Anda di halaman 1dari 6

Negara itu Punya Segalanya.

Kalo berbicara negara, apa sih sebenarnya yang disebut negara itu? Negara adalah kumpulan dari individu
atau masyarakat, memiliki pemimpin, wilayah, dan seperangkat aturan. Kalo hanya sebagian saja dari
beberapa komponen di atas maka hal tersebut bukanlah negara. Berkumpulnya orang di suatu tempat,
meskipun jumlahnya jutaan hingga milyaran misalnya, tidaklah dikatakan sebuah negara, tapi hanyalah
sekelompok manusia. Begitu pula walaupun seseorang berpangkat sangat tinggi kedudukannya tanpa
masyarakat dan yang lainnya, tidaklah bisa dikatakan seorang penguasa. Begitupun wilayah yang
membentang sangat luas atau seperangkat aturan yang tertulis dengan sangat tebal tanpa individu -
individu dan penguasa tidaklah bisa dikatakan sebuah negara. Dan pelengkap dari semua itu adalah pikiran
dan perasaan dari individu - individunya.

Seperangkat aturan atau sebuah sistem kehidupan disebut dengan istilah ideologi, sedangkan dalam Islam
disebut mabda. Di dunia yang pana ini hanyalah ada tiga ideologi; yaitu ideologi sosialis komunis,
sekulerisme kapiatalis demokrasi, dan islam. Suatu negara bisa dikatakan negara komunis, apabila individu
- individunya, pikirannya, perasaannya dan aturannya adalah komunis, juga penguasanya menjalankan
sistem kehidupan komunis.

Semisal negara China, Korea Utara, Rusia dan yang lainnya. Bisa juga suatu negara dikatakan terkatagori
masuk negara kapitalis sekuler demokrasi bila negara tersebut, bila individu - individunya, pikirannya,
perasaaanya dan aturannya adalah berpaham dan penguasanya menjalankan aturan kapitalis sekuler
demokrasi.

Dan yang termasuk ke katagori negara kapitalis sekuler demokrasi tersebut semisal; Amerika, Korea
Selatan, Jepang, Perancis, Australia dan yang lainnya. Sementara itu ideologi Islam, semenjak negara
khilafah itu runtuh pada tahun 1924, sampai sekarang, mabda Islam itu tidak ada yang memakainya. Umat
Islam yang milyaran jumlahnya itu sekarang tersekat - sekat dengan nasional stat.

Meskipun demikian umat Islam itu ada dalam naungan negara, karena ada individu - individunya , memiliki
wilayah, penguasa dan aturan. Namun antara pikirannya, perasaannya dengan ideologinya bertentangan.
Bahkan umat Islam itu sekarang ideologinya nggak jelas, terkhusus Indonesia.

Umat Islam yang mayoritas di indonnesia ini memiliki pikirannya Islam, perasaannya Islam, penguasanya
beragama Islam begitupun juga para pejabatnya mayoritas beragama Islam tapi aturannya bukan aturan
Islam, kadang aturannya itu berbau sosialis komunis seperti pada jaman orde lama, kadang berbau
kapitalis sekuler demokrasi seperti jaman orde baru, kadang berbau kapitalis liberal seperti jaman orde
reformasi bahkan jaman rezim sekarang ini tambah tidak jelas lagi.

Jadi aturannya itu bukan Islam dan bukan yang lain, tapi aturannya itu adalah aturan yang bukan - bukan
, jadi campur aduk , sangat kacau.

Dari aturan yang sangat kacau inilah akhirnya melahirkan keburukan - keburukan dalam segala bidang.

Di dalam negara itu sendiri dilengkapi dengan segala kekayaannya yaitu

1. sumber daya alamnya semisal, hutan, harta di dalam perut bumi (tambang emas, tembaga, batu bara,
nikel, uranium, timah, perak, baoksit, gas dll), kekayaan di dalam laut dengan beraneka jenis ikannya,
garam, intan berlian dll.
2. sumber daya manusia yang cukup banyak, dari waktu - ke waktu pertambahan penduduk semakin terus
bertambah.

