Anda di halaman 1dari 20

BAB 14

METODOLOGI UNTUK MEMPEROLEH SOLUSI

Contohnya adalah nash-nash dalam Al-Qur'an dan As Sunnah yang terkait dengan aqidah atau
keimanan, seperti mash-nash tentang Keagungan Allah SWT, Sifat-sifat Allah SWT, tentang malaikat,
tentang penciptaan alam semesta, tentang hari kiyamat, tentang surga dan neraka, termasuk juga
tentang kisah kisah Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW dsb. Setelah kita memahami tentang apa yang
disebut dengan thob, maka selanjutnya kita dapat membuat skema tentang bagaimana sebuah Hukum
Syari'at itu dapat ditarik dengan metode deduktif.

Skema Penarikan Hukum Syari'at dengan.

Metode Deduktif

Ada juga perintah Allah SWT dan Rasul-Nya yang bersifat ghairu jazm atau tidak tegas/tidak pasti. Ada
juga larangan Allah SWT dan Rasul-Nya yang bersifat ghaira jazm. Untuk dapat mengkategorikan khithob
Allah SWT dan Rasul Nya itu bersifat jazm ataukah ghairu jazm, maka yang harus dilakukan adalah
mencari qorinah-nya atau indikasi-indikasi/ penjelasan-penjelasan yang dapat menunjukkan sifat kish
tersebut. Jawabnya adalah dengan melacak pada nash-nash yang lain yang terdapat dalam Al-Qur'an
dan As-Sunnah, yang merupakan penjelas dari khithob tersebut.

Untuk mempermudah pemahaman ini, kita dapat masuk pada contoh-contoh yang sederhana sebagai
berikut.

"Ayat di atas diawali dengan khithob Allah SWT yang berupa perintah. " Inilah yang menjadi tugas yang
tidak ringan bagi seorang ilmuwan Islam untuk mencarinya. Seorang ilmuwan Islam harus mengerahkan
segenap kemampuan dan ilmunya dalam rangka untuk mendapatkan qorinah tersebut, baik yang
terdapat dalam nash nash Al-Qur'an maupun dalam As-Sunnah.

Kesimpulannya adalah khithob tersebut bersifat jazm. Jika kita sudah mengetahui sifat dari perintah ayat
di atas adalah jazm, maka selanjutnya kita akan dapat menarik kesimpulan hukumnya. Jika perintah itu
dilakukan maka kita akan mendapat pahala dari Allah SWT. Sebaliknya jika kita meninggalkannya, maka
kita akan mendapat siksa dari Allah SWT.

Ayat di atas diawali dengan khithob Allah SWT yang berupa larangan. Karena kita harus mencari
qorinah-nya terlebih dahulu. Sebagaimana dalam pembahasan di atas, kita harus dapat menemukan
qorinah-nya terlebih dahulu. Setelah kita melakukan penelusuran yang mendalam, larangan dalam ayat
di atas ternyata mempunyai qorinah dalam kelanjutan ayat tersebut, yaitu QS.

Di samping qorinah dari ayat di atas, ternyata masih terdapat qorinah dari ayat yang lain, yaitu dari QS.
Makna haram adalah larangan yang harus ditinggalkan. Jika Sarangan ini ditinggalkan maka kita akan
mendapat pahala dari Allah SWT.

Contoh yang ketiga ini dapat kita ambil dari khithob yang berasal dan Rasulullah SAW yang berupa
perintah. "Shalat berjemaah the lebih utama dari shalat sendirian bandingannya dua pulu tutuh derajat"
. Dalam Hadits pertama Rasul SAW memerintahkan kepada kita untuk sholat berjama'ah, walaupun
kalimat dalam Hadits di atas tidak menggunakan kalimat perintah.

Dalam Hadits pertama Rasul SAW melarang kepada orang yang kaya, tetapi tidak mau menikah,
walaupun kalimat dalam Hadits di atas tidak menggunakan kalimat larangan Namun demikian, kita
dapat memahami bahwa Hadits tersebut mengandung khithob yang berupa larangan. Dengan
memahami qorinah yang terdapat dalam Hadits di atas maka kita dapat menarik kesimpulan sifat dari
larangan Rasul SAW yang ada dalam kedua Hadits di atas. Kesimpulannya adalah khithob tersebut
bersifat ghairu jazm.

Jika kita sudah mengetahui sifat dari larangan Hadits di atas adalah ghairu jazm, maka selanjutnya kita
akan dapat menarik kesimpulan hukumnya. Jika larangan itu ditinggalkan, maka kita akan mendapat
pahala dan Allah SWT Sebaliknya jika kita melakukannya, maka kita tidak akan mendapat siksa dari Allah
SWT.
" Perintah tersebut menggunakan bentuk fi'il amr, yaitu bertebaranlah" Sehingga ayat ini masuk dalam
kategori khithob yang mengandung perintah.

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
Mengetahui", Dengan memahami qorinal yang terdapat dalam ayat di atas maka kita dapat menarik
kesimpulan sifat dari perintah Allah SWT yang ada dalarn kedua ayat di atas. Sebuah perintah yang
sebelumnya didahului denganlarangan itu maknanya adalah kebolehan, bukan anjuran. Boleh juga
melakukan aktivitas yang lain, seperti membaca, menulis, berbincang-bincang dab Dengan demikian
makna perintah yang kedua itu hanyalah menunjukkan bahwa larangan makan dalam kuliah itu sudah
berakhir , bukan berarti dianjurkan untuk makan kepada semua mahasiswanya. Makna mubah adalah
periniah yang boleh dipilih, apakah dilakukan atau ditinggalkan.

Fardhu yang bermakna wajib. Haram yang bermakna terlarang.

Dari gambar skema di atas kita dapat memahami bahwa kedua metode tersebut jika digambar akan
nampak sebuah proses yang berkebalikan . Apabila metode induktif ini disederhanakan, maka
sesungguhnya ada 3 langkah yang harus ditempuh oleh seorang ilmuwan Islam dalam menarik hukum
syari'at yang berangkat dari problem kontemporer.

maka kita dapat mengetahui bahwa status hukum syari'at untuk jual-beli mata uang yang tidak sejenis
adalah mubah atau boleh, dengan syarat jual-beli itu harus dilakukan secara kontan dan di tempat.

BAB 15
SISTEM EKONOMI ISLAM

Untuk dapat memahami pandangan dasar dari Sistem Ekonomi Islam sebagai solusi terhadap problema
ekonomi secara umum, kita dapat melihat Gambar 15.1. Aqidah Islamiyah memiliki pandangan bahwa
manusia, alam dan kehidupan ini adalah ciptaan Allah Kehidupan di dunia hanyalah dipandang sebagai
sarana untuk menuju kehidupan yang lebih hakiki dan kekal di akherat. Bila manusia menginginkan
kebahagiaan yang abadi di akherat, tidak bisa tidak ia harus mau menjalani kehidupannya sesuai dengan
perintah dan larangan Allah. ‫" و اتوهم من مال هللا الذي اتنكم‬Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta
Allah yang dikaruniakannya kepadamu" .

"Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya" . Dari ayat
ini kita dapat memahami bahwa seluruh harta kekayaan yang merupakan milik Allah SWT ini boleh
dikuasai manusia. Semua manusia mempunyai hak pemilikan, tetapi bukan pemilikan yang sebenarnya.
Oleh karena itu, bagi manusia yang ingin memiliki harta milik Allah tersebut, diperbolehkan oleh Allah
asalkan telah mendapatkan ijin dari pemiliknya yang hakiki, yaitu Allah SWT .

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, ternyata kita harus kembali kepada Bab 13, yaitu
pembahasan yang berkaitan dengan metode penarikan hukum syari'at Islam, baik dengan metode
deduktif maupun metode induktif. Inilah gambaran umum dari pengaturan ekonomi Islam terhadap
problem yang mendasar dari ekonomi, yaitu problem distribusi harta kekayaan di tengah-tengah
manusia. Sekali lagi, pengaturan umum ini harus dilandasi dengan aqidah yang kuat, yaitu adanya
keyakinan yang mendalam bahwa adanya pengaturan dari Allah SWT dalam bentuk pemberian ijin
kepada manusia untuk memiliki harta adalah pengaturan yang sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.
Sekarang kita akan berbicara tentang rincian dari ijin yang akan diberikan oleh Allah SWT terhadap
manusia, apabila ingin memiliki harta.

Dalil yang lain berkaitan dengan tanggung jawab negara dalam pendistribusian harta secara non
ekonomis terdapat dalam Hadits Nabi SAW yang menjelaskan bahwa kepala negara mempunyai tugas
dan kewajiban untuk melayani kepentingan ummat. " Dan dia akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap urusan rakyatnya". Agar negara dapat melaksakan kewajibannya, maka syara' telah memberi
kekuasaan kepada negara untuk mengelola harta kepemilikan umum dan kepemilikan negara dan tidak
mengijinkan bagi seorangpun untuk mengambil dan memanfaatkannya secara liar. Distribusi kekayaan
itu diserahkan sepenuhnya kepada kewenangan Imam dengan melihat dari mana sumber
pemasukannya .

Syara telah memberikan ketentuan pengalokasiannya kepada pihak pihak yang berhak menerimanya.

BAB 16 KEPEMILIKAN (AL-MILKIYAH)

‫سئل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن اللقطة فقال ما كان في طريق ماتي أو في قرية عامرة فعرفها! سنة فإن جاء صاحبها وإال فلك وما‬
‫»لم يكن في طريق ماتي وال في قرية عامرة ففيه وفي الركاز الخمس‬Barang yang ada di jalan atau kampung yang ramai
itu tidak termasuk luqathah, sehingga diumumkan selama satu tahun.
dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan«. » .

