Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


DEMOKRASI DAN GLOBALISASI

Dosen:
Dr.Syarifuddin Abe,S.Ag.,M.Hum

DISUSUN OLEH:

F a i s a l M u h a m m a d ( 2 2 0 3 0 6 0 0 6)

J U R U S A N I L M U H A D I ST
F A K U L T A S U S H U L U D D I N D A N F I L S A F AT
U N I VE R S I T A S U I N A R NI R Y
2022
i
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah,puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya karena
kami dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini.adapun dalam penulisan makalah
ini,materi yang akan di bahas adalah “Demokrasi dan Globalisasi”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu, kami mengharapkan adanya keritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua kawan yang telah membantu
penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah yang
bersangkutan
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita mempelajari “Pancasila dan Kewarganegaraan” serta dapat digunakan
semestinya

Banda Aceh, Desember,2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………… 1


A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 1

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………….. 2


A. Pengertian Demokrasi…………………………………………3
B. Jenis-Jenis Demokrasi…………………………………………2
C. Pengertian Globalisasi…………………………………………4
D. Dampak Globalisasi Terhadap Demokrasi…………………5

BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………9


A. Kesimpulan ………………………………………………………9
B. Saran ………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
M akalah ini membahas peran dari globalisasi terhadap perkembangan
demokrasi, yang dimana apakah globalisasi mendukung atau malah
memberikan krisis terhadap perjalanan demokras i. Globalis as i disini juga
akan membahas singkat pengaruh globalisasi dibidang social dan ekonomi
dan keterkaitannya dengan kebijakan politik dalam negara modern.
D emokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana s emua w arga negaranya
memiliki hak s etara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokras i mengizinkan warga negara berpartis ipas i baik
s ecara langs ung atau melalui perwakilan dalam perumus an, pengembangan,
dan pembuatan hukum. D emokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebas an politik s ecara bebas
dan setara. D emokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip
tentang kebebas an bes erta praktik dan pros edurnya. Demokras i mengandung
makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia, Globalis as i
s ebagaimana dikatakan oleh Mansoer F akih Bagi demokras i, globalisasi
akan menyumbangkan dua sisi s ekaligus , yakni mendorong proses
demokratisasi dan sekaligus menciptakan krisis. Ketimpangan dan
menguatnya kekuatan korporas i telah menciptakan ketidak s etaraan politik,
dan karenanya menciptakan kris is demokrasi.
B .R umus an Mas alah
1. Apa yang dimaks ud dengan demokrasi ?
2. Apa yang dimaks ud dengan globalisasi ?
3. Apa dampak globalis as i terhadap demokrasi ?

C.Tujuan pembahasan
1. Agar memahani demokrasi lebih dalam
2. Agar memahami globalisasi lebih dalam
3. Mengetahu dampak globalisasi terhadap demokrasi

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas
dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap
harkat dan martabat manusia1,
Kata demokrasi berasal dari Bahasa Yunani kuno (dēmokratía) "kekuasaan rakyat”, yang
terbentuk dari (dêmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad-5 SM
untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani kuno,
Tujuan utama dari demokrasi adalah dapat menghadirkan kesejahteraan dan kemandirian
suatu bangsa. Disaat yang sama, globalisasi hadir dengan agenda utama liberalisasi dan
perdagangan bebas. Globalisasi dengan pasar bebasnya akan memberikan ruang kegiatan
ekonomi yang lebih luas dan kompotitif. Silsilah kedua sistem ini lebih memberikan suatu
harapan akan tumbuhnya perekonomian baru suatu negara menjadi lebih baik, serta
meningkatkan hak-hak individu. Olehnya itu, demokrasi akan berkembang lebih baik jika
menganut paham kebebasan dalam bernegara. Sehingga dengan pandangan ini, globalisasi
memberikan harapan bahwa demokrasi akan dapat bersinergi positif dengan kapitalisme
sebagai ekses-ekses dari globalisasi dalam lingkup kesejahteraan negara bangsa.
Dalam sejarah awal Islam, Nabi Muhammad Saw telah menjalankan musyawarah dalam
menetapkan berbagai urusan, Saat itu Nabi bermusyawarah dengan Abu Bakar dan Umar bin
Khattab. Abu Bakar mengusulkan agar tawanan itu dikembalikan kepada keluarga mereka
dengan syarat membayar tebusan. Sedangkan Umar mengusulkan agar mereka dihukum mati
agar di kemudian hari mereka tidak akan lagi menghina, memusuhi, dan menyerang Islam
dan kaum Muslimin. Dan akhirnya Nabi mengikuti pendapat Abu Bakar. Nabi juga
bermusyawarah dengan para sahabatnya mengenai apa yang harus dilakukannya terhadap
Aisyah, istrinya yang telah difitnah dan dituduh telah berbuat maksiat. Akan tetapi kemudian
turunlah ayat yang membebaskan Aisyah dari fitnah dan tuduhan palsu tersebut. Nabi juga
bermusyawarah dalam menetapkan posisi pasukan perangnya pada saat perang Uhud.
Kemudian Nabi mengikuti pendapat mayoritas ketika itu, dengan menempatkan pasukan
pada posisi yang mereka pandang tepat,

َ ‫َما تَشَا َو َر قَ ْو ٌم يَ ْبتَ ُغونَ بِ ِه َو ْجهَ هللاِ اِاَّل ُهدُوااِلَى اَ ْر‬


‫ش ِد اُ ُمو ِر ِه ْم‬

1
Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, Mencintai Bangsa dan Negara Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan
Bernegara di Indonesia, (Bogor: PT. Sarana Komunikasi Utama, 2008), hlm. 44.

2
“Tidaklah bermusyawarah suatu kaum, mereka mencari dengan musyawarah itu
keridhaan Allah, melainkan mereka ditunjuki kepada yang paling tepat bagi urusan
mereka.” (Majmu’atul Hadis ‘An-Najdiyah 182)

Hadis ini menunjukkan ketika memilih seorang pemimpin itu dengan melakukan
musyawarah karena sistem demokrasi selain kebebasan berpendapat yaitu musyawarah yang
di dalamnya melibatkan rakyat untuk mencapai mufakat.

َ‫صلُّون‬ َ ُ‫م َوي ُِحبُّونَ ُك ْم َوي‬Vُْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِخيَا ُر َأِئ َّمتِ ُك ْم الَّ ِذينَ تُ ِحبُّونَه‬
َ ِ ‫ك ع َْن َرسُو ِل هَّللا‬ ٍ ِ‫ف ْب ِن َمال‬ِ ْ‫ْن عَو‬
ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫يل يَا َرس‬ َ ِ‫صلُّونَ َعلَ ْي ِه ْم َو ِش َرا ُر َأِئ َّمتِ ُك ْم الَّ ِذينَ تُ ْب ِغضُونَهُ ْم َويُب ِْغضُونَ ُك ْم َوت َْل َعنُونَهُ ْم َويَ ْل َعنُونَ ُك ْم ق‬ َ ُ‫َعلَ ْي ُك ْم َوت‬
‫م َش ْيًئا تَ ْك َرهُونَهُ فَا ْك َرهُوا َع َملَهُ َواَل‬Vْ ‫صاَل ةَ َوِإ َذا َرَأ ْيتُ ْم ِم ْن ُواَل تِ ُك‬ َّ ‫ فِي ُك ْم ال‬V‫ْف فَقَا َل اَل َما َأقَا ُموا‬ ِ ‫َأفَاَل نُنَابِ ُذهُ ْم بِال َّسي‬
‫تَ ْن ِزعُوا يَدًا ِم ْن طَا َع ٍة‬
Artinya: Auf bin Malik berkata, "Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sebaik-baik
pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai
kalian, kalian mendo›akan mereka dan mereka mendo›akan kalian. Sedangkan sejelek-jelek
pemimpin kalian adalah kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian, kalian
mengutuk mereka dan mereka pun mengutuk kalian." Mereka berkata, "Kemudian kami
bertanya, Wahai Rasulullah, tidakkah kami memerangi mereka ketika itu?" beliau menjawab:
"Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian, tidak selagi mereka masih
mendirikan shalat bersama kalian. Dan barangsiapa dipimpin oleh seorang pemimpin,
kemudian dia melihat pemimpinnya bermaksiat kepada Allah, hendaknya ia membenci dari
perbuatannya dan janganlah ia melepas dari ketaatan kepadanya." (HR. Muslim)
Dalam hadits ini disebutkan bahwa pemimpin yang paling baik adalah yang mencintai dan
dicintai warganya. Pemimpin yang demikian adalah pemimpin yang menyadari hak dan
tanggung jawabnya. Dia menyadari bahwa rakyat telah memilihnya sebagai pemimpin,
karena itu dia menjalankan kewajibannya terhadap rakyat. Dia tidak hanya berpikir
bagaimana menarik pajak dari rakyat, tetapi juga memanfaatkan pajak itu sebaik-baiknya
untuk pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dia akan membangun
infrastruktur yang dibutuhkan seperti jalan raya, jembatan, pasar, rumah sakit, gedung
sekolah dsb.