Dilihat dari sisi ini maka suatu negara manapun termasuk Indonesia yang penduduknya mayoritas
beragama islam dalam mengarungi kehidupannya tentunya tidak akan banyak kesulitan sampai ada warga
yang tidak memiliki pekerjaan, tempat tinggal, putus sekolah, tidak bisa bayar ke rumah sakit ketika sakit,
kejahatan merajarela, menjual kehormatan karena masalah ekonomi, karena negara itu sudah memiliki
segala kekayaan melebihi kelompok apa lagi kekayaan individu. Tapi mengapa semua itu terjadi padahal
umat Islam itu adalah umat yang terbaik, dari sisi ini keberadaan umat islam khususnya dan manusia pada
umumnya sangatlah menyedihkan.

Yang harus kita perhatikan dalam sebuah negara itu, apakah suatu negara itu bakal sukses atau gagal,
tergantung kepada menganut ideologi apa, negara tersebut? Kalo negara itu menganut ideologi yang
ideologinya dibuat oleh manusia sudah dapat dipastikan negara tersebut bakal gagal membangun
negeranya.

Tapi kalo negara tersebut menganut ideologi yang diciptakan oleh Allah, sudah dapat dipastikan negera
tersebut bakalan sukses membangun negaranya.

Mengapa suatu negara yang dibangun berdasarkan ideologi yang dibuat oleh manusia bisa dipastikan
gagal? Karena manusia ketika membuat aturan tentu sarat dengan kepentingan dirinya, kelompoknya dan
banyak ruang untuk disalahgunakan untuk kepentingan siapa yang berkuasa. Berbeda dengan negara yang
ideologinya dibangun berdasarkan ideologi yang dibuat oleh yang menciptakan manusia sudah bisa
dipastikan bakalan sukses, karena yang menciptakan manusia yaitu Allah tidak punya kepentingan
terhadap aturan yang dibuat olehnya. Tapi aturan itu dibuat oleh Allah untuk kepentingan manusia itu
sendiri, sebagai bentuk ujian keimanan dan berupa kasih sayang Allah kepada manusia dan ketika ada
permasalahan yang dihadapi oleh manusia baik secara individu maupun negara, Allah SWT telah
menyediakan solusinya di dalam ideologi tersebut. Dimana kalo manusianya itu didalam menjalankan roda
pemerintahannya sesuai dengan apa yang ada dalam ideologi tersebut, maka akan menghasilkan tatanan
yang sangat luar biasa, bisa menjadikan masyarakatnya hidupnya tentram damai adil makmur dan
lohjinawi. Baldatun thoyibatun warobbun Ghofur. Dan ketika kembali menemui Alloh maka akan
ditempatkan di tempat yang nyaman yaitu surga, itu sudah janji Alloh.

Oleh karenanya, timbul pertanyaan mengapa umat Islam yang milyaran jumlahnya khususnya Indonesia
tidak mengalami hidup tentram damai adil makmur dan lohjinawi, baldatun thoyibatun warobbun ghofur?
Padahal penduduknya mayoritas beragama Islam. Karena ideologi negaranya bukan dibangun berdasarkan
ideologi yang dibuat oleh yang menciptakan manusia yaitu Alloh. Tapi berdasarkan buatan ideologi
manusia. Apapun mamanya ideologi tersebut selama ideologi itu yang membuatnya adalah manusia
hasilnya akan sama yaitu kesengsaraan, kenestapaan, kesusahan, carut marut disegala bidang, hukum
tajam kebawah tumpul ke atas dan tebang pilih, bahkan kehancuran.

