Anda di halaman 1dari 22

Pengertian Hidup menurut Al Qur'an

Pengertian Hidup menurut Al Qur'an Masa hidup manusia terbagi dua (QS 40/11), hidup pertama adalah di dunia kini dan hidup kedua berlaku di akhirat. Kedua macam hidup berlaku dalam keadaan konkrit. Berbagai macam ajaran mengenai hakekat hidup dan tujuan hidup telah berkembang. Masing-masing berbeda tentang pengertian dan tujuan hidup. Hanya Al Quran lah yang dapat menjelaskan arti dan tujuan hidup manusia secukupnya sehingga dapat dipahami oleh setiap individu yang membutuhkannya. Orang atheis mendasarkan doktrinnya atas teori naturalism tidak dapat memberikan alasan kenapa adanya hidup kini, kecuali sebagai kelanjutan dari hukum evolusi pada setiap benda yang sejak dulu telah mengalami perubahan alamiah. Sementara mereka berbantahan pula mengenai hukum evolusi itu sendiri disebabkan banyaknya benturan (dead lock) dalam analysa dan teorinya. Benturan itu mereka namakan Missing Link. Untuk tujuan hidup mereka juga tidak mempunyai arah dan alasan yang tepat. Tetapi mereka semua sama berpendapat bahwa yang ada kini akan musnah dengan sendirinya di ujung zaman sesuai dengan menusut dan habisnya alat kebutuhan hidup dan disebabkan terganggunggunya stabilitas susunan bintang di alam semesta. Mereka berkesimpulan bahwa hidup kini dimulai dari kekosongan, telah terwujud secara alamiah, dan sedang menuju ke arah kekosongan alam semesta dimana setiap individu hilang berlalu tanpa bekas dan tidak akan hidup kembali. Dalam hal ini mereka melupakan unsur Roh yang ada pada setiap individu. Pihakyang menganut paham Plurality atau Trinity, walaupun tidak membenarkan teori evolusi , malah mengakui manusia ini memulai hidupnya dari satu diri yang sengaja diciptakan Tuhan, tetapi mereka tdak dapat memberikan alasan tentang maksud apa yang terkandung dalam perencanaan penciptaan itu. Sebagai tujuan hidup, mereka sama sependapat bahwa nanti akan berlaku kehidupan balasan sesudah mati, tetapi dalam kedaan gaib bukan konkrit, dimana setiap pribadi baik akan menerima kebahagiaan jiwa dan pribadi jahat akan merana. Pihak pertama di atas tadi bertntangan dengan dengan ajaran Al Quran mengenai asal hidup dan juga bertentangan mengenai tujuan hidup, sedangkan pihak kedua bersamaan dengan ajaran Al Quran mengenai asal usul hidup juga bersamaan tentang tujuan hidup tetapi berbeda dalam hal ghaib dan konkrit. Sebaliknya kedua pihak (Islam dan Plurality/Trinity) sependapat tentang arti hidup yang tidak lain hanyalah berjuang untuk kebutuhan dan kelanjutan generasi, tetapi mereka (Plurality/Trinity) melupakan bahwa pendapat demikian akan berujung dengan pemusnahan generasi mendatang karena setiap individu lebih mementingkan keadaan sekarang tanpa ancaman resiko konkrit yang akan dihadapi di akhirat nanti.

Al Quran yang menjadi dasar ajaran hidup dalam Islam, memberikan alasan dan keterangan secukupnya mengenai sebab, arti dan tujuan hidup manusia. A. Sebab adanya hidup Semesta raya ini dulunya dari kekosongan total, tidak satupun yang ada kecuali Allah yang ESA yang senantiasa dalam keadaan ghaib. DIA mempunyai maksud agar berlaku penyembahan terhadapNYA yang tentu harus dilaksanakan oleh makhluk yang memiliki logika Maka perlulah diciptakan jin dan manusia yang akan menjalani ujian dimana dapat ditentukan berlakunya pengabdian dimaksud. Kedua macam makhluk ini membutuhkan tempat hidup dimana segala kebutuhan dalam pengujian tersedia secara alamiah atau ilmiah, maka diciptakanlah benda angkasa berbagai bentuk, masa dan fungsi. Semuanya terlaksana secara logis menurut rencana tepat, dan tiba masanya dimulai penciptaan Jin dan Manusia, masing-masing berbeda di segi abstrak dan konkrit. Allah itu Pencipta tiap sesuatu dan DIA menjaga tiap sesuatu itu. (QS 39/62) DIA pelaksana bagi apa yang DIA inginkan. (QS 85/16) Dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk menyembah AKU (di akhirat utamanya). QS 51/96. B. Arti Hidup KINI Al Quran memberikan ajaran tentang arti hidup bahwa hendaklah menghubungkan dirinya secara langsung kepada Allah dengan cara melaksanakan hukum-hukum tertulis dalam al quran, dan menghubungkan dirinya pada masyarakat sesamanya dalam melaksanakan tugas amar makhruf nahi munkar. DIAlah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar DIA menguji kamu yang mana diantara kamu yang lebih baik perbuatannya, dan DIA Mulia dan Pengampun. (QS 67/2) Bahwa Kami menunjukkan garis hukum padanya (manusia itu), terserah padanya untuk bersyukur atau kafir. (QS 76/3) C. Tujuan hidup Al Quran menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak zahir dan batin yang menentukan nilai setiap indivisu untuk kehidupan konkrit nantinya di alam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan yang kafir untuk selamanya. Dan berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan luas planet-planet dan Bumi ini, dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133) Sungguh kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga. QS 95/4-6)

Dengan keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Quran bukan saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap diri. Keterangan Al Quran seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab suci itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.

Dalam surah 67 (Al Mulk), ayat 1&2 dijelaskan ( Maha suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan MATI dan HIDUP, supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun). Dari ayat tersebut dapat ditarik pengetian bahwa MATI dan HIDUP adalah makhluk / ciptaan Allah juga. DUA KALI MATI DAN DUA KALI HIDUP Surah Albaqarah ayat 28 menjelaskan : (Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, lalu kepadaNyalah kamu dikembalikan) Ayat tersebut melukiskan bahwa sebelum masa konsepsi (pembuahan dalam rahim) manusia adalah benda mati kemudian dihidupkan (diberi hayat) oleh Allah lahir kedunia sampai ajalnya mati lagi seperti keadaan sebelum konsepsi kemudian di hidupkan kembali untuk kedua kalinya. Meskipun mengalami dua kali mati dan dua kali hidup tetapi kematian atau mati yang kedua. Demikian pula kehidupan atau hayatnya yang pertama tidak sama dengan kehidupan atau hayatnya yang kedua. Hal ini dapat dipahami dari ayat 64 dari Surah Al Ankabut : (Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main belaka. Dan sesungguhnya kampung akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui) Kemudian ayat 77 dari surah Al Qashash (Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (Kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan). Akhirnya mari kita baca ayat 56 dari surah Al Dzariyat : (Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi Ku). Dari ayat-ayat tersbut dapat dipahami bahwa hidup manusia di dunia ini.hanyalah untuk

