besar, maka volume darah yang
mengalir ke ventrikel kanan juga bertambah. Dengan
bertambahnya volume darah ini, maka ventrikel kanan manjadi
dilatasi, dan arteri pulmonalis juga bertambah lebar. Selama
sirkulasi ini berjalan lancar, tidak ada peningkatan tekanan di
dalam arteri pulmonalis.
Selanjutnya seperti pada kelainan ASD, lambat laun pada
penderita ini pun akan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh
darah paru-paru, yaitu penyempitan dari lumen arteri-arteri di
perifer. Hipertensi pulmonal lebih cepat terjadi pada VSD. Dengan
adanya hipertensi pulmonal ini, ventrikel kanan menjadi besar
karena darah yang mengalir ke dalam arteri paru-paru mengalami
kesulitan. Dengan adanya resistensi yang besar pada arteri-arteri
pulmonalis, maka atrium kiri yang semula dilatasi kini berkurang
isinya dan kembali normal. Pada saat ini yang berperan dalam
kelainan ini adalah ventrikel kanan, arteri pulmonalis dengan
cabang-cabangnya yang melebar terutama bagian sentral. Jadi
sekarang yang membesar terutama adalah jantung kanan. Keadaan
ini mirip dengan kelainan ASD dengan Hipertensi pulmonal. Defek
pada septum yang besar menyebabkan keseimbangan antara
tekanan pada kedua ventrikel. Ada kalanya defek itu sangat besar
sehingga kedua ventrikel itu menjadi satu ruangan (Single
Ventricle). Arah kebocoran pada keadaan ini tergantung pada
keadaan dari arteri pulmonalis dan aorta. Bila tekanan di dalam
arteri pulmonalis tinggi karena adanya kelainan pada pembuluh
darah paru maka darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke
dalam ventrikel kiri. Bila di dalam aorta terdapat tekanan yang
tinggi, kebocoran berlangsung dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan
(L to R Shunt). Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium
kanan. Aliran tidak deras karena perbedaan tekanan atrium kiri dan
kanan tidak besar (tekanan atrium kiri lebih besar dari tekanan
atrium kanan. Beban pada atrium kanan, atrium pulmonalis kapiler
paru, dan atrium kiri meningkat, sehingga tekanannya meningkat.
Tahanan katup pulmonal naik, timbul bising sistolik karena
stenosis relatif katup pulmonal. Juga terjadi stenosis relatif katup
trikuspidal, sehingga terdengar bising diastolik. Penambahan beban
atrium pulmonal bertambah, sehingga tahanan katup pulmonal
meningkat dan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang
permanen.
1) PENGKAJIAN UMUM
a Keluhan Utama Keluhan orang tua pada waktu membawa bayinya ke
dokter tergantung dari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel
maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada
tungkai dan berkeringat banyak.
b Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Bayi mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan
pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat
dari defek yang terjadi.
b) Riwayat kesehatan lalu
1. Prenatal History Diperkirakan adanya keabnormalan pada
kehamilan ibu (infeksi virus Rubella), mungkin ada riwayat
pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada
ibu.
2. Intra natal Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
3. Riwayat Neonatus
Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Bayi rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang
mengalami kelainan defek jantung
Penyakit keturunan atau diwariskan
Penyakit congenital atau bawaan
c Sistem yang dikaji :
Pola Aktivitas dan latihan Keletihan/kelelahan Dispnea
Perubahan tanda vital Perubahan status mental Takipnea
Kehilangan tonus otot
Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan Riwayat hipertensi
Endokarditis Penyakit katup jantung.
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress Ansietas,
khawatir, takut Stress yang b/d penyakit
Pola nutrisi dan metabolik Anoreksia Pembengkakan
ekstremitas bawah/edema
Pola persepsi dan konsep diri Kelemahan pening
Pola peran dan hubungan dengan sesama Penurunan peran dalam
aktivitas sosial dan keluarga
PENGKAJIAN FISIK
Dalam diagnosa keperawatan, perlu dilakukan pengkajian data dari hasil :
A. Anamnese
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam melakukan anamnesa adalah :
1. Riwayat perkawinan Pengkajian apakah bayi ini diinginkan atau
tidak, karena apabila bayi tersebut tidak diinginkan kemungkinan
selama hamil ibu telah menggunakan obat-obat yang bertujuan
untuk menggugurkan kandungannya
2. Riwayat kehamilan Apakah selama hamil ibu pernah menderita
penyakit yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin,
seperti hipertensi, diabetus melitus atau penyakit virus seperti
rubella khususnya bila terserang pada kehamilan trisemester
pertama.
3. Riwayat keperawatan Respon fisiologis terhadap defek ( sianosisi,
aktivitas terbatas )
4. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan ( mur-mur ), edema tungkai dan
hepatomegali
5. Kaji adanya tanda-tanda hipoxia kronis : clubbing finger
6. Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
7. Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit yang sama
8. Apakah ibu atau ayah perokok (terutama selama hamil)
9. Apakah ibu atau ayah pernah menderita penyakit kelamin (seperti
sipilis)
10. Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB yang
pernah digunakan
11. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil
12. Untuk anak sendiri apakah pernah menderita penyakit demam
reumatik
13. Apakah ada kesulitan dalam pemberian makan atau minum
khususnya pada bayi
14. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan bayi
B. Inspeksi :
1. Gambarkan gerakan bayi.
2. Gambarkan sikap posisi bayi.
3. Gambarkan adanya perubahan lingkar kepala.
4. Gambarkan respon pupil pada bayi yang usia kehamilannya lebih
dari 32 minggu.
C. Palpasi :
Ada nyeri atau tidak saat ditekan pada daerah dada, ekstermitas atas
ataupun bawah. Ada suara krepetasi atau tidak pada persendian.
D. Perkusi :
Normalnya pekak atau sonor.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya dalah sistem
kardiovaskuler. Sistem ini menjalankan fungsinya melalui organ
jantung dan pembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan
penting dalam hal ini adalah jantung. Jantung merupakan organ
terbesar dalam tubuh. Jantung adalah organberupa otot berbentuk
kerucut. VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya
penutupan dinding pemisah anatara kedua ventrikel. Kelainan ini
umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan
ini merupakan kelainan yang banyak terjadi yaitu sekitar 25%.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
AHA (2014). Ventricular septal defect (VSD).
https://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/CongenitalHeartDefec
ts/AboutCo ngenitalHeartDefects/Ventricular-Septal-Defect- Diakses
pada 20 September 2018.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi
IV . Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI