AKHIRAT

DAN KEMATIAN
RETNA DWI ESTUNINGTYAS
NIDN 0302107605

UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

JAKARTA
 AKHIRAT

Istilah akhirat secara kebahasaan menurut al-Raghib al-Ashfahani mengandung arti

akhir yang kemudian lawan dari awal. Istilah akhirat biasanya dihubungkan dengan
istilah dar yang berarti negeri atau kampung seperti dalam ungkapan al-dar al-akhirah,
yang berarti negeri akhirat. Ungkapan al-dar al-akhirah merupakan lawan dari al-dar
al-dunya sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an (QS. Al-Ankabut/29: 64).
Dunia dan akhirat memang dapat dibedakan, akan tetapi keduanya tidak dapat
dipisahkan. Kehidupan dunia adalah merupakan bagian kehidupan yang terlihat (al-
syahadah), sedangkan kehidupan akhirat adalah merupakan kehidupan yang
tersembunyi (al-ghayb).
MEYAKINI ADANYA AKHIRAT

Keyakinan terhadap akhirat selain memantapkan beragama, juga akan menguatkan

landasan etika dan moralitas seorang muslim dalam menjalani kehidupan ini.
Berikut ini adalah landasan etika dan moralitas hidup seorang Muslim yang bersumber
dari keyakinannya terhadap akhirat:
1. Dengan meyakini akhirat sebagai tujuan hidup, seorang muslim tidak hanya meraih
kebahagiaan duniawi akan tetapi juga pemenuhan kebutuhan kebahagiaan nanti di
akhirat (QS. Al-Qashas/28: 77).
2. Beriman kepada akhirat menjadi sumber inspirasi guna melahirkan etos beramal saleh
dengan sebaik-baiknya, (QS. Al-Hajj/22: 5; QS. Al-Hadid/57: 16, QS. Al-Munafiqun/63: 10).
3. Keyakinan terhadap akhirat merupakan generator yang senantiasa membangkitkan
kekuatan moral dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, (QS. Al-Maidah/5: 119).
LANJUTAN…

4. Sistem sosial dalam Islam dibangun atas prinsip persamaan (egalitarianisme), keadilan
dan kemanusiaan., (QS. Al-Waqi’ah/56: 3, dan QS. Al-Zalzalah/99: 6-8).
5. Ajaran Islam sangat menekankan prinsip kebebasan memilih manusia bertindak atas
dasar kesadaran, bukan karena paksaan atau tekanan dari siapa pun. (QS. Al-Kahfi/18: 29;
QS. Al-Takatsur/102: 8; QS.Yasin/36: 65; QS. Al-An’am/6: 164).
KEMATIAN DAN MAKNANYA

Menurut kedokteran adalah berhentinya semua fungsi vital tubuh yang permanen seperti
jantung dan otak.
Secara umum dipahami sebagai ketiadaan hidup dan berlangsung sekali.
Dalam Al-Qur’an kematian tidak berlangsung sekali akan tetapi dua kali, (QS. Al-
Mukmin/40: 11).

Misteri Kehidupan dan Misteri Kematian

Allah hendak menguji manusia, siapa di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya,
(QS. Al-Muluk/87: 1-2).
KEMATIAN ITU MENAKUTKAN BAGI MANUSIA

Ketakutan akan kematian hanya melekat pada orang yang tidak mengetahui hakikat kematian
itu, atau tidak tahu kemana tujuan dirinya sesudah mati

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di
dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi
umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada
siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah/2: 96).
PERJALANAN JIWA MANUSIA SEMENJAK MENGALAMI
KEMATIAN SAMPAI KE AKHIRAT

Ajaran Islam menggambarkan tahapan perjalanan yang harus dilewati jiwa manusia sejak
kematian hingga ia berada di dalam surga atau dalam neraka sebagai berikut:
1. Kematian yang merupakan perpisahan ruh dari tubuh.
2. Setelah mengalami kematian jiwa manusia akan berada di alam barzakh.
3. Manusia akan dibangkitkan dari alam kubur menuju kehidupan akhirat., berkumpul di
mahsyar.
4. Manusia akan menghadapi hisab.
5. Setelah melewati hisab dan mizan, manusia terbagi dua kelompok.
KEBANGKITAN MANUSIA DARI ALAM KUBUR

Kiamat dan hari kebangkitan manusia dari alam kubur itu bukanlah sebuah ilusi, tetapi
sebuah kepastian. Al-Qur’an menjelaskan:
Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya
Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. (QS. Al-Hajj/22: 7).

Proses Hisab dan Ganjarannya

Secara kebahasaan istilah hisab berarti hitungan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan angka.
Dalam bahasa Al-Qur’an istilah bi ghayr hisab (secara harfiah berarti tanpa hitungan).
Hisab di akhirat yang berarti evaluasi akhir tentang perbuatan manusia didasarkan atas data yang
obyektif, valid dan akurat.
SYAFA’AT (SYAFA’AH, PERTOLONGAN)
RASULULLAH
• Secara bahasa, syafa’ah, dengan segala perubahan tasrif (bentuk kata) yang melingkupinya,
berarti pertolongan atau bantuan, terutama bantuan yang diberikan kepada orang-orang
yang sedang mengalami kesulitan, musibah atau bencana alam.
• Pada hari kiamat, kebiasaan untuk memberikan syafa’at, tidak bisa dilakukan lagi.
Kehidupan di akhirat bersifat individual, (QS. Al-Baqarah/2: 254).
• Pada hari kiamat, kewenangan mutlak atau otoritas absolut untuk memberikan syafa’at
hanya ada di tangan Allah (QS. Al-A’raf/7: 50-51). Manusia secara horizontal tidak bisa
saling memberikan syafa’at kecuali satu orang yang mendapat izin dari Allah untuk
memberikan syafa’at, yaitu Rasulullah SAW. (QS. Al-Baqarah/2: 255, QS. Thaha/20: 109)
NAMA-NAMA HARI KIAMAT MENURUT AL-QUR’AN

Hari Kiamat disebut di dalam Al-Qur’an dengan beberapa nama.

1. Al-Sa’ah. Waktu. (QS. Al-Mukmin/40: 59; QS. Thaha/20: 15).
2. Yawm al-Ba’ts. Hari kebangkitan (day of resurrection). (QS. Ar-Rum/30: 56-57).
3. Yawm al-Din. Hari pembalasan. (QS. Al-Fatihah/1: 4, Al-Hijr/15: 35, Al-Syu’ara/26: 82, Az-Dzariyat/51: 12, Al-
Waqi’ah/56: 56, Al-Ma’arij/70: 26, Al-Mudatsir/74: 46, Al-Infithar/82: 15, 17, 18, dan Al-Muthafifin/83: 11).
4. Yawm al-Hasrah. Hari penyesalan. (QS. Ar-Rum/30: 57, QS. Al-Mu’min/40: 11),
5. Dar al-Akhirah.Negeri akhirat, (QS. Al-Ankabut/29: 64).
6. Dar al-Qarar. Negeri yang tetap, kekal atau abadi, (QS. Al-Mu’min/40: 39).
7. Yawm al-Jam. Hari berkumpul, (QS. Al-Syura/42: 7).
8. Yawm al-Khuruj. Hari keluar, (QS. Qaf/50: 41-41).
9. Yawm al-Fashl. Hari keputusan. (QS. At-Tin/95: 8, Al-Syura/42: 7, Al-Shaffat/37: 19-21).
10. Al-Haqqah. Hari yang pasti terjadi, (QS. Yasin/36: 78, QS. Al-Shaffat/37: 16-17, Al-Isra’/17: 49, 98, QS. Al-
Haqqah/69: 1-3).
SUMBER BUKU

MENGENAL ISLAM

Penulis : Retna Dwi Estuningtyas

Penerbit : Graha Ilmu