beribadah atau mengabdi kepada Allah semata. Dan pengabdian manusia di dunia ini laksana senda gurau yang akan diakhiri dengan kematiannya yang kedua untuk hidup kekal selamanya. Dimana mutu /kwalitas kehidupan diakhirat itu sangat erat hubunagannya dengan mutu /kwalitas kehidupan di dunia ini. Dalam surah An Najm ayat 38, 39, 40 : ( Bahwa sanya seorang yang brdosa tidak akan memikul dosa orang lain). Dan bahwa sanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperhitungkannya), Maka jelaslah bagi kita, bahwa hidup di dunia ini adalah masa pengabdian, sedangkan hidup di akhirat adalah masa keabadian. Barang siapa yang baik hidupnya di dunia ini (dalam arti ibadahnya ) akan baik pulalah hidupnya di akhirat kelak. Hidup di dunia memang hanya sekali oleh karena itu agar diisi dengan pengabdian yang benar. Salah pilih berarti hidup sengsara selam-lamanya.

Makna Hidup dalam Tinjauan Islam


Ulama besar, Muhammad Al Ghazali, pernah berkata bahwa pemahaman hidup yang dangkal adalah sebuah tindak kriminal yang keji. Disebut demikian karena pemahaman yang dangkal ini akan membawa kepada ketersesatan dari jalan menuju akhirat yang bahagia. Semisal, jika seseorang memandang hidup dengan dangkal, boleh jadi ia akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta, tidak memperdulikan apakah itu halal ataukah haram. Makna hidup dalam tinjauan Islam paling tidak meliputi pemahaman bahwa: 1. Hidup ini kesemuanya adalah ujian dari Allah SWT Hidup adalah untuk menguji apakah seorang manusia bersyukur atau kufur kepada Allah SWT.Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya, (ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Ujian dalam hidup kita bukan saja kesulitan ataupun musibah, namun juga berupa nikmat atau kemudahan dari Allah SWT, seperti keluarga, suami, istri, anak-anak, harta, kekuasaan, pangkat, dsb. Kita bisa meneladani Nabi Sulaiman as. yang diberikan nikmat luar biasa oleh Allah SWT. Allah SWT memberikan kerajaan yang sangat kaya, luas dan besar, yang pasukannya terdiri dari manusia, jin, hewan, dan angin. Semua kenikmatan itu tidak menjadi Nabi Sulaiman as menjadi sombong kemudian mengingkari Allah SWT, namun menjadikannya sering ber-muhasabah, melakukan introspeksi diri, berhati-hati jangan sampai menjadi kufur kepada Allah SWT, sehingga tidak berujung kepada murka Allah sebagaimana dalam QS. Ibrahim [14]:7, dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,

dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Dalam kondisi tertimpa cobaan atau musibah, Allah berfirman bahwa ada orang-orang yang layak diberikan kabar gembira dengan surga, yaitu orang-orang yang bersabar; yang ketika tertimpa bencana itu mengatakan Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun, yang artinya : Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat tersebut dinamakan kalimat istirjaa atau pernyataan kembali kepada Allah. Disunatkan menyebut kalimat tersebut ketika ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil. Rasulullah saw bersabda bahwa sungguh beruntung seorang mukmin, karena semua urusan adalah baik baginya, ketika diuji maka dia bersabar ketika ia diberi kenikmatan ia bersyukur. Salah satu doa yang bisa selalu kita ucapkan adalah doa, Allahummajalni shaburan wajalni syakuran wajalni fi ainii shaghiran wa fi ayuninnasi kabira, yang artinya, Ya Allah, jadikan aku sabar dan bersyukur kepada-Mu, dan jadikanlah aku kecil di mataku sendiri serta besar (bermanfaat) di mata orang lain. 2. Kehidupan dunia ini lebih rendah dibandingkan kehidupan akhirat. Sebagaimana dalam QS Adh Dhuha [93]:4, dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Atau dalam QS Ali Imran [3]:14, dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). 3. Kehidupan dunia ini hanya sementara Boleh jadi saat ini kita dalam kondisi sehat wal afiat, gagah, cantik, kulit mulus, dll. Tapi ada saatnya ketika kita kemudian menjadi tua, keriput, lemah, pikun, dan akhirnya dipanggil ke sisi Allah SWT. Dalam QS Al Mumin [40]:39, Allah berfirman, Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35, Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. 4. Kehidupan ini adalah ladang amal untuk kesuksesan akhirat Ali bin Abi Thalib ra. Berkata bahwa sesungguhnya hari ini adalah hari untuk beramal bukan untuk hisab (perhitungan) dan esok (akhirat) adalah hari perhitungan bukan untuk beramal. Ketika seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua amal perbuatannya dan ia tinggal menunggu masa untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya di dunia. Bekal kita adalah ibadah kepada Allah SWT. Ibadah bukan sekedar sholat atau zakat, tetapi segala aktivitas hidup kita akan bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah SWT. (msa)

