Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2086-9045

ANALISIS GELOMBANG TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN


BREAKWATER TEGAK PANTAI TAPAK PADERI BENGKULU

1)
Besperi, 2)Agustin Gunawan, dan 3)Mawardi
1) 2)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNIB, Jl.WR. Supratman,
Kandang Limun Bengkulu 38371, Telp. (0736) 344087,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu, Jl. Kandang Limun

Abstract

This research is aimed to find out characteristic of waves and significant wave happened in
breakwater building as the reference in analyzing the dimension of standing breakwater type.
The researcher used wind data analysis and visual measurement of wave. Based on the
analysis, the researcher found that the waves were fully developed seas condition. This
condition was caused by fetch value which was long enough, so the height of wave reached
maximum value. The lengths of fetch was 200 km and the significant height of wave (Hs) was
2,85 meters and the significant wave period (Ts) was 8,48 seconds. The stress force (p) was
46,274 tons and the moment (Mp) was 185,094 tonmeters. The lift force (U) was 11,674 ton and
the moment (Mu) was 31,131 tonmeter.

Keywords: Wave, Standing Breakwater Type, Tapak Paderi

PENDAHULUAN angin, arah gelombang datang dan juga


Indonesia yang merupakan negara mengetahui tinggi gelombang pecah yang
kepulauan memiliki panjang garis pantai terjadi pada bangunan tersebut. Menurut
lebih dari 81,000 km. Daerah pantai dl Triatmodjo (1999) gelombang laut bisa
lndonesia telah mongalami perubahan yang dibangkitkan oleh angin (gelombang angin),
pesat, sehingga program pengelolaan daerah gaya tarik menarik matahari,dan bulan
pantai merupakan suatu kegiatan yang harus (pasang surut), letusan gunung berapi, atau
mendapat perhatian yang serius (Yuwono, gempa di laut (tsunami), kapal yang
1992). Daerah pantai merupakan daerah bergerak dan sebagainya. Kecepatan angin
yang selalu berubah. Perubahan karakteristik memungkinkan penyebab terjadinya
daerah pantai terjadi akibat pengaruh fenomena alam yaitu erosi, abrasi dan
kombinasi beberapa gaya yang bekerja sedimentasi. Gelombang juga dapat
antara lain meliputi gaya gelombang dan menimbulkan energi untuk membentuk
angin. pantai sebagai daerah yang bergerak, pantai, menimbulkan arus dan transport
karena setiap perubahan pada gaya-gaya sedimen arah tegak lurus pantai dan sejajar
tersebut selalu diikuti oleh perubahan di pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang
pantai. Kerusakan pantai terjadi akibat dari bekerja pada bangunan pantai.
proses dan perubahan-perubahan gaya yang Gelombang pecah sangat mempengaruhi
terjadi (Horikawa, 1987 dalam Nizam, seberapa tinggi bangunan pantai yang akan
1994). direncanakan. Secara umum keadaan pantai
Gelombang merupakan faktor utama di Provinsi Bengkulu, khususnya pantai
didalam penentuan tata letak pelabuhan, alur Tapak Paderi, telah banyak mengalami
pelayaran dan bangunan pantai. kerusakan berupa erosi, abrasi dan
Perencanaan bangunan-bangunan pantai sedimentasi yang disebabkan oleh adanya
harus mengetahui atau memperhatikan arah hempasan gelombang yang sangat besar

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 21


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

tersebut. Erosi, abrasi dan sedimentasi yang terhadap struktur bangunan breakwater
terjadi di daerah-daerah pesisir pantai ini, tegak di Pantai Tapak Paderi Bengkulu.
keadaannya sudah sangat memprihatinkan, Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui
karena semakin menipisnya daerah pinggir karakteristik gelombang yang terjadi dan
pantai. Ada beberapa solusinya yaitu mengetahui gelombang signifikan yang
melakukan pembangunan pengaman pantai terjadi di bangunan breakwater sebagai
berupa bangunan pantai pemecah acuan analisis dimensi breakwater tipe sisi
gelombang (breakwater), revetment, dan tegak. Diharapkan penelitian ini bermanfaat
pembentukan tembok laut (groin), dan hutan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
mangrove di sekitar pantai yang terkena terutama di bidang perlindungan bangunan
dampak erosi dan abrasi tersebut (Besperi, pantai.
2012). Pemecah gelombang adalah
bangunan yang digunakan untuk melindungi
daerah perairan dari gangguan gelombang. METODELOGI PENELITIAN
Pemecah gelombang dibedakan menjadi dua Lokasi Penelitian
macam yaitu pemecah gelombang sambung
Lokasi penelitian tentang analisis pengaruh
pantai dan lepas pantai. Tipe pertama
angin terhadap tinggi gelombang pecah
digunakan untuk perlindungan perairan
pantai Tapak Paderi kota Bengkulu berlokasi
pelabuhan sedang tipe kedua untuk
dalam lingkungan objek wisata pantai Tapak
perlindungan pantai terhadap erosi
Paderi di dekat Pelabuhan Marina Bengkulu.
(Triatmodjo, 1999). Pemecah gelombang
Batas-batas lokasi penelitian ini adalah
dapat dibedakan menjadi 3 tipe (Triatmodjo,
sebagai berikut:
1999), yaitu: pemecah gelombang sisi
1. Sebelah Utara : Pantai Zakat.
miring, tegak dan pemecah gelombang
2. Sebelah Timur : Pantai Zakat.
campuran.
3. Sebelah Selatan :.Benteng
Selama ini dalam perencanaan bangunan Malabrough.
pantai kurang memperhatikan arah 4. Sebelah Barat : Mess Pemda.
datangnya angin serta tinggi gelombang Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada
pecah. Melihat kondisi tersebut penelitian Gambar 1.
ini dilakukan untuk menganalisis gelombang

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 22


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Lokasi survey
Pencatatan tnggi
gelombang
pecah

Gambar 1. Lokasi penelitian (Google maps, diunduh 1 Oktober 2012)


Metode Pengumpulan Data Analisa data
Metode yang digunakan untuk Analisa fetch dan peramalan gelombang
mengumpulkan data terdiri dari: dilakukan untuk mengetahui tinggi, periode
1. Data Primer dan arah gelombang serta arus yang secara
Data ini diperoleh dengan melakukan dominan mempengaruhi daerah penelitian.
survei secara langsung untuk Perhitungan ini dilakukan berdasarkan data
pengukuran dimensi breakwater. angin pada daerah studi dan analisa
2. Data Sekunder gelombang pecah.
Data sekunder yang digunakan yaitu
data angin dari BMKG Provinsi Diagram Alir Penelitian
Bengkulu, literatur-literatur berupa
Diagram alir penelitian digambarkan pada
buku, artikel dari internet, dokumen
Gambar 2 untuk mempermudah dan
atau publikasi dari berbagai sumber
mengarahkan jalannya penelitian
yang berhubungan dengan penelitian
(BMKG dalam Nadia, 2013).

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 23


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Mulai

Studi Literatur

Data Dimensi Data Angin


Breakwater Existing Data Gelombang

Perhitungan Struktur Perhitungan


Bangunan Gelombang dan
Breakwater Arus

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN (HS) dan periode gelombang signifikan (TS)
yang terbesar yaitu HS = 2,46 meter dan TS =
Pengukuran Nilai Tinggi dan Periode
11,58 detik.
Gelombang
Berdasarkan perhitungan pada Lampiran II
Nilai tinggi gelombang dan periode
didapatkan bahwa gelombang menggalami
gelombang diukur dengan menggunakan alat
kondisi fully developed seas. Kondisi yang
theodolite. Alat ini digunakan untuk
disebabkan oleh nilai fetch yang cukup
mengukur tinggi gelombang dengan cara
panjang sehingga tinggi gelombang
menentukan muka air laut tenang.
mencapai harga maksimum maka digunakan
Pengukuran dilakukan pada pagi, siang, dan
panjang fetch 200 km dengan tinggi
sore hari. Hasil pencatatan data tinggi
gelombang signifikan (HS) adalah 2,85
gelombang dan perhitungan untuk
meter dan periode gelombang signifikan
mendapatkan nilai tinggi gelombang
(TS) adalah 8,48 detik.
signifikan (HS) dan periode gelombang
signifikan (TS) dapat dilihat pada Lampiran
I. Setelah didapat nilai tinggi gelombang
signifikan (HS) dan periode gelombang
signifikan (TS) dari pencatatan, maka
diambil nilai tinggi gelombang signifikan

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 24


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Data Pasang Surut Data pasang surut kemudian diolah untuk


mendapatkan nilai rata-rata pasang surut
Pada penelitian ini data pasang surut didapat
setiap tahunnya. Perhitungan data pasang
dari BMKG kelas II Pulau Baii Bengkulu
surut dapat dilihat pada Lampiran III.
yang merupakan data sekunder. Data pasang
Setelah didapat nilai rata-rata pasang surut
surut yang digunakan adalah data pasang
dari setiap tahun maka dilakukan
surut tahun 2007, 2009, dan 2012. Dari 3
perhitungan rata-rata data pasang surut
tahun data pasang surut didapat nilai pasang
untuk mendapatkan nilai muka air rata-rata
terbesar dan surut terendah yang sama.
(mean water level) pada Tabel 1
. Tabel 1. Nilai Pasang Surut
Muka Air Tinggi Muka Air Rendah Muka Air Rata-rata
Tahun Bulan (High Water (Low Water (Mean Water
Level) Level) Level)
April 1,5 m 0,1 M 0,709 M
Juni 1,5 m 0,1 M 0,697 M
2007 Oktober 1,5 m 0,1 M 0,700 M
November 1,5 m 0,1 M 0,697 M
Desember 1,5 m 0,1 M 0,696 M
Mei 1,5 m 0,1 M 0,699 M
2009 Juni 1,5 m 0,1 M 0,700 M
Desember 1,5 m 0,1 M 0,701 M
Mei 1,5 m 0,1 M 0,700 M
Juni 1,5 m 0,1 M 0,700 M
2012 Juli 1,5 m 0,1 M 0,700 M
November 1,5 m 0,1 M 0,701 M
Desember 1,5 m 0,1 M 0,699 M
Rata-rata 1,5 m 0,1 M 0,700 M
Sumber: Hasil Perhitungan Olahan Sediri, 2013
Dari hasil perhitungan data pasang surut Perhitungan Tinggi Gelombang di Laut
tersebut maka didapat elevasi pasang surut Dalam
sebagai berikut:
Tinggi gelombang di laut dalam dihitung
Muka air tinggi (high water level) =
berdasarkan nilai tinggi gelombang,
1,5 meter
koefisien refraksi dan koefisien
Muka air rendah (low water level) =
pendangkalan. Tinggi gelombang di laut
0,1 meter
dalam (H0) adalah sebesar 3,072 meter.
Muka air rata-rata (mean water level) =
Selanjutnya didapat nilai tinggi gelombang
0,7 meter
ekivalen (H’0) adalah 2,888 meter.
Perhitungan Refraksi
Koefisien refraksi dihitung berdasarkan nilai
Penghitungan Tinggi Gelombang Pecah
cepat rambat gelombang dan sudut datang
Berdasarkan Kecepatan Angin
gelombang. Nilai koefisien refraksi yang
diperoleh dari perhitungan adalah sebesar Tinggi gelombang pecah (Hb) dihitung
0,94. berdasarkan nilai tinggi gelombang laut
dalam yang diperoleh dari kecepatan angin

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 25


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

dominan di propinsi Bengkulu. Tinggi Tinggi gelombang signifikan (HS)


gelombang pecah yang diperoleh dari = 2,85 meter
perhitungan sebesar 3,668 meter dan Periode gelombang signifikan (TS)
kedalaman gelombang pecah 4,144 meter. = 8,48detik
Tinggi gelombang signifikan visual dari Panjang gelombang di laut dalam (L0)
perhitungan sebesar 2,46 meter dan tinggi = 112,274 meter
gelombang signifikan dari hasil perhitungan Tinggi gelombang ekivalen (H’0)
berdasarkan kecepatan angin dari BMKG = 2,888 meter
Bengkulu sebesar 2,85 meter. Adanya
perbedaan antara tinggi gelombang Kemudian dilakukan perhitungan sebagai
signifikan visual dan tinggi gelombang berikut:
signifikan berdasarkan kecepatan angin H '0 2,888
terjadi. Ini terjadi karena pengukuran   0,026
L0 112,274
gelombang secara visual dilakukan pada
d 7
kecepatan angin di bawah nilai rata-rata   0,0623
kecepatan angin yang terjadi di propinsi L0 112,274
Bengkulu. Bila terdapat perbedaan antara Selanjutnya menghitung nilai kedalaman
tinggi gelombang visual dan tinggi gelombang dengan menggunakan persamaan
gelombang berdasarkan konversi angin, sebagai berikut:
maka yang dipakai tinggi gelombang yang
d bw  d  5mH 1
besar sebagai acuan dalam menentukan 3
elevasi puncak perencanaan struktur 1
bangunan pantai. Pengambilan tinggi d bw  7  5   2,85
30
gelombang yang terbesar dimaksudkan agar
d bw  7,475 meter
bangunan pantai tersebut aman dari
hempasan gelombang. Nilai tinggi gelombang maksimun (Hmax)
didapat dengan menggunakan rumus sebagai
Perhitungan Pemecah Gelombang Sisi berikut:
Tegak H max  1,8H
Kedalaman air dan tinggi bangunan pada H max  1,8  2,85
lokasi penelitian direncanakan sebagai H max  5,13 meter
berikut:
Kedalaman air di depan pemecah gelombang
(d) = 7 meter Tekanan Gelombang
Jarak dari elevasi muka air rencana ke dasar d
Dari Tabel pada Lampiran VII, fungsi
tampang sisi tegak (d’) = 5 meter L0
Kedalaman di atas lapis pelindung dari d d
pondasi tumpukan batu (h) = 4 meter untuk penambahan  0,0623 ;
L L0
Jarak antara elevasi muka air rencana dan
dengan interpolasi didapat:
puncak bangunan (dc) = 2 meter
d d
Panjang dan Tinggi Gelombang = 0,0620 = 0,10626
L0 L
Dari perhitungan yang telah dilakukan
sebelumnya, diketahui nilai-nilai sebagai d d
= 0,0623 =X
berikut: L0 L

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 26


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

d d d
= 0,0630 = 0,10724 Dari Tabel pada Lampiran VII, fungsi
L0 L L0

X  0,10626 
0,0623  0,0620   2d 
cosh  untuk penambahan
0,0620  0,0620  L 
0,10626  0,10724  d
 0,0623 ; dengan interpolasi didapat:
X  0,10655 L0
d d  2d 
Dari Tabel pada Lampiran VII, fungsi = 0,0620 cosh  =0,7184
L0 L0  L 
 4d  d d  2d 
  untuk penambahan  0,0623 ; = 0,0623 cosh  =X
 L  L0 L0  L 
dengan interpolasi didapat: d  2d 
= 0,0630 cosh  = 0,7260
d  4d  L0  L 
= 0,0620   = ,3354
L0  L  0,0623  0,0620 
X  0,7184 
d
= 0,0623
 4d 
  =X 0,0620  0,0620
L0  L  0,7184  0,7260
d  4d  X  0,7207
= 0,0630   = ,3476
L0  L  d
Jadi, didapat nilai = 0,10655, nilai
X  1,3354 
0,0623  0,0620 L
0,0620  0,0620  4d   4d 
 = 1,3391, nilai sinh =
 1,3354  1,3476   L   L 
X  1,3391  2d 
1,7766, dan nilai cosh  = 0,7207. Dari
Dari Tabel
d
pada Lampiran VII, fungsi  L 
L0 beberapa nilai yang diperoleh tersebut
 4d  dihitung koefisien tekanan gelombang
sinh  untuk penambahan sebagai berikut:
 L  2
d   4d  
 0,0623 ; dengan interpolasi didapat:  
1   L  
L0  1  0,6   
2  4d  
d  4d  sinh  
= 0,0620 sinh  =1,7691   L  
L0  L 
2
 4d  1 1,3391 
d
= 0,0623 sinh  =X  1  0,6   
L0  L  2 1,7766 
d  4d   1  0,88
= 0,0630 sinh  = ,7942
d bw  h  H max 
2
7,475  4  5,13 
2
L0  L 
    
X  1,7691 
0,0623  0,0620 3d bw  h  3  7,475  4 
0,0620  0,0620  0,255
 1,7691  1,7942  2d 27
  2,729
X  1,7766 H max 5,13

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 27


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

 d bw  h  H max  2 2d  dengan menggunakan rumus sebagai


 2  min    ,  berikut:
 3d bw  h  H max  1
pu  (1  cos  ) 1 3 0 H max
 2  min 0, 255 : 2,729  2
 2  0,255 1
pu  (1  cos 15  )  0,88  1,277
2
   1,03  5,13

d'  1  pu  5,837 t/m2
 3  1  1  
d   2d  
cosh  
  L   Dari tekanan gelombang yang telat dihitung
yaitu pu  5,837 t/m2, selanjutnya dapat
5 1 
 3  1  1   dihitung gaya gelombang dan momen yang
7  0,7207 
ditimbulkan oleh gelombang terhadap kaki
 3  1,277 banggunan sebagai berikut:
Elevasi maksimum dimana tekanan
Jadi, dari hasil perhitungan didapatkan nilai gelombang bekerja
 1 = 0,88,  2 = 0,255, dan  3 = 1,277.  * = 0,75 (1+cos β) Hmax
 * = 0,75 (1+cos 15°) 5,13
Tekanan gelombang  * = 7,564
1
p1  (1  cos  )( 1   2 cos 2  ) 0 H max
2 d c*  min* : d c 
d c*  min7,564 : 2  d c*  2
1
p1  (1  cos 15  )(0,88  0,255 cos 2 15  )1,03  5,13
2
 d 
*  d c  p 4  p1 1  c* 
p1  5,806 t/m   
2

 d 
p1 p 4  p1 1  c* 
p2    
 2d 
cosh    2 
 L  p 4  5,8061  
 7,564 
5,806
p2  p 4  4,271 t/m2
0,7207
p 2  8,057 t/m2 Jadi, elevasi maksimum dari distribusi
tekanan gelombang terhadap muka air laut
p3   3 p1  * = 7,564 dan nilai p 4  4,271 t/m2.
Selanjutnya dapat dihitung gaya gelombang
p3  1,277  5,806 dan momen.
p3  7,415 t/m2 1 1
p ( p1  p 3 )d ' ( p1  p 4 )d c*
Jadi, dari hasil perhitungan didapatkan nilai 2 2
p1 = 5,806, p 2 = 8,057, dan p3 = 7,415. 1
p  (5,806  7,415)  5 
Selanjutnya menghitung tekanan ke atas 2
1
(5,806  7,415)  2
2
Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 28
Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

p  46,274 t Gaya angkat dan momennya terhadap ujung


belakang kaki bangunan dengan lebar dasar
1 elevasi bangunan vertikal (B) = 4 meter
Mp  (2 p1  p3 )d ' 2  adalah sebagai berikut:
6
1
1 U   Pu  B
( p1  p 4 )d ' d c*  2
2
1
1 2 U   5,837  4
( p1  2 p 4 )d c* 2
6
U  11,674 t
1
Mp  (2  5,806  7,415)  5 2 
6
2
1
(5,806  7,415)  5  2  Mu  U  B
2 3
1 2
(5,806  7,415)  2 2 M u   11,674  4
6 3
M p  185,094 tm M u  31,131 tm

Jadi, gaya tekanan gelombang (p) adalah Jadi, gaya angkat (U) adalah sebesar 11,674
sebesar 46,274 ton dan momennya (Mp) ton dan momennya (MU) adalah sebesar
adalah sebesar 185,094 tonmeter. 31,131 tonmeter.

Gambar 2. Breakwater Tipe Tegak


KESIMPULAN digunakan panjang fetch 200 km
dengan tinggi gelombang signifikan
1. Berdasarkan perhitungan didapatkan
(HS) adalah 2,85 meter dan periode
bahwa gelombang menggalami kondisi
gelombang signifikan (TS) adalah 8,48
fully developed seas. Kondisi yang
detik.
disebabkan oleh nilai fetch yang cukup
2. Gaya tekanan gelombang (p) adalah
panjang sehingga tinggi gelombang
sebesar 46,274 ton dan momennya
mencapai harga maksimum maka

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 29


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

(Mp) adalah sebesar 185,094 tonmeter.


Gaya angkat (U) adalah sebesar 11,674
ton dan momennya (MU) adalah sebesar
31,131 tonmeter.
Pengukuran tinggi gelombang visual perlu
dilakukan pada setiap bulan di sepanjang
tahun agar diperoleh gambaran tinggi
gelombang yang lebih representatif.

DAFTAR PUSTAKA
Besperi. 2012. Pengaruh Angin terhadap
Gelombang Pecah Pantai Zakat
Propinsi Bengkulu. Laporan
Penelitian, Univeritas Bengkulu,
Bengkulu.
Nadia, P., 2013. Analisis Pengaruh Angin
Terhadap Tinggi Gelombang Pada
Struktur Bangunan Breakwater
Miring di Tapak Paderi Kota
Bengkulu. Bengkulu: Universitas
Bengkulu.
Nizam. 1994. Proses Kepantaian Bagian
I. Program Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta
Offset, Yogyakarta.
Yuwono, N. 1992. Teknik Pantai Volume
II. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa
Teknik Sipil Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
.

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 30


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai