Anda di halaman 1dari 13

BAB 13 SOLUSI TERHADAP PROBLEMA DASAR EKONOMI

Sistem Ekonomi Kapitalisme memiliki mekanisme pasar bebas sebagai solust, Sistem Ekonomi Sosialisme
memiliki metode pengapusan kepemilikan individu sebagai solusi Apa yang menjadi andalan Sistem
Ekonomi Islam dalam menyelesaikan problema dosar ekonominya?

A PENDAHULUAN

Pada Bab 12, kita telah menyelesaikan pembahasan tentang problema dasar ekonomi menurut
pandangan Sistem Ekonomi Islam, yaitu problem distribusi kekayaan atau problem alokasi suber daya
yang ada di alam ini, bukan problem kelangkaan Selanjutnya, yang harus dijawab dalam Bab 13 ini
adalah, jika problemnya adalah distribusi kekayaan, lantas bagaimana solusinya?

Oleh karena itu, dalam Bab 13 ini kita akan lebih fokus pada pembahasan tentang bagaimana solusi dari
problem distribusi kekayaan menurut pandangan Sistem Ekonomi Islam yaitu dengan pengaturan
interaksi manusia dalam memenuhuhi kebutuhan barang dan jasanya, bukan menggunakan mekanisme
pasar bebas sebagaimana solusi yang diandalkan dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme dan juga bukan
dengan penghapusan

kepemilikan individu sebagaimana pandangan Sistem Ekonomi Sostalisme Dalam bab ini kita akan
mendalami lebih lanjut, bagaimana

pengaturan interaksi manusia itu akan dapat menjadi andalan Sistem Ekonomi Islam dalam
menyelesaikan problema ekonomi yang paling fundamental. yaitu problem distribusi. Pada pembahasan
sub-bab yang pertama dari bab ini, kita akan melihat terlebih dahulu bagaimana posisi atau kedudukan
problem distribusi menurut Al-Qur'an Mengapa? Dengan melihar kedudukan problem distribusi dalam
pandangan Al-Qur'an secara keseluruhan ini, diharapkan pemahaman terhadap solusi

yang harus diberikan akan lebih mudah untuk dilakukan.

Pada sub-bab selanjutnya barulah kita akan melihat penjabaran dengan contoh-contoh yang sederhana
bagaimana yang disebut dengan problem distribusi yang berasal dari proses interaksi antar manusia,
kemudian bagaimana solusi yang masuk akal untuk menyelesaikan problem tersebut dalam lingkup
kehidupan kita.
Setelah kita memahami pemaparan contoh yang sederhana. pada sub-bab berikutnya, barulah kita akan
masuk pada contoh yang lebih kompleks dalam dataran ekonomi yang sesungguhnya Dalam sub-bab
inilah, diharapkan kita dapat memahami secara mendalam bagaimana keandalan dari pengaturan
interaksi manusia dalam menyelesaikan problem dasar ekonomi, yaitu problem distribusi

B. KEDUDUKAN PROBLEM DISTRIBUSI DALAM AL QUR'AN

Sebelum kita membahas bagaimana solusi Sistem Ekonomi Islam terhadap problem distribusi, marilah
kita lihat terlebih dahulu posis: problem distribusi dalam pandangan Al-Qur'an. Mengapa? Sekali lagi,
dengan melihat kedudukan problem distribusi dalam pandangan Al-Qur'an secara keseluruhan ini.

diharapkan pemahaman terhadap solusi yang harus diberikan akan lebih mudah untuk dilakukan. Untuk
dapat memahami kedudukan problem distribusi dalam pandangan Al-Qur'an, marilah kita memulainya
dengan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan tentang tujuan utama diturunkannya Al Qur'an di
atas muka bumi ini. Salah satu ayat yang membicarakan hal itu adalah Surat Al Baqarah 185, Allah SWT
berfirman:

‫شهر رمضان الذي أنزل فيه القرءان هدى للناس وبيست‬

‫ من الهدى والفرقان‬-

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)". (QS. Al-Baqarah: 185).

Dari ayat di atas kita dapat memahami bahwa tujuan utama diturunkannya Al Qur'an adalah untuk
menjadi petunjuk bagi manusia di dunia ini. Setiap manusia yang lahir di dunia ini pasti dalam keadaan
"gelap". Manusia tidak tahu, sesungguhnya dia berasal dari mana? Semua manusia juga tidak ada yang
tahu, sebenarnya dia hidup di dunia ini untuk apa? Demikian juga, tidak ada manusia yang tahu, jika dia
telah mati, akan ke mana?
Dengan demikian, setiap manusia yang lahir ke dunia ibarat masuk di tengah hutan belantara yang gelap
gulita. Dia tidak tahu ke mana kaki harus melangkah, dia juga tidak tahu ke arah mana untuk bisa keluar
dari gelapnya belantara hutan tersebut. Di hadapannya ada banyak pilihan langkah. Dia bisa melangkah
ke depan ke samping kanan, ke samping kiri, serong kanan, serong kiri, ke belakang dan seterusnya.
Intinya ada banyak pilihan untuk dijadikan sebagai pijakan dalam mengarahkan langkah kakinya di atas
muka bumi ini.

Dengan demikian, ibarat berada di dalam hutan belantara yang gelap gulita, semua manusia
sesungguhnya memerlukan kepastian, mana langkah kaki yang benar-benar bisa menjamin bahwa dia
akan selamat keluar dari hutan, tanpa terperosok ke dalam jurang yang dalam, yang tidak nampak oleh
pandangan matanya, kerena tertutup oleh lebatnya semak belukar di dalam hutan? Langkah kaki yang
juga bisa menjamin, bahwa dia tidak akan bertemu dengan binatang buas, yang bisa mencabik-cabik
tubuhnya?

Sesungguhnya semua pilihan langkah manusia tidak ada yang bisa memberi jaminan yang pasti, bahwa
langkah tersebut akan membawa keselamatan pada dirinya untuk bisa keluar dari hutan, untuk
menghirup udara yang segar dan bertemu dengan benderangnya mentari. Sekuat apapun dia berfikir.
sehebat apapun dia menggunakan teknologi, setajam apapun dia menggunakan nalurinya, tetap saja dia
tidak akan dapat menemukan kepastian langkah dan arah kehidupan yang jelas.

Oleh karenanya, sesungguhnya setiap manusia tentu memerlukan petunjuk yang pasti, yang dapat
dijadikan pegangan dalam setiap langkah hidupnya agar dia dapat selamat untuk keluar dari gelapnya
belantara hutan tersebut. Petunjuk tersebut tentu tidak berasal dari sesama penghuni hutan belantara
tersebut. Sebanyak apapun manusia berkumpul dan menyatukan pendapatnya, mereka tidak akan
pernah dapat menemukan jalan yang pasti untuk keluar dari hutan tersebut. Sebab, mereka semua
tetaplah merupakan kumpulan manusia yang sama-sama tidak tahu, sama-sama dalam kegelapan.

Dengan demikian, petunjuk yang diperlukan manusia bukanlah petunjuk yang berasal dari sesama
manusia, tetapi berasal dari Pencipta manusia, yaitu Allah SWT. Hanya Allah lah Yang Maha Tahu
tentang hakikat penciptaan manusia dan alam semesta ini. Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu tentang
hakikat perjalanan hidup manusia di dunia ini. Hanya Allah-lah

Yang Maha Tahu ke mana muara akhir dari perjalanan hidup manusia di dunia ini.
Oleh karena itu, petunjuk bagi manusia itu harus diartikan bahwa Allah SWT ingin menunjukkan
bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupannya di dunia ini secara benar. Dengan Al-Qur'an,
diharapkan manusia dapat mengetahui mana langkah-langkahnya yang benar (haq) dan mana yang
salah (bathil) dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Dengan demikian, manusia diharapkan benar-
benar

dapat selamat dalam menjalani kehidupan di dunia ini, serta

dapat keluar dari gelapnya kehidupan, menuju keadaan yang

terang benderang dan mendapatkan petunjuk jalan yang lurus,

sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al

Qur'an Surat Al-Maidah: 16.

‫ ويهديهم إلى صراط‬،‫يهدي به هللا من اتبع رضوانه سبل السلم ويخرجهم من الظلمات إلى الثور بإذنه‬

‫مستقیم‬

"Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan,
dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang
terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus".

Dengan kata lain, karena tujuan utama diturunkannya Islam di dunia ini adalah untuk menuntun
langkah-langkah manusia, maka hal itu dapat diartikan bahwa fokus utama diturunkannya Al-Qur'an
adalah untuk perbuatan manusia, bukan untuk hal hal ditujukan untuk perbuatan binatang, bukan untuk
pepohonan, yang lain atau obyek-obyek yang lain. Misalnya, bukan maupun benda-benda lain yang ada
di alam semesta ini.
Terhadap obyek-obyek yang lain ini, yang menjadi fokus sentralnya tetaplah manusia, yang telah diberi
amanah untuk menjadi wakil Allah di atas muka bumi ini (khalifatullah fil ardh). Hal ini telah disampaikan
Allah SWT dalam Surat Al Baqarah: 30. Allah SWT berfirman:

‫وإذ قال ربك للملتبكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح حمدك ونقدس لك قال إني أعلم‬
‫ ما ال تعلمون‬-

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"

Kembali pada pembahasan sebelumnya, yang dimaksud dengan petunjuk bagi perbuatan manusia yang
dituju oleh Al Qur'an dalam ayat di atas (2:185) adalah bersifat umum. yakni mencakup seluruh
perbuatan manusia, tanpa kecuali Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah, perbuatan manusia itu
meliputi apa saja? Untuk memudahkan pemahaman ini, kita dapat membuat sebuah gambar skema
yang memuat secara utuh cakupan dari seluruh perbuatan manusia di dunia ini.

Dimensi Satu: Perbuatan Manusia Dalam Hubungannya

Dengan Tuhannya. Dimensi satu adalah kelompok perbuatan manusia ketika ingin berhubungan dengan
Tuhannya secara langsung untuk kebutuhan apa saja, baik untuk kebutuhan berdo'a.

2 Dimensi Dua: Perbuatan Manusia Dalam Hubungannya

Dengan Diri Sendiri. Kelompok perbuatan yang masuk dalam dimensi dua adalah kelompok perbuatan
manusia yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Perbuatan-perbuatan yang arahnya kepada diri
sendiri, misalnya adalah bagaimana manusia harus bertutur kata, berperilaku, bersopan santun,
menghormati orang lain, tata cara berpakaian, tata cara makan, tata cara minum dsb.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia harus dapat memilah milah jenis problem yang akan muncul,
sehingga solusi yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhannya
Bersumber dari akal manusia, bersifat obyektif.

Jika kita mencermati tabel di atas, kita dapat memahami bahwa untuk memenuhi kebutuhan jalan raya
yang dapat menghubungkan Kota Semarang dan Surakarta, ternyata manusia dapat melakukan
pemilahan terhadap berbagai problem yang akan dihadapi. Problem tersebut adalah problem teknis,
problem ekonomis dan problem interaksi. Untuk menyelesaikan problem teknis, maka manusia harus
mampu membuat perencanaan pembangunan jalan raya tersebut. Selanjutnya, untuk menyelesaikan
problem ekonomis.

Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 11 sebelum ini, problem interaksi senantiasa muncul setelah
problem produksi dapat diselesaikan. Dalam hal ini, problem produksi yang dimaksud adalah problem
pembangunan jalan raya tersebut. Pertanyaannya adalah, apa problem interaksinya?.

Untuk memahami munculnya problem interaksi, maka kita dapat membuat sebuah pengandaian
terlebih dahulu. Jawabnya tentu sangat jelas, msya Allah tidak menimbulkan problem yang berarti
Lantas, bagaimana jika ada dua sepeda motor yang melewati jalan tersebut, yang satu dari arah
Semarang dan yang lain dari arah Surakarta Kedua-duanya dikendarai dengan meliuk-liuk seperti
jalarinya motor di atas. Walaupun hanya dua sepeda montor, tentu akan menimbulkan problem. Tentu
problemnya akan semakin besar.

Hampir dapat dipastikan seluruh kendaraan yang memasuki jalan raya tersebut akan mengalami
kehancuran. Seberapapun lebarnya jalan raya tersebut dibuat, tetap akan menimbulkan problem yang
besar. Uraian terakhir inilah yang disebut sebagai problem interaksi, namun dengan satu contoh atau
ilustrasi yang sangat sederhana. Tidak lebih dari itu.

Untuk menjawabnya, kita kembalikan saja pada contoh problem interaksi di jalan raya di atas.
Seberapapun jumlah kendaraan yang hendak melewati jalan tersebut, insya Allah tidak akan
menimbulkan problem, sepanjang semuanya mentaati aturan tersebut. Tidak ada hal yang bersifat
obyektif untuk menentukan pilihan tersebut. Apapun pilihan yang kita jatuhkan, tetaplah bersifat
subyektif dan tidak netral.

Di sinilah pandangan-pandangan hidup tertentu akan sangat berperan. Tentu ada pandangan hidup
tertentu yang memandang bahwa sebelah kanan itu lebih baik dari sebelah kiri. Namun demikian, tentu
ada juga pandangan hidup yang sebealiknya, yaitu sebelah kiri itu lebih baik dari sebelah kanan.
Subyektivitas dari pandangan hidup masing-masing.
Demikianlah, dengan ilustrasi yang sangat sederhana seperti di atas, diharapkan kita sudah dapat
memperoleh kesimpulan yang mudah. Solusi tersebut ternyata hanya dengan satu ka, yaitu dengan
memberikan sebuah aturan. Apa yang telah diuraikan di atas sesungguhnya masih dalam dataran contoh
yang masih bersifat umum, belum masuk ke dalam contoh yang ada di bidang ekonomi.

D.

Sekarang tibalah saatnya bagi kita untuk memasuki contoh problem interaksi di bidang ekonomi. Contoh
yang dapat kita ambil adalah problem krisis moneter yang penah menimpa Indonesia pada tahun 1997-
1998 dan mengakibatkan kelumpuhan ekonomi yang luar biasa terhadap Indonesia. Yang harus kita
ingat adalah, fokus adalah mencari problem interaksinya kemudian menunjukkan bahwa solusinya
adalah dengan aturan, yaitu boleh dan tidak boleh atau halal dan haram.

Dari tabel 13.2 kita dapat mengetahui bahwa kebutuhan kita adalah menyelesaikan problem inflasi yang
diakibatkan oleh krisis moneter.

Jenis problem kedua yang akan dihadapi manusia adalah problem untuk mengetahui sebab musabab
terjadinya inflasi tersebut. Pengetahuan ini diperlukan sebagaimana layaknya seorang dokter yang
didatangi oleh seorang pasien yang ingin mengobati penyakitnya. Seorang dokter tidak akan berani.
mengobati pasien tersebut tanpa mengetahui terlebih dahulu. jenis penyakit yang diderita oleh pasien
tersebut. Proses untuk mengetahui jenis penyakit tersebut dikenal dengan istilah proses diagnosa

Setelah kita melihat skema di atas, marilah sekarang kita memahami sedikit uraiannya.

1 Demand Pull Inflation

2. CPI Jika dilakukan kajian secara lebih mendalam, maka dapat ditemukan bahwa terjadinya kenaikan
harga-hargi di Indonesia pada waktu itu adalah akibat dari CPI. Kalau fenomena itu terjadi secara
nasional , maka hal itu akan menyebabkan terjadinya penurunan produksi secara nasional .

Produksi

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa sumbu tegak P adalah tingkat harga-harga komoditas secara
umum. Selanjutnya, konsekuensi dari terjadinya pergeseran titik keseimbangan tersebut adalah
terjadinya kenaikan harga-harga secara umum sebagaimana terlihat dari naiknya P, menjadi P Inilah
yang disebut sebagai fenomena inflasi dalam kategori CPT , yaitu inflasi yang diakibatkan oleh adanya
tekanan biaya. Hal itu dapat dilihat dari bergesernya titik Y ke kiri, yaitu dari titik Y, menjadi Y. .

PENYEBABNYA RUPIAH TERDEPRESIASI TERHADAP DOLAR AS Gambar 13.4. Jawabnya adalah karena
komponen bahan baku yang digunakan dalam industri di Indonesia 70% nya lebih berasal dari impor

Rejim kurs tetap

Untuk rejim kurs yang digunakan di Indonesia adalah rejim yang pertama, yaitu rejim kurs mengambang
bebas. Rejim kurs mengambang bebas adalah rejim kurs yang menyerahkan kekuatan nilai tukar mata
uang negaranya pada mekanisme pasar bebas. di atas, ekonomi Islam akan menyelesaikan problem
interaksi yang terjadi antar manusia.

Problem interaksi antar manusia yang telah diketemukan oleh pakar ekonomi konvesional adalah
kebolehan untuk memperjualbelikan mata uang rupiah dengan mata uang asing secara bebas
Kebebasan jual-beli mata uang inilah yang akan menentukan jatuh bangunnya nilai rupiah terhadap
dolar AS Inilah akar masalah dari terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia

Hal ini tentu sudah sesuai dengan hukum pasar bebas sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya. Jika jumlah mata uang dolar AS yang diminta di pasar mangalami peningkatan, maka nilai
dolar AS akan naik. Kenaikan itu berbanding terbalik dengan rupiah. Oleh karena itu, yang menjadi
pokok pembahasan dari problem ini adalah memberikan aturan terhadap interaksi antar manusia yang
terkait dengan kebutuhan untuk memperoleh mata uang asing dan sebaliknya.

Untuk dapat menjawab pertanyaan itu, seorang sarjana ekonomi Islam harus mencari mash-nash yang
terkait dengan jual-bell mata uang asing tersebut.

‫سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ينهى عن بيع الذهب بالذهب والفضة بالفضة والبر بالبر والشعير بالشعير والثمر بالنشر والملح‬
)‫بالملح إال سواء بسواء عينا بعين فمن زال او ازداد فقد أربى فرد الناس ما أخذوا(صحيح مسلم‬
"Aku telah mendengar bahwa Rasulullah SAW telah melarang pal beli emas dengan emas, perak dengan
perak bur dengan bur, ya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama dan
sepadan, secara kontan Maka siapa saja yang menambahkan atau mints tambahan, maka dia telah
melakukan riba, maka manusia dilarang untuk mengambilnya" (HR. Muslim)

‫ الذهب بالذهب تبرة وعينه وزنا بوزن والفضة بالفضة تبرة وعينه وزنا بوزن والملح بالملح والتمر‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫بالثمر والبر بالبر والشعير بالشعير سواء بسواء مثال بمثل فمن زاد او ازداد فقد اربی (سنن الساقي‬

"Emas dengan emas, biji dan zatnya harus schamling timbangannya Perak dengan perak, biji dan natrys
harus sebanding timbangannya Garam dengan garam, kurma dengan kurma, bur dengan har, spr Agan
ya'ir, sama dan sepadan. Maka siapa saja yang menambakan atau minta tambahan, maka dia telah
melakukan ribe" (HR An Nasa'i).

Dalam Hadits di atas, ribafadhal dapat berlaku pada transaksi tukar menukar atau jual-beli dalam 6 jenis
komoditas. Sedangkan yang berkaitan dengan mata uang ialah pada emas dan perak Dalil-dalil As-
Sunnah yang langsung berkaitan dengan larangan mengambil riba fadhal dalam transaksi mata uang,
diantaranya alah

‫ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال ال نبيعوا الذهب بالذهب إال مثال بمثل وال تسفوا بعضها على بعض وال تبيعوا الورق بالورق إال مثال‬
)‫يمثل وال تشفوا بعضها على بعض وال تبيعوا منها غائنا يناجز(صحيح البخاري‬

"Janganlah kahan menjualbelikan emas dengan emas kecuali dengan sama (timbangan dan ukurannya).
Tidak boleh sebagiannya melebihi sebagiannya yang lain, juga jangan kalian menjual perak dengan perak
kecuali dengan timbangan dan ukuran yang sama, Dan jangan menjual emas dan perak yang tidak ada di
tempat saat melakukan transaksi (ghab)" (HR. Bukhari)

‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ال تبيعوا الذهب بالذهب إال سواء بسواء والفضة بالفضة إال سواء بسواء وبيعوا الذهب بالقصة والقصة‬
‫بالذهب كيف شنتم صحیح‬

‫)البخاري‬
"Rasulullah SAW melarang jual beli emas dengan emas dan perak dengan perak, kecuali dengan nilai
setara (sama nilainya). Beliau membolehkan kita membeli perak dengan emas menurut kehendak kita,
serta membolehkan kita membeli emas dengan perak menurut kehendak kita" (HR. Bukhan)

‫ال تيبغوا الذهب بالذهب إنا مثال بيتل والفضة بالفضة إال مثال يمثل ال يشف بعضه على بعض وال تبيعوا منه غائبا‬

)‫بناجز (سنن الترمذي‬

"Jangan kalian menjual emas dengan emas kecuali sama (timbangan dan ukurannya) dan janganlah
kalian menjual perak dengan perak kecuali sama timbangan dan ukurannya. Tidak boleh sebagian
melebihi sebagian yang lain dan janganlah kalian menjual sebagian emas dar perak yang tidak ada di
tempat dengan konten." (Sunan Tirmizi)

Dalil berikutnya adalah dari sebuah Hadits: "Dia bertransaksi dengan Thalhah bin Ubaidillah di Makkah
sebesar seratus dinar. Kemudian Thalhah mengambil uang emas tersebut dan mulai dilihat-lihat darinya,
kemudian berkata: "Tunggu, sampai datang bendaharaku dari hutan. Saat itu Umar mendengar hal ini,
lalu dia berkata: "Demi Allah, dia tak boleh berpisah kecuali sampai dia mendatangkan uang tersebut.
Karena Rasulullah SAW bersabda:

‫الذهب بالفضة ربا إال هاء وهاء‬

"Menjual emas dengan perak akan mengandung riba kecuali inla kontan" (HR Bukhari, Muslim. Tirmizi,
Abu Daud).

Dalil di atas diperkuat lagi dengan sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Ubadah
bin Shamit

)‫بيغوا الذهب بالفضة كيف ستتم يدا بيد (سنن الترمذي‬

Juallah emas dan perak sesuka kalian, dengan syarat harus) kontan"
(HR. Al-Tirmidzi).

‫ثم جعلتك على شريعة من األمر فاتبعها] وال تتبع أهواء‬

‫ الذين ال يعلمون‬-

"Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturand

dan urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu

ikutt hus nafsu orang-orang yang tidak Mengetahu

Ayat di atas telah menjelaskan bahwa Allah SWT telah memberi syari'at untuk menyelesaikan semua
urusan yang ada di atas muka bumi ini Allah SWT juga telah memerintahkan

untuk mengikuti syari'at itu dan melarang untuk mengikuti

hawa nafsu kelompok orang-orang yang tidak tahu apa-apa. Selanjutnya apa yang menjadi dalil untuk
menunjukkan bahwa syari at atau aturan yang telah diturunkan Allah SWT tersebut wajib menjadi
hukum yang mengikat untuk nyelesaikan problem yang akan muncul dari interaksi antar manusta? Hal
itu telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS.

Al-Maida: 48 ‫فاحكم] بينهم بما أنزل هللا وال تتبع أهواءهم عما جاءك من‬

‫ الحق‬-
"Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah nurunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu".

Dalam ayat di atas disebutkan "perkara mereka", maksudnya

tentu saja adalah perkara-perkara yang muncul karena interaksi

antar manusia yang terjadi di tengah-tengah manusia. Allah

SWT telah memerintahkan agar diputuskan menurut hukum

yang telah Allah turunkan. Bukan dengan hukum yang lain,

yaitu hukum buatan hawa nafsu manusia.

Bagaimana jika manusia tidak mau memutuskan hukum menurut apa yang telah Allah turunkan,
jawabnya ada 3 kemungkinan, sebagaimana firma Allah SWT dalam QS. Al Maidah 44, 45 dan 47.

‫ ومن لم يحكم بما أنزل هللا فأولئك هم الكفرون‬-

Berengapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan

Allah. Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir".

‫ ومن لم يحكم بما أنزل هللا فأولئيك هم الظلمون‬- "Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim"

‫ ومن لم يحكم بما أنزل هللا فأولنياك هم الفسفوت‬-


"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah. Maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik

Dalam 3 ayat di atas telah disebut bahwa bagi mereka yang tidak mau memutuskan perkara dengan
hukum yang telah Allah SWT turunkan, kemungkinannya orang tersebut adalah: kafir, dzalim atau fasiq
Na'udzubillahi min dzalik!

Setelah kita mengikuti seluruh uraian di atas, maka sekarang kita dapat menjabarkan kembali seluruh
aturan-aturan Allah SWT yang telah diturukan Allah SWT yang ditujukan untuk mengatur perbuatan
manusia. aturan tersebut diturunkan oleh Allah SWT tidak lain adalah untuk menyelesaikan seluruh
problem kehidupan manusia, baik problem yang terkait dengan hubungan manusia dengan Allah SWT,
problem yang terkait dengan hubungan manusia dengan diri sendiri, maupun problem yang terkait
dengan hubungan interaksi manusia dengan manusia yang lain.

Seluruh aturan Allah SWT yang telah diturunkan kepada manusia tersebut selanjutnya kita sebut dengan
istilah Hukum Syari'at Islam Untuk memudahkan pemahaman tersebut maka kita kembalikan pada
gambar skema 3 dimensi, sebagaimana yang ada dalam gambar 13.1. di atas, kemudian kita tambahkan
dengan rincian hukum-hukum yang ada pada masing-masing dimensi tersebut.

Penjelasan dari dimensi 3 ini sebagai solusi terhadap problem interaksi antar manusia yang satu dengan
manusia yang lain dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sudah dibahas secara panjang lebar
dalam sub-bab sebelumnya, walaupun hanya sebatas yang terkait dengan ekonomi Islam

Oleh karena itu, jika yang dituntut adalah pengamalan seluruh aturan Syarat Islam yang telah diturunkan
Allah SWT, maka seluruh cakupan Hukum Syari'at Islam wajib diterapkan secara menyeluruh sebagai
hukum, bukan hanya sebagai etika atau norma Irys Allah Islam sebagai rahmat bagi alam semesta akan
benar-benar herwujud dalam kehidupan yang nyata.

Anda mungkin juga menyukai