Apr

Kematian Sebagai Peringatan


General category @ 8:22 am 9Bagikan Kematian Sebagai Peringatan ke facebook Al Ustadz Muhammad Umar As SewedMakna KehidupanBanyak manusia yg tidak memahami arti kehidupan. Mereka hanya berlomba-lomba utk mendapatkan kesenangankesenangan hidup duniawi. Slogan-slogan mereka adl memuaskan hawa nafsunya Yang Penting Puas . Prinsip dan misi mereka adl bagaimana mereka dapat menimati kehidupan seakan-akan mereka tumbuh dari biji-bijian kemudian menguning dan mati tanpa ada kebangkitan perhitungan dan hisab.Milik siapakah mereka? Apakah mereka tercipta begitu saja? Ataukah mereka yg menciptakan diri mereka sendiri? Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka yg menciptakan? Allah menciptakan kita memberikan kepada kita kehidupan adl utk suatu tujuan dan tidak sia-sia: Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan sia-sia? Berkata Imam Syafii : Makna sia-sia adl tanpa ada perintah tanpa ada larangan. {Tafsirul Qur`anil Azhim Ibnu Katsir jilid 4 cet. Maktabah Darus Salam 1413 H hal. 478}Jadi manusia hidup tidak sia-sia mereka memiliki aturan hukum-hukum syariat perintah dan larangan tidak bebas begitu saja apa yg dia suka dia lakukan apa yg dia tidak suka dia tinggalkan.Hidup dan Mati Adalah UjianSetiap yg hidup pasti akan merasakan kematian. Allah jalla jalaaluh menjadikan kehidupan dan kematian sebagai ujian. Siapa di antara manusia yg terbaik amalannya? yg menjadikan mati dan hidup agar Dia menguji kamu siapa di antara kamu yg lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Fudhail bin Iyadh berkata: Amalan yg paling baik adl yg paling ikhlas dan yg paling sesuai dgn sunnah . {Iqadhul Himam al-muntaqa min Jamiil Ulum wal Hikam Syaikh Salim Ied al-Hilali hal. 35}Kita hidup di dunia adl utk diuji siapa yg paling ikhlas amalannya hanya murni utk Allah semata dan siapa yg paling sesuai dgn sunnah rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.Oleh krn itu kita perlu memperhatikan apa makna kehidupan dan apa makna kematian?Saudaraku-saudaraku kaum muslimin sesungguhnya Allah menciptakan kita adl utk satu tugas yg mulia yaitu beribadah hanya kepada-Nya. Allah turunkan kitabkitabnya Allah mengutus rasul-rasul?Nya adl utk misi ini. Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali utk beribadah kepada-Ku. {adz-Dzariyat: 56}Sehingga hidup kita ini tidaklah sia-sia melainkan kehidupan sementara yg sarat akan makna dan kelak akan ditanya tentang apa yg kita perbuat di dunia ini.Kehidupan di dunia hanya sementaraIngatlah kehidupan ini hanya sebentar. Pada saatnya nanti kita akan memasuki alam kubur sampai datangnya hari kebangkitan. Lalu kita akan dikumpulkan di padang mahsyar setelah itu kita menghadapi hari perhitungan . Dan kita akan menerima keputusan dari Allah apakah kita akan bahagia dalam surga ataukah akan sengsara dalam neraka.Kehidupan setelah mati ini merupakan kehidupan panjang yg tidak terhingga. Kehidupan ini disebutkan dalam al-Qur`an dgn istilah atau dgn { selama- lamanya} atau dgn istilah . Sehari dalam kehidupan akhirat adl lima puluh ribu tahun kehidupan di dunia. Maka kita bisa lihat betapa pendeknya kehidupan manusia yg tidak ada sepersekian puluh ribu dari hari kehidupan akhirat. Berapa umur manusia yg terpanjang dan berapa yg sudah kita jalani? Itu pun kalau kita anggap umur

yg terpanjang sedangkan ajal kita tidak tahu mungkin esok atau lusa.Oleh krn itu seorang yg berakal sehat akan lbh mementingkan kehidupan yg panjang ini. Seorang yg cerdas akan menjadikan kehidupan dunia sebagai kesempatan utk meraih kebahagiaan hidup di akhirat yg abadi. Dan carilah dgn apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi.. Namun kebanyakan manusia lalai dari peringatan Allah di atas. Mereka lbh mementingkan kenimatan dunia yg hanya sesaat dan lupa terhadap kehidupan akhirat yg kekal. Tetapi kalian memilih kehidupan duniawi padahal kehidupan akhirat adl lbh baik dan lbh kekal. Allah hanya meminta kepada kita dalam kehidupan yg pendek ini utk beribadah kepada-Nya semata dgn cara yg diajarkan oleh Rasul-Nya. Hanya itu. Kemudian Allah akan berikan kepada kita kebaikan yg besar di kehidupan yg panjang yaitu kehidupan akhiratKematian adl pastiAlangkah bodohnya kalau kita lbh mementingkan kesenangan sesaat dgn melupakan kehidupan abadi di akhirat nanti. Alangkah bodohnya manusia yg membuang kesempatan kehidupannya di dunia hingga kematian menjemputnya. Padahal Allah selalu memperingatkan dalam berbagai ayat-Nya bahwa kematian pasti akan datang dan tak tentu waktunya. Jika ia datang tidak akan bisa dimajukan dan dimundurkan. Allah azza wa jalla berfirman: Tiap-tiap umat memiliki ajal ; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. {al-Araaf: 34} Tiap-tiap yg mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Untuk itu Allah dan rasul-Nya memberikan wasiat kepada kita agar jangan sampai mati kecuali dalam keadaan muslim . Hai orang-orang yg beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dgn sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah kalian mati melainkan kalian mati dalam keadaan Islam. {Ali Imran: 102}Dengan demikian berarti kita harus selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita sehingga ketika datang kematian kita dalam keadaan Islam.Ibnu Katsir berkata: Beribadah kepada Allah adl dgn taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Inilah agama Islam krn makna Islam adl pasrah dan menyerah diri kepada Allah.. yg tentunya mengandung setinggi-tingginya keterikatan perendahan diri dan ketundukan . Yakni kita diperintahkan utk pasrah dan menyerah kepada Allah. Diri kita dan seluruh anggota badan kita adalah milik Allah maka serahkanlah kepada-Nya. Ya Allah kami hamba-Mu milik-Mu Engkau yg menciptakan kami dan memberikan segala kebutuhan kami. Kami menyerahkan diri kami kepada-Mu kami pasrah dan menyerah utk diatur dihukumi diperintah dan dilarang. Kami taat tunduk patuh krn kami adl milikmu. Inilah makna Islam sebagaimana terkandung secara makna dalam sayyidul istighfar: . Ya Allah Engkau adl Rabb-ku tidak ada ilah kecuali Engkau Engkau yang menciptakanku dan aku adl hamba-Mu. Aku di atas janjiku kepadaMu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yg aku perbuat. Aku mengakui untuk-Mu dgn kenimatan-Mu atasku. Dan aku mengakui dosa-dosaku terhadap-Mu maka ampunilah aku.

Karena sesungguhnya tidak ada yg mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. {HR. Bukhari juz 7/150}Tidaklah seseorang meminta ampun kepada Allah dgn doa ini kecuali akan diampuni.Dengan ikrar dan pernyataan kita tersebut kita sadar bahwa semua anggota badan kita adl milik Allah. Untuk itu harus digunakan sesuai dgn kehendak pemiliknya. Kita harus menggunakan tangan kita sesuai dgn kehendak Allah. Kita harus menggunakan kaki kita untuk berjalan di jalan yg diridhai Allah. Mata lisan dan telinga kita harus dipakai pada apa yang dibolehkan oleh Allah krn pada hakekatnya semua itu milik Allah.Siapakah yg lbh jahat dari orang yg menggunakan sesuatu milik Allah utk menentang Allah? Sungguh semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan akan ditanyakan langsung pada anggota badan tersebut. Mereka akan menjawab dengan jujur di hadapan Allah utk apa mereka digunakan. Dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Kematian sebagai peringatanAyat-ayat dalam alQur`an yg menceritakan tentang kematian terlalu banyak. Dan tidak ada seorang pun yg mengingkari akan terjadinya kematian ini. Namun mengapa kebanyakan mereka tidak menjadikan kematian sebagai peringatan agar bersiap-siap menuju kehidupan abadi dgn kebahagiaan di dalam surga. Sesungguhnya manusia yg paling bodoh adl manusia yg tidak dapat menjadikan kematian sebagai peringatan. Dikatakan dalam sebuah nasehat: Barangsiapa yg menginginkan pelindung maka Allah cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan teladan maka Rasulullah cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan pedoman hidup maka al-Qur`an cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya.Dan barangsiapa tidak cukup dgn semua itu maka neraka cukup baginya.Saat ini wahai kaum muslimin kita masih mempunyai peluang dan kesempatan maka sekarang juga kita harus memanfaatkan dgn sebaik-baiknya utk taat kepada rabb kita. Waktu ini bagaikan pedang jika kita tidak mengisinya maka ia akan menikam kita. Sebagaimana dikatakan oleh para salaf:. Waktu itu bagaikan pedang jika engkau tidak memutusnya maka dia yg akan memutusmu .Jika ia tidak cepat dimanfaatkan dia akan membunuh kesempatan kita.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: . : Dua kenimatan yg kebanyakan manusia lalai daripadanya: nimat kesehatan dan nimat kesempatan. Kesempatan adl suatu kenimatan besar yg Allah berikan kepada manusia. Namun sayang kebanyakan manusia lalai daripadanya dan tidak menggunakan kenimatan tersebut untuk taat kepada Allah hingga kesempatan itu hilang dgn datangnya kematian.