Dalam kondisi negara seperti ini, cara mengembalikannya yaitu harus menyadarkan terlebih dahulu
pemikiran umat islam kembali, dari pemikiran yang bukan Islam apapun namanya kepemikiran Islam yaitu
ideologi Islam.
Mungkin dengan menyampaikan rumus uqdatul qubro ke tengah - tengah umat akan membantu umat
islam akan sadar terhadap jati dirinya yang selama ini telah hilang, selebihnya adalah hidayah dari Alloh
SWT.

Di dalam uqdatul qubro itu mengandung tiga pertanyaan dari mana asal manusia, untuk apa manusia itu
diciptakan dan mau kemana setelah itu ?

Sejatinya sebagian besar umat Islam dijaman modern ini setelah keruntuhan khilafah. Kaum muslimin itu
sudah faham bahwa manusia itu berasal dari Alloh. Dan tidak hanya sebatas itu saja umat islam memahami
terkait dengan asal - usul manusia, namun memahami juga bahwa Alloh itu sebagai sang pencipta dari
mahluk yang lainnya, termasuk alam semesta dan alam yang akan datang. Namun yang belum dipahami
oleh kebanyakan kaum muslimin dan kebanyakan manusia pada umumnya itu, adalah terkait dengan
tujuan Alloh SWT menciptakan manusia itu sebenarnya untuk apa? Oleh karena itu meskipun sudah faham
bahwa Alloh itu sebagai sang pencipta tapi banyak yang ingkar terhadap Alloh.

Pengingkaran Manusia terhadap Alloh itu disampaikan dengan firman-nya dalam Alqur'an surat Al-
Baqarah, ayat 28.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ ُ ُ ُ ُُ ُ ُ َ ً َ ُُْ ٰ ْ ُْ َ
‫ّلل وكنت ْم ا ْموا تا فا ْحيا ک ْم ۚ ثم ُي ِم ْيتك ْم ثم ُي ْح ِي ْيك ْم ثم ِال ْي ِه‬
ِ ‫ك ْيف تكف ُرون ِبا‬
ُ
‫ت ْرج ُع ْون‬
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu,
kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu
dikembalikan."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 28)

Kalo kita perhatikan lebih dalam bahwa Alloh SWT menciptakan manusia itu punya tujuan. Penciptaan
manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat amanah yang
diemban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah (az-Zariyat /51: 56), misi fungsional sebagai Kholifah
( al- Baqarah /2: 30 ) , dan misi operasional untuk memakmurkan bumi.( Hud /11: 61).

Adapun misi utama sebagai manusia itu adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana firman-nya
dalam Alqur'an surat Az-zariyat ayat 56.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ُ ْ ْ ْ ُ َْ
‫وما خلقت ال ِجن وا ِل نس ِال ِلي ْع ُبد ْو ِن‬
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)


Beribadah itu ada yang sifatnya disebut dengan ibadah mahdhoh dan ada pula yang sifatnya disebut
dengan ibadah ghoiro mahdhoh atau dengan kata lain yaitu yang disebut juga dengan hablumminallah
dan hablumminanas. Sebagai konsekwesnsi dari misi ibadah itu tentunya harus pakei aturan. Dan
aturannya itu sudah pasti datangnya itu harus dari Allah yang membuatnya, karena dialah yang
menciptakan dan yang memberikan misi tersebut kepada manusia, hal ini tentunya suatu yang sangat
logis. Ibadah yang sifatnya itu, ibadah mahdhoh atau fardiah semisal sholat, zakat, puasa dan ibadah haji,
semua itu sudah umum dan difahaminya bahwa aturannya itu dinamakan syariah.

Bisa dikatakan dalam misi ini sebagian umat Islam yang telah melakukan ibadah - ibadah tersebut telah
berhasil melakukannya dengan baik , walaupun sebagiannya lagi tidak berhasil karena minimnya ilmu yang
dimilikinya , karena terbentur dengan berbagai hal semisal orangnya malas mencari ilmu , lingkungan
keluarga yang tidak memperhatikan agama , lingkungan sekolah yang kurang yang kurang cukup dalam
menyediakan jam pelajarannya atau lingkungan masyarakatnya yang jauh dari agama.