Simsar adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan upah, baik untuk keperluan menjual maupun
membeli sesuatu.

«Kami, pada masa Rasulullah SAW biasa disebut dengan sebutan 'samasirah'. Kemudian kami bertemu
dengan Rasulullah SAW, lalu beliau menyebut kami dengan sebutan yang lebih pantas dari sebutan tadi.

Dari Hadits di atas Rasul SAW sangat tajam dalam menjelaskan perdagangan mereka, sampai Beliau
mengatakan dengan sebutan laghwun Mudharabah

Mudharabah adalah perseroan antara dua orang atau lebih dalam suatu perdagangan , satu pihak
sebagai pemodal dan pihak lain sebagai pekerja. Dengan kata lain, mudharabah adalah meleburnya
tenaga dan harta. Apabila salah seorang di antara mereka telah mengkhianati temannya, maka Aku
keluar dari keduanya.

Hal itu berbeda dengan pihak pemilik modal Musaqah

Musaqah adalah pembayaran dari hasil panen pohon milik seseorang kepada orang lain yang telah
menyirami pepohonannya.

Ijarah adalah pemilikan jasa dari seorang ajir oleh musta jir . Dengan kata lain ijarah adalah transaksi jasa
tertentu yang disertai dengan kompensasi . Orang tersebut beragama seperti agama orang kafir Quraisy.
Beliau kemudian memberikan kedua kendaraannya kepada orang tersebut.

Beliau lalu mengambil janji dari orang tersebut di gua Tsur setelah tiga malam, dengan membawa kedua
kendaraan beliau pada waktu subuh pada hari yang ketiga« .
Imam Bukhari juga meriwayatkan Hadits yang brasal dari Abu Hurairah yang mengatakan

Itulah 7 jenis pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai sebab-sebab kepemilikan yang halal. Sistem
ekonomi Islam, selain telah menentukan sebab-sebab untuk memperoleh kepemilikan yang halal, juga
telah menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang haram, diantaranya adalah larangan mencuri, merampok,
gasab dll. Islam memberikan sangsi yang berat terhadap pelaku-pelaku tersebut. Di anatara dalilnya
adalah QS.

‫ من هللا وهللا عزيز حكيم‬- «Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana». Waris termasuk dalam kategori sebab bagi individu untuk dapat memiliki harta.
Penetapan waris didasarkan pada nash Qur'an yang qat'i, bersifat tauqifi dan tidak disertai dengan illat.

Di antara dalil tentang ketentuan waris adalah dalam QS. « sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau
sesudah dibayar hutangnya. orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih dekat manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana».

Dari firman Allah SWT di atas kita dapat memahami beberapa hukum mengenai waris. Misalnya adalah,
anak laki laki akan mendapatkan dua bagian daripada anak perempuan, dan seterusnya. Hukum-hukum
syari'at tersebut dapat difahami dari makna umum yang telah disebutkan oleh ayat di atas. Dengan
hukum hukum ini seorang ahli waris berhak untuk mendapatkan harta warisan yang ada.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa waris merupakan salah satu sebab kepemilikan
harta. Salah satu sebab manusia untuk memperoleh harta adalah dengan bekerja. Akan tetapi, bila dia
tidak mampu bekerja , Islam memberi aturan agar nafkahnya ditanggung oleh yang berkewajiban
menanggung nafkahnya . Jika orang yang menanggung nafkahnya tidak ada maka kewajiban dibebankan
kepada negara .

Ayat di atas menunjukkan adanya hak yang wajib diberikan orang-orang kaya kepada orang-orang yang
miskin.
Apabila negara ternyata melalaikan kewajiban ini, dan tidak ada yang mengkoreksinya, maka Islam
memberikan ketentuan dengan dibolehkannya orang tersebut mengambil apa saja sebatas untuk
menyambung hidupnya, di manapun dia temukan, baik milik pribadi maupun milik negara. Ekonomi
Islam selain menjamin hak seseorang untuk memiliki harta dalm rangka untuk mempertahankan hidup,
ekonomi Islam juga memberikan pembinaan terhadap mereka yang memiliki kelebihan harta.

«Tidak pada masa-masa paceklik»

«.

Kepemilikan umum adalah ijin Asy-Syari' kepada suatu komunitas untuk bersama-sama memanfaatkan
suatu benda. Benda-benda yang masuk dalam kategori kepemilikan umum adalah benda-benda yang
dinyatakan Asy-Syari' diperuntukkan bagi suatu komunitas dan mereka saling membutuhkan. Untuk
lebih jelasnya dapat kita fahami melalui gambar 16.2 di bawah ini .

Barang tambang yang besar. Sumber daya alam, yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki
individu. Kita mulai dari barang kebutuhan umum .

