Anda di halaman 1dari 50

P E N GE T A HU A N I SLAM

I SLAM
DAN
KEBUDAJ AAN
oleh
H, DJALALUDDIN THAIB
(Guru S. M. A. Negeri, Bukit Tinggi)
Dipakai di S. M. A. Negeri,
Bukit Tinggi
Penerbit :
Toko Buku & Pertjetakan NUSANTARA
Bukit Tinggi.
Hak pengarang dilindungi u. u. negara.
I S I B U K U
Halaman
Pendahuluan . . . ............................................... 3
Kebudajaan Islam . . . . . . . . . . . 5
Falsafah ke Tuhanan ................................................ 6
Lima arkan I s l a m ............................................... 7
Sjahadat ..................................................................... 9
Sembahjang ...................................................................... 18
P u a s a ....................................................................... 19
Z a k a t ......................................................... 21
Kesedjahteraan sosial . 25
Hadjdji ........................................................................... 27
Sembahjang Hari Raja h a d j d j i ........................29
Ilmu f i q i h ............................... 31
Pengertian hukum.................................... 33
Madzhab jang berkembang . . . . . . . . 34
Tingkatan masa perkembangan agama Islam . . 34
Ilmu-ilmu agama . . 43
Nafsu pendjadjah.................................................. 45
Kebudajaan, pendidikan dan Pantjasila . . . 46
Kebatinan sumber tenaga penggerak . . . . 47
Dengan nama Tuhan Jang Maha
Pengasih dan Maha Penjajang.
P E N D A H U L U A N .
Dalam kata pendahuluan ini, sengadja saja turunkan
sedikit kesimpulan dari uraian Ki Hadjar Dewantara, ten
tang Islam dan kebudajaan :
Kebudajaan itu adalah buah budi manusia dan oleh
karenanja selalu menundjukkan t jorak jang chusus da
ri manusia jang memeluknja.......................... Kebudajaan
jang dilahirkan oleh budi manusia jang penuh dengan
semangat agama akan nampak dengan terangnja tjo-
rak warna agama itu. Akan tetapi kemurnian tak akan
tertjapai berhubung dengan adanja pengaruh2 kodrat
alam dan masjarakat........................
Tjorak jang nampak dan terang didalam hidup
orang Islam, jaitu tidak sadja teguh dan tertibnja pera
turan2 keagamaan (sjariat atau ritueel), tetapi djuga
dalam perhatiannja terhadap hidup masjarakat (sosial)
dan dalam urusan tata-negara (staat-kundig)
Demikian Ki Hadjar Dewantara.
Kita mesti mengakui bahwa banjak anasir2 jang me-
njebabkan kemurnian kebudajaan Islam itu tidak tampak;
terutama tjampuran2 jang datang dari luar, tetapi djuga
tjampuran2 churapat dari dalam (perbuatan2 bidah).
Salah satu usaha jang dimaksud dalam menjusun buku
ketjil ini, ialah sebagai mengangsur langkah dalam mentja-
pai kemurnian agama dan kebudajaan Islam, terutama bagi
kalangan pemuda dan pemudi peladjar disekolah menengah
S.M.A. Negeri dan lain2.
Mudah2an buku jang kedua lekas menjusul.
Pengarang,
H. Djalaluddin Thaib
(Dt. Penghulu Basa)
Guru S. M. A. Negeri
Bukit Tinggi.
Bukit Tinggi, Januari 1951
KEBUDAJAAN ISLAM.
Bahwa kebudajaan Islam pada umumnja selalu menge
nai hidup keagamaan, hidup kemasjarakatan dan hidup
ketata negaraan jang demokratis (volks demokratie), dapat
kita buktikan:
1. Agama Islam dalam tingkatan pertama mengadjarkan
adanja Tuhan jang Maha Kuasa dan hanja Tuhan itu
sadjalah jang mesti disembah.
2. Pada tingkatan kedua Islam mengadjarkan kewadjiban
manusia terhadap hidup lahir (djasmani) dan hidup
bathin (rohani), supaja kemadjuan djasmani seimbang
dengan isi d jiwa jang tabah dan kuat.
Dalam lingkungan bathin, Islam memberi kemerdeka
an berpikir jang luas serta bersih dari rasa fanatik.
Dan dalam tjara-tjara melakukan perintah agama, di-
dalam Islam, tiap-tiap orang bertanggung djawab sen
diri-sendiri terhadap Tuhan. Tidak ada perantaraan
lain tempat men j andarkan diri, sebagai terdapat pada
agama-agama lain,
3. Kebudajaan Islam senantiasa bersifat kebudajaan rak-
jat djelata, bukan kebudajaan ningrat (feodal atau
Hofkultuur).
4. Dalam masjarakat Islam jang sedjati, tidak kedapatan
kelas atau tingkatan manusia, tetapi ada perasaan sama
rata sama rasa, sedang dalam hal tata negara, Islam
menghendaki demokrasi sedjati (demokrasi kerakjat-
an).
5. Islam memerintahkan berperang melawan tiap-tiap
orang atau bangsa jang hendak mendjadjah atau meng
ganggu agama Islam.
Memang dapat dibuktikan, perkataan seorang Orien-
talist prof. Gibb jang disimpulkan dalam satu kalimat: Is
lam is much more than a religious System. It is a complete
civilization".
Artinja: Islam itu adalah lebih dari satu sistem peribadat
an. Ia itu adalah satu kebudajaan jang lengkap sempurna.
Malah lebih dari itu. Islam mempunjai satu filsafat hi
dup, satu sistem peri kehidupan, satu ideologie jang men-
djadi pedoman bagi kaum Muslimin.
FILOSOOFIE KETUHANAN
There is no darkness but ignorance"
(W. Shakespeare).
Ertinja: tidak ada jang segelap dja-
hil (tidak mengerti).
Soal menetapkan adanja Tuhan, nampaknja adalah
suatu soal jang amat besar didalam peladjaran filosoofie.
1. FILOSOOF DASCARTES (1596 1650), bapak filosoof
dizaman baru dan pembangun dari aliran baru ratio-
nalisme (jaitu jang berpendapatan bahwa tjuma pikir
an sadja jang bisa mengetahui keadaan alam, (bukan
pertjobaan), menerangkan filosoofie me-Esakan Tuhan
sebagai berikut:
Saja ada, tetapi tak sempurna. Sebab itu Tuhan
lah jang mengadakan saja. Kiranja diri saja ini
sempurna semendjak lahirnja, tentu tak ada lagi
kekurangan saja. Maka disini saja ^ ke
simpulan, bahwa jang mendjadikan saja ini ialah
Tuhan jang bersifat sempurna. Dia bukan tersu
sun dari tubuh dan berpikir, hanja dia berpi
kir sadja.
Descartes ini berpendapatan lebih djauh, bahwa sifat
Tuhan jang utama ialah kuasa.
2. BARUCH SPINOZA (1632 1677), menerangkan jang
menjangkut dengan soal itu dengan katanja: Tuhan
itu terdjadi sendirinja, sebab itu kekallah Dia. Apabila
adanja itu tak berkesudahan, njatalah Dia Esa adanja.
Lebih landjut, ia (Baruch Spinoza) berkata: -
Falsafah paedahnja buat mentjari djalafl' kebe-
naran dengan pikiran se-mata2, tetapi agama gu-
nanja buat mengatur dalam praktek penghidupan
manusia buat mentj ari bahagia dalam segala hal>
Jang pertama kali mengeluarkan pikiran ini ialah
IBNU RUSJDI (Averroes), biarpun ia bersandar
kepada Quran. '
3. MALBRANCHE (1638 1677) lain pula tj orak penda-
patannja tentang ke-Esaan Tuhan: Katanja: Kita tahu
betul se-gala2 sifat Tuhan itu, karena segala sifat2nja
itu telah tersendiri dan tak ada satu d juga j ang men j a-
mainja.
Keberanian failosoof ini memaparkan ke-Esaan
Tuhan menjebabkan ia diberi orang gelaran Plato-
Kristen.
Filosoofie ketiga professoor diatas tadi nampak
mendjalar kepada penulis2 ternama, semendjak dari
rangkaian ahli sjair, gubahan dan rentjana para ahli
pikir, sembojan d juru hikmat, sama2 berisi dengan pa
ham tauhid. Disinilah terletaknja utjapan dari:
4. FRANCIS BACON (1561 1626), seorang ahli Ingge-
ris jang terkenal dengan katanja:
Meskipun filosoofie jang tipis kerap kali. me
mungkiri adanja" Tuhan, akan tetapi filosoofie J ang
v v dalam akan mengakui ke-Esaan Tuhan: '
LIMA ARKAN ISLAM,
SEBAGAI DASAR KEBUDAJAAN.
Rukun Islam ada lima: 1. Sjahadat, 2. Sembahjang,
3. Puasa, 4, Zakat dan 5. Hadjdji.
Sebelum menerangkan hakikat dari tiap2 rukun itu,
lebih dahulu kita turunkan satu Hadis jang mendjadi dasar
dari bermula.
8
Hadis;
Umar ibn Chathab menerangkan: Pada suatu hari ka
mi duduk ber-sama2 menghadapi Rasulullah, tiba2 datang
sadja di-tengah2 kami seorang jang tidak dikenal, rarnbut-
nja sangat hitam dan pakaiannja putih djernih; dia duduk
dekat benar dihadapan Rasulullah, hingga lututnja bertemu
dengan lutut Rasulullah dan kedua tangannja diletakkannja
diatas paha Rasulullah; tiada seorang djuga diantara kami
jang mengenal orang itu dan tiada kelihatan pada tubuh
atau pakaiannja tanda2 atau bekas berdjalan jang biasa
kelihatan pada orang jang melakukan perdjalanan di Pa
dang Pasir, sedang ia nampaknja datang dari negeri jang
djauh. Orang itu terus mengemukakan beberapa pertanja-
an kepada Rasulullah: ,,Ja, Muhammad! Terangkanlah ke
padaku!
1. Apakah sendi2 Islam?
Rasulullah menerangkan: Sendi2 Islam ialah:
a. Mengakui dengan kejakinan bahwa Tuhan jang akan
disembah hanja Allah sadja, tidak ada Tuhan jang ke
dua (jang lain dari pada Allah itu) dan mengakui bahwa
Muhammad sebenarnja Rasul (utusan) dari Allah.
b. Mengerdjakan ibadat sembahjang.
e. Mengerdjakan ibadat puasa.
d. Membajar zakat harta dan zakat djiwa (zakat fitrah).
e. Melakukan ibadat hadjdji, djika sanggup dan mampu.
Benar keteranganmu itu, kata tamu jang tiada dike
nal itu. Kami sangat heran, karena orang itu bertanja,
tetapi kemudian ia memberi kepastian, bahwa djawaban
Rasulullah itu benar.
2. Apakah pokok2 Iman ?
Rasulullah menerangkan: Pokok2 Iman ialah:
a. Pertjaja kepada adanja Tuhan jang Maha Esa.
b. Pertjaja adanja malaikat.
c. Pertjaja kepada kitab2 sutji.
d. Pertjaja kepada Rasul2.
'9
e, Pertjaja adanja hari jang achir (qiamat).
f. Pertjaja pada qadar, baik dan buruk (manis dan pahit).
Benar begitu, ja Rasulullah sahut orang asing tadi.
3. Apakah maksudnja,/Ihsan" (ichlas)?
Rasulullah mendjawab:
Ihsan maksudnja, mengerdjakan ibadat dengan djiwa jang
bulat, se-olah2 kamu ketika itu melihat Tuhan; djika kamu
tidak bisa mentjapai rasa melihat Tuhan, insjafilah bahasa
Tuhan pasti melihatmu.
4 . Kapankah hari qiamat ?
Rasulullah berkata:
Dalam hal ini, orang jang ditan j a, tidaklah lebih tahu dari
pada orang jang bertanj a.
5. Apakah tandasnja qiamat itu?
Rasulullah menerangkan:
Tanda2nja ialah apabila budak belian telah hendak mem-
perbudak madjikannja dan kamu merijaksikan orang2 jang
kaki telandjang, tak berpakaian, miskin, pengembala telah
terbalik hendak mempunjai gedung2 atau istana (Inilah ka
ta2 kiasan jang berisi).
Kemudian tamu jang tak dikenal itupun pergi.
Maka aku termenung dan tinggal diam beberapa saat
lamanja. Tiba2 Rasulullah berkata kepadaku: Umar! Tahu
kah kamu, siapa orang jang bertanj a tadi itu?
Allah dan Rasulnja jang lebih tahu, sahutku. Rasu
lullah berkata: Dia adalah Djibril, sengadja datang menga-
djarkan kepadamu tentang sendi2 agamamu.
Hadisiini diriwajatkan oleh Muslim.
(Hal jang tersebut terdjadi kira2 sebulan lagi Rasulul
lah akan wafat).
I. SJAHADAT.
1. Sjahadat artinja pengakuan, dan ia terbahagi dua:
Pertama disebut sjahadat Tauhid, bunji kalimatnja:
Asjhadu an la Ilaha illallah, artinja: Saja mengakui
(dengan kejakinan) bahwa tidak ada Tuhan jang mesti
10
disembah, hanjalah Allah sadja.
Kedua disebut sjahadat Rasul, bunji kalimatnja: Asj-
hadu anna Muhammadan Rasulullah, artinja: Saja
mengakui bahwa nabi Muhammad itu sebenarnja Ra
sul (pesuruh) Allah.
Kesimpulan maksud dari kedua kalimat sjahadat itu
ialah kejakinan dan pengakuan atas adanja Allah Jang
Maha Esa dan bahwa nabi Muhammad mendjadi rasul
Allah.
2. Jang wadjib membatja dua kalimat sjahadat itu hanja
orang jang mulai masuk Islam, sedang ummat Islam
(jang Islamnja turun temurun), tidak lagi diwadjibkan.
3. Saripati dari sjahadat ialah untuk pengisi djiwa dan
untuk pedoman rohani dalam menudju keluhuran di-
dunia .dan diachirat.
4. Pendjelasan:
Baik benar dipeladjari beberapa hal jang telah lazim
dalam masjarakat, terutama ada berupa upatjara jang
diadakan orang dengan niat sutji, karena menudju ke
luhuran jang sutji murni, ialah menurut kejakinan ter
hadap keTuhanan.
Beberapa tjontoh :
1. Dikala anak baru lahir, biasanja dibatjakan kalimah
bang pada telinganja jang kanan dan kalimah qa-
mat disebelah kiri. Maksudnja supaja djiwa sianak
jang masih sutji murni itu, disiram dengan kalimah su
tji (kalimat sjahadat), sebelumnja mendengar apa2,
ibarat benih jang amat baik dan bersih, diberi pupuk
agar ia tumbuh dengan sempurna.
Upatjara ini hanja sunat hukumnja.
Hadist: (perbuatan Nabi).
Sesungguhnja Nabi Muhammad s.a.w. membatjakan
kalimat bang dekat telinga Hasan dan Hosein, tatkala
kedua tjutju beliau itu baru dilahirkan.
Hadis ini diriwajatkan oleh Abu Daud dan Al Tarmi-
11
zdi.
Sabda Nabi:
Siapa jang beruntung, melahirkan putera atau puteri
dan diperdengarkan kalimat bang pada telinganja (si
anak) jang kanan dan kalimat qamat pada jang kiri, tiada
akan membahajakan kepadanja gangguan2 djin.
Hadis ini diterangkan oleh Ibnu Assina dari Hasan bin
Ali r.a.
2. Upatjara mengadakan kenduri diwaktu membawa tu
run mandi, jang dalam istilah agama disebut memba-
jar kekah (memotong kambing) dan hukumnja su
nat.
Ada djuga dilakukan orang merasmikan nama dari
anak itu diwaktu upatjara kenduri dan nama itu dari
bahasa Arab. Dalam memberi nama ini terasa pula dji-
wa agama.
3. Melakukan sunat Rasul (chitan), hukumnja wadjib.
Adakalanja orang mengadakan upatjara jang berupa
peralatan pula, hal ini tidak dikehendaki oleh agama.
Hadist: (perbuatan Nabi).
Adalah Nabi s.a.w. memotong seekor biri-biri untuk rtiem-
bajar akikah Hasan dan seekor biri-biri pula untuk aki-
kahnja Hosein. (Keduanja tjutju Nabi).
Hadist ini diriwajatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Ab-
bas.
Hadist: (perbuatan Nabi).
Adalah Nabi s.a.w. memotong (kikah) bagi Hasan dan
Hosein serta mengchitan keduanja pada waktu berumur 7
hari.
Hadist ini diterangkan oleh Baihaqy.
Firman Allah dalam surat Annisaa' ajat 214:
Ikutlah j a Muhammad agama Nabi Ibrahim.
Adalah diantara jang di maksud firman itu tiga per
kara, jaitu: berqiblat ke Kabah, naik Hadjdji (Tawaf) ke
Kabah dan berchitan.
Sebabnja, Tuhan menjuruh Nabi mengikut agama Nabi
12
Ibrahim, ialah karena ternjata pada pengikut agama Kristen
dan Jahudi, tidak nampak keEsaan Tuhan, dan Nabi Ibra
him adalah meEsakan Tuhan. *
4. Upatjara memibajar nazar.
Umpamanja seorang bapa atau ibu berniat dengan
djandji kepada Tuhan, d jika anaknja naik kelas atau
lulus dalam udjian penghabisan, dia akan mengadakan
kenduri atau akan memberi bakti uang / ....... untuk
keperluan umum.
Menurut hukum Islam, djandji itu wadjib dipenuhi pa-
bila tjita2 berhasil.
Hadisi (keterangan Nabi):
Seorang bernama Saad bin Ubaidah menanjakan ke
pada Nabi s.a.w., tentang nazar ibunja jang telah meninggal
sebelum ia membajarkan nazarnja. Maka Nabi menjuruh
dia (Saad) membajarkan nazar ibunja itu.
Hadist ini disepakati oleh ahli2 hadist jang kenamaan,
diterima dari Ibnu Abbas r.a.
Adapun nazar jang berupa kedurhakaan tidaklah ia
terikat dan tidak boleh dilakukan.
Sabda Nabi:
Tidak boleh menunaikan nazar, djika mendurhakai
Tuhan (apa2 jang dilarang Tuhan).
Hadist ini diriwajatkan oleh Muslim.
5. Upatjara perkawinan:
Di Minangkabau perkawinan setjara Islam telah mem
bawa perobahan besar dalam susunan keluarga dan
djuga dalam perkara pusaka, umpamanja;
a. Dahulunja seorang bapa tidak termasuk dalam
keluarga, ia hanja ibarat abu diatas tunggul dan
sibapa tidak bertanggung djawab terhadap anak
nja.
Islam membawa peraturan bahwa bapa adalah ke
pala keluarga dan wadjib bertanggung djawab ter-
> hadap anak2nja dan tjutjunja.
'b i Dahulunja djika seorang laki2 meninggal/ semua
13
harta peninggalannja dipusakai oleh kemenakan-
nja sadja, sedang anak2nja tidak menerima apa2,
begitu djuga nasib isterinja.
Islam mempunjai peraturan istimewa tentang pem-
bahagian harta pusaka, dimana anak2 dan isteri
mendapat hak jang tentu,
c. Dalam puluhan tahun jang silam, semua rumah2
kampung adalah didirikan oleh pihak mamak. Se
telah djiwa ke-Islaman mulai hidup, nampaklah
rumah2 baru jang dibangunkan oleh bapak.
6- Upatjara mengurus djenazah:
Dahulunja apabila seorang meninggal, jang bertang
gung d jawab menjelenggarakannja hanja pihak pamili
se-mata2. Menurut hukum Islam, segala urusan jang
berhubung dengan menjelenggarakan djenazah itu
adalah perdlu kifajah, artinja kewadjiban tertimpa ke
pada semua ummat Islam jang berada dikota atau di-
kampung itu. Apabila dikerdjakan oleh siapa sadja di-
antara mereka, maka semua lepas dari kewadjiban, te
tapi d jika sekiranja tidak ada seorang djuga jang me-
ngerdjakannja, semuanja berdosa.
Jang wadjib dikerdjakan terhadap majat orang Islam,
hanja empat: 1. memandikan, 2. membungkus (ka
pan), 3. menjembahjangkan dan 4. menguburkan.
Sjahid.
Ketjuali orang mati sjahid, djenazahnja tidak diman
dikan, tidak disembahjangkan, dan darahnja pun tidak di
bersihkan, ia dikuburkan sadja dengan pakaiannja jang
berlumur darah itu.
Jang dinamakan mati sjahid ialah orang jang mati da
lam pertempuran karena membela negara dan agama de
ngan semangat djihad, ertinja semangat jang jakin bersan
dar kepada Tuhan Jang Maha Esa.
7. Upatjara pada hari besar jang dirasmikan negara se
perti :
a. Maulud Nabi Muhammad (12 Rabiul Awal).
- 1 4 -
b. Miradj (27 Radjab).
c. Turunnja Al Quran (17 Ramadan).
d. Asjura (10 Muharram).
e. Aidil Qurban (10 Zulhidjdjah).
f. Aidil Fitri (1 Sjawal).
g. Tahun baru (1 Muharram).
Kesimpulan :
Segala upatjara tersebut telah ber-abad2 dimuliakan
oleh ummat Islam sedunia, ialah sebagai air jang mengalir
dari satu sumber, jaitu sjahadat, kejakinan kepada Tuhan
jang Maha Esa dan ke Rasulannja Muhammad s.a.w.
II. SEMBAHJANG.
1. Permulaan masa turunnja perintahTuhan mewadjibkan
sembahjang itu, ialah pada waktu miradjnja nabi Mu
hammad s.a.w., jaitu tanggal 27 bulan Radjab, kira2
tiga tahun sebelum Hidjrah (11 tahun sesudah beliau
diangkat mendjadi Rasul).
Pada pagi2 dari malam miradj itu, malaikat Djibril
datang kepada nabi Muhammad mengadjarkan segala
aturan dan tjara2 mengerdjakan ibadat sembahjang
jang lima waktu sehari semalam. Itulah sebabnja maka
nabi mula2 sembahjang, dimulai dari sembahjang zo-
hor.
Mendidik.
Adapun perintah Tuhan dalam perkara sembahjang
ini ada dua matjam: Pertama perintah mengerdjakan; jang
kena perintah ini ialah sekalian orang jang telah dewasa,
baligh berakal (berumur kira2 15 tahun).
Kedua, perintah mendidik dan memberi peladjaran, ten
tang segala peratuarn (rukun dan sjarat) sembahjang; jang
kena perintah ini, ialah pihak bapak dan ibu, mulai da
ri umur 7 tahun, putera dan puteri, mestinja telah diangsur
memberi pendidikan dan latihan sembahjang, supaja men-
djelang umur dewasa mereka telah terdidik dan tjukup me-
>
ngerti, (jani mengerti tentang mana dan maksud dari se
gala jang dibatja dalam sembahjang itu).
2. Maksudnja sembahjang, ialah sebagai bukti tanda ich-
las mengabdi kepada Tuhan. Dengan sembahjang itu
lah Tuhan menundjukkan bagaimana kita membersih
kan djiwa, menginsjafi kesalahan diri dengan membe
sarkan nama Tuhan serta taubat dan meminta pimpin
an dan perlindungan dari padaNja.
3. Firman Tuhan: Kerdjakanlah sembahjang, sesungguh-
nja sembahjang itu mentjegahmu dari pada pekerdjaan
jang kedji dan mungkar dan ingatlah bahwa Allah itu
Maha Besar.
Maksud firman Tuhan ini ialah ibadat sembahjang itu,
djika dilakukan dengan djiwa jang insjaf dan benar2
kita menghadapkan seluruh pikiran kepada Tuhan
jang Maha Besar, sembahjang itu akan mendjadi suatu
benteng rohani dan mendjadi obat djiwa jang tentu
dapat memelihara d jasmani kita dari memperbuat se
suatu jang kedji (dosa).
4. Sekiranja kedjadian bahwa seseorang membuat dosa
djuga, sesudah ia sembahjang, maka njatalah ibadat
sembahjangnja itu belum sempurna untuk mendjadi
benteng rohaninja dan boleh diumpamakan orang itu
telah mempunjai senapang buat mendjaga dirinja, te
tapi senapang itu masih kosong, belum diisi dengan pe-
lornja.
5. Perbedaan antara Rukun dan Sjarat sembahjang:
a. Rukun ialah niat dan segala batjaan serta perbuat
an jang dilakukan dalam sembahjang, jaitu: 1. ber
diri, 2. meniatkan didalam hati, sembahjang ma
na jang dikerdjakan, 3. membatja takbir, 4.
membatja fatihah, 5. rukuk, 6. bangun dari ru
kuk (itidal), 7. sudjud dua kali, 8. duduk dian-
tara dua sudjud, 9. duduk tasjahhud achir, 10.
tasjahhud achir, 11. selawat, 12. salam, dan
13. tertib.
16
6. Sjarat sembahjang ialah persiapan sebelum sembahjang
itu jaitu:
1. Berudhu dan sutji dari hadast besar.
2. Sutji badan, pakaian dan tempat dari pada nadjis.
3. Menutup aurat (aurat laki2 antara pusat dan lutut,
aurat perempuan seluruh tubuh, ketjuali muka
dan telapak tangan).
4. Masuk waktu sembahjang.
5. Menghadap qiblat.
6. Diwaktu musjafir boleh mendjamak sembahjang,
artinja mengumpulkan sembahjang lohor dengan
asar dan sembahjang magrib dengan isja dan bo
leh pula mengqashar artinja sembahjang jang mes-
tinja empat rakaat dikerdjakan dua rakaat sadja.
MESDJID SEBAGAI RUMAH SUTJI.
7. Mesdjid dan lain2 tempat sembahjang dibangunkan
oleh umat Islam dengan hati sutji dan pengorbanan
jang ichlas. Mesdjid itu adalah sebagai rumah sutji dan
ia merupakan lambang kebudajaan Islam pada tiap2
negeri.
Mesdjid jang pertama didalam dunia Islam, ialah mes
djid Qubaa, jaitu kampung (kota ketjil) jang tiada berapa
djauh dari kota Medinah. Mesdjid itu dibangunkan oleh Na
bi waktu berhenti disitu selama 22 hari, sebelum masuk
kota Medinah; jaitu pada waktu mulai hidjrah. Mesdjid Qu-
baa jang pertama itu sangat sederhana, tiangnja dari batang
kurma, atapnja dari daun kurma, tetapi didirikan diatas
sendi jang amat kuat, jaitu: Rasa Taqwa kepada Allah. Sam
pai sekarang Mesdjid Qubaa tetap mendjadi perhatian umat
Islam. Para pengundjung kota Madinah merasa belum puas
kalau belum berkundjung ke Mesdjid Qubaa jang bersedja-
rah itu. Selain dari memperhatikan mesdjid Qubaa itu,
para pengundjung dapat melihat sebuah sumur jang digali
oleh Rasulullah sendiri dahulu (1370 tahun jang silam).
Ahli-ahli tarich menjebutkan, bahwa langkah Nabi
17
membangunkan mesdjid Qubaa itu adalah salah satu dari
tiga matjam pekerdjaan penting jang dilaksanakan oleh
Nabi pada waktu mula2 mengindjakkan kakiiija ditanah
merdeka Medinah; lengkapnja sebagai berikut:
1. Mendirikan mesdjid Qubaa, sebagai simbul untuk
menegakkan sjiar agama dan pusat kesatuan um-
mat.
2. Memperoklamirkan berdirinja negara Islam, seba
gai pendahuluan perdjuangan politik, Nabi telah
membatjakan suatu pernjataan jang terdiri dari
47 pasal, memuat dasar2 politik kenegaraan.
3. Mendirikan masjarakat Islam, sebagai suatu ben
tuk bagi susunan sosial ekonomi ummat Islam, di-
mana semangat persaudaraan dan kekeluargaan
mendjadi azaznja.
Honour to Islamic Religion.
To the Islamite, Islamic religion is a sacred right,
honoured and loved more than anything else. They
will be angry and enraged if their religion is humi-
liatedor disturbed.
They honour the mosques and regard such reli-
gious placesas sacred houses" although those
sacred houses" have no beauty in appearance. Peo-
ple are not permitted to enter the mosques and
other such religious places with their shoes on.
This prohibition is not enforced by the police, but
is a prohibition bounded by the religion strongly
adhered to in the heart of every Islamite, regard-
less of sex".
Artinja: Bagi ummat Islam, agama Islam adalah
satu hak jang sutji, dihormati dan ditjintainja le
bih dari jang lain2. Mereka marah dan mata gelap,
djika agamanja dihinakan atau diganggu.
Mereka menghormati mesdjid dan memandangnja
sebagai rumah sutji, sekalipun rumah sutji itu ti-
18
dak bagus rupanja. Orang tidak boleh masuk mes-
djid dan lain2 tempat sembahjang dengan mema
kai sepatu. Larangan ini tidak dikuatkan oleh poli
si, tetapi se-mata2 larangan agama jang tetap kuat
didalam hati ummat Islam dengan tiada berbeda
laki2 atau perempuan.
8. Sembahjang Dj um' af :
Sembahjang djumat mula-mula dilansungkan oleh Na
bi bersama-sama sahabat-sahabatnja, pada tanggal 24 Rabi-
ul Awwal (24-10-622 m), jaitu pada hari pertama beliau
akan mengindjak bumi Medinah diwaktu hidjrah bersama
kaum Muhadjirin dan rombongan kaum Ansar jang datang
be-ramai2 keluar kota Medinah menjambut kedatangan Na
bi Besar itu.
Dalam negara2 Islam hari Djumat mendjadi hari besar
jang rasmi, semua kantor dan sekolah ditutup pada hari
itu. Karena hari itu disediakan oleh ummat Islam untuk
beristirahat dan mengerdjakan ibadat, pergi kemesdjid
membajar kewadjiban sembahjang Djumat, sebagaimana
hari Minggu bagi orang2 Kristen pergi ke geredja.
Segala sesuatu jang dapat disaksikan dalam perhim
punan ummat Islam sewaktu mengerdjakan sembahjang
Djumat itu, adalah membuktikan beberapa hal jang berhu
bung dengan kemasjarakatan, umpamanja:
a. . Bahwa manusia adalah sama rata semua, karena Tuhan
tidak mengizinkan adanja perbedaan tingkatan manu
sia. Semua manusia jang berhimpun itu mempunjai
hak jang sama tentang tempat ataupun hak mendjadi
imam atau membatja chotbah, asal sadja mempunjai
ketjakapan.
b. Pada hari itu bukan sembahjang sadja jang dipenting
kan, tetapi mendengar chotbah jang berisi petundjuk
dan penjedar sangat pula besar artinja.
c. Sesuai dengan adjaran nabi, adalah mesdjid itu men
djadi pusat kesatuan kaum Muslimin.
Setelah nabi wafat, chalifah2 sendiri membatja chot-
19
bah, memberi petundjuk mengenai hal2 jang meliputi
dunia achirat, politik dan sosial, penghidupan dan budi
pekerti. Dikala mendengar chotbah terasa benar oleh
kita perasaan aman damai, pendekatkan rohani kepada
Allah.
III. PUASA.
(Puasa mulai diwadjibkan pada
tahun kedua Hidjrah).
Sebulan dalam setahun, ummat Islam wadjib mendja
lankan ibadat puasa jaitu pada bulan Ramadhan.
Untuk apakah kita mendjalankan ibadat puasa itu?
Untuk melatih djiwa, mentjapai deradjat jang mulia,
ialah taqwa kepada Allah subhanahu wa taala. Dan untuk
mempertinggi tingkat budi pekerti kita serta membuktikan
bahwa hidup kita bukanlah dikemudikan oleh nafsu. Apa
bila hati dan djiwa sudah menetapkan akan berpuasa, maka
nafsu akan kalah. Disinilah terletaknja udjian. Satu udjian
jang tidak mudah ditempuh, tetapi ia wadjib didjalankan.
Dan sesungguhnja, puasa jang memberi latihan buat
manusia mengenai perasaan, adalah menimbulkan achlak
jang mulia, jang mana memberi arti bagi masjarakat dan
negara.
Mr. Kasmat:
Sebagaimana djuga halnja dengan orang bersekolah,
ia harus menempuh udjian beberapa kali. Menempuh
udjian untuk mendapat idjazah Sekolah Rakjat ada
ringan. Udjian untuk mendapat idjazah Sekolah Mene
ngah tidak begitu susah dan untuk mendapat idjazah
Sekolah Tinggi, sudah amat sukar. Ribuan dari pela-
djar jang turut udjian Universiteit, hanja satu dua sa-
dja jang lulus dengan sempurna.
Kiranja lebih2 berat dan sukar lagi untuk menempuh
udjian jang berbuah dengan suatu idjazah taqwa ke
pada Allah s.w.t., berbuah dengan memiliki budi peker
ti jang sempurna.
20
Bila kita menganggap puasa sebagai satu udjian, maka
terdapatlah dalam udjian jang bernama puasa itu bebe
rapa tingkatan pula.
Pertama: orang berpuasa menahan nafsu, menghenti
kan makan minum dan lain2.
Kedua: selain itu ia dengan sungguh2 hati mendjaga
d j angan sampai anggota2 badannja melakukan perbu
atan jang tak senonoh, mata dengan penglihatannja,
lidah dengan pembitjaraannja, telinga dengan pende-
ngarannja dan lain2.
Saat jang diliputi rasa bahagia dan gembira :
Kalau ditanjakan kepada orang jang berpuasa, mana
kah saat jang paling gembira dalam hari berpuasa? Saat itu
ialah waktu sirene berbunji menandakan waktu berbuka
sudah datang. Tetapi kegembiraan itu hanja dimiliki oleh
orang jang berpuasa sadja. Begitu pula kegembiraan hari
raja Aidil Fitri, hanja dimiliki oleh orang jang berpuasa pe
nuh sebulan, sedang bagi orang jang tak puasa, kegembira
an hanja pada lahir sadja, tetapi djiwanja merasa terpukul
dan merasa kalah dalam udjian.
Kebesaran Hari Raja :
Pada pokoknja hari raja itu sederhana sadja. Kepen-
tingannja terletak hanja pada tiga matjam:
1. Pada malam 1 Sjawal kita diutamakan banjak memba-
tja takbir, hingga pagi hari sebelum sembahjang hari
raja dimulai.
2. Umumnja kita diwadjibkan membajar zakat fitrah buat
seorang 3% kati.
3. Bahwa kita diutamakan turut be-ramai2 mengerdjakan
sembahjang hari raja, selaku tanda sjukur karena iba
dat puasa kita sudah ditunaikan dengan selamat.
Akan tetapi kebesaran hari raja itu djauh lebih hebat
dan banjak simpang siurnja.
Setelah Indonesia merdeka, maka hari raja merupakan
suatu hari nasional Indonesia.
Beberapa hari sebelum hari raja, masjarakat mulai si-
21
buk dengan persediaan2, roda ekonomi berputar dengan tje-
pat, lebih2 perdagangan bahan pakaian.
Kaum buruh mendesak kepada madjikannja supaja
hadiah lebaran segera diberikan. Kaum madjikan pusing
memikirkan bagaimana akan memberikan hadiah lebaran
kepada buruhnja.
Kementerian Perburuhan dan Kemakmuran memikul
beban jang berat, karena soal djaminan pada kaum buruh
dan pegawai2 negara berhubung dekatnja hari lebaran.
Begitulah kebesarannja hari raja.
IV. ZAKAT.
(Zakat mulai diwadjibkan pada
tahun kedua Hidjrah).
Satu diantara rukun Islam ialah membajarkan zakat,
baik harta ataupun zakat diri.
Zakat sesungguhnja adalah padjak jang mesti dibajar
oleh seorang kaja untuk disumbangkan kepada masjarakat
guna mendjamin kesedjahteraan umum, terutama kaum
miskin dan jang berhak menerimanja.
Maksud zakat menurut sabda nabi besar Muhammad
s.a.w. adalah:
Supaja memungut harta benda dari orang kaja dan di
berikan kepada orang miskin.
Njatalah bahwa zakat itu adalah pungutan dari harta
sebagai padjak sebanjak 2V2 % dari harta perniagaan.
Hasil dari pemungutan zakat itu disimpan didalam Bai-
tul Maal untuk keperluan sosial dengan tjara jang teratur
guna meratakan persamaan memiliki harta benda jang di
dapat untuk kesedjahteraan dan kepentingan bersama da
lam masjarakat hidup.
Siapakah jang berhak menerima zakat?
Menurut jang tersebut dalam Quran, zakat itu diberi
kan atau dipergunakan untuk delapan golongan; jaicu: fa
kir, miskin, amil (orang jang bekerdja mengurus, memu
ngut dan mem-bagi2kan zakat itu kepada jang berhak mene-
22
rimanja), muallaf (orang jang baru masuk Islam), firriqaab
(untuk penebus atau memerdekakan budak belian), qharim
(orang jang terlibat dalam hutang, baik hutang sendiri atau
hutang untuk umum), sabilillah (untuk membelandjai ten-
tera jang tidak bergadji atau untuk keperluan sjiar atau ke
besaran agama Islam), ibnusabil (orang jang sedang keha
bisan ongkos perdjalanan).
Njatalah peraturan diatas amat luas untuk mentjipta-
kan kesedjahteraan sosial.
Pendirian rumah miskin, rumah pemeliharaan anak
jatim, rumah sakit, rumah bagi kaum buruh, fonds untuk
pengangguran, bentjana (gempa bumi atau kebakaran), ada
lah sebahagian dari rentjana pemungutan zakat.
Pada zaman chalifah tjara pembahagian hasil zakat itu
tidak hanja mengadakan distribusi setjara sosial, bahkan
dilakukan tjara bentuk jang collektif.
Kapitalisme tidak dibenarkan oleh Islam.
Islam mengadakan dua pukulan jang hebat atas sistem
kapitalisme sampai ke-akar2nja.
Pertama, melarang adanja riba dalam djual beli atau
hutang piutang. Riba adalah suatu tjara jang berbahaja dan
merusak masjarakat, karena riba itu menternakkan uang
atau melipat gandakan pokok hutang sampai beberapa ba-
rijak dengan waktu jang tidak terbatas, sehingga mendj adi
beban jang berat sekali bagi sipemindjam, menjebabkan ia
djatuh bangkrut, melarat djiwa raganja. Riba adalah meru
pakan satu alat jang berbahaja, menindas keadaan sosial,
jang langsung menentang djiwa sosial Islam jang berdasar
kan atas kesedjahteraan masjarakat pergaulan bersama.
Sebab itu Allah melarang riba itu dengan tegas, sebagaima
na tersebut dalam Al Quran:
Hai orang2 jang beriman! Djanganlah kamu memakan
riba berlipat ganda. Takutlah kepada Allah, agar kamu
mendjadi orang jang berbahagia.
Kedua, Islam tidak mengizinkan seseorang menimbun
harta ber-lebih2an. Tersebut didalam Qurari demikian:
Barangsiapa jang menimbun harta, tidak dipergunakan
23
untuk d jalan Allah, maka ia akan mendapat siksaan
jang amat pedih.
Dan nabi Muhammad s.a.w. menegaskan pula dalam
sabda :
Barangsiapa mempunjai hewan untuk pengangkutan
dan lebih dari keperluan jang mesti dipergunakan, hen
daklah hewan itu diberikan kepada jang tidak mempu-
njainja. Dan barang siapa jang ber-lebihan rezekinja,
hendaklah ia berikan kepada orang lain jang tidak
mampu.
Begitulah adjaran Islam, dengan tjara sukarela meno
long saudaranja jang tidak mampu, menundjukkan kemu
rahan hati kepada sesama manusia dan mendirikan rumah2
perguruan dengan merasa berkewadjiban dan dilakukan de
ngan tulus ichlas.
Islam mengakui milik perseorangan.
Menurut hukum Islam, tiap2 orang dapat merasakan
hasil jang didapatnja dengan tenaga atau tjutjur keringat-
nja, ia dapat memiliki harta bendanja untuk keperluan hi-
dupnja. Tetapi Islam tidak mengizinkan seseorang me-nim-
bun2 harta ber-lebih2an.
Tidak dapat dibantah lagi sebagai kenjataan, bahwa
kepentingan perseorangan itu merupakan suatu sendi kema-
djuan masjarakat. Hanja sadja wadjib mengeluarkan zakat
dan djangan me-nimbun2 harta sebagaimana tersebut dalam
Al Quran dan sabda rasul.
Peraturan zakat:
Adapun harta jang wadjib dizakatkan ada 5 matjam:
1. Harta perniagaan.
2. Harta simpanan dari emas perak dan uang, ketjuali ba
rang pakaian.
3. Hasil bumi jang mendjadi makanan pokok seperti padi
atau gandum.
4. Hasil tambang termasuk harta terpendam.
5. Binatang piaraan jang lepas dipadang rumput.
Sjarat2 wadjib zakat.
Bagi harta perniagaan dan harta simpanan:
a. Islam, b. Tjukup nisab, 3 Genap setahun.
Zakat perniagaan :
Pedagang ketjil ataupun pedagang besar hendaklah
mengadakan perhitungan sekali setahun untuk menaksir
semua harta barang2 perniagaannja. Apabila tjukup djum-
lahnja senisab zakat (60 rupiah) atau lebih, maka wadjiblah
dikeluarkan zakatnja 2Y2 %.
Djadi kalau barang perniagaan sedjumlah:
f 60. zakatnja 2XA%, jaitu dikeluarkan f 1,50.
f 100. .2%%, / 2,50.
/ 1000. 21/2%, / 52,
Demikianlah seterusnja perhitungan zakat harta perni
agaan.
Zakat emas dan perak jang dalam simpanan:
Nisab emas mulai dari seberat 96 gram.
perak 672
Dari djumlah tersebut dikeluarkan zakatnja 2V2%, jai
tu menurut harga pasaran (perniagaan). Adapun barang
emas dan perak jang mendjadi perhiasan (pakaian) tidak
diwadjibkan zakat padanja.
Zakat padi:
Nisab padi mulai dari 2250 kati (22 pikul kati) sama
dengan 600 sukat. Dari djumlah tersebut dikeluarkan zakat
nja 10% pada waktu menjabit.
Zakat hasil tambang :
Adapun hasil tambang jang berupa emas dan perak,
wadjib dikeluarkan zakatnja ketika itu djuga sebanjak
2V2 %.
Zakat harta terpendam:
Apabila seorang mendapat harta (emas dan perak) jang
disimpan dalam tanah oleh orang purbakala dan tjukup ni-
sabnja, maka wadjib dikeluarkan zakatnja ketika itu djuga
sebanjak J/ v dari -padanja:
25
Zakat fitrah:
Seorang wadjib mengeluarkan fitrah dirinja sendiri,
,anak2nja, isterinja, anak buahnja dan segala jang mendjadi
kewadjibannja dari keluarganja jang muslimin.
Zakatnja ialah dari barang makanan dalam negeri me
reka seperti beras. Buat tiap2 orang 3% kati beras dan bo
leh djuga dengan uang seharga beras itu.
Sunat membajarkan fitrah sebelum orang sembahjang
hari raja, tetapi boleh pula didahulukan mulai awal Rama
dhan.
KESEDJAHTERAAN SOSIAL
Dari buku Dasar Ekonomi dalam Islam
halaman 120 dan 121 oleh Z. A. Ahmad.
Menundukkan ekonomi, kebawah hukum masjarakat,
adalah suatu prinsip jang sangat penting dimasa ini. Prinsip
ini ditetapkan oleh Islam dengan suatu instruksi Tuhan ke
pada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Kepala Negara Islam
dalam surat Taubat ajat 103:
Ambillah dari harta mereka akan sedekah untuk men-
sutjikan dan membersihkan mereka".
Didalam ajat jang lain Tuhan berfirman:
Dan memang dalam harta mereka terletak hak jang
dipastikan untuk orang8 jang membutuhkan dan jang
tidak berpunja".
Maka konsekwensi dari prinsip ini Tuhan berfirman
lagi:
Dan mereka harus sanggup menderita karena mengu
tamakan keperluan orang lain, sekalipun mereka ka
rena itu dalam kesusahan".
Pengakuan hak milik sebagai pokok pendirian ketiga
jang sudah kita terangkan, haruslah ditundukkan, seku-
rangnja disesuaikan kepada prinsip ini, ialah mengutama
kan kepentingan masjarakat. Bukan sadja sebagai hak atas
kasab (hasil2 usahanja), tetapi djuga sebagai milik atas infaq
(mempergunakan hasil2 itu). Keduanja haruslah diselaras-
26
kan dengan kesedjahteraan sosial dan kemamuran niasja-
rakat seluruhnja.
Prinsip ini adalah didirikan atas lima pokok:
I. Masjarakat berhak menguasai atas produksi jang
penting, jang termasuk didalam bahagian kasab (pro*
duction). Qadhi Abu Jusuf menerangkan dalam buku-
nja Charadj tentang pemasukan uang Negara.
Dibaginja kepada tiga matjam sumber keuangan:
1. Chumusul ghanaim, terbagi kepada: 1. harta ram
pasan dari musuh, termasuk didalamnja perusa
haan2 penting (vitaal bedrijf) alat-alat sendjata
dan harta benda jang lain. 2. perusahaan tamban*.
3. harta2 simpanan jang tidak diketahui siapa jang
punja. 4. barang2 emas dan perak (rikaz). 5. ha
sil2 lautan (batu2 berharga, garam, minjak anbar,
dan lainnja).
Didalam bagian ini, Negara mempunjai kekuasaan jang
sepenuhnja untuk memiliki, mempersewakan atau
membagi-baginja kepada rakjat.
II. Charadj, pemungutan padjak terbagi atas:
1. tanah-tanah rampasan dari musuh, a. memperse-
wakannja (taqbilul ardhi) b. membagikannja men-
djadi milik perseorangan (qathai) c. meupahkannja
(mawatul-ardhi).
2. padjak-padjak diri (djizjah).
3. tjukai-tjukai atas barang-barang (usjur).
Dalam bagian ini, Negara berkuasa memungut hasil
atas padjak.
III. Shadaqaaf, pembajaran zakat dari kaum Muslimin:
1. zakat harta kekajaan (nuqud) 2. zakat hewan (an-
am) 3. zakat perdagangan (tidjarah) 4. zakat per
tanian (ziraah).
Dalam bagian ini, Negara mengambil dari kaum Musli
min akan tiap-tiap zakat menurut ketentuan (nishab), jang
berlainan satu dengan lain. Selain dari itu ada lagi zakat diri
- 2 7 -
(fitrah), jang harus ditunaikan setiap tahun pada waktu hari
raja Fitrah (habis Puasa).
Sekianlah pokok uang masuk bagi Negara Islam. Ter-
njata bahwa Negara ada mempunjai hak untuk menguasai
serta memungut hasil dari pekerdjaan manusia, dengan dja-
lan pemungutan padjak (charadj) atau pembajaran sadaqah
(zakat).
II. Masjarakat berhak mengatur djalannja pemakaian hasil
tenaga manusia (dilapangan infaq, (distribution). Seba
gai imbangan terhadap mengusahakan, maka terhadap
memakainja masjarakat dapat pula menguasai dan
mengaturnja,
Djika usaha2 pemasukan barang2 bagi seseorang sudah
ditetapkan dasar2nja, maka untuk pengeluaran barang2 di
beri pula batas2nja. Islam bukan sadja mementingkan soal
,,kassab sebagai usaha memperbanjak ekonomi, tetapi dia
lebih mementingkan pula akan infaq untuk mengatur
tjara menggunakan barang2 itu dengan sebaik-baiknja. Da
lam menentukan infaq kepentingan masjarakat dan ke
Agamaan harus diletakkan sebagai tudjuan jang pertama.
V. HADJ DJ I.
Ibadat Hadjdji mulai diwadjibkan Tuhan pada tahun
kelima Hidjrah.
Kewadjiban mengerdjakan ibadat hadjdji itu hanja se
kali seumur hidup dan jang wadjib mengerdjakannja ialah
orang jang balig-berakal, mampu, tjukup hartanja buat ong
kos pulang pergi, ongkos dirumah tangga jang ditinggalkan-
nja dan badannja sehat serta aman perdjalanan.
Panggilan Tuhan untuk berhimpun ke Padang Arafah
hanjalah terhadap orang jang mampu sadja. Tetapi umum-
nja ummat Islam merasa rindu dan ingin hendak pergi ke
Mekkah menunaikan panggilan Tuhan.
1. Waktu mengerdjakan ibadat hadjdji, ialah mulai dari
tanggal 9 sampai tanggal 13 bulan Zulhidjdjah.
2. Tempat2 jang terpakai dalam mengerdjakan amal2
28
hadjdji ada 4, jaitu: 1 kota Mekkah, tempat Tawaf dan
Sai, 2. Arafah, tempat Wuquf pada tanggal 9 Zulhidj
djah, 3. Muzdalifah, tempat bermalam pada malam
ke 10 Zulhidjdjah, 4 Mina, tempat bermalam pada ma
lam ke 11, 12, 13 Zulhidjdjah.
3. Beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum bulan
Zulhidjdjah, ratusan ribu ummat Islam telah berkum
pul dikota Mekkah. Mereka datang dari segenap pen-
djuru dunia, dari pelbagai bangsa dan bahasa, ber-lain2
pakaian dan adat lembaga mereka.
Akan tetapi dalam segala matjam perlainan dan perbe
daan itu, mereka semua tergabung dalam satu hasrat
dan satu niat, ialah sama2 datang menunaikan panggil
an Tuhan; serentak mereka dalam seruan djiwa jang
tunggal: Labbaika Allahumma labbaika Inilah
aku, hai Tuhanku, inilah aku memenuhi panggilan-
mu.
4. Pada tanggal 9 Zulhidjdjah semendjak pagi, seluruh-
nja ummat laki2 perempuan telah berangkat menudju
Padang Arafah. Semua laki2 memakai seragam pakai
an jaitu hanja dua lembar kain jang lepas (tidak didja-
hit). Itulah perintah Tuhan jang njata untuk mentjer-
minkan bahwa semua ummat pada beberapa hari itu
mesti sama rata, tidak berbeda antara jang kaja de
ngan jang miskin, antara pegawai tinggi dengan rakjat
djelata, agar semua insjaf dan merasa suatu persatuan
bathin jang mendalam.
Memang disanalah tertanamnja bibit persaudaraan
antara kaum muslimin. Disanalah tumbuh rasa persatu
an jang hakiki.
Maka disana nampaklah kebenaran firman Allah jang
ditudjukan kepada rasulullah dan ummatnja:
Dan sesungguhnja ummatmu ini adalah ummat
jang satu dan Akulah Tuhanmu, oleh karena itu
tunduklah kamu kepadaku".
Maka adalah ratusan ribu ummat Islam pada hari ini
diliputi oleh suasana persatuan lahir bathin; djiwa
mereka diikat oleh tali Allah, jaitu rasa taqwa kepada
Jang Maha Esa, rasa uehuwaah dan mahabbah sesama
ummat Islam dari seluruh dunia.
5. Setelah tergelintjir matahari pada tanggal 9 Zulhidj-
djah selesailah salah satu rukun hadjdji jang dinamai
Wuquf di Padang Arafah.
Kemudian djemaah hadjdji jang merupakan lautan ma
nusia itu mulai bergerak akan berangkat menudju satu
tempat jang disebut Muzdalifah, dimana orang me
nunaikan wadjib hadjdji pada malam ke 10 Zulhidj-
djah, jaitu bermalam disana meskipun sebentar pada
lepas tengah malam (liwat pukul 12 tengah malam).
6. Pada tanggal 10 Zulhidjdjah, sekalian djemaah hadjdji
itu telah berhimpun pula disatu tempat lain jang ber
nama Mina jaitu untuk menunaikan wadjib hadjdji.
Mereka tinggal ditempat itu (Mina) sampai tanggal 13
Zulhidjdjah, karena tiap2 hari (10, 11, 12, 13) melaku
kan wadjib hadjdji.
Setelah selesai semua, maka pada tanggal 13 mereka
berangkat kembali kekota Mekkah, untuk mengerdja-
kan rukun hadjdji jang belum dikerdjakan ialah Ta
waf Sai dan bergunting, dengan itu selesailah ibadat
hadjdji.
Sembahjang hari raja hadjdji.
Serentak dengan ratusan ribu ummat Islam mengerdja-
kan ibadat hadjdji ditanah Mekkah, ratusan djuta ummat
Islam diseluruh dunia menunaikan sembahjang hari raja
dilapangan terbuka, dalam kumandang takbir dan tahmid,
membesarkan sjiar agama Allah jang maha sutji.
Sembahjang hari raja hadjdji, mulai diandjurkan oleh
Nabi, pada tahun ke 2 Hidjrah.
Djiwa berdisiplin berdasar ke-Tuhanan.
Hari raja hadjdji dinamakan Aidil Qurban. Sebenarnja
hari raja Qurban itu mengandung pengertian jang dalam
tentang pengorbanan. Pengorbanan sutji untuk keperluan
30
sutji dan. dengan, niat hati jang sutji.
Ingatlah akan kissah udjian pengorbanan jang berlaku
atas dirinja nabi Ibrahim dan seorang puteranja nabi Ismail.
Tidak dapat menggambarkan bagaimana hebatnja per-
djuangan bathin jang dialami oleh nabi Ibrahim tatkala ia
menerima perintah Tuhan dalam wahju, bahv/a ia harus
mengorbankan puteranja, seorang muda remadja, nabi Is
mail.
Perdjuangan bathin menghadapi pilihan jang berat,
antara perasaan tjinta kepada anak jang disajangi atau ke-
wadjiban sutji jang harus didjalankan, mengorbankan anak
jang ditjintai itu. Keputusan jang berat telah diambil. Pilih-
annja d jatuh kepada jang kedua.
Bertanja ia kepada sang putera:
Wahai anakku, sesungguhnja aku melihat dalam mim
piku, bahwa aku harus mengorbankanmu. Apakah penda-
patmu tentang itu?
Dengan tegas dan tangkas pemuda Ismail mendjawab:
Djanganlah bapaku ragu2. Perintah Tuhan harus ber
laku. Wahai ajahku. Djalankanlah apa jang diperintah
kan kepada ajahanda. Insja Allah ajahanda akan melihat
bahwa aku adalah salah seorang dari mereka jang tabah ber
hati badja. ;
Maka tatkala pisau tadjam diletakkan oleh nabi Ibra
him keleher puteranja jang menundjukkan kedua ajah dan
anak telah siap sungguh2, sibapa dengan ichlas memberi
korban, siputera rela pula akan mendjadi korban, maka
Tuhan dengan memandang ketulusan hambanja itu, ke-
dua2nja dibebaskannja dari pengorbanan jang besar itu dan
digantikan dengan pengorbanan seekor hewan.
Sesungguhnja inilah udjian jang njata. Kami tebus
puteranja itu dengan seekor kambing. Dan kami ting
galkan sebutannja jang baik bagi orang2 jang kemu
dian". (Firman Tuhan).
Demikian udjian keteguhan iman jang amat tinggi jang
ditempuh oleh nabi Ibrahim dan nabi Ismail.
Kalau nabi Allah Ibrahim memperlihatkan keichlasan
I
31
memberi korban, maka nabi Ismail mentj ontohkan keredha-
an dirinja mendjadi korban.
Demikianlah tjontoh djiwa jang berdisiplin tahan udji
dan tak ada taranja. Djiwa jang mendjelmakan pahlawan
sedjati, jang dapat mengangkat derdjad Nusa dan Bangsa,
dapat mengatasi segala matjam rintangan dan kesukaran.
Djiwa jang berdisiplin itulah jang akan mendapat keme
nangan.
Ia tidak gentar menghadapi antjaman atau gertakan.
Kisah udjian pengorbanan dinegeri kita telah terdjadi ber
ulang2.
Tetapi dikala menempuh udjian pengorbanan selama
5 tahun jang achir, ada ratusan ribu kaum bapa, ratusan
ribu dari kaum ibu jang telah mengichlaskan anak2 mereka
berangkat kemedan perang melakukan kewadjiban sutji,
mempertahankan kemerdekaan bangsa dan tanah air.
Dan sesungguhnja udjian pengorbanan itu bukan sa-
dja berlaku pada pengorbanan benda, tetapi djuga pada
pengorbanan perasaan, karena dalam saat jang sulit atau
dalam masa pembangunan, haruslah orang rela pula me
ngorbankan perasaan, supaja kesatuan tertjapai jang se-
bulat2nja, hingga tenaga2 jang penting dapat serentak
menghadapi pembangunan.
ILMU FIQIH DAN PENGERTIANNJA.
1. Fiqih artinja ialah suatu ilmu jang menerangkan segala
hukum sjara jang diambil dari dalil2nja jang djelas.
2. Dengan ilmu fiqih kita dapat mengetahui mana jang
wadjib, jang haram, jang sunat, jang makruh, jang ha
rus. Dan dengan ilmu fiqih dapat mengetahui bagaima
na harta pusaka, mengatur perkawinan dan lain2 hu
kum jang berlaku didalam masjarakat Islam.
Usul (dasar2) Fiqih.
Adapun tempat pengambilan atau dasar2 dari fiqih ada
lah empat:
1. Kitabullah (Al Quratn).
32
2. Sunnah (Hadist),
3. Idjma.
4= Qiaas.
KitabuEiah.
Kitabullah ialah Kalamullah jang diturunkan kepada
nabi Muhammad dengan perantaraan wahju.
Kitabullah (Al Quran) itu menerangkan segala keperlu
an manusia, tak ada sesuatu aturan jang dikehendaki um-
mat jang tidak terdapat pokoknja didalam Al Quran.
Assunnah.
Perkataan Assunnah ialah nama bagi:
a. Sabda nabi, b. perbuatan nabi dan c. ketetapan
nabi, artinja nabi tidak menegur sesuatu pekerdjaan jang
dikerdjakan oleh seseorang sahabat, d. amalan sahabat
jang dianggap berasal dari keterangan2 jang diterimanja
dari nabi s.a.w.
AE Sdjma'.
Sahabat nabi (Chulafaur Rasjidin) senantiasa mengada
kan persidangan sahabat dan para ahli Hadist untuk merun
dingkan sesuatu masalah jang telah terdjadi, sedang mas
alah itu belum ada hukumnja jang tepat dalam Kitabullah
dan Sunah.
Putusan jang diambil oleh persidangan2 itu dengan
suara bulat dinamai Idjma.
Idjma itu ialah: persesuaian segala mudjtahidin dise-
suatu masa sesudah Rasul atas sesuatu hukum agama.
Al Qiaas.
Dimasa sahabat, Qiaas itu diartikan:
Mengembalikan sesuatu kepada sjara Qaidah sja-
ra jang umum dan kepada ilat2 jang lekas dipahamkan dan
tak diperselisihkan lagi.
Para ahli Hadist jang paling terkenal.
1. Malik bin Anas (75 179 h), wafatnja di Madinah, se-
33
orang maha guru dalam fiqih dan hadis.
2. Al Buchary (174 256 h), pengarang dan maha guru
dalam ihnu hadist.
3. Muslim (204 261 h), maha guru dalam ilmu hadist.
4. Abu Daud (203 275), pengarang dan maha guru da
lam ilmu hadist.
5. Attarmidhy (200 279), pengarang dan ia terkenal ba-
njak apalan dalam ilmu hadist.
6. Annasaaij (215 313), pengarang dan banjak apalan
dalam ilmu hadist.
PENGERTIAN HUKUM.
1. Wadjib, artinja sesuatu jang diperintahkan Tuhan dan
mesti dikerdjakan, siapa jang tidak mengerdjakan ber
dosa.
2. Wadjib ainy (perdhu ain), jaitu segala rupa amal jang
dituntut kepada masing2 persoon mesti niengerdjakan-
nja. Tiada terlepas seseorang itu dari tuntutan, djika
ia sendiri tidak menunaikan kewadjibannja, tak dapat
digantikan oleh orang lain, seperti: sembahjang, puasa,
zakat dan sebagainja.
3. Wadjib kifaij (perdhu kifajah), jaitu segala amal jang
diperintahkan mengerdjakannja kepada umum, apabi
la dikerdjakan oleh seorangjsadja sudah memadai, teta
pi djika tidak ada seorang djuga jang mengerdjakan,
semuanja berdosa, seperti menjembahjangkan orang
mati dan lain2.
4. Sunat, artinja suatu amal jang diandjurkan oleh aga
ma, supaja dikerdjakan, tetapi bukan berupa perintah
jang mesti dikerdjakan, siapa jang mengerdjakan dapat
pahala dan orang jang tidak mengerdjakan tiada
berdosa, seperti sembahjang hari raja dan lain2.
5. Haram, artinja perbuatan jang dilarang keras oleh Tu
han, siapa jang mengerdjakannja berdosa besar seperti
zina, mentjuri, membunuh orang dan lain2.
6. Makruh, artinja perbuatan jang diandjurkan oleh aga-
34
ma supa j a ditinggalkan (tidak dikerdj akan), tetapi dji-
ka dikerdjakan tiadalah berdosa, seperti sembahjang
diatas tempat, atau tikar jang asalnja dari rampasan
(ditjuri).
7. Mubah (harus), artinja perbuatan jang boleh dikerdja
kan dan boleh pula tidak dikerdjakan.
MADZHAB JANG BERKEMBANG ADA EMPAT, jaitu
HANAFY, MAL1KY, SJAFI'Y dan HAMBALY.
1. Madzhab Hanafy dibangunkan oleh Imam Abu Hanifah
(80 h 150 h), mula2 dikota Kaufah, Mesopotamia, se
karang dianut oleh kebanjakan bangsa Mesir, Turky
dan India (767 m).
2. Madzhab Maiiky, dibangunkan oleh Imam Malik (93
179 h), mula2 dikota Madinah, kemudian Afrika dan
Buchara (795 m).
3. Madzhab Sjafi'y dibangunkan oleh Imam Sjafiy (150 h
204 h), mula2 dikota Mekkah, kemudian di Bagdad
jang dinamai madzhab Qadim Sjafiy dan sesudah itu di
Mesir jang dinamai madzhab Djadid Sjafiy dan seka
rang berkembang di Indonesia (764 m).
4. Madzhab Hambaly dibangunkan oleh Imam Ahmad ibn
Hambal (164 h 241 h) mula2 dikota Bagdad, sekarang
dipegang oleh keradjaan Saudy di Nedjad dan Hidjaz
Arabia (885 m).
TINGKATAN MASA PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM.
Menurut pemeriksaan para ahli sedjarah, perkembang
an agama Islam telah melalui beberapa periode:
1. Periode Rasulullah.
2. Chulafaa Rasjidin.
3. Tabiien (murid2 dari Chulafaa Rasjidin) dima-
sa Banie Umayah.
4. Imam2 Mudjtahidin, dipermulaan masa Banie
Abbas
Taqlid. 5.
35
6. Periode Kesedaran.
I. PERIODE RASULULLAH.
Pada masa Rasulullah s.a.w. masih hidup, ummat Islam
selalu bertanja kepada beliau sendiri dan nabi mendjawab
segala pertanjaan orang dengan petundjuk wahju jang di
turunkan kepadanja (Al Quran).
Apabila ada satu pertanjaan jang belum ada wahju
berhubung dengan soal itu, beliau belum mau mendjawab
pertanjaan itu dan menantikan wahju dari Tuhan, karena
beliau tidak boleh mendjawab dengan pikiran sendiri.
Maka semasa hidup Rasulullah tidak ada terdjadi per
tikaian apa2 dalam paham agama dan persatuan ummat sa
ngat kuat lahir bathinnja.
Dan Rasulullah senantiasa menjuruh menuliskan tiap2
wahju jang beliau terima, jaitu jang disebut ajat2 Quran.
Di antara penulis wahju itu tertjatat nama Zaid bin Stabit.
Dan puluhan orang sahabat jang mengapalkan seluruhnja
wahju (al Quran) itu, sehingga semua isi Al Quran terpeli
hara.
Kebudajaan.
Dalam kebudajaan, Nabi menggiatkan mempeladjari
bahasa asing, guna memudahkan perhubungan keluar dan
penterdjemahan.
Dan dalam kenegaraan, dimasa hidupnja, Nabi telah
sempurna membentuk Negara Baru jang pertama dalam ri-
wajat Dunia ialah Negara Islam. Didalam Negara Islam jang
baru itu tidak dibedakan antara kaum muslimin dan penga
nut agama lainnja didalam segala hak-hak kewarga-negara-
an. Semuanja mempunjai hak dan kedudukan jang sama,
biar dia beragama Islam, maupun Nasrani, Jahudi dan lain
nja.
Peristiwa jang gilang gemilang itu, didjelaskan oleh
almarhum H.O.S. Tjokroamito dalam bukunja Tarich Aga
ma Islam5:
36
Ia (Muhammad s,a.w.) menjempurnakan dan meluas
kan hukum-hukum jang dibawa oleh Nabi Musa a.s., dan ia
telah mengadakan Keradjaan Langit jang ditjita-tjitakan
oleh Nabi Isa a.s. dengan lantaran mengangkat deradjat bu-
di-pekerti umatnja; ia telah dapat menimbulkan dan mela
kukan asas-asas demokrasi sebagai di-impi-impikan oleh
Aristoteles dan Plato. Dan buat pertama kali dalam riwajat
manusia dialah jang telah mendirikan dan memerintahkan
suatu Keradjaan (staat) jang berasaskan sosialisme jang se-
djati. Ia telah mendirikan suatu Keradjaan (staat), jang
orang penduduknja dan orang2 pemerintahnja terbebas dari
tiap2 penjakit ketjemaran budi pekerti j ialah orang2 pen
duduk jang tidak perlu memakai kekuasaan dan kekuatan
polisi buat memegang mereka didalam ketertiban, dialah
orang2 penduduk jang tidak mengandung perasaan keben-
tjian antara jang diperintah dengan jang memerintah. Se
gala pagar karena golongan (kias), keagamaan, warna kulit
dan turunan kelahiran, dihapuskanlah adanja.
Bentuk politik jang sesempurna-sempurnanja sudah di
tanam sendi-sendinja oleh Nabi dizaman hidupnja. Para sa
habat jang mengikut dibelakangnja memelihara peninggal
an jang sangat berharga itu. Dunia tetap merasa bangga
bahwa didalam seluruh sedjarahnja sudah pernah tertjatet
suatu bentukan negara jang diidam-idamkan oleh segala
manusia, biar oleh para Nabi seperti Nabi Musa dan Nabi
Isa, maupun oleh philosof2 dunia seperti Aristoteles dan
Plato, ataupun oleh seluruh rakiat jang merindukan kemer
dekaan dan keadilan.
Buat pertama-tama kali dalam riwajat manusia, ke-
djadianlah suatu ketentuan sebagai jang ditentukan oleh
Chalifah Umar (Chalifah jang kedua), bahwa gouvernement-
nja suatu negara tidak boleh disebut gouvernement jang se-
djati, kalau tiap2 orang penduduk tidak mempunjai hak
melahirkan suara, jang harus didengarkan dan harus di
perhatikan adanja. Buat pertama-tama kali didalam riwajat
dunia hak akan mendjadi Kepala Keradjaan digantinja de
ngan hak jang terdapat karena pilihan (Chalifah). Keradja-
37
an (staat) adalah genggaman sekalian orang rajat. jang se-
muanja bertaluk dan menganut satu Hukum, bukan bikin
an manusia, tetapi Hukum jang diturunkan oleh Tuhan jang
Maha Luhur, Maha Kuasa dan Maha Adil.
II. PERIODE CHULAFAA RASJIDIN.
(Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali)
1. Abu Bakar bila menghadapi suatu kedjadian jang baru,
lebih dahulu beliau memperhatikan Al Quran. D jika
terdapat didalamnja, beliau menetapkan hukum de
ngan Al Quran itu. Djika tidak terdapat didalam Al
Quran, beliau lalu memperhatikan hadist. Djika ada ha
dist, beliau menetapkan hukum dengan hadist itu. Teta
pi djika tidak ada pula hadist, beliau lalu bertanja kepa
da sahabat2 nabi. Maka apabila ada seseorang diantara
sahabat nabi jang memberi keterangan tentang putus
an nabi, beliau berpegang kepadanja.
2. Umar menuruti langkah Abu Bakar itu. Bahkan apa
bila Umar tidak mendapat hukum dari Al Quran dan
hadist, beliau menanjakan tentang pendapatan Ahu Ba
kar dan beliau amalkan, djika penetapan Abu Bakar
itu tidak ada beliau ketahui suatu jang menentanginja.
3. Usman dan Ali berlaku seperti itu djuga, semua Chu-
lafaa Rasjidin itu sangat ber-hati2 menerima riwajat
Diantar an j a ada jang menerima riwajat sesudah jang
bersangkutan itu disumpah.
Pendjelasan :
Dalam periode Chulafaa Rasjidin, apabila terdjadi so
al2 jang tidak ada nash (ketegasan) dalam Al Quran dan
Al Hadist, maka para sahabat itu mendjalankan Qias, jang
mendasarkan hukum kepada kemaslahatan dengan bersen
dikan Qaidah2 umum.
Kerapkali Abu Bakar mengadakan persidangan para
ulama sahabat untuk merundingkan soal2 jang tidak ada
ketegasan hukum didalam Al Quran. dan Sunnah.. Apabila
38
para ulama itu sepakat menetapkan suatu pendapat, Abu
Bakar langsung menghukumkan menurut pendapat jang di
sepakati itu.
Menetapkan hukum dengan persidangan itu, mereka
namai: idjma Ban rakjat diperintahkan supaja mengi
kut putusan itu.
Perlu didjelaskan bahwa tidak semuanja sahabat2 nabi
itu memegang kendali hukum, hanja jang mendjadi ahli hu
kum (ahli fatwa) ialah mereka jang dapat memahamkan Al
Quran dan Al Sunnah dengan sempurna.
Jang paling masjhur dalam periode Chulafaa Rasjidin
ini, ialah:
1. Abu Bakar Assiddiqi
2. Umar bin Chatthab
3. Usman ibn Affan
4. Ali ibn Thalib
5. Abu Musa Al Asjary
6. Abdullah ibn Masud
7. Zaid ibn Stabit.
III. PERIODE2 TABI'IEN (murid2 dari sahabat).
Setelah kendali pemerintahan dipegang oleh Bani Uma-
yah (!/4 abad jang achir dari abad pertama Hidjrah), mulai
lah gerakan para sahabat menudju keluar negeri Madinah,
mereka bertolak ke-negeri2 jang baru dibangunkan, seperti
Mesir, Mekkah, Kaufah, Syria dan lain2nja. Diibu kota2 itu
mereka mengadjarkan ilmu fiqih, meriwajatkan hadist dan
selandjutnja mengembangkan agama. Ummat Islam di-dae-
rah2 itu berdatangan ke-kota2 untuk mempeladjari hadist
dan ilmu fiqih dari sahabat2 nabi itu.
Peladjar2 (murid2 sahabat) itu dinamai Tabiien. Ba-
njak diantara mereka (Tabiien) jang kenamaan, jang ke-
pandaiannja meningkat menjamai guru, bahkan ada jang
melebihi dalam urusan dan hukum Islam.
Dalam periode ini mulai timbul perselisihan faham da
lam soal2 ketjil jang belum ada jang tegas pada periode Ra-
39
sulullah dan periode Chulafaa Rasjidin.
Adapun Tabiien jang paling terkenal memberi fatwa
dalam periode ini ialah:
1. Ibrahim Annachiy 46 96 h.
2. Saied ibnul Musajjab 13 94 h.
3. Athaa ibn Abi Rabaat 27 115 h.
4. Al Hasan ibn Jassar Al Bisjry 111 h.
5. Thaaus ibn Kaisan Al Jamany 106 h.
6. Amir ibn Sjurahbiel 19 103 h.
7. Abulchair Al Jaziny 90 h.
Akan tetapi amat sajang, fatwa2 mereka tiada dibuku
kan sebagai orang membukukan fatwa2 para mudjtahidin
jang datang sesudah mereka.
IV. PERIODE IMAM2 MUDJTAHIDIN
(Tabi' Tabi'ien).
Pada permulaan tahun 132 Hidjrah, kendali pemerin
tahan dipegang oleh Bani Abbas. Dipermulaan periode ini
bangunlah pula murid2 dari para Tabiien; mereka dinamai
Tabi Tabiien. Diantara mereka itu lahirlah imam2 mudjta
hidin jang kenamaan, ialah imam jang empat jang terus me
nerus hingga masa kita ini madzhab2nja mendapat sambut
an ramai dan dianut dengan kokoh.
Dalam periode inilah ilmu fiqih dibukukan dan ilmu
usul fiqih disusun oleh Imam Sjafiy.
Adapun titik berat dari usaha Imam2 Mudjtahidin itu
ialah menjelidiki asal2 hukum sjariat, dalam soal2 ketjil
jang tidak ada nash (ketegasan hukum) didalam Al Quran
dan Sunnah. Dalam penjelidikan itu ada kalanja pendapat
mereka tidak sama.
Pokok2 perselisihan faham mereka dalam penjelidikan
itu dapat disimpulkan dalam hal2 jang berikut dibawah ini:
1. Adakalanja nash itu tidak terang tudjuannja jang me-
njebabkan ber-lain2 faham mudjtahidin.
2. Adakalanja nash itu tidak sampai kepada sebahagian
mudjtahidin, karena itu fahamnja bertentangan de-
40
ngan pihak jang menerima nash itu.
Dalam pada itu semua mereka mengakui: Apabila te
lah sjah hadist, maka itulah madzhabnja.
Dan imam2 madzhab itu adalah harga menghargai dan
hormat menghormati faham sebelah menjebelah, tiada me-
mestikan orang mengikut fahamnja. Karena itu perselisih
an faham jang terdjadi antara mereka, tiada boleh mendja
di sebab perpetjahan ummat Islam.
Kerapkali imam madzhab itu memakai faham imam
jang lain dan biasa pula terdjadi, satu orang jang mendjadi
imam dari orang2 jang berlain madzhab, artinja perlainan
madzhab itu bukanlah mendjadi halangan dalam mendjadi
imam atau mendjadi mamum.
Dan ummat Islam tidak dipaksa mesti tetap menganut
satu madzhab sadja.
Sabda nabi :
Perselisihan faham ummatku (imam2 Mudjtahidin),
mendjadi rahmat bagi ummatku.
V. PERIODE TAOLID.
Taqlid artinja: Menerima sadja segala hukum dari se
seorang imam madzhab dan memandang segala fatwanja
seolah2 utjapan jang terbit dari nabi jang mesti diikuti sa
dja dengan tidak memakai penjelidikan lagi.
Djiwa taqlid itu mulai timbul pada permulaan abad ke
empat Hidjrah. Dari abad keabad djiwa taqlid itu semakin
merata dan keinginan menjelidiki semakin lenjap, se-olah2
orang sudah puas sekedar mendengar fatwa guru, tidak
hendak tahu tentang dalil2 atau dasar hukum dari Al Qur-
an atau Hadist. Djiwa taqlid buta itu mungkin menjebabkan
mundur pengetahuan Islam dan menimbulkan perpetjah
an jang merugikan agama dan negara sendiri.
Sedjarah membuktikan, bahwa banjak diantara ulama2
dan radja2 Islam jang menghidupi djiwa taqlid buta, guna
menetapkan pengaruh dan kekuasaan mereka sendiri. Me
reka pura2 tidak tahu, bahasa semendjak ummat. Islam di-
' _ 41
hinggapi penjakit taqlid buta itu, agama Islam menderita
kemunduran dan hilang pengaruhnja.
VI. PERIODE KESEDARAN.
Dalam abad ke 18 m, lahir seorang besar ialah Muham
mad bin Abdul Wahab dinegeri Nedjed. Beliaulah jang me
letakkan batu pertama dari kebangunan ummat Islam kem
bali dan jang mula2 menembus dinding taqlid buta. Beliau
mengatakan: Kaum Muslimin di-mana2 telah tersesat dan
telah musjrik. Kesesatan itu wadjib dibanteras dan ummat
dibawa kembali kepada tauhid jang ichlas.
Keradjaan Turky dipandangnja sebagai sumber kese
satan didalam Islam, karena radja2nja dengan dibantu oleh
ulama2 pendjilat dan penutup mata rakjat, selalu memeras
dan menekan rakjat. Karena itu keradjaan Turky merasa
kebesarannja hendak digontjang. Lalu digerakkannja sasa
ran di-mana2 menuduh, bahwa faham Muhammad bin Abdul
Wahab adalah faham jang sesat didalam Islam. Banjak be-
landja dipergunakan untuk saranan itu. Dan banjak pula
ulama rasmi diperintah mengarang buku2 untuk mentje
la kebangunan itu, sehingga kaum Wahabi dibentji betul2
oleh seluruh dunia.
Kemudian dipermulaan abad ke 19 m. timbul pula pem
bangun2 Islam jang berdjiwa besar. Diantaranja disebut
orang sebagai bapa repolusi Islam diabad ke 19 jaitu failo-
soof, politikus, Said Djamaluddin Alafghani.
Failosoof ini berpendapat bahwa membangun dan
memperbaiki kaum Muslimin dan agama Islam harus dimu
lai dari politik, karena banjak negeri2 Islam jang terdjadjah.
Maka beliau menjediakan segala sisa umurnja untuk mem
bangkitkan seluruh ummat Islam dan menanamkan sema
ngat repolusi keluar terhadap sipendjadjah dan repolusi
kedalam terhadap radja2 Tiniur jang zalimV
42
Usaha jang hidup dalam zaman Kesedaran, ialah:
a. Melepaskan faham dari belenggu ,,taqlid buta, artinja
berusaha menjelidiki dalil2 dan dasar2 hukum, sampai
bertemu dengan sumber hukum (Al Quran, Al Hadist,
Al Idjma, dan Al Qiaas).
b. Dalam kebudajaan atau kenegaraan penjelidikan djuga
dilakukan dengan saksama. Sebagai bahan2 untuk pe
njelidikan, orang tak melupakan beberapa orang philo-
soof Islam jang amat masjhur. Dari antara mereka ia
lah:
1. Al Faraby (260 339 h) (950 m), jang mengata
kan bahwa negara adalah hasil dari kecerdasan dan kebuda-
jaasi manusia, dan mereka menggambarkan adanja suatu ne
gara jang dikepalai oleh seorang philosoof" jang mempu-
njai ketadjaman otak jang luar biasa, melebihi dari segala
kawan-kawannja.
Al Faraby menggambarkan bahwa negara jang seperti
itulah jang harus kita tudju, dimana ketjerdasan dapat
mengalahkan segala kebodohan dan sanggup menghindar
kan segala kekatjauan,
2. Ibnu Siena (370 428 h.) (980 1037 m.J iang
menjatakan bahwa negara adalah berasal dari rumah tang
ga dengan sifat kekeluargaan" dan semangat ketjinfaan",
dan kemudian digabungkannja pula bentuk negara jang ha
rus dibentuk ialah suatu negara jang berdasarkan tjinta
mentjintai sebagai ibu bapa dengan anak-anaknja.
3. Ibnu Rusjd (520 595 h.) (1126 1198 m.)
mengatakan bahwa ketjintaan" dan ketjerdasan" harus
digabungkan mendjadi satu didalam pembentukan suatu ne
gara, sehingga kita sungguh-sungguh mendapat suatu ne
gara jang tinggi ilmu pengetahuannja tetapi djuga luhur
dan halus budi achlaqnja.
4. Ibnu Chaldun.
Dia mendasarkan timbulnja suatu negara sebagai hasil
dari perdjuangan dan perebutan hidup diantara manusia,
dan dia menundjukkan suatu negara jang ditegakkan diatas
43
dasar kemerdekaan" jang seluas-luasnja.
Dalam sedjarah ada disebut Zaman Realistis-Weten-
schappelijk", ialah dizaman penjelidikan didasarkan kepada
keadaan-keadaan jang njata dan berdasarkan pengetahuan.
Zaman inilah jang mendjadi puntjaknja Zaman-Keemasan
bagi ilmu politik dikalangan ummat Islam, ialah zaman Ibnu
Chaldun.
Pada masa itu beliau diikut benar12 oleh orang ramai
dan merata pengaruhnja, hingga beliau dapat menguasai
perdjalanan soal politik.
Dari satu demi satu dikeluarkannja peraturan-peratur
an jang pada kemudian hari mendjadi azas bagi ilmu po
litik".
Dengan dasar-dasar jang terang dan tegas sekali, reel
dan dengan setjara berdasarkan pengetahuan (wetenschap-
pelijk) Ibnu Chaldun memberi dasar bagi ilmu politik itu.
ILMU-ILMU AGAMA.
Jang dimaksud dengan ilmu-ilmu agama" disini ialah
segala pembahasan jang mengenai urusan2 keagamaan dari
ummat Islam. Semendjak lahirnja zaman spesialisasi" di
zaman Chalifah Mamun dari Bagdad (198 218 h), maka
para ahli dalam lapangan masing2 telah mengembangkan
pengetahuan seluas2nja. Ilmu-ilmu agama terbagi kepada 7
matjam, jang tiap2 bahagiannja mempunjai ahli dan pelo
por jang teristimewa.
1. Ilmu fiqih, ialah segala pengetahuan jang menge
nai hukum-hukum agama mulai dari soal2 ibadat (sembah-
jang, puasa, hadji d.l.l.), munakahat, (perkawinan, pertje-
raian, rudju, fasach, nafkah d.l.l.), mu'amalat, (perdagang
an, perburuhan, jajasan, pagang-gadai, d.l.l. jang bersang
kut dengan sosial ekonomi) dan djinajat, (hukum pidana
d.l.l. jang bersangkut dengan pengadilan).
Semendjak periode Tabi Tabiien, pembahasan ilmu
Fiqih sudah melahirkan Imam-Imam mudjtahid jang terbe-
44
sar, ialah Imam Abu Hanifah (pembangun mazdhab Hanafy),
Imam Malik bin Anas (pembangun mazdhab Maliky), Imam
Sjafiy, (pembangun mazhab Sjafiy) dan Imam Ahmad bin
Hambal, (pembangun mazdhab Hambaly). Sesudah mereka,
lahir lagi Imam-imam jang luas penjelidikan ilmunja.
2. Ilmu Tauhid (ilmu kalam), ialah segala pengetahu
an jang menjelidiki soal2 kepertjajaan, mulai dari soal2 ke
Tuhanan, sampai kepada soal-soal ghaib dan hari achirat.
2. Ushul Fiqih". Jang mula2 mengatur ilmu ini ialah
Al Imam Muhammad bin Idris Asj Sjafiy. Maksud ahli Us
hul dengan ilmu Ushul Fiqih ini, ialah untuk djalan bagi
penjelidik (penuntut) jang hendak mengeluarkan hukum
dari dalil2nja.
Pengertian Ushul Fiqih ialah, segala qaidah (undang2)
jang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-
nja. Dan dimaksud djuga dengan Ushul Fiqih, dalil2 fiqih,
jaitu: Kitab, Sunnah, Idjma', Qiaas.
4. Ilmu Tashawwuf, ialah segala pengetahuan jang
menjelidiki soal2 achlaq dan keluhuran budi. Dalam hal ini
terkenal pahlawan tashawwuf jang masjhur Imam Ghazali
jang dapat mendekatkan kembali ilmu kebathinan ini de
ngan kaum fuqaha dari ilmu fiqih.
5. Ilmu Hadist, jaitu segala pengetahuan iang menje
lidiki tentang sanad dan riwajat Hadist2 sampai kepada mus-
thalahnja. Dalam lapangan ilmu Hadist ini, terkenal Imam
Buchari, Muslim, Nasai, Tarmizdi, Abu Daud dan lain2nja.
6. Ilmu Quran, ialah segala pengetahuan jang menge
nai sababun nuzul (sebab turun ajat Quran), chath (tulisan)
sampai kepada tafsir Quran. Dalam hal ini muntjul Mufassir
jang pertama Ibnu Abbas, sampai kepada Razi.
7. Ilmu Bahasa Arab, ialah segala pengetahuan jang
bersangkut dengan bahasa, mulai dari soal nahu dan sha-
rafnja sampai kepada ilmu maani dan bajannja, jang semu-
anja berdjumlah 13 matjam pengetahuan.
Semua itulah ilmu jang tumbuh didalam lapangan so
al-soal keagamaan dan kebudajaan Islam.
.45
NAFSU PENOJADJAH INGIN MENUKAR
(MENGHANT JURK AN) KEBUDAJAAN"
BANGSA INDONESIA.
Dengan tidak sembuni-sembuni, tetapi dengan suara
njaring Radio Tokio, tanggal 23-5-1944 menjiarkan keselu-
ruh dunia, bagaimana tjita2 Bjepang dalam memegang ta
nah-tanah rampasannja diseluruh Asia. Diantaranja ada jang
tepat sekali mengenai kebudajaan; jaitu Prof. Dr. Enku Uno,
Professor pada Tokio-Imperial University dan pengarang
dari hal India, menegaskan dalam satu intervieuw Radio
jang dilakukan oleh Domei, bahwa sekarang ada 150 juta
rakjat taklukan Djepang jang berada didaerah Selatan; da
ri antara mereka, ada kira2 50 juta jang memeluk Agama
Budha, terutama di Indo China, Siam dan Burma; dan ada
kira2 70 juta jang beragama Islam, ialah di Indonesia dan
Malaya; dan ada kira2 20 juta jang beragama Kristen, teru
tama berada di Philipina d.1.1. tempat di Asia Timur Raja.
Segala kebudajaan jang bertjorak agama, tidak sepantasnja
lagi dibiarkan berkembang di Asia Timur Raja ini, seperti
kebudajaan Islam, Kristen atau Budha; tetapi semestinja di-
tjiptakan kebudajaan agama baru dengan satu zat jang ba
ru, menggantikan agama2 lama itu (Islam, Kristen dan Bu
dha),
Buat penutup, dia berkata: Beruntung sekali (buat Dje-
pang, pen.) bahwa penduduk2 di Asia Timur Raja ini sudah
memegang satu system buat bersama (jaitu system perham
baan kepada Tenno Heika? pen). Dan System itu, bisa di
gunakan sebagai satu pokok atau sumber untuk mentjipta-
kan satu kebudajaan agama jang baru.
Begitulah djelasnja tjita2 Djepang jang ditegaskan
oleh Prof. Dr. Enku Uno itu; jani hendak menguburkan
kebudajaan Islam, Kristen dan Budha", dan diatas kubur
an semua itu akan didirikannja kebudajaan agama baru".
Kemudian itu terdengar pula suara Admiral S. Taka-
hashi, bekas kepala agung dari angkatan laut Djepang; ia
mendjalankan pendidikan mendjadjah kepada anak2 Dje-
- 4 6 -
pang. Djiwa anak2 dikuasainja dan dipenuhinja dengan se
mangat memerangi dan menalukkan negeri orang lain; be
gini amanatnja kepada anak2: Adalah mendjadi kewadjib-
an kita, merebut kembali semua pulau2 kepunjaan kita di
seluruh Pasific serta meluaskan kekuasaan kita sampai ke*
benua Australia. Kamu sebagai generasi muda harus mem-
peladjari dan bekerdja dari sekarang, supaja kamu bisa
mendjaga keselamatan kita dimasa datang".
Begitulah tekanan imperialisme kuning terhadap Indo
nesia, sesudah 3Vfc abad dikekang oleh imperialisme putih
(barat), dan entah bagaimana pula keinginan nafsu dari im
perialisme lain sesudah Indonesia Merdeka ini.
KEBUDAJAAN, PENDIDIKAN DAN PANTJASILA.
Negara Kesatuan Republik Indonesia, didasarkan atas
lima dasar hidup jang dinamakan Pantjasila: 1. Kejakinan
pada Tuhan jang Maha Esa, 2. demokrasi, 3. Kebangsaan,
4. peri kemanusiaan dan 5. keadilan sosial. Semua dasar ini
adalah prinsip-prinsip hidup bangsa Indonesia dan telah la
ma tumbuh dalam djiwa bangsa Indonesia, dari dahulu sam
pai sekarang. Hanja belum pernah ditegaskan kemuka du
nia sebagai dizaman merdeka ini.
Pantjasila adalah sebagai mata-mata rantai-mas jang tak
dapat ditjeraikan antara satu dari jang lain. Kejakinan ke
pada Tuhan jang Maha Esa, tidak bisa dipisahkan dari pada
pengertian peri kemanusiaan, keadilan sosial, kebangsaan,
dan demokrasi. Dengan inilah Pantjasila menggambarkan
prinsip2 hidup jang berdasarkan kepada kebathinan dan
djuga kepada keduniaan.
Kebudajaan Indonesia, harus pula berdasar Pantjasila,
dan mesti terdjaga dari ratjun2 imperialisme dan terhindar
dari penjakit2 anti Tuhan. Maka pendidikan bangsa Indone
sia jang didasarkan kepada kebudajaan, dengan sendirinja
mesti pula berdasar kepada Pantjasila.
Soal jang harus djadi usaha, ialah membawa Pantjasila
mendjadi kenjataan dan didjalankan dalam praktek.
47
Hendaknja d jiwa dan budi bangsa Indonesia penuh do
ngan semangat Pantjasila, hingga Kebudajaan nasional In
donesia jang dilahirkan oleh budi rakjat, nampak bertjorak
Pantjasila; dengan begitu mungkinlah tertjapai kemurnian
Kebudajaan nasional dan djuga kemurnian Kebudajaan Is
lam.
KEBATINAN, SUMBER TENAGA
PENGGERAK DAN BENTENG PERTAHANAN.
Tidak ada sedjarah jang memungkiri, bahwa Nabi Mu
hammad s.a.w. dalam merentjanakan dan mengerdjakan pe-
kerdjaan jang berat2, semendjak permulaan sampai achir-
nja, senantiasa mendjalankan filsafat ke Tuhanan.
Hanja rasa ke Tuhanan (kebatinan) itulah jang meng
gerakkan segenap djiwa-raga dan tenaga beliau, selama
23 tahun, berkorban, berdjuang dan membangun dengan
hasil jang mengagumkan seluruh dunia.
Pada mulanja, gerakan Nabi Muhammad dapat tentang
an hebat dari kaum dan bangsanja sendiri, hingga berkali-
kali djiwa beliau terantjam namun gerakan jang telah di
mulai, setapakpun tidak mau mundur, dan tak pernah me
rasa putus asa.
Tersebut dalam sedjarah, banjak musuh2 Nabi Muham
mad jang berbalik mentjintainja dan mendjadi pendukung
atau mendjadi pelopor bagi tjita2 sutji dari Nabi Muham
mad (ke Tuhanan jang Maha Esa).
Kalau memperhatikan, bagaimana hebatnja kesulitan2
jang telah dapat diatasi oleh Nabi Muhammad, dan bagai
mana besarnja djumlah angkatan2 perang jang telah dika-
lahkannja dengan lasjkar jang sedikit tetapi berdjiwa ta
bah, dapatlah diambil kesimpulan, bahwa N. Muhammad itu
memang pilihan Tuhan, benteng pertahanannja jang tak da
pat ditembus, ialah benteng rohani (kebatinan).
48
George Bernard shaw:
NABI MUHAMMAD s.a.w.
I believe if a man like Muhammad were to assume
the dictatorschip op the modern world he would suc
ceed in solving its problems in a way that would bring
it much needed peace and happiness.
Europe is beginning to be enarmoured of the creed
of Muhammad. In the next century it may go still fur-
ther in recognizing the utility of that creed in solving
its problems".
Artinja:
Saja pertjaja, djika ada orang jang memimpin dunia
modern sekarang ini seperti Nabi Muhammad, dia tentu
akan berhasil memetjahkan masalah2 dunia jang pelik ru
mit jang dihadapinja, dengan tjara jang akan membawa
perdamaian dan kebahagiaan jang sangat dihadjatkan oleh
manusia.
Orang2 Barat dewasa ini sudah mulai memalingkan
perhatiannja kepada sjariat jang dibawa oleh Nabi Muham
mad. Mungkin dalam abad jang akan datang, orang2 Ero-
pah akan lebih berlaku djudjur mengakui kebenaran
agama Islam dalam menjelesaikan masalah2 jang sulit de
wasa ini.
RA L A T .
Pada tjetakan pertama ini ada terdapat sedikit kesalahan:
hala
man
dari
atas
TERTULIS
SEHARUSNJA
5 4 (Volks demokratie) di tiadakan
5 25 tata negara ketata negaraan
6 7 Filosoofie Falsafah
6 14 Filosoof Dascartes Filosof Descartes
6 16 berpendapatan berpendapat
6 18 Filosoofie meEsa-
kan
filosofie meng-Esakan
7 9 Malbranche
1638 1677
Malebranche ( 1638
1715)
7 17 professoor professor
8 1 Hadis Hadist
8 3 menghadapi menghadap
17 15 azaznja asasnja
35 35 Tjokroamito Tjokroaminoto

Anda mungkin juga menyukai