Lebih jauh lagi ke tidak berhasilannya di dalam wilayah ibadah mahdoh ini, dikarenakan adanya fihak yang
sengaja untuk menyeret mereka kedalam jurang kesesatan secara sejengkal demi sejengkal, dimana hal
ini tidak mereka sadari.

Ibadah mahdhoh ini merupakan sebagai bentuk komunikasi antara manusia dengan Allah SWT, yang mana
bisa dikatagorikan kedalam dimensi satu yaitu aqidah dan ibadah.

Sedangkan ibadah ghoiro mahdhoh berbeda dengan ibadah mahdhoh. Berbedanya yaitu bahwa ibadah
ghoiro mahdhoh merupakan bentuk komunikasi antara manusia dengan dirinya sendiri dan manusia
dengan manusia yang lain. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang menyangkut perbutannya
dengan dirinya sendiri, yang dikatagorikan kedalam dimensi dua. Sedangkan perbuatan manusia yang
menyangkut dengan interaksi dengan manusia yang lain dikatagorikan kedalam dimensi tiga.

Di dalam hubungan manusia dengan Alloh, manusia dengan dirinya sendiri maupun hubungan manusia
dengan manusia yang lainnya membutuhkan orang yang memberikan tauladan atau contoh, maka diutus
para rosul. Maka disinilah misinya manusia dalam fungsinya sebagai kholifah berlaku.

Sebagaimana disebutkan dalam Alqur'an surat Al-Baqarah ayat 30.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ْ‫وا ْذ قا ل رُّبك ل ْلم ٰٓلئ َكة ا ّ ْن جا عل ف ْال ْرض خل ْيفة ۚ قا ُل ْْۤوا َات ْجع ُل ف ْيها من‬
ِ َ ُ ّ ُ ِ
ُ ِ ِ ٰٓ ِ ِّ ِ ُِ ِ ُ ْ ِ ُّ
ْْۤ ّ ْ ُ ّ ُ ْ ْ ْ
‫يف ِسد ِفيها ويس ِفك الدماء ۚ ونحن نسبح ِبحم ِدك ونقدس لـك ۚ قا ل ِا ِن‬
َ َ َ
‫ا ْعل ُم ما ل ت ْعل ُم ْون‬
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman,
"Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)


Khalifah yang artinya itu adalah pemimpin , yang menjadikan misi ini diemban oleh manusia untuk meminij
dirinya sendiri, keluarganya, warga masyarakat, negara bahkan dunia.

Di samping Alloh SWT memberikan misi yang utama yaitu ibadah kemudian misi yang dibebankan kepada
manusia sebagai misi fungsional yaitu Kholifah, dibebankan pula kepada manusia itu sebagai misi
oprasional yang diembannya yaitu memakmurkan bumi. Sebagaimana Alloh SWT berfirman dalam QS
surat Hud ayat 61, yang berbunyi sebagai berikut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


َ َْ ُ َُ ٰ ُ ْ ْ ٰ ُ َ
‫اع ُبدوا اّلل ما لـك ْم ّم ْن ِاله غ ْْ ُيه ۚ هو انشا‬ ‫وِا ل ث ُم ْود اخاه ْم ٰص ِل ًحا ۚ قا ل يقو ِم‬
َ ْۤ ُ ُ ْ ُ ْ ُ
‫ك ْم ّمن ال ْرض وا ْست ْعمرك ْم ِف ْيها فا ْستغ ِف ُر ْو ُه ثم ت ْو ُب ْوا ِال ْي ِه ۚ ِان ر ّ ِ ْن قر ْيب‬
‫ُّم ِج ْيب‬
"dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah
Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)."

(QS. Hud 11: Ayat 61)

Memakmurkan bumi itu semisal membangun sistem pengairan, pertanian, perkebunan, peternakan,
pemukiman penduduk, membangun kota, pabrik industri berat maupun ringan, industri kecil maupun
besar, rumah sakit, pusat perdagangan, lembaga pendidikan, membangun pertahanan militer, dll.