Barang Kebutuhan Umum

Barang kebutuhan umum adalah segala barang atau harta yang masuk kategori fasilitas umum, yang jika
tidak ada dalam suatu negeri atau dalam suatu komunitas tertentu, maka akan menimbulkan sengketa
dalam mencarinya. Dengan kata lain, barang kebutuhan umum adalah apa saja yang dianggap sebagai
kepentingan manusia secara umum, seperti sumber-sumber air, padang gembalaan, kayu-kayu bakar,
energi listrik dsb.

.Pemahaman tersebut dapat digali dari adanya Hadits yang lain, yang menunjukkan bolehnya penduduk
Thaif dan Khaibar untuk memiliki sumber-sumber air untuk keperluan mengairi sawah-sawah dan
kebun-kebun mereka. Oleh karena itu, dari larangan Hadits diatas dan adanya Hadits yang
membolehkan bagi individu untuk memilikinya, maka dapat digali adanya 'illat kepemilikan bersama dari
sumber daya air, padang dan api tersebut. 'Illat tersebut adalah karena keadaannya yang termasuk
dalam kategori fasilitas umum, yang menjadi kebutuhan bersama dari suatu komunitas masyarakat
tertentu, yang apabila barang tersebut langka, maka akan menyebabkan terjadinya persengketaan
untuk mendapatkannya.

""Barang yang ada di jalan atau kampung yang aman itu tidak termasuk 'luqathah' hingga diumumkan
selama satu tahun. Adapun barang tambang yang besar atau tambang tidak terbatas jumlahnya, yang
tidak mungkin dihabiskan, adalah termasuk kepemilikan umum.

Sesungguhnya ia pernah meminta kepada Rasulullah SAW untuk mengelola tambang garamnya.
Ma'ul-'iddu adalah air yang tidak terbatas jumlahnya. Hadits ini menjelaskan bahwa Rasul memberikan
tambang garam kepada Abyadh bin Hamal. Namun, ketika Rasul SAW mengetahui bahwa tambang
tersebut merupakan tambang yang mengalir , maka beliau mencabut kembali pemberiannya, sekaligus
melarang bagi individu untuk memilikinya, karena tambang tersebut merupakan milik umum.

diatur oleh Sistem Ekonomi Islam agar menjadi milik umum. Pengelolaannya diserahkan pada negara
dan hasilnya harus didistribusikan kepada rakyat.

Mina adalah tempat yang terkenal di daerah Hijaz. Oleh karena itu, siapa saja yang datang terlebih
dahulu, dia berhak untuk tinggal di sana, untuk mabit, misalnya selama dua malam, tiga malam dst.
Dengan demikian, yang masuk dalam kelompok ini adalah benda-benda yang mencakup kemanfaatan
umum, seperti jalan, sungai, laut, tanah-tanah umum, teluk, selat dsb, termasuk juga dalam kelompok
ini adalah masjid, sekolah milik negara, rumah sakit negara, lapangan, tempat penampungan dsb. Harta
milik negara adalah harta yang tidak termasuk kategori milik umum melainkan milik pribadi, namun
barang barang tersebut terkait dengan hak kaum muslimin secara umum.

Jizyah

Jizyah adalah hak yang diberikan Allah SWT kepada kaum Muslimin dari orang-orang Kafir karena ada
ketundukan kepada pemerintah Islam.
""Barang yang ada di jalan atau kampung yang aman itu tidak termasuk luqathah' hingga diumumkan
selama satu tahun. Jika tidak ada maka barang itu adalah milikmu.

BAB 17

PEMANFAATAN KEPEMILIKAN (AT-TASHARRUF FIL-MILKIYAH)

«Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka, dan mendo`alah untuk mereka. » .
Penggunaan harta yang hukumnya sunnah maksudnya adalah pembelanjaan harta yang sangat
dianjurkan untuk dikeluarkan. Sedangkan apabila dia tidak mau membalanjakan harta untuk keperluan
yang sunnah tersebut, maka dia tidak akan disiksa oleh Allah SWT. Contoh penggunaan harta yang
hukumnya sunnah adalah mengeluarkan harta untuk keperluan shodaqoh dari seseorang kepada kaum
fakir dan miskin yang sangat memerlukannya.

« Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu.

TANMIYATUL

Pemanfaatan yang bersifat produktif telah diatur oleh Sistem Ekonomi Islam secara terperinci. Sebelum
kita melihat uraian dari pengembangan kepemilikan tersebut, marilah kita melihat gambar skema dari
pengembangan kepemilikan yang telah diatur oleh sistem ekonomi Islam.

Skema Pengembangan Kepemilikan.

«Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

Syirkah adalah transaksi dua orang atau lebih, yang kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kerja
dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan syarat sahnya sangat tergantung dari
sesuatu yang ditransaksikan, yaitu harus sesuatu yang bisa dikelola atau sesuatu yang bisa
ditransaksikan, sehingga sesuatu yang bisa dikelola tersebut sama-sama bisa mengikat mereka.

Apabila di antara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka «. Menurut An-
Nabhani Syirkah mufawadah, adalah syirkah diantara dua bentuk syirkah sebagi gabungan bentuk
semua syirkah yang telah disebutkan di atas. 2 PENGEMBANGAN KEPEMILIKAN YANG DIHARAMKAN
Sistem ekonomi Islam, disamping telah membolehkan mengembangkan kepemilikan, ternyata juga
mempunyai aturan aturan yang membatasinya . Istilah nasi'ah berasal dari kata nasa'a yang bermakna
menunda, menangguhkan atau menunggu.
Dengan demikian makna riba nasi'ah secara istilah adalah tambahan atau »premi« yang harus diberikan
penghutang karena telah diberi waktu untuk membayar hutangnya .

«‫»أصحاب النار هم فيها خالدون‬Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata , sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Dari Abu Burdah bin Abi Musa, «Aku datang ke Madinah dan bertemu dengan Abdullah bin Salam, ia
berkata, »Kamu hidup di dalam sebuah negeri dimana riba tersebar luas. Karena itu, pa salah seorang
berhutang kepadamu dan ia memberikan sekeranjang rumput atau gandum atau jerami, janganlah
kamu terima, karena itu adalah riba« . Riba fadhal adalah tambahan atau keuntungan yang diperoleh
dari transaksi tukar-menukar atau jual-beli barang-barang tertentu . Dalam melakukan trasaksi jual beli
maupun salam terhadap keenam jenis barang tadi harus dengan ukuran yang setimbang dan harus
dilakukan secara kontan.

Setiap kelebihan yang diambil dari proses transaksi tersebut adalah termasuk riba.

«‫»أخذوا‬Aku telah mendengar bahwa Rasulullah SAW telah melarang jual beli emas dengan emas, perak
dengan perak, bur dengan bur, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama
dan sepadan, secara kontan. Maka siapa saja yang menambahkan atau minta tambahan, maka dia telah
melakukan riba, maka manusia dilarang untuk mengambilnya« . » Perak dengan perak, biji dan zatnya
harus sebanding timbangannya. Garam dengan garam, kurma dengan kurma, bur dengan bur, sya'ir
dengan sya'ir, sama dan sepadan.

Maka siapa saja yang menambahkan atau minta tambahan, maka dia telah melakukan riba« . » Dalam
Hadits di atas, riba fadhal dapat berlaku pada transaksi tukar-menukar atau jual-beli dalam 6 jenis
komoditas. Tidak boleh sebagiannya melebihi sebagiannya yang lain, juga jangan kalian menjual perak
dengan perak kecuali dengan timbangan dan ukuran yang sama. Dan jangan menjual emas dan perak
yang tidak ada di tempat saat melakukan transaksi « . »
Beliau membolehkan kita membeli perak dengan emas menurut kehendak kita, serta membolehkan kita
membeli emas dengan perak menurut kehendak kita.

«‫»بناجز‬Jangan kalian menjual emas dengan emas kecuali sama dan janganlah kalian menjual perak
dengan perak kecuali sama timbangan dan ukurannya. Tidak boleh sebagian melebihi sebagian yang lain
dan janganlah kalian menjual sebagian emas dan perak yang tidak ada di tempat dengan kontan.

Tukar-menukar atau jual beli mata uang yang sejenis. 2 Tukar-menukar atau jual beli mata uang yang
tidak sejenis. Perjudian yang sudah dilembagakan biasanya dalam bentuk kasino-kasino, kupon-kupon
sumbangan berhadiah dll. « ‫يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر واألنصاب واألزالم رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم‬
‫»تفلحون‬Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.

Penimbunan merupakan suatu cara bagi manusia yang dapat memperbesar harta kekayaannya.
Penimbun adalah orang yang mengumpulkan barang-barang dengan menunggu waktu naiknya harga
barang-barang tersebut, sehingga dia bisa menjualnya dengan harga yang tinggi, sementara masyarakat
mengalami kesulitan untuk menjangkau harganya.

Gabdn adalah membeli sesuatu dengan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga rata-rata.
Gabdn yang diharamkan adalah bila penipuan itu dilakukan dengan keji, yaitu membeli dengan harga
yang sangat jauh dari harga rata-rata sementara pihak yang ditipu tidak mengetahui harga pasar. Dalil-
dalil yang digunakan diantaranya adalah Hadits yang diriwaratkan oleh Imam Bukhari dari Abdullah bin
Yusuf dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar r.a.

« Kemudian, dalam setiap menjual, engkau harus memberikan pilihan hingga tiga malam. Apabila
engkau ridla, maka ambillah. Apabila engkau marah , maka kembalikanlah pada pemiliknya». Penipuan
dalam jual beli dapat menjadi sarana bagi manusia untuk memperbesar kekayaannya.
Penipuan ini dapat terjadi baik pada pihak penjual maupun pihak pembeli. Penipuan pihak penjual
adalah apabila penjual menyembunyikan cacat barang dagangannya. Sedangkan penipuan pada pihak
pembeli adalah apabila pembeli memanipulasi alat pembayarannya.

Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda «Seorang muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. » .

Nabi SAW yang mengatakan: ‫عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال البيعان بالخيار ما لم يتفرقا فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما‬
‫وإن كذبا وكتما محقت بركة بيعهما‬

Apabila penipuan tersebut terjadi, baik terhadap uang maupun uang, maka bagi pihak yang tertipu
boleh memilih, apakah membatalkan transaksinya atau meneruskannya. Hal itu berlaku untuk
kepemilikan lahan pertanian yang berstatus hak milik dan hak guna maupun hak guna saja, artinya lahan
tersebut statusnya usyriyah maupun kharajiyah. Larangan tersebut berlaku untuk penyewaan dengan
sewa berupa uang, makanan, hasil pertanian atau yang lainnya yang termasuk kategori ijarah.

«Siapa saja yang mempunyai tanah, hendaknya menanami tanahnya atau hendaknya ditanami
saudaranya. Dan janganlah menyewakannya dengan sepertiga, seperempat maupun dengan makanan
yang sepadan». Di dalam sistem ekonomi Islam, tidak semua barang dan jasa boleh dikembangkan.
Status hukum industri akan mengikuti produk yang dihasilkan.

, Berdasarkan kaidah syara' tentang industri di atas, maka memproduksi barang-barang yang termasuk
dalam kepemilikan umum juga dilarang. Perseroan dalam sistem kapitalis adalah transaksi, yang karena
transaksi tersebut dua orang atau lebih masing masing terikat untuk memberikan saham dalam sebuah
proyek padat modal baik berupa harta maupun kerja agar bisa mendapatkan pembagian hasil baik
berupa keuntungan maupun kerugian. Perseroan ini merupakan akad antara dua orang atau lebih yang
sepakat melakukan perdagangan bersama dengan nama tertentu, kemudian semua anggotanya terikat
dengan hutang hutang perseroan dengan jaminan harta milik mereka tanpa batas. Semua anggota
perseroan ini bertanggung jawab di hadapan anggota yang lain dalam rangka melaksanakan semua isi
perjanjian perseroan.
Tanggung jawab mereka tidak terbatas, yaitu setiap pesero dituntut untuk memenuhi semua hutang
perseroan, bukan hanya dengan harta perseroan saja, tetapi termasuk dengan harta peseronya.
Perseroan ini sesungguhnya cacat, sebab syarat-syaratnya bertentangan dengan syarat perseroan dalam
Islam. Selain itu, perseroan juga debolehkan melakukan perluasan proyek dengan jalan penambahan
investasi atau menambah pesero. Pesero di dalam Islam tidak mengenal tanggung jawab dalam
perseroannya dengan jaminan pribadinya, kecuali sebatas investasinya dalam perseroan.

BAB 18

DISTRIBUSI KEKAYAAN (TAUZI'U TSARWAH BAYNAN-NAAS)

Sebelum kita uaikan satu per satu dari aturan ekonomi Islam yang berkaitan dengan distribusi kekayaan,
baik antar individu maupun oleh negara, terlebih dahulu akan digambarkan skema tentang diteribusi
kekayaan di tengah-tengah manusia secara keseluruhan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 18.1.
Dalam konteks distribusi harta kekayaan antar individu tersebut, selanjutnya dapat kita kelompokkan
dalam dua kelompok besar, yaitu distribusi secara ekonomis dan secara non ekonomis Selanjutnya akan
kita uraikan satu per satu.

KAS KEPEMILIKAN INDIVIDU 2.

Distribusi Antar Individu Secara Non Ekonomis

Distribusi antar individu yang bersifat non ekonomis tentu berbeda dengan distribusi antar individu yang
bersifat ekonomis. Untuk distribusi yang bersifat non ekonomis adalah terjadinya distribusi antar
manusia yang muncul karena adanya dorongan untuk memperoleh pahala dari sisi Allah SWT
Sebagaimana telah ditunjukkan dalam gambar 18.1. amaliah individu yang bersifat non ekonomis,
namun dapat mewujudkan distribusi harta di tengah-tengah manusia adalah zakat. nafkah, shodaqoh,
hadiah, hibah dsb Seluruh amal tersebut dorongannya adalah dalam rangka untuk memperoleh pahala
dari Allah SWT, namun dengan status hukum yang bertingkat ada yang wajib, ada juga yang sunnah
sebagaimana telah dijelaskan dalam bab 17 sebelum ini.