B.Jenis-Jenis Demokrasi
Jenis-jenis demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian ada 8
macam demokrasi yang ada di masyarakat. Berikut penjelasannya.

 Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat

1. Demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya untuk


bermusyawarah dalam menentukan kebijakan umum negara.
2. Demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi jenis ini
diterapkan atas pertimbangan kenyataan suatu negara dengan jumlah

3
penduduk yang besar, wilayah yang luas, dan permasalahan yang semakin
kompleks.

 Berdasarkan Prinsip Ideologi

1. Demokrasi Konstitusional. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang


berlandaskan pada kebebasan atau individualisme. Demokrasi ini dicirikan
dengan kekuasaan pemerintah yang terbatas dan tidak diperkenankan banyak
campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya. Dalam
hal ini, kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
2. Demokrasi Rakyat. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar merupakan
salah satu jenis demokrasi yang berhaluan Marxisme-Komunisme. Demokrasi
ini menginginkan kehidupan tanpa adanya kelas sosial. Contohnya adalah
negara Korea utara dan bekas negara Uni Soviet.
3. Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang
berlaku di Indonesia. Demokrasi ini bersumber dari tatanan nilai sosial dan
budaya dengan berasaskan musyawarah untuk mufakat. Demokrasi ini juga
mengutamakan kepentingan yang berimbang.

 Berdasarkan Tujuan

1. Demokrasi Formal. Demokrasi formal adalah demokrasi yang menjunjung


tinggi persamaan dalam bidang politik tanpa adanya pengurangan
kesenjangan dalam bidang ekonomi. Demokrasi formal dianut oleh negara-
negara liberal.
2. Demokrasi Material. Demokrasi material adalah demokrasi yang fokus pada
upaya untuk menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, di mana
persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan. Demokrasi jenis ini
dianut oleh negara-negara komunis.
3. Demokrasi Gabungan. Macam-macam demokrasi selanjutnya adalah
demokrasi gabungan yang dianut oleh negara-negara non blok. Demokrasi
gabungan berada pada jalur tengah, yakni mengambil kebaikan dan
membuang keburukan dari pelaksanaan demokrasi formal dan material.

C.Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi
batas Negara.Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatanketerkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global,yang maknanya ialah
universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh
wilayah Globalisasi yang mapan,kecuali sekedar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai

4
suatu prosessosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dannegara di dunia makin terikat satu sama lain, sehingga menyingkirkan batas-batas
geografis,ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curigaterhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian
dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang lainnya seperti budaya dan agama. Theodore
Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun
1985.Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.
Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing,
namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara,
misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya halmaterial
maupun imaterial ke seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengansemakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan
status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global

D.Dampak Globalisasi Terhadap Demokrasi


Perdebatan yang muncul berkaitan hubungan globalisasi dan demokrasi bermuara pada dua
persoalan yang bertolak belakang. Pendapat pertama mengatakan bahwa globalisasi
mengancam demokrasi. Sebaliknya, pendapat kedua menyatakan bahwa globalisasi
mengembangkan demokrasi.
Untuk mengukur hal itu tergantung pada seberapa besar ruang gerak yang diberikan
globalisasi kepada demokrasi. Di sini, ada dua krite55ria yang dapat diajukan, yakni konsep
otonomi dan kesetaraan. Globalisasi akan dianggap sebagai pendorong atau penghambat
demokrasi tergantung pada apakah globalisasi mendorong terciptanya otonomi dan
kesetaraan yang lebih luas diantara individu dan masyarakat. Jika globalisasi ternyata mampu
mendorong otonomi dan kesetaraan yang lebih luas, maka globalisasi dianggap
akanmemberikan masa depan yang lebih cerah bagi demokrasi. Sebaliknya, jika globalisasi
justru menghambat kedua hal tersebut, maka globalisasi dapat dianggap sebagai ancaman
bagi demokratisasi politik
5
Menurut David Held, prinsip otonomi merupakan inti proyek demokrasi.Pandangan
mengenai negara legal demokratis adalah dasar untuk memecahkanketegangan yang muncul
antara gagasan negara modern dan gagasan demokrasi.Dalam konteks itu, demokrasi
kosmopolitan merupakan suatu konsepsi hubunganlegal demokratis yang disesuaikan secara
tepat dengan dunia bangsabangsa yangterjerat dalam jaringan proses regional dan global
(Held 1995, 145).
Ketiga konsep (prinsip otonomi, negara legal demokratis, dan demokrasikosmopolitan)
merupakan suatu kerangka kerja baru yang tidak bisa dipungkiri bagi pengembangan suatu
teori demokrasi. Jika demokrasi berarti “pemerintahan oleh rakyat”, yakni penentuan
pembuatan keputusan publik oleh anggota-anggota komunitas politik yang sama-sama bebas,
maka dasar pembenarannya terletak pada kemajuan dan peningkatan otonomi, baik bagi
individu-individu sebagai warga negara maupun bagi kolektivitas.
Held berpendapat bahwa otonomi mengandung pengertian kemampuan manusia untuk
melakukan pertimbangan secara sadar diri, melakukan perenungan diri,dan melakukan
penentuan diri. Otonomi mencakup kemampuan untuk berunding, mempertimbangkan,
memilih, dan melakukan (atau mungkin tidakmelakukan) tindakan yang berbeda baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan publik dengan memahami kebaikan demokrasi atau
kebaikan umum(Held 1995, 146).Prinsip otonomi ini mengandung dua gagasan pokok.
Pertama,rakyat seharusnya memegang peranan penentuan diri. Kedua,
pemerintahandemokratis harus menjadi pemerintahan yang terbatas, yaitu pemerintahan
yangmenjunjung tinggi kekuasaan yang dibatasi secara resmi (Held 1995, 147).
Kesetaraan merujuk pada konsepsi politik bahwa individu harus mempunyai kesamaan
politik yang setara agar proses politik berjalan demokratis. Jika kesetaraan semakin lebar,
maka proses demokratis juga akan semakin berkurang.Ketidak setaraan yang bersumber
dalam kapitalisme pasar menghasilkan ketidak setaraan yang serius dalam politik di antara
warga negara (Dahl 1998, 178).Ini terjadi karena penguasaan sumber-sumber ekonomi langka
dalam masyarakat pada akhirnya juga merepresentasi dalam bentuk penguasaan politik.
Akibatnya,orang-orang yang mempunyai kekayaan lebih akan mempunyai peluang lebih
besar untuk memengaruhi proses-proses politik. Pada akhirnya, ketidak setaraan dalam
ekonomi akan mengakibatkan ketidak setaraan politik
Dalam kaitannya dengan kedua hal ini, otonomi dan kesetaraan, tampaknya globalisasi
memberikan sumbangan yang tidak begitu bagus. Para pemikir kritis telah dengan tajam
menganalisis bagaimana globalisasi menciptakan ketimpangan dalam distribusi pendapatan,
dan karenanya memberikan kontribusinya yang buruk bagi demokrasi. Korporasi telah
muncul sebagai institusi pengendali yang dominan di planet ini,dengan yang terbesar di
antara mereka menjangkau hampir semua negara didunia dan memiliki ukuran dan kekuatan
yang lebih besar daripada kebanyakan pemerintahan. Makin lama, kepentingan korporatlah
dan bukan kepentingan manusia, yang menentukan agenda politik badan-badan negara dan
internasional meskipun realitas ini dan implikasinya sebagian besar tidak disadari.
Pelajaran yang dapat diambil dari fakta dan data di atas adalah globalisasi neoliberal ternyata
gagal menciptakan kemakmuran. Bahkan sebaliknya,globalisasi telah membuat kesenjangan
dalam hal pendapatan dan kesejahteraan semakin merosot. Bagi demokrasi, kemiskinan dan
kesenjangan dalam pendapatan akan mengurangi derajat kesetaraan politik dan otonomi
warganegara. Dengan demikian, globalisasi neoliberal lebih cenderung menciptakankrisis

6
bagi demokrasi dibandingkan dengan mendorong ke arah penciptaan demokrasi yang luas
dan stabil.
Globalisasi juga telah membuka peluang bagi munculnya kekuasaan transnasional dalam
bentuk perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi lintas batasnegara.Kekuasaan
korporasi ini melebihi kekuatan yang dimiliki beberapa Negara nasional.Mereka mampu
memengaruhi keputusan-keputusan politik Negara sehingga demokrasi tidak lagi
diorientasikan untuk kepentingan warga negara,tetapi demi kepentingan korporasi.
Meluasnya kemiskinan dan ketimpangan dalam distribusi pendapatan baik didalam maupun
antar warga negara sebagai akibat globalisasi neoliberal telahmembuat demokrasi dalam
krisis. Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa globalisasi tidak mempunyai sumbangan
apapun bagi demokrasi. Setidaknya,globalisasi informasi telah mendorong menyebarnya ide-
ide tentang demokrasi keseluruh dunia. Sementara itu, daya tahan rezim-rezim otoriter yang
menindas juga akan diuji oleh banyak tekanan internasional sebagai akibat globalisasi
informasi. Demikian juga dengan kekuatan-kekuatan nonpemerintah yang kini mulai
terlibataktif dalam mendorong demokrasi politik.Mereka mempunyai jaringan di seluruh
dunia guna saling menguatkan satu dengan lainnya.Konferensi dan seminar antar gerakan
demokrasi di seluruh dunia telah banyak dilakukan dan menjadi inspirasi bagi gerakan
demokrasi di negara-negara otoriter.
Adanya globalisasi dapat membawa dampak positif dan negatif bagi pengunanya
A.Dampak positif Globalisasi :
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
2. Mudah melakukan komunikasi.
3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi ).
4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran.
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
6. Mudah memenuhi kebutuhan.
7. peranan pelaburan asing (FDI) dalam mewujudkan pekerjaan dan
mengurangkankemiskinan di sebilangan negara.
8. peningkatan mobiliti sosial pengukuhan kelas menengah.
9. Komunikasi yang jauh lebih mudah dan juga murah.
B.Dampak negatif Globalisasi:
1. Informasi yang tidak tersaring.
2. Perilaku konsumtif.
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit.
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk.
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.
6. Kualitas alam sekitar yang semakin merosot sebagai akibat terlalu
mementingkanfaktor keuntungan.
7. Pembangunan yang tidak seimbang dan jurang perbezaan ekonomi yang
semakinmelebar antara kawasan-kawasan di sesebuah negara dan antara sektor-
sektorekonomi.
8. Pengabaian keperluan asas hidup di kalangan rakyat termiskin di banyak
negaraterutamanya negara-negara Selatan.

7
9. Modal jangka pendek yang keluar masuk pasaran seperti kilat sebagai akibat
amalan baru yang menjadikan wang sendiri sebagai komoditi keuntungan.
10. Pengangguran yang semakin memburuk dan jurang perbezaan pendapatan
yangsemakin melebar di negara-negara Utara sendiri.

8
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas
dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap
harkat dan martabat manusia
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi
batas Negara.Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatanketerkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Untuk mengukur dampak globalisasi terhadap demokrasi tergantung pada seberapa besar
ruang gerak yang diberikan globalisasi kepada demokrasi. Di sini, ada dua kriteria yang dapat
diajukan, yakni konsep otonomi dan kesetaraan. Globalisasi akan dianggap sebagai
pendorong atau penghambat demokrasi tergantung pada apakah globalisasi mendorong
terciptanya otonomi dan kesetaraan yang lebih luas diantara individu dan masyarakat. Jika
globalisasi ternyata mampu mendorong otonomi dan kesetaraan yang lebih luas, maka
globalisasi dianggap akanmemberikan masa depan yang lebih cerah bagi demokrasi.
Sebaliknya, jika globalisasi justru menghambat kedua hal tersebut, maka globalisasi dapat
dianggap sebagai ancaman bagi demokratisasi politik
B.Saran
Didalam kehudupan ini kita hrus mengetahui apa saja hak kita sebagai warga negara dan
harus tau bagaimana dampak globalisasi terhadap kehidupan warga negara.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, Mencintai Bangsa dan Negara Pegangan
dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia, (Bogor: PT. Sarana Komunikasi Utama,
2008),
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
https://learniseasy.com/pengertian-globalisasi-dampak/
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/hadits-tentang-demokrasi-musyawarah-dan.htm

10

Anda mungkin juga menyukai