Yang wajib difahami oleh kita semua sebagai manusia dari ketiga misi ini, adalah, bahwa misi itu datang
nya dari Alloh SWT, yang sudah pasti aturan itu alloh yang membuatnya. Dan aturan nya itu sudah tentu
sangat sistemik. Di dalam Islam aturan itu dinamakan syariah, aturan yang sistemik dan kompleks itu
dinamakan ideologi dan di dalam Islam dinamakan mabda. Mabda itu membutuhkan institusi negara juga
khalifah, semua itu bisa berjalan dengan baik jika ada khilafah . Dan hal itu sudah dibuktikan oleh Baginda
Nabi Muhammad rosululloh Saw dan para sahabatnya. Khilafah itu telah diwariskan secara turun temurun
kepada umat Islam, selama 1200 tahun lebih dan mengalami masa kegemilangan yang diakui para
sejarawan, sekalipun sejarawan barat.

Yang menjadikan pertanyaan selanjutnya adalah apa maksud Allah memberikan misi itu? Maksudnya
adalah untuk menguji keimanan manusia, terlebih umat Islam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ُ ْ ُ ْۤ ُ ُ ْ َ ْۤ ُ ْ ْ َ ُ َ
‫س ان ُّييك ْوا ان يق ْول ْوا امنا وه ْم ل ُيفتـن ْون‬ ‫اح ِسب النا‬
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah
beriman" dan mereka tidak diuji?"

(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)


Dengan landasan penuh keimanan terhadap Alloh SWT itulah sejatinya negara itu harus dibangun, agar
tujuan hidup di dunia itu tercapai , yaitu baldatun thoyibatun warobbun ghofur , sebagaimana

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ْ ٰٓ َ َ ُ ُْ ْ َ َ َ
‫ول ْو ان اهل الق ْٰۤرى امن ْوا وا تق ْوا لـفت ْحنا عل ْي ِه ْم بركت ّمن السما ِء وا ل ْرض ول ِـك ْن‬
ْ ُ ْ ُْ َ ْ ُ ٰ ْ َ ُْ َ
‫كذبوا فا خذنهم ِبما كا نوا يك ِسبون‬
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa
mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)

Tujuan akhir dari semua itu adalah kembali kepada Allah SWT, dengan keberadaan hidup selamat di dunia
dan di akhirat. Sesuai dengan harapan dan doa kita selama ini. Dan anjuran Alloh SWT di dalam Alqur'an
surat al-kahfi ayat 110.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ّ ٰٓ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْٰۤ ْ ُ ْ ُ ُ ْ ّ َ ُ
‫ق ْل ِانما انا بش مثلكم يوح ِا ِل انما ِالهكم ِالـه وا ِحد ۚ فمن كا ن يرجوا ِلقاء ربه‬
ْ
ً َ ْۤ ْ ْ ْ
‫فلي ْـعم ْل عمل صا ِلحـاول ُيشك ِب ِعبا د ِة ّربه احدا‬
"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah
menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Maka barang siapa
mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia
menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 110)

Negara indonesia yang mempunyai segala - segalanya dalam sumber daya manusia dan kaya dengan
sumber daya alam, karena tidak dikelola dengan pengelolaan yang benar, maka menjadi amburadul di
segala bidang.

Yaitu tidak dikelola dengan bimbingan dan petunjuk dari Alloh SWT dan rosululloh Saw. Disinilah
pentingnya syariah dan khilafah yang dibangun dari ideologi Islam, yang terpancar dari aqidah atau tauhid.

Oleh karena itu bahwa khilafah sangat penting untuk ditegakkan , dipimpin oleh seorang Khalifah dengan
syariah Islam.

Yogyakarta, 14 April 2023. Oleh Al-Faqir: Muhammad Yunus

Anda mungkin juga menyukai