Inilah keunggulan khusus yang diberikan oleh sistern ekonomi Islam Distribusi secara non ekonomis ini
tidak akan dapat ditemukan dalam sistem ekonomi apapun buatan manusia. Sebab, motif yang
mendorong bagi terjadinya ditribusi harta kekayaan ini tidak hanya berdimensi dunia, akan tetapi juga
memiliki dimensi akherat. Hal itu tentu berbeda dengan motif yang diajarkan oleh sistem buatan akal
manusia, yang memberikan dorongan untuk mengeluarkan harta dengan motif non ekonomi itu
hanyalah sekedar karena rasa belas kasihan atau hanya sekedar untuk menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan semata. Artinya, jika perasaannya sedang tersentuh oleh rasa belas kasihan dengan
sesama manusia, karena iba melihat kemiskinan atau iba melihat mereka yang tertimpa musibah
bencana alam misalnya, maka hal itu akan mendorong manusia untuk mengeluarkan hartanya demi
kepentingan untuk menolong sesama manusia.

Hal itu tentu sangat berbeda dengan pengaturan yang ada dalam sistem ekonomi Islam. Maksudnya, jika
ada orang yang kaya dan hartanya sudah melampaui batas zakat , maka 2,5 % dari harta yang dimiliki
tersebut sudah bukan miliknya lagi, namun sudah menjadi hak milik fakir miskin.

Demikian juga untuk amalan yang status hukumnya sunnah. Ada dimensi yang tidak akan didapatkan
dalam aturan buatan manusia, Keyakinan yang diajarkan dalam sistem ekonomi Islam akan memberi
dorongan yang luar biasa pada seseorang yang mau mengeluarkan hartanya di jalan Allah SWT, yaitu
akan diberi pahala yang besar dan Allah SWT juga berjanji akan dilipatgandakan hartanya di dunia ini,
maupun di akherat kelak.

« Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa» .
Sebagaimana telah digambarkan dalam skema di atas, yang dimaksud dengan distribusi harta kekayaan
oleh negara adalah adanya perannegara, baik secara tidak langsung , maupun secara langsung dalam
penditribusiannya. Sedangkan dalam Sistem Ekonomi Islam, kebijakan penyusunan anggaran negara
dikelola oleh sebuah lembaga yang bernama Baitul Mal. Keduanya tentu memiliki prinsip dasar dan
kaidah-kaidah penyusunan yang berbeda.

Prinsip Dasar Penyusunan APBN dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme


Perbedaan prinsip yang paling mendasar antara APBN kapitalisme dengan Baitul Mal adalah
menyangkut sumber sumber utama pendapatannya dan alokasi pembelanjaannya. sumber utama
pendapatan negara yang utama hanyalah berasal dari pajak yang dipungut dari rakyatnya. Disamping
itu, belanjanya juga akan digunakan untuk membiayai berbagai kepentingan pembangunan fasilitas
umum, seperti membangun jalan, jembatan, waduk, sekolah, rumah sakit, dsb . Dalam menyusun APBN-
nya, pemerintah harus selalu merujuk kepada prinsip anggaran berimbang, artinya belanja yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah harus seimbang dengan penerimaan dari pajak yang berasal dari
rakyatnya.

Jika pemerintah harus mengeluarkan belanja yang besarnya melebihi dari sumber penerimaannya, maka
inilah yang akan disebut sebagai anggaran defisit atau biasa dikenal dengan sebutan defisit fiskal.
Pinjaman dari bank sentral dengan cara mencetak uang baru c. Pinjaman di pasar uang atau modal di
dalam negeri atau luar negeri. Jika negara menetapkan anggaran defisit untuk menyelamatkan ekonomi
rakyatnya, dalam jangka panjang justru akan membebani rakyatnya.

Inilah lingkaran setan dari ekonomi kapitalisme, yang tidak pernah akan berujung pangkal.

Prinsip Dasar Penyusunan Baitul Mal

Khusus untuk zakat tidak boleh bercampur dengan harta yang lain. Konsep dasar penetapan anggaran
belanja negara dalam Sistem Ekonomi Islam sama sekali berbeda dengan yang berlaku pada sistem
ekonomi kapitalisme. Seorang Kepala Negara dalam Sistem Ekonomi Islam memiliki kewenangan penuh
untuk menetapkan anggaran belanjanya tanpa harus meminta persetujuan Majelis Ummat , Demikian
juga, penyusunan anggaran Baitul Mal, Khalifah juga tidak terikat dengan tahun fiskal sebagaimana yang
ada dalam sistem ekonomi kapitalisme. Khalifah dalam menetapkan anggaran belanjanya hanya tunduk
dengan garis-garis atau kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh syari'at Islam.

Khalifah memiliki kewenangan penuh untuk mengatur pos pos pengeluarannya, besaran dana yang
harus dialokasikan, dengan mengacu pada prinsip kemashlahatan dan keadilan bagi seluruh rakyatnya,
berdasarkan pada ketentuan yang telah digariskan oleh syari'at Islam, agar jangan sampai harta itu
berputar di kalangan orang-orang kaya saja.

