Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

Dalam ini penulis mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif. Aktivitas ini merupakan salah satu pendekatan yang

tepat dimana keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

diharapkan dapat meningkat sekalipun sambil bermain mereka sudah melaksanakan

kegiatan jasmani sebagai upaya untuk menjaga kebugaran tubuh. Hal ini sangat

bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif peserta didik.

1. Pendidikan Jasmani

Menurut kurikulum 2013 nomor 22 tahun 2016, Mata pelajaran Pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk dalam mata pelajaran kelompok B

dalam struktur kurikulum 2013, yaitu kelompok mata pelajaran yang kontennya di

kembangkan oleh pusat dan dilengkapi oleh kearifan lokal yang di kembangkan

oleh pemerintah daerah.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan unutk mengembangkan aspek kebugaran

jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncakan secara sitematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional. Tim Penyusun Kurikulum 13 (2016)

Materi pendidikan jasmani meliputi pengalaman mempraktikkan dasar

permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, aktivitas ritmik, akuatik

6
7

(aktivitas air), pendidikan luar kelas (out door Education), dan kesehatan. Materi –

materi semacam ini di sajikan untuk membantu peserta didik agar memahami

mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,

efesien dan egetif. Adapun impelementasinya perlu dilakukan secara terencana,

bertahap dan berkelanjutan yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat

meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan manghargai manfaat pendidikan

jasmani.

2. Pengertian Gerak Dasar

Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses

perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu mengerahkan

kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak.

Dengan cara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan. Domain

kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi

adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam

pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual

semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan

prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan

jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.

Menurut Melograno, 1996 pengertian gerak dasar adalah :

Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan


suatu keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses
mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah
dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang
sesuai dengan rangsangan itu.
(WWW. Gudang Guru. Co. id/20130317.
8

3. Pengertian Lompat

Melompat adalah salah satu dasar gerakan yang sering kita lakukan sehari –

hari, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Melompat mempunyai banyak

manfaat yaitu membuat tulang kuat, meningkatkan kesehatan mental, mengurangi

berat badan, membuat jantung sehat dan mengurangi selulit. Sehingga gerakan ini

perlu dipelajari sehingga dapat memaksimalkan manfaat dari gerakan melompat

bagi peserta didik.

Mochammad Djumidar A. Widya ( 2004 : 121) menyatakan :

” Lompat adalah suatu gerakan mengangkat dari suatu titik ke


titik yang lain yang lebih jauh atau lebih tinggi dengan ancang
– ancang lompat cepat atau lambat dengan menumpu kedua
kaki/ anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik
”.
4. Metode pembelajaran

Menurut Rusman, (1995:132) Metode pembelajaran adalah ” suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien” (Jurnal Univ Ganesha, Vol 2 : 2014)

Metode – metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh

berbeda dengan metode yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran

umumnya, yakni (1) metode pemberian tugas, (2) metode diskusi, (3) metode

tanya jawab, (4) metode kerja kelompok (kooperatif learning, (5) metode tutor

sebaya dan (6) metode ceramah.

Metode – metode diatas masing – masing mempunyai kelebihan dan

kelemahan karena tidak ada satu metode kalau berdiri sendiri merupakan metode

yand dianggap paling baik, guru harus menemukan metode yang sesuia dengan

keadaan pengajaran.Oleh karena itu guru harus dapat menetapkan satu atau
9

gabungan metode yang sesuai untuk dapat dipergunakan dalam pembelajaran pada

peserta didik.

5. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah teknik pembelajaran yang di kembangkan

dan di teliti oleh John Hopkins University. Lebih dari separuh kajian metode

pembelajaran menggunakan kajian ini.

Slavin ( 10:2005) Menyatakan :

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana


peserta didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggota nya terdiri dari 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan pembelajaran koopertif yaitu

pembelajaran yang dilakukan berkelompok sehingga peserta didik dapat bekerja

sama dalam melakukan pembelajaran gerak dasar melompat sehingga

memudahkan peserta didik untuk saling membantu satu sama lain sehingga

pembelajaran gerak dasar lompat lebih mudah dikuasai.

Langkah – langkah pembelajaran kooperatif learning menurut Noor


(05:2008) sebagai berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
6. Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Harjodipuro dalam Dasim Budimansyah (2010 : 06 ) menyatakan


PTK adalah :
Suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui
perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik
mengajarnya sendiri, agar kritis terhdap praktik tersebut dan agar mau
mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai
makna sadar dan kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap
10

dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proseas perubahan dan proses


perbaikan proses pembelajaran.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:2-3)


Menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan,
yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:33)


Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) :
1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil
pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.
2. Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.
3. Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sitematis, empiris) mengapa
masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.
4. Meningkatkan sikap profesionalisme sebagai pendidik.
5. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkunagn sekolah,
sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas
pembelajaran secara berkelanjutan.

7. Pengajaran Pendidikan Jasmani Yang Efektif

“Pengajaran khususnya dalam pendidikan jasmani dapat di pandang seni

dan ilmu. Sebagai seni, pengajaran hendaknya dipandang sebagai proses yang

menuntut intitus, kreatifitas, improvisasi dan ekspresi guru” (T Cholik.

M,2002:21). Ini berarti guru memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan

dan tindakan proses pembelajaran selama dapat di pertanggung jawabkan sesuai

pandangan hidup dan etika yang berlaku.

Suatu keberhasilan proses pengajaran pendidikan jasmani menurut Rusli

Lutan (2001 : 10) Ditandai hal- hal berikut :

1. ”Jumlah waktu aktif berlatih ( JWAB ) atau waktu melaksanakan tugas gerak

yang dicurahkan peserta didik semakin banyak,

2. Waktu untuk menunggu giliran relative sedikit, sehingga peserta didik aktif,
11

3. Proses belajar melibatkan partisipasi semua peserta didik, dan

4. Guru pendidikan jasmani terlibat langsung dalam proses”.

8. Pengertian Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peningkatan mutu proses belajar mengajar (PBM) merupakan persoalan

penting dalam pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Istilah belajar lebih

menekankan pada aktivitas guru. Namun demikian, titik sentral proses belajar

mengajar adalah peserta didik belajar.

Menurut Adang Suherman. (01:2001) pengertian meningkatkan kualitas pembelajran


yaitu :

Meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu :


Mendorong peserta didik agar belajar dan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Tidaklah mengherankan apabila seluruh aktivitas yang
berlangsung dalam PBM/ semuanya dipusatkan untuk memacu peserta
didik belajar.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis

yang telah ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk. Penelitian

yang serupa yaitu membahas tentang : Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar

Melompati Benda Melalui Pendekatan Part And Whole Pada Peserta Didik Kelas V

Di SDN Sungai Lumba 2 tahun ajaran 2018/2019. Sehingga penelitian mempunyai

pemikiran untuk melakukan penelitian yang serupa tetapi lebih mengarah kepada

pembelajaran gerak dasar lompat dan dilaksanakan di Sekolah tempat peneliti

mengajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak

dasar melompati benda melalui metode pendekatan bermain dan modifikasi alat

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga di Sekolah SDN 1 Komet Kota


12

Banjarbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian dalam bentuk reflektif. Pengamatan pada

waktu proses belajar mengajar berlangsung dan analisis data dilakukan berdasarkan

pengamatan oleh supervisor.

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa dalam tiga kali pertemuan tiga

siklus pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan Part And Whole

peserta didik kelas V Sekolah SDN 1 Komet Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa

pembelajaran meningkat menjadi lebih berkualitas, Hal ini dikarenakan proses

pembelajaran menggunakan pendekatan yang di kondisikan setiap peserta didik

melakukan pembelajran dengan pendekatan bermain, setiap materi pembelajaran

dilakukan dengan bermain yang di sajikan oleh guru lebih mudah di pahami dan

membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dari pada sebelumnya.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD),

sering mengalami kesulitan diantaranya dikarenakan susahnya mengarahkan peserta

didik untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diarahkan guru,

sehingga sering terjadi proses pembelajaran yang kurang berkualitas, pembelajaran

yang tidak berjalan semestinya atau peserta didik yang merasa terbebani karena

mereka terpaksa melaksanakan pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat

mereka, tak terkecuali pembelajaran gerak dasar lompat memerlukan perhatian dan

persiapan ekstra dari guru penjas yang bersangkutan, pembelajaran dan tugas gerak

yang akan diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar (SD) perlu disusun dan

disiapkan semenarik dan semanyenagkan mungkin, serta ditambah media

pembelajaran pendukung yang menarik dan bervariasi agar peserta didik dapat
13

begerak dengan gembira dan tidak merasa terbebani, serta terhindar dari kejenuhan

dan kebosanan, sehingga pembelajaran gerak dasar melompat dapat terlaksana

dengan kualitas yang baik, menyenangkan, efektif, dan efisien.

D. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini nantinya dapat mengemukakan dugaan bahwa melalui

metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat

pada peserta didik kelas V (lima) di SDN 1 Komet Kota Banjarbaru sesuai dengan

KKM yang telah di tetapkan guru di sekolah yaitu 75.

Anda mungkin juga menyukai