Anda di halaman 1dari 4

Rifka Purnama Sari

04054822022122
TUGAS KESLINGKER

1. Bagaimana sudut pandang kalian tentang SDGs?


SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong
perubahan-perubahan kearah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak
asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip
universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada
seorang pun yang terlewatkan.
Sustainable Development Goals – SDGs merupakan sebuah program
pembangunan dunia yang mana memiliki tujuan untuk mensejahterakan
masyarakat dunia dan melestarikan alam dengan terdapat 17 faktor utama
sebagaimana tercapainya 169 target yang telah ditentukan dalam waktu yang
telah disepakati. SDGs erat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan,
MDGs (Millennium Development Goals 2030), dan CSR (Corporate Social
Responsibility).
Tujuan SDGs (Sustainable Development Goals 2045) ini Secara garis
besar SDGs sejalan dengan memperhatikan aspek penting yang dilewati
sebelumnya yakni MDGs 2030 dimana diharapkan kaum millennial mampu
berperan banyak dalam memajukan perekonomian dunia dengan tetap
memperhatikan aspek penting termasuk alam dan menggunakan sumber
daya yang ada secara maksimal yakni technology agar tidak tertinggal jauh
dengan negara yang sudah lebih maju.

2. Yang mana saja berdampak bagi kesehatan?


Dari semua tujuan SDGs, pada akhirnya secara langsung ataupun
tidak lansgung akan mempengaruhi Kesehatan, atau efek jangka Panjang.
Contohnya Beberapa industri telah memiliki pandangan dan juga memulai
untuk melakukan beberapa penerapan dengan menggunakan technology
yang mana diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi para
penggunanya. Salah satu bidang yang mulai mendapatkan perhatian penting
yakni pada bidang pertanian dan perikanan dimana keduanya bersaing dalam
pengembangan aplikasi yang mampu memangkas rantai pasok dan menekan
adanya pengadaan secara berlebih sehingga negara juga terbebas dari hal
korupsi, seperti dalam Social Determinants of Health, aspek sosial yang ada
pada kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi Kesehatan suatu
individuataupun populasi

3. Bagaimana pendapat Anda tentang Domestic Waste di Palembang? Apa


yang kalian lakukan sebagai pakar?
Sekitar 70% produksi sampah di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel),
berasal dari sampah rumah tangga dan pasar yang merupakan sampah organik.
Sebanyak 30% lagi merupakan sampah anorganik yang dihasilkan dari kegiatan
perkantoran dan industri, seperti kertas, plastik, dan lain-lain. Selama ini
sebagian besar masyarakat memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak
berguna, bukan sumber daya yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Padahal, sampah itu masih bisa dimanfaatkan dengan sistem reduce
(mengurangi), reuse (memakai kembali), dan recycle (mendaur ulang), seperti
diamanatkan dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah. Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,
tetapi juga merupakan tanggung jawab kita bersama, peran serta masyarakat
sangat diperlukan untuk pengelolaan sampah, terutama sampah rumah tangga
sehingga dalam jangka panjang diharapkan setiap rumah tangga dapat
mengelola sendiri sampahnya. Di Kota Palembang, volume sampah yang
dihasilkan sekitar 750 ton per hari.
Seperti contohnya pengolahan sampah di TPA. Pengolahan yang belum
baik, Sampah rumahtangga yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) seperti baterai, lampu listrik, elektronik, kemasan pestisida, pemutih
pakaian, pembersih lantai, cat, kaleng bertekanan (aerosol), sisa obat-obatan,
termometer dan jarum suntik berpotensi mengancam kesehatan manusia dan
lingkungan.
Perlu dilakukan adanya Pelatihan pengelolaan persampahan yang
mempunyai peran penting dalam pengendalian dan pemanfaatan sampah. Hal
lainnya adalah membangun sinergi dari berbagai bidang untuk mencapai tujuan
yang sama. Mulai dari yang paling bawah terlebih dahulu yaitu rumah tangga
sendiri harus sadar untuk membuang sampah berdasarkan jenisnya dan lebih
bisa menggunakan wadah-wadah yang dapat digunakan Kembali. Lalu dari
pemerintah dapat memfasilitasi tempat atau ruang yang lebih baik, sumber daya
manusia memadai, ahli ahli untuk melakukan penelitian.
Gunakan metode AREC (anticipation, recognition, evaluation, control).
Mulai dari mengantisipasi hal-hal buruk yang akan terjadi akibat sampah
domestik, seperti kerusakan lingkungan, pencemaran air, dan penyakit akibat
bakteri dan virus. Lalu mengenali risiko Kesehatan yang dapat timbul akibat
sampah domestik, risiko Kesehatan yang dapat timbul secara langsung atau tidak
langsung. Selanjutnya mengevaluasi apa saja yang sudah ada disana, dan yang
sudah dilakukan. Dan lakukan control untuk memonitoring.

Referensi:

1. Sustainable Development Goals. 2020. Diakses pada tanggal 6 Oktober


2020 melalui https://www.sdg2030indonesia.org/
2. Sustainable Development Goals. 2020. Diakses pada tanggal 6 Oktober
2020 melalui https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu
3. Sekilas SDGs.2020. diakses pada tanggal 6 Oktober 2020 melalui
http://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/
4. Toowomba regiom. 2020. Definition of domestic waste versus commercial
waste. Diakses pada tanggal 6 oktober 2020 melalui
https://www.tr.qld.gov.au/environment-water-waste/waste-
recycling/waste-facilities-rubbish-tips/7413-what-is-domestic-waste

Anda mungkin juga menyukai