Bekal Mati Semasa Hidup


Dalam kitab Zahri Riyadl, dikisahkan bahwa Nabi Ya'qub telah bersahabat dengan malaikat maut. Suatu ketika Malaikat maut datang menjumpainya. Nabi Ya'qub bertanya, "Hai Malaikat Maut, engkau datang sekadar untuk mengunjungi aku atau hendak mencabut nyawaku?" "Aku Ya'qub "Apa menimpali, datang "Jika demikian, sekadar aku punya hajat berkunjung." kepadamu." hajatmu?"

"Aku minta agar engkau memberitahu aku jika telah dekat ajalku dan engkau mau mencabut nyawaku." Malaikat Maut menyanggupi, "Ya, akan aku kirimkan dua utusan atau bahkan tiga." Selang beberapa lama setelah pertemuan ini Malaikat Maut datang lagi. Seperti biasa Ya'qub bertanya, "Engkau datang sekadar berkunjung atau hendak mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab, "Aku datang kali ini untuk mencabut nyawamu." "Bukankah engkau telah berjanji mengirimkankan dua atau tiga utusan untuk memberitahuku sebelum ajalku dekat?" "Aku telah melakukannya," jawab Malaikat. "Utusan pertama adalah rambut putih yang sebelumnya hitam. Utusan kedua adalah kelemahan tubuhmu yang sebelumnya kuat. Utusan ketiga adalah kebongkokan tubuhmu yang sebelumnya tegak. Semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum mati." 'Aisyah, istri Rasulullah pernah bercerita, "Aku sedang duduk bersila di rumah, tiba-tiba Rasulullah saw masuk sambil mengucapkan salam. Aku bermaksud berdiri untuk menghormat dan memuliakan beliau sebagaimana kebiasaanku. Beliau bersabda. 'Tetap duduklah, engkau tak usah berdiri, wahai Ummul Mukmimin!' Beliau kemudian duduk meletakkan kepalanya pada pangkuanku, lalu tidur berbaring. Maka aku menghilangkan uban pada jenggotnya, aku dapati 19 rambut putih. Terpikirlah olehku bahwa beliau akan meninggalkan dunia sebelumku, sehingga tinggallah ummatnya tanpa Nabi. Maka aku menangis. Air mataku mengalir di pipi dan menetes pada muka beliau hingga beliau terbangun. Beliau bertanya, 'Gerangan apakah yang engkau tangisi wahai Ummul Mukmimin?' Maka aku ceritakan segalanya. Kemudian beliau bertanya, 'Keadaan manakah yang lebih hebat bagi mayat?' 'Tunjukkanlah, wahai Rasulullah,' kataku. 'Bukankah engkau yang mengatakannya?' Aku menjawab, 'Tidak ada keadaan yang paling hebat bagi mayat daripada saat keluarnya mayat dari

rumahnya, di mana anak-anaknya bersedih hati di belakangnya seraya berkata, 'Aduh ayah, aduh ibu,' dan ayah berkata, 'Aduh anakku.' Nabi menimpali, 'Itu hebat, tapi masih adakah yang lebih hebat?'

Jawabku, 'Tidak ada yang lebih hebat bagi mayat dari ketika ia diletakkan di liang lahat dan ditimbuni tanah di atasnya. Kerabatnya kembali, begitu pula anak dan kekasihnya. Mereka semua menyerahkan kepada Allah swt beserta amal perbuatannya. Maka datanglah Munkar dan Nakir dari dalam kuburnya.' Sahut 'Allah Nabi, 'Adakah dan yang lebih hebat lebih dari pada itu?'

Rasul-Nya

mengetahui.'

Sabda Nabi, 'Wahai 'Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat adalah ketika orang yang akan memandikannya masuk ke rumahnya untuk memandikannya. Di kala itu ruhnya memanggil ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh makhluq mendengarnya, kecuali jin dan manusia. Ruh: Wahai orang yang memandikan, kuminta kepadamu karena Allah, untuk melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab saat ini aku beristirahat dari seretan malaikat Maut. (Dan jika disiram maka ia berteriak begitu). Mayat: Wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menuangkan airmu terlalu panas atau terlalu dingin, sebab tubuhku terbakar dari lepasnya ruh. Jika mereka memandikannya, maka berkatalah ruh: Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menggosok aku dengan kuat, sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya ruh.'" Secara alamiah, manusia itu berproses dari tidak ada menjadi ada, untuk kemudian tidak ada lagi. Keberadaannya dimulai dari ketika masih berupa janin dalam rahim seorang ibu. Dari ujud yang belum berbentuk hingga menjadi janin yang siap dilahirkan ke dunia. Ketika lahir seorang bayi belum bisa mendengar, melihat, dan berkata. Ia hanya bisa melakukan aktivitas yang sifatnya naluri, seperti menangis, gerak-gerak kecil, dan minum. Keberlangsungan hidupnya sangat bergantung pada pertolongan orang lain. Ia sangat lemah. Dari bayi tumbuh menjadi kanak-kanak yang lucu, kemudian terus berkembang menjadi remaja, dan dewasa. Pada masa remaja dan dewasa inilah seorang manusia menjadi kuat dan sempurna pertumbuhan dan perkembangannya. Waktu terus berjalan, akhirnya seorang manusia memasuki usia tua. Kekuatan dan kesempurnaannya pelan-pelan sirna termakan oleh usia. Ia menjadi lemah kembali. Allah swt menggambarkan hal ini dengan indah sekali. "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan

(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS. Ar-Ruum: 54) Secara normal, itulah siklus kehidupan manusia di dunia. Dari lemah menjadi kuat, kemudian lemah kembali, untuk selanjutnya mati. Sudahkah kehidupan berakhir sampai di sini? Masih ada kehidupan yang lebih abadi. Kematian secara alamiah pasti datang menjemput siapa saja. Karenanya kematian tidak perlu ditakuti. Sekalipun manusia bersembunyi dalam benteng yang paling rapat, maut pasti datang menjemput. Kepada sesuatu yang sudah pasti ini manusia hanya bisa pasrah menyerah. Dokter yang paling ahli sekalipun tak bakal mampu mencegah. Bahkan dirinya sendiri tak bisa melakukan apa-apa ketika malaikat maut datang mencabut nyawanya. Dalam keadaan normal, Allah selalu memberi isyarat sebelum sesuatu itu terjadi. Sebelum datangnya hujan, terlebih dahulu Allah menghadirkan mendung. Sebelum tidur, manusia dibikin ngantuk. Sebelum mati, Allah memberi aba-aba dengan dua hal di atas, yaitu uban dan kemunduran fisik. Sebelum mati, terlebih dahulu Allah memberinya sakit. Sayang, aba-aba semacam ini kurang diperhatikan manusia, karena panjangnya anganangan dan besarnya harapan tentang kehidupan di dunia. Akibatnya, kematian yang sudah pasti itu mereka lalaikan. Ketika kematian betul-betul datang, mereka kaget karena belum memiliki kesiapan. Hasan Al-Bisri, salah seorang tokoh Sufi meriwayatkan suatu hadits dari Rasulullah: "Sukakah kamu masuk surga?" Para sahabat menjawab, tentu, ya Rasulullah! Rasulullah bersabda, "Pendekkan angan-anganmu, gambarkan ajalmu di depan mata, dan jagalah baik-baik kesopananmu di hadapan Allah." Banyak manfaat yang bisa dipetik dari mengingat maut ini. Seseorang yang merasa ajalnya sudah dekat akan bersungguh-sungguh dalam beribadah, serius dalam beramal shalih, dan berusaha untuk meninggalkan perbuatan yang sia-sia, serta membuang jauhjauh perasaan malas untuk beramal. Selain itu ia akan menjadi zahid, tidak rakus pada dunia. Baginya dunia hanyalah jembatan yang bisa mengantarkannya ke surga atau neraka. Sebagai jembatan, dunia itu perlu dilalui dengan hati-hati. Kesalahan sedikit bisa berakibat fatal, yaitu tergelincir ke lautan neraka. Orang yang mengingat mati juga akan bersegera untuk bertaubat. Mereka tidak menunggu-nunggu lagi, sebab di pelupuk matanya sudah tergambar mayyit yang diusung ke keburan. Di hatinya malah sudah terukir berbagai nikmat surga yang akan didapat, atau siksa neraka yang mungkin menimpanya akibat berbagai kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat. Maka segala perbuatan dan tingkah laku yang menghalangi seseorang untuk melakukan ketaatan kepada Allah segera disingkirkan. Mereka senantiasa memilih

jalan

yang

diridhai-Nya.

Adapun orang yang panjang angan-angannya akan selalu menunda-nunda kebaikan. Mereka merasa bahwa masa hidupnya masih panjang, sementara berbagai kenikmatan dunia belum sempat dirasakan. Mereka ingin terus mengejar, sampai akhirnya kaget ketika malaikat maut datang untuk mengakhiri riwayat hidupnya. Itulah sebabnya Rasulullah sering melontarkan do'a sebagai berikut: "Ya Allah, Aku berlindung kepadamu dari dunia yang menghalangi kebajikan untuk akhirat. Aku berlindung kepada-Mu dari kehidupan yang menghalangi kebajikan untuk mati. Dan aku berlindung pula kepada-Mu dari angan-angan yang mengganggu kebajikan untuk beramal." Dalam kitab Bidayah, Imam Al-Ghazali berpesan, "Hendaknya Anda senantiasa merenungkan umur yang pendek di dunia, jika dibandingkan dengan tempat tinggal di negeri akhirat yang kekal sepanjang masa, meskipun Anda merasa bisa hidup selama seratus tahun. Renungkan pula betapa susah, payah, dan hinanya Anda dalam mengejar dunia, sebulan atau setahun, dengan harapan Anda akan hidup selama dua puluh tahun, misalnya. Akan tetapi mengapa Anda enggan bersusah payah sedikit ketika hidup di dunia, agar Anda merasakan peristirahatan yang kekal di akhirat kelak? Dalam kondisi kita sekarang ini, Allah tidak mengharap agar kita mengurangi aktivitas keduniaan, sebab ummat Islam sekarang masih belum beranjak dari kemiskinan. Kita tetap berkewajiban untuk menuntaskankan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan lebih banyak memberi kesejahteraan bagi penghuninya. Di sela-sela kesibukan kita mengurus dunia, jangan lupa mengurus kehidupan akhirat. Jika kita rela mengurus dunia dengan susah payah hanya sekadar untuk waktu yang sangat singkat, kenapa kita tidak bersungguh-sungguh menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal?

APA TUJUAN dan TUGAS HIDUP MANUSIA DI BUMI INI MENURUT ALLAH?
Mari kita saling ingat mengingatkan dlm kasih sayang dan bersabar Oleh Latifabdulah.(1) . Dengan Nama ALLAH swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga ALLAH swt. membimbing saya untuk menjelaskan Apa tujuan & TUGAS hidup manusia diciptakan oleh ALLAH yang tertulis dalam Al Quran Nur Karim. Sebagai buku pedoman hidup manusia.

. Setiap manusia haruslah mengetahui siapa dirinya, kenapa dia dilahirkan, dan apa tujuan dan tugas2 hidupnya, berapa lama dia bisa hidup di dunia ini, dan kemana dia pergi setelah meninggalkan dunia ini? . Kalau manusia tidak bisa menjawab dengan benar, maka hidupnya seperti manusia yang hidup di hutan2 yang menutup auratnya dengan daun daunan. Mereka tidak berilmu. Mereka tidak tahu tujuan&TUGAS hidupnya. Mereka menjalankan hidup seperti binatang saja yaitu kawin, beranak, dan kalau sudah dewasa anak di kawinkan lagi demikian seturusnya dan terakhir meninggal dunia. . Orang orang yang tinggal di kota pun banyak yang tidak mengetahui tujuan & TUGAS hidupnya. Ada yang mengatakan untuk mencari hidup yang bahagia, berkeluarga serta membesarkan dan mendidik anak2. Mencari hidup yang bahagia juga bermacam macam; ada yang bertapa, berzikir berjam jam di kamar yang gelap,ada yang hidup sederhana, ada yang mencari uang untuk memenuhi keinginannya, dll. Apakah tujuan & TUGAS hidup mencari bahagia menutut ALLAH? Jawabannya adalah tidak. Pendapat ulama2/usztad2 pun berbeda beda. Ada sebahagian ulama mengatakan untuk mencari ALLAH atau mendekati diri kepada ALLAH dengan berzikir (memuji2 ALLAH) dlm kamar, dan bertapa. Ada yang mengatakan untuk beribadah kepada ALLAH dengan menjalankan shalat, puasa,naik haji dan berzakat. Kalau rukun islam ini sudah dikerjakan,sudah merasa berislam yang benar. Mana yang benar cara2 demikian? . Untuk mendapatkan jawaban yang benar mari kita lihat Al quran yang di buat oleh ALLAH. Yang mana ALLAH juga menciptakan manusia, sudah tentu ALLAH lah yang Maha Tahu akan ciptaannya bukan? Dalam AL Quran ALLAH telah dijelaskan dengan detail dan sempurna. , Selama ini kita sering mendengar dari ulama2 yang menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada ALLAH sebagaimana ayat QS 51:56 menjelaskan. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku . Beribadah (worship) kepada ALLAH diartikan menyembah(shalat) kepada ALLAH, berpuasa, naik haji, berbuat kebaikan2 dll.Kalau sudah menjalankan rukun islam ini(ritual), maka mereka sudah merasa beragama dengan benar.

Sesungguhnya bukanlah demikian menurut ALLAH. Penjelasan seperti diatas itu belumlah sempurna, sehingga hasilnya pun juga tidak sempurna. Seperti kita lihat masyarakat Islam sekarang ini yang masih terbelakang. . Beribadah kepada ALLAH bukanlah menyembah ALLAH saja, bukan menjalankan rukun Islam yang lima saja, dan berbuat kebajikan saja, tetapi maknanya jauh dari itu. Kalau diartikan seperti diatas ini,maka kita lihat hasilnya adalah masyarakat yang tidak produktif alias miskin. Beribadah kepada ALLAH SWT artinya mengabdi atau bekerja untuk ALLAH dengan sungguh2. ALLAH adalah Raja di Raja di bumi dan dilangit ini. Sebagai hamba-hamba ALLAH, maka manusia seharusnya patuh dan taat mengikuti semua peraturan-peraturan ALLAH bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berkerja di dunia ini. . Semua peraturan2 ALLAH itu tertulis dalam kitab-kitab sucinya; Taurat,injil dan AL Quran. Al Quran adalah buku pedoman hidup manusia yang terakir, dan sempurna. . Kita sudahtahu apa tujuan hidup kita yaitu mengabdi atau bekerja untuk ALLAH. Mari kita lihat pula dalam AL Quran,apakah tugas-tugas hidup manusia di bumi ini sebagai hamba ALLAH? Jadi ada dua macam; satu tujuan hidup, dan kedua adalah tugas hidup; Inilah[b] tugas hidup manusia seperti ALLAH mengatakan sebagai berikut: ..Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (Q.S. Hud (11): 61). Pemakmurnya di sini dalam arti menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia, kalau mengingkari perintah ALLAH ini, hidup manusia seperti manusia di hutan-hutan sama dengan kehidupan binatang.) Perintah bekerja untuk memakmurkan bumi, sudah diperintahkan sebelumnya oleh ALLAH kepada Nabi Adam yang diberitahukan kepada Nabi Musa (Taurat) seperti berikut ini; God said to Adam. God said; You will have to work hard and sweat to make the soil produce anything, until you go back to the soil from which you were formed. You were made from the soil, and you will become soil again (Genesis 3.18-19.). Perintah ALLAH kepada Nabi Adam, Nabi Musa, dan Muhammad saw adalah sama yaitu manusia yang diciptakan oleh ALLAH ini harus bekerja keras,sungguh2 untuk memakmurkan bumi, artinya memakmurkan keluarga,masarakat dan umat.

Nanti setiap manusia akan diminta pertanggung jawaban. Siapa yang rajin bekerja untuk ALLAH dan siapa-siapa yang malas malas bekerja untuk ALLAH. Anda dapat melihat manusia-manusia yang tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai buku pedoman hidup dari ALLAH, seperti manusia-manusia yang tinggal di hutan-hutan. Baju mereka masih terbuat dari daun-daun untuk menutupi auratnya, dan tempat tinggal juga terbuat dari daun-daun untuk melindungi dari hujan dan panas. Sampai hari ini kita masih dapat melihat manusia-manusia yang tidak mendapat ilmu di hutan-hutan. Dari satu generasi ke negerasi berikutnya. Sudah ribuan tahun mereka tetap tidak mempunyai ilmu untuk membangun peradapan yang islam yang maju. Seperti kehidupan Nabi Adam dan Hawa yang menutup auratnya dari daun-daun bukan? . Sebagai hamba-hamba ALLAH yang baik maka kita wajib memakmurkan atau mengolah bahan-bahan baku yang diberikan oleh ALLAH itu baik yang ada di dalam bumi maupun di kulit bumi. Siapa-siapa yang tidak mau mengikuti perintah ALLAH ini, mereka tetap hidup seperti orang-orang yang tinggal di hutan-hutan itu dan kalau ada yang tinggal di kota-kota mereka pada umumnya hidupnya tidak produktif,miskin, karena mereka tidak mempunyai ilmu dan tidak tahu apa TUGAS hidupnya seperti yang dimaksud oleh ALLAH. Mereka hidup bermalas malas atau hidup bersantai-santai. Tugas hidup mereka adalah untuk mencari makan secukupnya, dan kemudian kalau sudah dewasa berkeluarga, beristri dan beranak. Menjalankan rukun islam yang lima. Perintah-perintah ALLAH berikutnya kepada manusia adalah untuk mengolah bahanbahan baku yang ada dalam bumi yang telah ALLAH sediakan berlimpah limpah agar bisa menjaga agama ALLAH.Perintah ini penting sekali,kalau tidak dilakukan maka umat islam mudah dikalahkan atau ditunduki atau di jajah oleh musuh-musuh islam. . Mohon di perhatikan perintah ALLAH ini dengan baik; Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk diolah), dan supaya ALLAH swt mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal ALLAH swt. tidak dilihatnya. (QS..57:25). . Setiap orang muslim yang patuh kepada Raja(ALLAH SWT) maka wajib bekerja keras mengolah bahan2 baku seperti; besi,perak, minyak, emas,tembaga, kayu2, pertanian, perikanan dll menjadi barang2 yang berguna untuk kehidupan manusia, mendirikan industri2 bermacam macam barang, dan membuat senjata2 untuk mempertahankan agama ALLAH dan Rasulullah saw dari serangan2 musuh.

Umat islamlah yang diperintah oleh ALLAH, bukan umat lain2nya. . Siapa2 yang tidak ikut memakmurkan bumi ALLAH artinya mereka mengingkari perintah ALLAH ini. Hidup mereka akan susah dan kalau terjadi peperangan mudah dikalahkan serta di jajah. . Bagaimana untuk mengolah , mendirikan industri2 membuat barang2 yang bermanfaat dan untuk membuat senjata kalau tidak mempunyai ilmu? Makanya ALLAH memerintahkan untuk menuntut dan belajar bermacam macam disiplin ilmu. Bukan belajar ilmu agama saja sebagaimana di artikan oleh sebahagian golongan umat islam. Banyak ulama2/ustad2 mendirikan madrasah2, tanpa mengajarkan disiplin ilmu2 lainnya kepada murid2, sebagaimana yang terjadi di negara2 islam Saudi Arabia,Pakistan dll. Cara begini adalah salah kaprah,tidak sempurna.setengah2 Tangan2 dari murid2 yang tamatan madrasah2 menjadikan orang2 berilmu agama yang tidak produktif, tapi konsumtif. Bagaimana mereka bisa mentaati perintah ALLAH diatas tadi. Bagaimana mereka bisa mempertahankan agama ALLAH, kalau tidak mempunyai ilmu2 lain2nya. Sistem pendidikan seperti ini perlu diperbaiki oleh generasi muda2. . Inilah perintah ALLAH berikutnya; ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.58:11) Artinya kalau ALLAH mewajibkan umat islam belajar atau menuntut ilmu, maka umat Islam seharusnya pula membuat sekolah bukan? Tidak mungkin belajar di luar dengan atap langit dan dipadang pasir. Dan untuk belajar harus ada sekolah, buku-tulis, pena, pencil, pengapus, bangku bangku, kapur, alat2 penerangan,tidak mungkin munulis di tanah dengan jari sebagai alat tulis bukan? . Untuk membuat buku2 tulis harus pula menanam pohon2kapas untuk bahan baku kertas dan kain baju, kemudian membuat fabrik kertas dan kain, serta alat2 transportasi; speda, mobil, dan seterusnya, dari bahan2 baku diberikan diatas tadiQS 57:25 . Dengan kata lain umat islam harus belajar bermacam disiplin ilmu untuk bisa membuat industri kain untuk menutupi tubuh dan kertas, bisa membuat pena,pensil,alat penerang alat tranportsai, membuat senjata dll. Setiap individu muslim harus bekerja keras dan menuntut ilmu sebanyk2nya,agar kehidupan individu musli kuat dan sehat.

Kalau keluarga sehat dan kuat ekonominya,maka bangsa juga kan kuat ekonominya. Jadi semua itu harus dimulai dari setiap muslim. Dari diri sendiri. Yang akhirnya membawa umat islam kearah kemajuan2 dan memberikan lapangan kerja yang banyak untuk pemuda dan pemudi agar mereka dapat meningkatkan; kemakmuran, kesehteraan, keamanan, keharmonisan, dan akhirnya umat islam dapat hidup bahagia, aman sentosa.Indah sekali ajaran islam bukan? Umat islam menjadi umat yang produktif, producer, umat industri,pertanian yang bertaqwa kepada ALLAH.Umat rahmatan lilalamin. . Jadi islam adalah ajaran2 yang membawa kemajuan2 dalam segala aspek penghidupan terutama bidang ekonomi, technologi dan Science. . Ulama2, Dai2, kotip2, islamic scholars adalah orang2 yang tahu akan ilmu agama dan dekat dengan umatnya. Ulama2 adalah orang2 yang memberitahu ajaran2 islam kepada umat dan serta memberikan contoh bagaimana mengaplikasikan setiap perintah2 ALLAH itu dengan baik dan sempurna. Ulama2 adalah tiang /tonggak kemajuan umat islam. Kalau ulama2 salah memahami ajaran2 islam,maka umat akan salah pula, kalau ulama2 benar memahami ajaran2 islam,maka umat menjadi umat yang benar pula,artinya umat menjadi umat yang maju ekonomi, technologi,banyak lapangan kerja tersedia. Sekiranya ulama2 dapat menyampaikan apa tujuan hidup manusia yang sebenarnya menurut ALLAH kepada umat, maka pemuda2 islam akan belajar rajin dan bekerja sungguh2 untuk ALLAH dengan sebaik baiknya. . Kalaulah setiap muslim sudah mengetahui, maka setiap muslim akan takut (taqwa) kepada ALLAH kalau mereka tidak bekerja rajin dan sungguh2 untuk memakmurkan bumi ALLAH ini ALLAH akan marah kepada mereka..Sedangkan ALLAH Maha Melihat apa yang dikerjakannya(setiap waktu).QS.57:25. . Kemudian perintah ALLAH berikutnya adalah menjadi seorang Khalifah. Orang2 yang beriman, berilmu dan sudah tahu cara bekerja untuk ALLAH yaitu memakmurkan bumi ini,maka dia diminta untuk menjadi seorang khalifah dalam masarakat. Dia mengajak dan membimbing masarakat untuk bekerja rajin memakmurkan bumi ALLAH artinya memakmurkan masarakat, memberikan lapangan kerja kepada pemuda2 dan pemudi2, mendirikan sekolah2 bermacam disiplin ilmu agar setiap muslim bisa pula menjadi seorang khalifah atau pemimpin dalam kelompok2nya. Seperti yang dicontohkan oleh Aa Gym. Inilah perintah ALLAH itu.

Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. (QS.35:39.) Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi iniQS.2:30 Kesimpulan: Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini; 1.QS.5651. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini: 2.(QS.11:61). Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia). 3.(QS..57:25).Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya. 4..(QS.58:11)ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan 5.QS.2:30Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. (QS.35:39.) . Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia. . Mudah2an kita sebagai pekerja2 atau hamba2 ALLAH yang baik,yang taat, maka marilah kita perbaharui niat dan tujuan hidup kita semoga kita semua mendapat kasih sayang , kepercaaan dan cinta ALLAH. Semoga hidup yang sekali ini akan sukses dan diberkahi oleh ALLAH. . Kalau kita cinta dan takut kepada ALLAH mari kita rajin2 belajar dan bekerja untuk mensejahterakan keluarga,masarakat dan umat islam pada umumnya agar umat2 lain dapat mencontoh cara hidup yang benar dari ALLAH. . Semoga penjelasan yang singkat ini dapat menggugah hati2 pemuda2 islam yang ingin melihat umat Islam berjaya kembali dalam segala aspek penghidupan.

Semoga masarakat islam menjadi masarakat Rahmatan lilalamin buat kemanusian.Kalau benar itu datang dari ALLAH mohon di taati dengan baik,kalau salah itu datang dari saya karena kelamahan saya, mohon dikoreksi dan mohon maaf. . Jadi ajaran2 islam itu adalah indah sekali, ajaran2 yang membawa umat islam dan non islam kepada kemajuan2 dalam segala aspek penghidupan. Itulah ajaran ALLAH yang benar. Sebaliknya ajaran2 yang mengatasnamakan islam tetapi tidak membawa umat menjadi sejahtera dan damai,maka pemahaman ajaran islam itu adalah salah kaprah. . Marilah saya ajak anda untuk berjuang menuju masarakat yang bermanfaat didunia berarti di akhirat. Berzikir, pikir dan ikhtiar Keep your hands busy with works; keep your mouth busy with remembrance of Allah and leave inheritance as much as possible. Love your neighbor as you love yourself. Hadist; Kamu belum beriman kepada Allah, kalau kamu belum mencintai tetangga kamu(baik islam maupun non islam) Masul

Tamak menjadi masul


Author: admin | Posted at: 1:00:00 AM | Filed Under: Tazkiyah |

: " , " ,
Dahulu ada seorang mujahid yang memiliki pendapat keras sekali terhadap para Qiyadah tersebut (Robbani, Sayyaf, Hikmatiyar dan Ahmad Syah Masud). Mujahid tersebut termasuk orang tua dan terpandang. Ia memiliki pengalaman yang panjang dalam berinteraksi dengan orang. Waktu itu kami menjauhinya karena ucapannya yang sangat keras terhadap para Qiyadah tersebut. Di sini saya ingin sampaikan kepada kalian sebagian dari perkataannya, yang intinya sebagai berikut: Sesungguhnya para Qodah itu adalah bisnisman yang sangat bekepentingan dengan kedudukannya sebagai masul, kepentingan pribadi mereka lebih mereka utamakan daripada urusan perjuangan. Waktu itu kami tidak mempercayai ucapannya itu, sehinngga mengakibatkan kami terlambat memahami pribadi orang dan kasus secara

benar. Dan tidak samar lagi akan munculnya dampak-dampak berbahaya karenanya. (Maulana Usamah bin Ladin, 29 desember 2007)

Diantara yang mengelincirkan seseorang di medan dakwah dan jihad untuk ikhlas dan benar adalah keinginannya yang kuat untuk menduduki posisi-posisi tertentu dalam sebuah jamaah atau sebuah tanzim jihad. Sebenarnya secara manusiawi- sepintas menjadi sebuah kewajaran keinginankeinginan tersebut, namun sebenarnya hal tersebut sebuah kesalahan yang fatal. Karena itu hendaknya setiap mukmin menyadari untuk memberikan posisi kepemimpinan atau ketokohan dalam sebuah jamaah kepada yang benar-benar berhak. Baik kapabilitas, tajribah maupun tegarnya ia dalam berbagai medan ibtila.


Artinya : Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al-Anfaal 45). Ayat ini konteknya dalam peperangan, namun ketika ikhwan yang sedang menghadapi penangkapan, penyiksaan, dipenjara dan diancam dibunuh termasuk juga dalam ayat ini. Perintah untuk berteguh hati atau tegar menghadapi beratnya berhadapan dengan thogut adalah kewajiban, dan ingat ini merupakan bentuk seleksi alam. Dan hasilnyapun akan nampak, bahwa sebagian akan tegar dan sebagian akan surrender (menyerah) qodaralahu maasaa faala--. Surender (menyerah) bentuknya sangat banyak, diantaranya : ketakutan membabibuta di hadapan musuh, menerima pemberian thogut dengan suka cita, tidak membenci mereka, tidak memusuhi mereka, tentram disamping mereka, selalu ingin berhubungan dengan mereka, sangat tergantung dengan mereka, mengantungkan rizki kepada mereka, melupakan dzikir dan tilawah Al-Quran ketika

bergaul dengan mereka, melalaikan sholat karena asyik ngobrol dengan thogut, dll. Lalu perintah kedua ketika berhadapan dengan thogut maupun musuh adalah banyak berdzikir kepada Allah. Dzikir disini banyak bentuknya, bisa tilawah Al-Quran & wirid harian yang bersumber dari Al-Quran dan sunnah. Al-Mujahid Ust. Fatrhurahman Al-Ghozy rahimahullah beberapa hari sebelum kesyahidannya memberikan nasehat yang berharga kepada para mujahidin. Beliau mengatakan yang maksudnya bahwa, jika mujahidin sedang berhadapan dengan musuh atau dalam kondisi tertawan, maka banyak berdzikirlah kepada Allah. Karena itulah salah satu sarana untuk berteguh hati melawan keganasan & kejahatan mereka. Jadi orang-orang yang telah cukup kenyang menghadapi panasnya api ibtila adalah orang-orang yang lebih berhak untuk menjadi masul, kepemimpinan dan ketokohan dalam jihad, meski sebagaian besar mereka tidak menginginknnya kecuali beramal, beramal, beramal dan beramal . Karena itu janganlah seseorang memaksakan dirinya menjadi masul, komandan atau pemimpin, jika belum pernah mengalami pahit getirnya merintis jihad dan dahsyatnya bala (ujian). Tipe orang seperti ini sebenarnya tidak berhak menjadi masul atau pemimpin dan komandan jihad. Apalagi selama ini hidupnya terasa nyaman, sepi tanpa ujian apa-apa, adem-ayem tanpa beban, curigailah jangan-jangan justru banyaknya maksiat yang telah kita lakukan. Sehingga Allah tidak mengujinya sama sekali!!! Atau malah istidroj!! Naudzubillah!! Syaikh Abu Musab Az-Zarqawy rahimahullah (Pemimpin AlQoidah di negeri dua aliran sungai, Iraq), berkata : Dan barangsiapa yang tidak memiliki pengalaman dalam mengalami pahit getirnya merintis jihad dan tertimpa bala dalam membela agama ini, maka ia tidak berhak menempatkan diri pada posisi-posisi kepemimpinan dan

ketokohan (dalam jihad), walau sebanyak apapun ilmu yang ia miliki dan sepandai apapun ia beretorika. Kalau ia tetap mencalonkan dirinya (menjadi pemimpin/masul), berarti ia termasuk orang yang merasa besar dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya, tak ubahnya ia seperti pemakai dua baju palsu, (Li tastabiina Sabiilal Mujrimiin, Syaikh AlMujahid Abu Musab Az-Zarqowy.)
Agar kita tidak memahami arti hidup secara dangkal, kita harus kembali memahaminya dari sumber atau rujukan yang benar, yaitu Al Quran dan Hadits shahih. Tentu saja, jika kita menggalinya lebih dalam menurut Al Quran dan Hadits akan menjadi pembahasan yang panjang. Yang akan saya tekan disini ialah, kita jangan menyerahkan pemahaman dari sumber yang tidak jelas tidak pasti. Pemahaman yang salah bisa mengubah kehidupan kita, bahkan kehidupan kita nanti di akhirat. Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. (QS Adz Dzaariyaat:56) Ibadah inilah arti hidup sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai