Anda di halaman 1dari 12

ISU TENTANG ELEKTROKIMIA

1. Elektrokimia Berdasarkan Aspek Ontologi

Elektrokimia adalah cabang kimia yang berhubungan dengan reaksi kimia yang melibatkan arus
listrik dan potensial.1 Menurut Chang, elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan
interkonversi antara energi listrik dan energi kimia. 2 Dengan demikian, elektrokimia adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik. Proses elektrokimia merupakan
reaksi reduksi-oksidasi, dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik
atau dimana energi listrik digunakan agar reaksi non spontan bisa terjadi. Persamaan yang menggunakan reaksi
redoks dapat disetarakan dengan menggunakan metode ion elektron. Reaksi redoks melibatkan transfer elektron
dari zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Dengan menggunakan kompartemen yang terpisah, reaksi redoks dapat
digunakan untuk menghasilkan elektron yang mengalir di bagian luar pada suatu susunan yang dinamakan sel
galvanik.
Dalam sel volta atau sel galvanik, oksidasi berarti dilepaskannya elektron oleh atom, molekul atau
ion, sedangkan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel-partikel ini. Berdasarkan definisi, anoda
dalam sel galvanik adalah elektroda tempat terjadinya oksidasi dan katoda adalah elektroda tempat terjadinya
reduksi. Salah satu cirri larutan ion adalah bahwa muatan positif harus sama dengan muatan negative dalam tiap
bagian dari larutan itu. Reaksi yang digambarkan pada gambar 1 tidak akan terjadi apabila larutan disekitar
electrode Zn menjadi dijejali dengan ion positif dan larutan disekitar electrode tembaga menjadi kekurangan ion
positif. Hal ini memperlihatkan perlu adanya cara agar memungkinkan terjadinya difusi ion-ion. 3 Oleh karena
itu, kedua larutan harus dihubungkan oleh sebuah jembatan garam yang dapat memungkinkan terjadinya difusi
ion-ion. Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang
berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau kekurangan
muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung.4
Syarat jembatan garam adalah :
a. Ion pada jembatan garam harus inert, tidak bereaksi dengan ion lain dalam larutan elektrolit yang digunakan
pada pengukuran potensial sel, dan tidak teroksidasi atau tereduksi pada elektroda.5
b. Merupakan elektrolit kuat.6
c. Konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam harus lebih tinggi daripada konsentrasi elektrolit di kedua
bagian elektroda, agar ion negatif dari jembatan garam masuk ke salah satu setengah sel yang kelebihan
muatan positif dan ion positif dari jembatan garam berdifusi ke bagian lain yang kelebihan muatan negatif.7
Jembatan garam yang bisa digunakan yaitu KCl, KNO3, K2SO4, NaCl, NaNO3, Na2SO4 dan
sebagainya. Pada gambar 1, jembatan garam (tabung U terbalik) berisi larutan KCl yang berfungsi sebagai
medium penghantar listrik diantara kedua larutan. Ujung-ujung terbuka pada tabung U disumbat longgar dengan
kapas untuk mencegah larutan KCl keluar ke dalam wadah namun membiarkan anion dan kation bergerak
pindah. Arus elektron mengalir keluar dari elektroda Zn (anoda) menuju elektroda Cu (katoda). Arus listrik
mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energi potensial listrik diantara kedua elektroda. Aliran arus
listrik ini analog dengan air yang jatuh dari air terjun karena ada selisih energi potensial gravitasi, atau aliran
gas dari wilayah bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan rendah. Berdasarkan gambar 1, selisih potensial

1
Zoltan, Nagy, 2008. What is Electrochemistry? http://electrochem.cwru.edu/encycl/art-i02-introduction.htm.
2
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:194
3
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jl.2 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Hal: 29
4
Kimia, Ilmu. 2013. Artikel dan Materi Kimia : Sel Galvani. http://www.ilmukimia.org/2013/05/sel-galvani.html
5
Mc.Murry & Fay. 2012. Chemistry, Six Edition. United States : Pearson Prentice Hall. Hal : 682
6
Zumdahl & Zumdahl. 2007. Chemistry, Seventh Edition. New York : Houghton Mifflin Company Hal : 792
7
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kimia%20dasar/elektrokimia.htm
listrik diantara anoda dan katoda diukur dengan voltmeter dan angkanya (dalam volt) disebut voltase sel.
Namun, dua istilah lain, gaya elektromotif atau emf (E) dan potensial sel juga digunakan untuk menyatakan
voltase sel.8

Gambar 1. Sebuah sel Galvanik


Notasi konvensional untuk
menyatakan sel galvanik ialah diagram sel.
Untuk sel Daniell yang ditunjukkan pada
gambar 1 diatas, jika kita asumsikan bahwa
konsentrasi ion Zn2+ dan ion Cu2+ masing-
masing 1M, maka diagram selnya ialah:
Zn(s) | Zn2+ (1M) || Cu2+ (1M) | Cu(s)
Garis tegak lurus menyatakan batas fasa.
Sebagai contoh, elektroda seng adalah padatan
dan ion Zn2+ (dari ZnSO4) ada dalam larutan.
Jadi, kita gambarkan garis antara Zn dan Zn2+
untuk menunjukkan fasa. Garis tegak ganda
menyatakan jembatan garam. Berdasarkan konvensi, anoda ditulis terlebih dahulu, disebelah kiri garis ganda
dan komponen lain muncul secara berurutan seiring bergeraknya elektron dari anoda ke katoda.9

Gambar 2. Perangkat praktis sel Daniell bila konsentrasi ZnSO4 dan CuSO4 masing-masing 1M pada 250C, voltase sel adalah 1,10 V.
Jika konsentrasi ion Cu2+ dan Zn2+ keduanya adalah 1,0 M, ternyata voltase atau emf dari sel Daniell
adalah 1,10 V pada 250C. Voltase ini tentunya berhubungan erat dengan reaksi redoks yang terjadi. Seperti
halnya reaksi sel keseluruhan dapat dianggap sebagai jumlah dari dua reaksi setengah-sel, emf terukur dari
selpun dapat dianggap sebagai jumlah dari potensial listrik pada elektroda Zn dan Cu. Dengan mengetahui salah
satu potensial elektroda, kita dapat memperoleh potensial lainnya dengan operasi pegurangan (dari 1,10 V).
Kita tidak mungkin mengukur potensial dari satu elektroda saja, tetapi jika kita secara sepihak mematok nilai
potensial salah satu elektroda sebagai nol, kita dapat menggunakannya untuk menentukan potensial relatif dari
elektroda lain. Pada pengukuran potensial elektroda kita menggunakan elektroda hidrogen sebagai rujukan.
Pada kondisi keadaan standar, dimana tekanan H2 1 atm dan konsentrasi larutan HCl 1 M, potensial reduksi H+
pada 250C adalah tepat nol.
2H+ (1 M) + 2e- → H2 (1 atm) Eo= 0 V

8
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:197-198
9
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:198
1
Superskrip “o” menyatakan kondisi keadaan-standar, dan Eo adalah potensial reduksi standar, atau voltase yang
berkaitan dengan reaksi reduksi pada satu elektroda ketika semua zat terlarut 1M dan semua gas pada 1 atm.
Jadi potensial reduksi standar dari elektroda hydrogen ditetapkan sebagai nol. Elektroda hydrogen ini
dinamakan elektroda hydrogen standar dan digunakan untuk mengukur potensial dari jenis-jenis elektroda
lain.10
Gambar 3. (a) sel untuk menentukan potensial standar elektroda seng (dihasilkan Eosel 0,76 V); (b) sel untuk menentukan potensial
standar elektroda tembaga (dihasilkan Eosel 034 V)
Pada potensial reduksi standar (Eo), karena jumlah elektron yang hilang harus sama dengan jumlah
yang diperoleh, setengah-reaksi harus dikalikan dengan bilangan bulat yang diperlukan untuk mencapai
persamaan seimbang. Namun, nilai ini tidak berubah ketika setengah-reaksi dikalikan dengan bilangan bulat
tersebut. Karena potensial reduksi standar bersifat intensif (tidak tergantung pada berapa kali reaksi terjadi),
potensial tersebut tidak dikalikan dengan bilangan bulat yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan reaksi sel. 11
Hal ini berarti, nilai Eo tidak dipengaruhi oleh ukuran elektroda atau banyaknya larutan (volume) yang ada.
Nilai Eo tetap pada semua zat terlarut pada konsentrasi 1M dan semua gas pada 1 atm. Untuk sel Daniell yang
ditunjukkan pada Gambar 2, kita sekarang dapat menuliskan :
Anoda (oksidasi) : Zn(s) → Zn2+(1M) + 2e-
Katoda (reduksi) : Cu2+(1M) + 2e- → Cu(s)___________
Keseluruhan : Zn(s) + Cu2+(1M) → Zn2+(1M) + Cu(s)
Emf selnya adalah : Eosel = Eokatoda - Eoanoda
Eosel = EoCu /Cu - EoZn /Zn
2+ 2+

Eosel = 0,34 V – (-0,76 V)


Eosel = 1,10 V
Contoh ini dapat menjelaskan bagaimana kita dapat menggunakan tanda dari emf sel untuk memprediksi
kespontanan reaksi redoks. Pada kondisi keadaan standar untuk reaktan dan produk, reaksi redoks akan spontan
ke arah produk jika emf standar selnya positif. Jika negatif, reaksi akan spontan kearah sebaliknya.12
Berlawanan dengan reaksi redoks
spontan yang menghasilkan perubahan energi
kimia menjadi energi listrik, elektrolisis ialah
proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi
kimia non spontan bisa terjadi. Sel elektrolitik
merupakan alat untuk melaksanakan proses
elektrolisis.13
Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan oleh
arus listrik berbanding lurus dengan kuantitas
listrik yang lewat.14 Sebagai contoh, pada lelehan
natrium klorida, suatu senyawa ionik, dapat dielektrolisis agar membentuk logam natrium dan klorin. Dalam
lelehan NaCl, kation dan anionnya masing-masing adalah ion Na + dan Cl-. Gambar 4(a) ialah diagram sel
Downs, yang digunakan untuk elektrolisis NaCl dalam skala besar. Logam natrium terbentuk pada katoda
dalam keadaan cair. Karena cairan logam natrium lebih ringan dibandingkan lelehan NaCl, natrium mengapung
10
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:199
11
Zumdahl & Zumdahl. 2007. Chemistry, Seventh Edition. New York : Houghton Mifflin Company Hal : 797
12
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:201
13
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:219
14
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jl.2 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Hal: 29
2
ke permukaan, sebagaimana ditunjukkan pada gambar, dan kemudian dikumpulkan. Gas klorin yang terbentuk
pada anoda, dikumpulkan dibagian puncak. Gambar 4(b) merupakan diagram sederhana yang menunjukkan
reaksi yang terjadi pada elektroda. Sel elektrolitik mempunyai sepasang elektroda yang dihubungkan ke baterai.
Baterai berfungsi sebagai “pompa elektron” yang menggerakan elektron ke katoda (tempat terjadinya reduksi)
dan menarik elektron dari anoda (tempat terjadinya oksidasi).15
Gambar 4. (a) Rangkaian praktis yang disebut sel Downs untuk elektrolisis lelehan NaCl (t.l=801 0C). (b) Diagram sederhana yang
menunjukkan reaksi elektroda selama elektrolisis lelehan NaCl.

Reaksi pada elektroda :


Anoda (oksidasi) : 2Cl-(l) → Cl2(g) + 2e-
Katoda (reduksi) : 2Na+(l) + 2e- → 2Na(l)___________
Keseluruhan : 2Na+(l) + 2Cl-(l) → 2Na(l) + Cl2(g)
Proses ini merupakan sumber utama logam natrium murni dan gas klorin. Perkiraan teoretis menunjukkan
bahwa nilai Eo untuk keseluruhan proses adalah sekitar -4V, yang berarti bahwa ini termasuk proses non
spontan. Jadi minimum 4V harus dipasok oleh baterai untuk melaksanakan reaksi.
Cabang-cabang elektrokimia lain meliputi fenomena (elektroforesis dan korosi), device
(electrochemical display, electroanalytical sensor, baterai, fuel cell), teknologi (elektroplating dan produksi
skala besar seperti aluminium dan klorin). Saintis juga melakukan pengukuran elektrokimia pada berbagai
sistem kimia untuk berbagai alasan, seperti mempelajari termodinamika, kinetika, analisis logam/ organologam,
atau membuat desain baru sumber energi.

2. Elektrokimia Berdasarkan Aspek Epistemologi

Epistemologi dan pilar elektrokimia modern dipandang berasal dari tumpukan kerja percobaan yang
dilakukan oleh Alessandro Volta pada sekitar tahun 1800. Meskipun jauh sebelum masa itu, berdasarkan bukti
arkeologi, telah dikenal baterai primitif (disebut baterai Baghdad) yang digunakan untuk electroplating di
Mesopotamia pada tahun 200 SM. Volta terinspirasi oleh percobaan kaki katak yang dilakukan oleh Galvani,
yang meyimpulkan fenomena tersebut hanyalah fenomena biologi. Perkembangan elektrokimia semakin cepat
dengan kontribusi dari John Daniell dan Michael Faraday. Dari awal yang sederhana, elektrokimia sekarang
telah matang menjadi sebuah cabang ilmu multi disiplin.16
Sel elektrokimia pertama kali diciptakan pada tahun 1836 oleh John F.Daniell, dimana sel ini adalah
salah satu dari banyak sel-sel yang dikembangkan untuk memasok energi listrik. Sel-sel seperti ini disebut sel
galvanik, mengingat Luigi Galvani, yang pada tahun 1791 menemukan bahwa listrik statis dapat menyebabkan
kejang di kaki katak, ia kemudian menemukan bahwa generator statis itu tidak diperlukan, dua logam berbeda
(dan larutan elektrolit) juga bisa menyebabkan jenis yang sama dari kontraksi otot. 17 Galvani mengusulkan
bahwa jaringan hewan mengandung gaya vital tak dikenal, yang mengaktifkan syaraf dan otot ketika disentuh
dengan logam. Menurut Galvani, listrik hewan adalah bentuk baru listrik selain listrik alam yang dihasilkan
oleh kilat (atau oleh belut listrik dan sinar torpedo) dan listrik statis buatan yang dihasilkan oleh gesekan.18
Galvani memikirkan kaki katak sebagai bagian integral dari percobaan, tetapi dalam serangkaian percobaan
selama tahun 1790, Alessandro Volta menunjukkan bahwa pembangkitan listrik tidak ada hubungannya dengan
katak. Karya Volta memuncak dalam pembuatan baterai (volta pile) dari piringan perak dan seng kemudian
15
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:219
16
Setyawan, Heru, 2013. Pilar Elektrokimia Modern. http://elkimkor.com
17
Rieger, Philip H. 1994. Electrochemistry, Second Ed. New York : Chapman & Hall. Inc. Hal : 3-4
18
Setyawan, Heru, 2013. Pilar Elektrokimia Modern. http://elkimkor.com
3
dipisahkan oleh kain yang direndam dalam larutan garam. Penemuan ini ia dijelaskan melalui surat kepada Sir
Joseph Banks, Presiden Royal Society of London, pada musim semi 1800. Banks menerbitkan surat itu kepada
Philosophical Transactions Society, namun ternyata beberapa bulan sebelum publikasi, volta pile sudah terkenal
di kalangan sastrawan ilmiah London.19
Di antara mereka yang mengetahui penemuan Volta sebelum penerbitan adalah William Nicholson
dan Anthony Sir Carlisle, yang membangun sebuah volta pile dan membuktikan bahwa ada gelembung gas
yang dihasilkan dari setetes air yang mereka gunakan untuk meningkatkan kontak listrik dari timbal. Dengan
cepat mereka menentukan bahwa gas hidrogen, gas oksigen dan air terurai oleh elektrolisis. Percobaan
Nicholson-Carlisle ini diterbitkan dalam Journal Nicholson beberapa minggu setelah surat dari Volta, menjadi
perbincangan di kalangan ilmiah di seluruh Eropa20. Nicholson-Carlisle mencoba merangkai volta pile, dalam
usahanya untuk menentukan muatan listrik pada pelat atas dan bawah dengan bantuan elektroskop, mereka
meneteskan air pada piringan paling atas untuk kontak yang lebih baik, dan yang mengejutkan mereka,
terbentuk gelembung gas yang dibebaskan. Segera mereka menemukan bahwa terminal baterai yang dicelupkan
dalam air menghasilkan hidrogen dan oksigen. Mereka telah menemukan elektrolisis atau reaksi kimia yang
didorong oleh arus listrik.21
Baterai Volta dibuat untuk pertama kalinya ini berguna sebagai sumber listrik potensial yang mampu
memasok arus yang signifikan, dan kemajuan teknis ini menjadi awal sebenarnya dari studi listrik dan magnet,
baik oleh fisikawan dan kimiawan. Di garis depan di antara ahli kimia adalah Sir Humphry Davy, yang
menggunakan tumpukan volta sebagai sumber listrik untuk mengisolasi natrium dan kalium metalik tahun 1807,
magnesium, kalsium, strontium dan barium pada tahun 1808, dan lithium pada tahun 1818. 22 Ia menyimpulkan
bahwa listrik menyebabkan aksi kimia dan bahwa kombinasi kimia terjadi antar senyawa yang muatan
listriknya berlawanan.23
Dasar-dasar ilmu tentang elektrokimia dikembangkan oleh asisten dan murid Davy yang bernama
Michael Faraday. Faraday tumbuh menjadi saintis yang lebih hebat dari gurunya. Hasil temuan faraday tentang
elektrokimia, mengenalkan beberapa ketentuan-ketentuan yang masih digunakan hingga sekarang. (Gambar 5).
Faraday juga menemukan istilah pertama tentang pemisahan molekul dengan arus listrik yang disebut
elektrolisis. Mengikuti saran dari William Whewell, seorang sarjana Inggris
Klasik, Faraday memberi nama “electrolyte” untuk senyawa atau larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Batang atau potongan logam yang dimasukkan
kedalam lelehan atau larutan dia sebut sebagai “electrode”. Elektroda yang
membawa arus positif disebut sebagai “anode” dan elektroda yang membawa
arus negatif disebut “katode”. Arus listrik yang dibawa melalui lelehan atau
larutan disebut “ions” (dalam bahasa Greek berarti berjalan). Ion yang berjalan
menuju anoda disebut “anions” dan ion yang berjalan menuju katode disebut
“cations”.24
Gambar 5. Skema Aksi Elektrolisis yang dijelaskan oleh Faraday beserta dengan system pemberian istilah label yang dia temukan.
Pada tahun 1982, Faraday mengumumkan eksistensi yang pasti mengenai hubungan kuantitatif
dalam elektrokimia. Faraday menyatakan hukum pertama elektrolisis, “massa zat yang dibebaskan pada
elektroda selama elektrolisis sebanding dengan banyaknya listrik yang terdorong melalui larutan”. Kemudian
19
Idem No. 17
20
Idem No. 18
21
Setyawan, Heru, 2013. Pilar Elektrokimia Modern. http://elkimkor.com
22
Rieger, Philip H. 1994. Electrochemistry, Second Ed. New York : Chapman & Hall. Inc. Hal : 3-4
23
Setyawan, Heru, 2013. Pilar Elektrokimia Modern. http://elkimkor.com
24
Isaac Asimov. 1965. A Short History OF Chemistry. New York : Ancor Book Doubleday & Company.Inc. Hal 90-92
4
hukum kedua elektrolisis bahwa “berat logam yang dibebaskan oleh banyaknya listrik sebanding dengan berat
ekuivalen dari logam”.25 Dalam literatur lain, hukum faraday membahas besaran kelistrikan dimana satu faraday
berpadanan dengan lewatnya satu mol elektron yang memberikan harga sebesar 96.500 C. 26 Lewatnya 1 faraday
pada rangkaian mengakibatkan oksidasi satu bobot ekuivalen suatu zat pada satu electrode dan reduksi satu
bobot ekuivalen pada elektrode yang lain.27

3. Elektrokimia Berdasarkan Aspek Aksiologi

Peran elektrokimia dalam kehidupan manusia sehari-hari sangat besar. Keunikan elektrokimia
terletak pada fakta bahwa aplikasi potensial atau medan listrik dapat membantu mengatasi batasan kinetika pada
suhu rendah. Selain itu, proses elektrokimia dapat diatur untuk memperoleh produk tertentu secara kimia.
Reaksi elektrokimia juga sensitif terhadap karakteristik permukaan elektroda dan komposisi elektrolit yang
membuka jalan beberapa bidang analitis dan karakterisasi. Oleh karena itu, banyak sekali produk dan manfaat
dari elektrokimia yang bisa kita temukan sehari-hari.
Produk elektrokimia yang paling sering kita gunakan adalah baterai. Baterai adalah sel galvanik atau
beberapa sel galvanik yang disatukan dan dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah pada voltase tetap.
Meskipun cara kerja baterai pada dasarnya sama dengan sel galvanik yang telah dijelaskan sebelumnya, baterai
memiliki keunggulan karena sifatnya yang berdiri sendiri dan tidak memerlukan komponen tambahan seperti
jembatan garam.28 Baterai pada lampu senter, kalkulator, jam, radio, dan tentu saja untuk menstart mobil
semuanya merupakan sumber tenaga skalar kecil yang didasarkan pada reaksi redoks spontan. 29 Beberapa jenis
baterai yang sering digunakan :
1) Baterai Sel Kering
Sel kering yaitu sel tanpa komponen cairan, yang disebut juga sel
Leclanche yang digunakan pada lampu senter dan radio transistor.30 Sel ini
disebut kering karena banyaknya air reralif rendah, namun kelembaban
mutlak perlu untuk memberikan suatu larutan agar ion-ion dapat berdifusi
diantara elektrode-elektrodenya.31 Anoda selnya terbuat dari sebuah kaleng
atau wadah seng yang bersentuhan langsung dengan mangan dioksida
(MnO2) dan sebuah elektrolit. Elektrolit ini terdiri dari ammonium klorida
dan seng klorida dalam air, yang ditambahkan pati sebagai pengental agar larutan menyerupai pasta
sehingga tidak mudah bocor. Sebatang karbon berfungsi sebagai katoda, yang direndam di dalam elektrolit
ini pada bagian tengah dari sel. 32 Reaksi selnya adalah:
Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Katoda : 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)__
Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Gambar 6. Bagian dalam dari sel kering
2) Baterai Merkuri

25
Idem No.24
26
Coloumb adalah kuantitas standar kelistrikan yang menyatakan banyaknya elektron yang melewati elektrolit.
27
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jl.2 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Hal: 54
28
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:211
29
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jl.2 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Hal: 57
30
Idem No. 28
31
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jl.2 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Hal: 59
32
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:211
5
Baterai merkuri banyak digunakan dalam dunia pengobatan dan industry elektronik dan lebih mahal
dibandingkan sel kering biasa. Baterai merkuri ditempatkan di dalam sebuah silinder baja antikarat, baterai
merkuri terdiri atas anoda seng (diamalgamkan dengan merkuri) yang bersentuhan dengan elektrolit alkali
kuat yang mengandung seng oksida dan merkuri (II) oksida (Gambar 7). Reaksi selnya :

Karena tidak ada perubahan komposisi elektrolit selama pengoperasian reaksi


sel keseluruhan hanya melibatkan zat padat baterai merkuri memberikan
voltase lebih konstan (1,35 V) dibandingkan sel Leclanche. Baterai merkuri
juga memiliki kapasitas jauh lebih tinggi dan awet. Sifat-sifat ini membuat
baterai merkuri ideal untuk digunakan dalam alat pacu jantung, alat bantu
dengar, arloji listrik, dan pengatur cahaya.33
Gambar 7. Bagian dalam baterai merkuri
3) Baterai Bertimbal (Aki)
Baterai bertimbal (aki) yang umum digunakan di mobil
terdiri atas enam sel identik yang tersusun secara seri. Setiap sel
mempunyai anoda timbal dan katoda yang terbuat dari timbale
dioksida (PbO2) yang dikemas pada sebuah pelat logam (Gambar 8).
Baik katoda maupun anoda dicelupkan dalam larutan asam sulfat
yang berfungsi sebagai elektrolit.34

Gambar 8. Bagian dalam aki35

Pada kondisi kerja normal, setiap setiap sel menghasilkan 2 V, jadi


total 12 V dari keenam sel digunakan sebagai catu daya untuk
menyalakan rangkaian pengapian mobil dan system listrik lainnya. Aki dapat memberi banyak arus dalam
waktu singkat, seperti waktu yang dipakai untuk menyalakan mesin.

4) Aki Kering
Aki kering merupakan jenis akumulator tertutup yang tidak memerlukan pengisian asam dan
penambahan air. Aki kering ini dikenal sebagai aki VRLA (Valve Regulated Lead Acid). Aki kering dibagi
menjadi dua jenis sesuai dengan bahan penyusun dan teknologinya, absorben glass matt (AGM) yang
merupakan elektrolit jenuh pemisah dan akumulator gel. AGM merupakan alas yang sangat berpori yang
terbuat dari serat microglass yang sebagian diisi dengan elektrolit (asam), sekaligus bertindak sebagai
pemisah. Elektrolit gel merupakan serbuk silica elektrolit yang mengeras menjadi gel yang bebas
mengapung di wadah. Selama pengarusan, gel mengering dan menciptakan retakan serta rekahan yang
berkembang diantara positif dan negatif. Elektrolit gel ini sering disebut juga Gel Cell.36

33
Idem No.32
34
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:212
35
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Otomotif/Merawat.Accu/IMAGES/hal-6.png
36
Cory Hatheway. 2013. Valve Regulated Lead Acid Batteries. http://www.zbattery.com/valve-regulated-lead-acid-vrla-batteries.
6
Gambar 9. Bagian dalam aki kering
Dibandingkan dengan aki basah, keuntungan aki kering adalah bisa menghindari tumpahnya asam dan bebas
dari kebocoran serta hampir tidak ada pengeluaran gas yang bisa menimbulkan kebakaran. Oleh karena itu
aki ini sangat aman dan memiliki umur simpan yang lama. Selain itu daya tahan terhadap getaran sangat
tinggi bila dibandingkan dengan aki basah. Selain itu, mudah untuk dibawa dan dipindahkan. Penggunaan
aki ini luas di pabrik alat tulis, UPS, kapal dan pembangkit listrik.37
5) Baterai Litium Keadaan-Padat
Baterai keadaan-padat menggunakan padatan (bukannya larutan berair atau pasta dalam air) sebagai
elektrolit yang menghubungkan elektroda. Gambar 9 menunjukkan skema baterai litium keadaan-padat.
Litium dipilih sebagai anoda karena litium memiliki nilai E o paling negatif dan merupakan logam ringan.
Elektrolitnya adalah suatu bahan polimer yang akan melewatkan ion tetapi menahan elektron.

Gambar 10. Skema baterai litium keadaan padat


6) Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar (fuell cell) merupakan sel galvanik yang memerlukan pasokan reaktan yang kontinu
agar tetap berfungsi.38 Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen di katode dan suatu gas yang dapat
dioksidasi pada anode. Sel ini merupakan tipe yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dalam
kapal angkasa dalam program Apollo ke bulan. Uap air yang dihasilkan diembunkan dan ditambahkan
dalam persediaan air minum untuk para astronaut.39 Reaksi selnya :

37
Güzelyalı Mahallesi, http://www.denizciliksektoru.com/productdetail-2-Dry_Accumulator-177
38
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal:214
39
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jl.2 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Hal: 61
7
Gambar 11. Sel bahan bakar hidrogen-oksigen, Ni dan NiO yang dimasukkan ke elektroda karbon berpori adalah elektrokatalis
Banyak produk kimia sehari-hari dalam rumah tangga yang terhubung ke elektrokimia. Pemutih
terbuat dari produk-produk dari elektrolisis air garam (klorin dan soda kaustik), atau dapat dilakukan secara
langsung dengan sel elektrokimia. Seperti pada kolam renang, hanya sejumlah kecil klorin yang butuhkan untuk
menjernihkan air kolam. Air minum bisa berasal dari senyawa berklorin yang diproduksi oleh sel elektrokimia
sederhana dengan cara mengelektrolisis air garam. Klorin juga merupakan bahan dasar plastik seperti PVC,
yang digunakan di banyak rumah untuk perpipaan. Banyak produk pembersih, deterjen, dan sabun dibuat
dengan soda kaustik yang juga dihasilkan dalam sel elektrolisis air garam. Semua kertas yang kita gunakan
dihasilkan dari sejumlah besar soda kaustik dari elektrolisis senyawa berklorin sebagai pemutih. Soda kaustik
juga digunakan di banyak produk makanan.40
Segala sesuatu di sekitar kita yang terbuat dari aluminium dibuat oleh proses elektrokimia, yang
praktis dan ekonomis salah satunya adalah dengan cara menghasilkan logam aluminium dari bijih. Banyak
logam yang umum digunakan dapat dihasilkan dari bijih atau olahan (pemurnian) oleh proses elektrokimia.
Beberapa di antaranya adalah tembaga, seng, perak, dan timah. Logam dilindungi dari korosi dengan
melapisinya dengan logam lain yang lebih tahan korosi. Hal ini bisa dilakukan dengan proses electroplating,
plating chrome adalah contoh yang baik. Dekorasi pelapisan juga diterapkan elektrokimia pada peralatan dan
perhiasan yang terbuat dari perak atau emas berlapis untuk memperindah dan memperbaiki penampilan dengan
proses elektrodeposisi yang disebut electroforming. Pemakaian perangkat elektrokimia lainnya adalah dalam
analisis kimia. Di laboratorium, teknik elektrokimia secara luas digunakan, contohnya pada perangkat
elektrokimia sensor glukosa yang sering digunakan oleh penderita diabetes.

4. Desain Pembelajaran Elektrokimia

Banyak peneliti yang telah mendokumentasikan miskonsepsi dan kesulitan siswa dalam konsep
elektrokimia. Kesulitan siswa tentang kompleksitas masalah mempengaruhi kinerja dan pembelajaran mereka.

40
Zoltan, Nagy, 2008. What is Electrochemistry? http://electrochem.cwru.edu/encycl/art-i02-introduction.htm
8
Menurut Allsop dan George41, siswa mengalami kesulitan menggunakan potensial reduksi standar untuk
memprediksi arah reaksi kimia dan siswa tidak dapat menuliskan diagram yang tepat dari sel elektrokimia.
Beberapa miskonsepsi siswa pada konsep elektrokimia, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Beberapa miskonsepsi siswa yang teridentifikasi42

Klasifikasi Miskonsepsi
Potensial elektroda dan  Potensial setengah sel dapat digunakan untuk memprediksi spontanitas dari reaksi
emf sel setengah-sel.
 Potensial pada elektroda sama dengan perbedaan potensial elektrokimia antara
logam dan elektrolit dalam reaksi setengah-sel.
 Nilai nol untuk potensial standar dari H2(1 atm)/H+(1M) setengah-sel standar
adalah nol karena hidrogen berada di tengah-tengah rangkaian kegiatan untuk
logam.
Mengidentifikasi anoda  Proses pada anoda dan katoda terbalik dalam sel galvanik dan elektrolit, dalam sel
dan katoda galvanik oksidasi terjadi pada anoda dan reduksi di katoda, sedangkan pada sel
elektrolitik oksidasi terjadi di katoda dan reduksi pada anoda.
 Dalam sel galvanik, elektroda dialiri dengan muatan listrik yang tinggi.
 Dalam sebuah sel elektrolit, arah tegangan yang diberikan tidak berpengaruh pada
reaksi di anoda dan katoda.
 Dalam sel galvanik, identitas anoda dan katoda tergantung pada penempatan fisik
dari setengah-sel karena konvensi IUPAC mensyaratkan penempatan katoda di
sebelah kanan dan anoda di sebelah kiri dalam notasi sel.
Konduksi metalik dan  Elektron mengalir dalam elektrolit.
elektrolitik  Elektron masuk ke elektrolit pada katode, bergerak melalui elektrolitnya, dan
muncul di anoda.
 Dalam sel elektrokimia elektron bebas ditemukan baik dalam elektrolit maupun
kawat yang menghubungkan dua elektroda, karena mereka menghantarkan arus
listrik ke seluruh rangkaian.
 Jika kawat logam menggantikan jembatan garam dalam sel galvanik, arus terus
mengalir karena kawat logam menghantarkan listrik.
 Jika kawat logam menggantikan jembatan garam dalam sel galvanik, ammeter
terhubung melalui sirkuit akan menunjukkan bacaan.
 Dalam sel galvanik, jembatan garam memasok elektron untuk melengkapi
rangkaian.
 Jembatan garam tidak membantu aliran arus.
 Pergerakan ion dalam larutan bukan merupakan arus listrik jika tidak bereaksi
pada elektroda.

41
dalam jurnal Ceyhun & Karagolge. 2005. Chemistry Studet’s Misconception in Electrochemistry. Aus. J. Ed. Chem. Vol. 65. Hal :
24
42
Ozkaya, Uce & Sahin. Prospective teachers. conceptual understanding of electrochemistry: Galvanic and electrolytic cells.
U.Chem.Ed. Vol.7. Hal : 12.
9
Kesetimbangan kimia  Ketika logam direndam dalam elektrolit yang melibatkan ion-nya, potensial listrik
dan elektrokimia dari logam dan elektrolit menjadi sama karena keseimbangan elektrokimia yang
terbentuk antara logam dan ion dalam elektrolitnya.
Memprediksi elektroda  Tidak ada eaksi yang terjadi pada elektroda jika elektroda inert digunakan dalam
dan reaksi sel sel galvanik atau sel elektrolit karena elektroda inert tidak berubah dalam reaksi
sel.
 Air tidak bereaksi selama elektrolisis larutan berair.
 Pada sel elektrolitik dengan elektroda sama yang terhubung dengan baterai, reaksi
yang sama akan terjadi pada masing-masing elektroda.
Miskonsepsi bisa mengganggu proses konstruksi konsep dalam struktur kognitif siswa. Untuk itu,
sangat penting bagi guru untuk melaksanakan remediasi terhadap miskonsepsi. Hal ini bertujuan untuk
memberikan arah dari mana, ke mana, dan bagaimana proses pembelajaran itu harus dilakukan selanjutnya. 43
Implikasi hasil penelitian Obomanu dan Onuoha, yang membahas tentang kesulitan siswa pada konsep
elektrokimia, bahwa sebisa mungkin dalam mengajar elektrokimia, guru harus menggunakan metode
demonstrasi atau praktikum dan alat bantu pengajaran. Hal ini diperlukan untuk mendorong pembelajaran aktif
antara siswa dan mencegah pembelajaran yang hanya menghafal fakta-fakta. Laboratorium sains seharusnya
tidak hanya lengkap, akan tetapi harus secara maksimal digunakan untuk membuat proses belajar mengajar
lebih konkret dan menyajikan konseptualisasi yang tepat dari ide-ide, prinsip dan konsep pada siswa. 44
Tabel 2. Desain Pembelajaran pada Subkonsep Sel Volta yang Disarankan45
Strategi Tipe
Atribut Representasi Aktivitas dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran Representasi

Konkret Pemilihan model, penyusunan, validitas,


Praktikum Sel
(makroskopik Kualitatif, dinamis dan tetap penyebaran, dan aplikasi.
volta
)
1. Siswa memilih alat dan bahan untuk
Bahasa dan mempersiapkan sel volta Zn-Cu dari alat
Diskusi tim
tulisan Kualitatif, dinamis dan acak dan bahan yang telah dipersiapkan.
dan kelompok
(simbolik)
2. Siswa menyusun alat dan bahan sesuai
Poster dan Visual (sub dengan kondisi untuk mengoperasikan sel
Animasi Kualitatif, statis, tetap volta pada percobaan.
Multimedia mikroskopik)
3. Siswa menjelaskan fungsi dan batasan
Mendiskusikan dan menjelaskan konsep yang berhubungan : jembatan garam dari hasil percobaan.
1. Prinsip dasar dan komponen sel volta dalam elektrokimia.

2. Pengukuran potensial listrik sel volta.

43
Purtadi, Sukisman & Sari, Lis Permana. 2009. Demonstration Based Test to Assess Students’ Understanding of Redox Reaction and
Electrochemistry Concept. ISWCU. Hal : 135
44
Obomanu & Onuoha. 2012. Students Conceptual Difficulties in Electrochemistry in Senior Secondary Schools. Journal of Emerging
Trends in Educational Research and Policy Studies (JETERAPS) 3 (1): 99-102.
45
Dikembangkan dari desain pembelajaran hasil penelitian Chung and Chiu, Conceptual Change in 12th Grade Students Learning
Electrochemistry through Modeling Activities. National Taiwan Normal University. www.ntnu.edu.tw/acad/rep/r98/g980003-1.pdf
10
3. Mendiskusikan faktor-faktor pada perangkat sel volta.

4. Guru dan siswa mendiskusikan prinsip sel volta jika tanpa


jembatan garam dan menyusunnya bersama-sama.

5. Fungsi dan batasan jembatan garam.

Pembelajaran pada konsep elektrokimia, idealnya merupakan berupa diskusi tentang apa yang terjadi
dalam mode representasi visual, partikulat, dan simbolis. Tabel 2 diatas, merupakan desain pembelajaran
elektrokimia yang bisa membantu menghubungkan ketiga level representasi. Penelitian terkini menunjukkan
bahwa siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik dari sebuah proses kimia ketika mode-mode representasi
ini dibahas dan diilustrasikan. Setelah siswa mengobservasi secara visual (makroskopik) perubahan di
laboratorium, siswa diharapkan dapat menggambar dan menjelaskan apa yang terjadi pada tingkat
partikulat/molekul (submikroskopis) pada proses kimia tersebut. Animasi yang siswa gambarkan terhadap apa
yang terjadi pada tingkat molekuler akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap proses yang terlibat.46
Namun, pembelajaran di laboratorium secara langsung ini dapat memakan waktu lama. Oleh karena
itu kita bisa menggantikannya dengan metode demonstrasi. Demonstrasi memberikan kesempatan siswa untuk
mengamati, memperoleh data, dan menyimpulkan. Dalam teknik ini, pemahaman konsep tidak hanya dipandang
sebagai kemampuan siswa untuk memilih jawaban yang benar, tetapi cara mereka menggunakan fenomena
yang diamati, data yang diperoleh, dan mengolah data menjadi sebuah kesimpulan yang tepat. Dipadukan
dengan pengembangan multimedia kimia berbasis inventori yang tidak hanya akan menampilkan masalah atau
pertanyaan tertulis kepada siswa, tetapi permasalahannya bisa disampaikan melalui film pendek demonstrasi
kimia, fakta lapangan, atau animasi. Pendekatan ini akan membawa siswa untuk situasi nyata, di mana mereka
dapat mengamati dan memperoleh data sebelum menarik kesimpulan.47

46
Manitoba Education. 2013. Grade 12 Chemistry, A Foundation for Implementation Topic 6 : Electrochemistry. Canada.
http://www.edu.gov.mb.ca/k12/cur/science/found/gr12_chem/ Hal : 5
47
Purtadi, Sukisman & Sari, Lis Permana. 2009. Demonstration Based Test to Assess Students’ Understanding of Redox Reaction and
Electrochemistry Concept. ISWCU. Hal : 135
11

Anda mungkin juga menyukai