Kaidah Pembelanjaan Baitul Mal


Selanjutnya, bagaimana kaidah-kaidah pembelanjaan anggaran dari Kas Baitul Mal yang harus dijadikan
pegangan oleh Khalifah untuk mengalokasikan pengeluarannya, dapat dilihat dalam bab di bawah ini.
Khusus untuk harta di Kas Baitul Mal yang berasal dari zakat, maka pos pengeluarannya wajib hanya
diperuntukkan bagi 8 ashnaf sebagaimana yang telah ditunjukkan dalam Al Qur'an. Pospembelanjaan
untuk pembangunansaranakemashlahatan rakyat yang bersifat wajib, dalam arti jika sarana tersebut
tidak ada, maka akan menimbulkan kemudharatan bagi rakyat. Pos pembelanjaan wajib yang bersifat
kondisional, yaitu untuk menanggulangi terjadinya musibah atau bencana alam yang menimpa rakyat.

Pospembelanjaan untuk pembangunansaranakemashlahatan rakyat yang bersifat tidak wajib, dalam arti
sarana tersebut hanya bersifat penambahan dari sarana-sarana yang sudah ada. Sumber-sumber
pemasukan dari sektor ini meliputi fa'i, ganimah, kharaj, seperlima rikaz, 10% dari tanah 'usyriyah,
jizyah, waris yang tidak habis dibagi, harta orang murtad.

«Seorang imam adalah penggembala , dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap seluruh
rakyat yang dilayaninya». Oleh karena itu, negara wajib menjamin agar seluruh rakyatnya dapat
menikmati pendidikan sampai ke jenjang yang setinggi-tingginya secara gratis, termasuk juga dalam
layanan kesehatan maupun keamanan. Pembangunan berbagai keperluan infrastruktur tersebut harus
menjadi tanggung jawab negara, sehingga tidak boleh dibebankan pada rakyatnya, sebagimana yang
terjadi pada saat ini. Disamping untuk membangun berbagai keperluan infrastruktur seperti di atas,
pengeluaran Kas Baitul Mal yang tidak kalah pentingnya adalah untuk keperluan membangun industri
berat, khususnya adalah pembangunan industri militer maupun industri strategis lainnya.

Dengan demikian, rakyat yang hidup dalam naungan sistem ekonomi Islam, beban untuk hidup tentu
tidaklah terlalu berat. Bagi rakyat, yang penting adalah senantiasa bersungguh sungguh untuk mencari
penghasilan bagi memenuhi kebutuhan primernya, seperti sandang, pangan dan papan. Selanjutnya, jika
mereka mau bergiat untuk memperoleh penghasilan yang lebih, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
sekunder dan tersiernya, maka itu diperbolehkan, asalkan untuk yang halal dan tidak boros. Negara
memiliki memiliki wewenang untuk memaksa kepada ahli keluarga yang memiliki kelebihan, tetapi
enggan untuk memberikan.
Namun demikian, jika tidak ada ahli keluarga yang memiliki kelebihan, barulah negara yang akan
menanggungnya. Demikianlah, sistem ekonomi Islam menghendaki agar seluruh harta kekayaan yang
ada di dunia ini dapat dialokasikan secara adil dan merata dengan mengikuti ketentuan ekonomi Islam.

BAB 19 PENUTUP

Pertanyaan ini perlu kita jawab sebagai konklusi akhir untuk menutup buku ini. Buku ekonomi yang ada
adalah buku yang harus disajikan sebagai buku ilmiah. Sebuah buku layak dikatakan sebagai karya ilmiah
apabila dapat memenuhi tuntutan syarat-syarat keilmiahan, yaitu mampu diuji atau dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Sebab, Sistem Ekonomi Islam itu berisi seperangkat aturan yang berasal
dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Sedangkan Al-Qur'an dan As-Sunnah itu sendiri berasal dari Allah SWT. Kebenaran yang pasti bahwa Al-
Qur'an dan As Sunnah itu benar-benar dari Allah SWT yang telah diturunnkan kepada utusannya Nabi
Muhammad SAW, telah diuraikan secara pajang lebar dalam bab 6. Tugas kita sebagai manusia bukanlah
menguji kebenaran perintah dan larangan Allah tersebut. Kita tidak perlu bersusah payah untuk
mengujinya, Sekali lagi, tugas kita hanyalah mengamalkan perintah dan larangan Allah tersebut.

Kita bukanlah bangsa Bani Israel yang telah dilaknat Allah, karena selalu bertanya-tanya dan menawar
nawar apabila mendapatkan perintah dari Allah. Inilah yang membuat Sistem Ekonomi Islam menjadi
lebih mudah. Tidak memerlukan jalan yang panjang dan berliku. Cukup kita amalkan, maka Insya Allah
kemakmuran akan datang.

Akhirnya tibalah saatnya kita mengakhiri perjumpaan kita dalam buku Ekonomi Islam Madzab Hamfara
Jilid 1 ini.

Inilah resep utama dari Ekonomi Islam Madzhab Hamfara untuk dapat meraih hidup yang penuh berkah
di dunia ini, maupun di akherat kelak.
.

Anda mungkin juga menyukai