SKENARIO 5
“PENURUNAN PENDENGARAN”
NPM : 120170106
KELOMPOK : 4B
BLOK : 1.3
FAKULTAS KEDOKTERAN
CIREBON
2020
SKENARIO 5
“PENURUNAN PENDENGARAN”
Seorang laki laki usia 70 tahun datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan
penurunan pendengaran. Keluhan sudah di rasakan sejak 3 tahun yang lalu.
Setelah dilakukan pemeriksaan , dokter mengatakan pasien mengalami gangguan
pada bagian sterocilia telinga yang di sebabkan bertambahnya usia .
STEP 1
STEP 2
STEP 3
3. Tuli konduktif
Tuli sensorineural
Tuli Campuran
STEP 4
Vascularisasi :
A.carrotis ekterna yang bercabang menjadi A.auricularis posterior dan
A.Temporalis superficialis, dialiri arteri temporalis superfisialis dan arteri
aurikularis posterior serta arteri aurikularis profundus.Darah vena mengalir
ke vena maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus
pterygoid.Aliran limfe menuju ke lnn.aurikularis anterior, posterior dan
inferior. Inervasi oleh cabang aurikularis dari n. vagus dan cabang
aurikulotemporalis dari n. mandibularis.
Innervasi :
N.Facialis yang memiliki peran untuk otot ekpresi dan kelenjar.
N.Fagus memiliki peran masuknya audatus ke mediatus
N.Vestibularis memiliki peran keseimbangan .
2. Bunyi – Daun telinga ( pina aurikularis ) fungsi nya melokalisir dari mana
suara itu berasal – ditangkap Meatus akustikus ekternus – di tangkap oleh
membran timpani yang akan menggetarkan malleoulus yang di hubungkan
oleh processus malleolaris lanjut ke tulang “ lainnya pada tulang auditifa
ini akan terjadi amplifikasi sebesar 20x lipat karena permukaan malleolus
lebih besar dari pada stapes (ketulang M,I,S yaitu Maleous, Incus, Stapes )
– jendela oval - masuk ke dalam koklea ( cairan dalam koklea bergetar ) –
Sel rambut rambut luar berpotensial aksi dan dalm ke vestibule kolearis
menekuk – menciptakan sinyal di vestibule koklearis – sinyal di tangkap
olah (N.auditori) – sinyal di tangkap oleh otak di terjemahkan sebagai
bunyi .
3. Faktor usia
mengalami penurunan fungsi organ. Contohnya ketika otot tensor
timpani kurang bekerja secara maximal, sedangkan fungsinya untuk
mengurangi getaran dari membrane timpani. Organ yang tidak
tergantikan dan tidak beregenerasi, contohnya, stereocilia sehingga
dibutuhkan alat bantu pendengaran, sehingga gel suara dapat
diteruskan hingga kebagian korteks otak.
Faktor suara keras
Semakin tinggi kebisingan suara, maka akan semakin tinggi ukuran
desibel. Suara yang memiliki desibel tinggi memiliki kemungkinan
menyebabkan, kemampuan pendengaran akan menurun dan rusak jika
terpapar suara lebih dari 85 dB secara terus-menerus.
Faktor kotoran
bisa menyumbat rongga telinga sehingga mengalami penurunan
pendengaran. Menghambat gelombang suara yang terdapat di meatus
acusticus externu ske membrane timpani.
Faktor trauma
mengalami pecahnya gendang telinga. Efeknya mengalami penurunan
pendengaran.Sehingga, membrane timpani tidak dapat meneruskan
getaran gelombang
MINDMAP
REFLEKSI DIRI
STEP 5
Sasaran Belajar.
STEP 6
Belajar Mandiri.
STEP 7
a) Aurikulum
Aurikulum merupakan tulang rawan fibro elastis yang
dilapisi kulit, berbentuk pipih dan permukaannya tidak rata.
Melekat pada tulang temporal melalui otot-otot dan
ligamen. Bagiannya terdiri heliks, antiheliks, tragus,
antitragus dan konka. Daun telinga yang tidak mengandung
tulang rawan ialah lobulus
STRUKTUR MIKROSKOPIS
Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan
m. stapedius.
M tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor
timpani dan berinsersio di bagian atas tulang maleus,
inervasi oleh cabang saraf trigeminus. Otot ini
menyebabkan membran timpani tertarik ke arah dalam
sehingga menjadi lebih tegang.dan meningkatkan frekuensi
resonansi sistem penghantar suara dan melemahkan suara
dengan frekuensi rendah
M. stapedius berorigo di dalam eminensia pyramid dan
berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini
menyebabkan stapes kaku, memperlemah transmini suara
dan meningkatkan resonansi tulang-tulang pendengaran.
Kedua otot ini berfungsi mempertahankan , memperkuat
rantai osikula dan meredam bunyi yang terlalu keras
sehingga dapat mencegah kerusakan organ koklea.
MEKANISME PENDENGARAN
Audiogram pada Tuli Saraf. Pada tuli saraf, yang mencakup kerusakan koklea,
nervus auditorius, atau sirkuit sistem saraf pusat dari telinga, orang tersebut
mengalami penurunan atau kehilangan kemampuan total untuk mendengar bunyi
pada pengujian konduksi udara dan konduksi tulang
Pola lain tuli saraf seringkali terjadi sebagai berikut: (1) tuli untuk bunyi
berfrekuensi rendah yang disebabkan oleh pajanan berlebihan dan berkepanjangan
terhadap bunyi yang sangat keras (musik rock atau mesin pesawat terbang),
karena bunyi berfrekuensi rendah biasanya lebih keras dan lebih merusak organ
Corti, dan (2) tuli untuk semua frekuensi yang disebabkan oleh sensitivitas organ
Corti terhadap obat, khususnya sensitivitas terhadap beberapa antibiotik, seperti
streptomisin, kanamisin, dan kloramfenikol
Audiogram pada Tuli Konduksi Telinga Tengah. Tipe tuli yang sering ditemukan
adalah tuli yang disebabkan oleh fibrosis telinga tengah setelah infeksi berulang
atau fibrosis yang terjadi pada penyakit herediter, yang disebut otosklerosis. Pada
kedua keadaan tersebut, gelombang bunyi tidak dapat dihantarkan dengan mudah
melalui tulang-tulang pendengaran dari membran timpani ke fenestra ovalis.
>Gambar 52-13 memperlihatkan audiogram seseorang dengan "tuli konduksi
udara telinga tengah". Dalam hal ini, konduksi tulang pada dasarnya normal,
tetapi konduksi melalui sistem tulang-tulang pendengaran sangat menurun pada
semua frekuensi, terutama pada frekuensi-frekuensi rendah. Pada beberapa kasus
tuli konduksi, bidang depan stapes mengalami "ankilosis" karena pertumbuhan
tulang yang berlebihan ke tepi fenestra ovalis. Dalam hal ini, orang tersebut
menjadi tuli total untuk konduksi melalui tulang pendengaran, tetapi dapat
mendengar kembali hampir normal melalui operasi pengangkatan stapes dan
menggantinya dengan Teflon yang sangat kecil atau prostesis logam yang
menghantarkan bunyi dari inkus ke fenestra ovalis.
(1)(2)(3)(4)(5)(6)
DAFTAR PUSTAKA