mendatangkan rasul sebagi uswah dan teladan yang diperuntukkan bagi manusia. Mereka yang mengikuti
aturan tersebut disebut adalah Muslim dan yang tidak mengikutinya disebut kafir.
Allah swt selain menciptakan manusia juga menciptakan alam semesta dan seisinya. Ketertiban,
keteraturan dan keselamatan perjalanan kehidupan alam ini berlaku dengan sunnah kauniyah yang Allah
berikan kepadanya. Seluruh alam semesta tunduk, bersujud, bertahmid dan berislam kepadaNya. Alam
semesta tak ada yang kafir, mereka semuanya muslim dan berserah diri kepada Allah dengan mengikuti
segala aturannya.
Islam merupakan sunnatullah dan ditetapkan kepada alam dan manusia. Sunnatullah kepada alam
bersifat mutlak, langgeng dan kontinyu yang merupakan taqdir kauni dalam tunduk kepada Allah.
Sedangkan sunnatullah kepada manusia berupa hidayah yang Allah berikan. Hidayah inipun bergantung
kepada kehendak dan ikhtiar manusia serta merupakan taqdir syari. Kemudian sikap manusia terbagi
menjadi dua : menerimanya (muslim) dan menolaknya (kafir).
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Allah pencipta (QS. 59 : 23) yang menciptakan alam (QS. 25 : 2) dan menentukan aturan (QS. 25 : 2,
54 : 59, 15 : 20).
Seluruh alam semesta sujud, tasbih, tahmid (QS. 13 : 15, 22 : 18, 6 : 50, 59 : 1, 64 : 1, 24 : 41, 17 : 44)
Al Khaliq menurunkan taqdir syarI (QS. 6 : 153, 45 : 18).
Islam sebagai Diin (3 : 19, 85)
Rasul sebagai contoh pelaksanaan diin kepada manusia (QS. 33 : 21)
Ada yang menerima (disebut muslim) sesuai dengan alam semesta, ada yang menolak (disebut kafir)
subversif di alam semesta.
Akam semesta memiliki sifat tunduk kepada Allah secara mutlak
Memahami gambaran menyeluruh dari Islam sebagai asas bina, maupun muayyidat dengan hubunganhubungannya.
Dapat menyebutkan contoh-contoh penyelesaian masalah aktual secara Islami dalam bidang kehidupan
bermasyarakat.
Menyadari bahwa Islam merupakan sistem hidup yang lengkap dan sempurna sehingga termotivasi untuk
memasukinya.
Sinopsis :
Islam merupakan agama yang syumul (sempurna) berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal
yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz
zamaan (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua
tempat).
Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan ciri risalah nabi Muhammad
saw sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad saw dilaksanakan
sepanjang masa hingga hari kiamat.
Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek lengkap yang
terdapat dalam Islam itu sendir, misalnya jihad dan dawah (sebagai penyokong Islam), akhlaq dan
ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan
kelengkapan Islam sebagai agama.
Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan alam semesta
ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta, maka
semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepadaNya.
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Syumuliatul islam (QS. 2 : 208).
Syumuliyatuz zamaan (QS. 2 : 208):
risalah yang satu (QS. 29 : 90, 34 : 28, 21 : 107)
penutup para nabi (QS. 33 : 42)
Syumuliyatul minhaj :
asas aqidah (syahadatain dan rukun iman)
bangunan Islam : ibadah, rukun islam (sholat, shiyam, zakat haji), akhlaq
penyokong/penguat : jihad (QS. 29 : 6,69, 47 : 31)atau amar maruf nahi munkar (QS. 3 : 104, 7 : 99, 9
: 112) dan dawah (QS. 16 : 125, 41 : 33)
Syumuliyatul makan (QS. 22 : 40)
kesatuan pencipta (QS. 2 : 163-164)
kesatuan alam (QS. 2 : 29, 67 : 15)
mengantarkan terwujudnya amal-amal islami. Sebaliknya, pihak kuffar mendasari fikrahnya dari hawa
nafsu yang bersifat berubah-ubah dan temporal untuk memenuhi kebutuhan materialisme dan hedonisme
saja, sehingga memunculkan tashawur yang salah/rusak. Hal ini yang menghasilkan fikrah jahiliyah dan
amal jahili.
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Dua bentuk sumber fikrah : kekufuran dengan hawa nafsu dan imen dengan bashirah. Semua dalam
rangka memahamai 6 hakikat besar : Allah, risalah ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.
Kekufuran membentuk tashawur yang salah : memunculkan pemikiran jahiliyah, dalam ideologi
jahiliyah, diaplikasiakan dalam tingkah laku dan dinamika jahiliyah.
Keimanan membentuk tashawur yang benar : memunculkan pemikiran islami, dalam fikrah islamiyah,
diaplikasiakan dalam amal Islami dan harakah islamiyah.
MARIFATUL INSAN
E.1. TARIFATUL INSAN
Sasaran :
Memahami pengertian manusia sebagai makhluq yang terdiri dari ruh dan jasad yangdimuliakan oleh Allah dengan
tugas ibadah dan kedudukan sebagai khilafah di muka bumi.
Memahami potensi dan kelebihan manusia dari pada makhluq lainnya pada hati, akal dan jasadnya.
Sinopsis :
Manusia adalah makhluq Allah yang terdiri dari ruh dan jasad yang dilengkapi dengan potensi dan
kelebihan dibandingkan makhluq lainnya, yaitu hati, akal dan jasadnya. Dengan hati manusia dapat
berazam, denga akal dapat berilmu dan dengan jasad manusia dapat beramal. Kelebihan dan kemuliaan
manusia ini disediakan oleh Allah untuk menjalankan amanah yaitu ibadah dan khilafah di muka bumi.
Peranan dan tugas yang diamalkan ini akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Hasiyah :
Manusia (insan)
Dalil : tanah (QS. 32 : 7-8, 15 : 28), ruh (QS. 32 : 9, 15 : 29)
Hati (qalb)
Dalil : manusia membentuk kemauan/keputusan berdasarkan keyakinan (QS 17 :36), kehendak (QS.
18 : 29). Kebebasan memilih (QS. 90 : 10)
Akal
Dalil : mampu membentuk pengetahuan (QS. 17 : 36, 67 : 10)
Jasad
Dalil : untuk beramal (QS. 9 : 105)
Amanah
Dalil : manusia diberi amanah untuk menjalankan ibadah (QS. 83 : 72) & fungsi kekhilafahan (QS.
2 : 31).
Balasan
Dalil : manusia menerima balasan pahala (QS. 84 : 25, 16 : 97, 95 :8)
Yang dimuliakan
Dalil : ditiupkan ruh (QS. 32 : 9), memiliki keistimewaan (QS. 17 : 70), ditundukkannya alam
baginya (QS. 45 : 12, 2 : 29, 67 : 15).
Yang menanggung beban
Dalil : ibadah (QS. 51 : 56), khilafah (QS. 2 : 30, 11 : 62).
Yang bebas memilih
Dalil : bebas memilih iman atau kufur (QS. 90 : 10, 76 : 3, 64 : 2, 18 : 29).
Yang mendapat balasan
Dalil : bertanggung jawab (QS. 17 : 36, 53 : 38-41, 102 : 8), berakibat syurga (QS. 32 : 19, 2 : 25, 22
: 14) atau neraka (QS. 32 : 20, 2 : 24).
Fujur
Dalil :
mengotori jiwa (QS. 91 : 10)
memperturut ketergesa-gesaan (QS. 17 : 11, 21 : 37)
berkeluh kesah (QS. 70 : 19)
gelisah (QS. 70 : 20)
dusta (QS. 17 : 100)
bakhil (QS. 14 : 34)
kufur (QS. 14 : 13)
susah payah (QS. 90 : 4)
berdebat (QS. 18 : 54)
berbantah-bantahan
zalim
jahil
merugi
bermuara kepada kefatalan
Ibadah dalam Islam juga mencakup selurh keadaan manusia yang berkaitan dengan hati, akal dan
anggota tubuh.
E.11. TAWAZUN
Sasaran :
Memahami bahwa peranan fitrah manusia dalam memelihara pribadi sangat ditentukan oleh sikap tawazun yang
diatur dalam Islam.
Menyadari perlunya pemenuhan konsumsi ruh, akal dan jasad secara seimbang sesuai bimbingan Allah.
Termotivasi untuk meningkatkan keimanan, pengetahuan dan kesehatan dengan aktif di dunia dawah serta dunia
ilmu pengetahuan dan dunia usaha yang islami.
Sinopsis :
Manusia diciptakan Allah dalam keadaan fitrah yang bersifat hanif kepada Islam. Salah satu sifat
fitrah itu adalah menjaga keseimbangan antara ruh, akal dan jasad.
Keperluan jasad adalah makan, istirahat dan olah raga. Memenuhi keperluan jasad berarti
menyeimbangkan konsumsi jasad agar tidak sakit. Keperluan akal adalah ilmu. Memenuhi keperluan akal
berarti menuntut ilmu agar tidak bodoh dan merugi. Sedangkan keperluan ruh adalah dzikrullah.
Ketiganya harus dikelola sescara seimbang agar mendapatkan kenikmatan lahir dan batin.
Hasiyah :
Fitrah hanif
Allah swt menciptakan manusia secara fitrah dan diberikan kecenderungan yang hanif kepada
sesuatu yang baik, sehingga dapat menilai mana yang baik dan man yang buruk khususnya kepada
nilai-nilai yang universal. Fitrah sedemikian ini perlu dijaga dan jangan sampai tertutup kepada
maksiat dan dosa sehingga firahnya tak lagi berfungsi dengan baik dalam menilai.
Dalil : manusia fitrah (QS. 30 : 30, 7 : 712, 75 : 14) lurus (QS. 30 : 30)
Tawazun
Allah swt menciptakan alam tanpa ada satupun yang tidak seimbang (tidak proporsional).
Keseimbangan manusia adalah proporsionalnya konsumsi dan fungsi ruh, akal dan jasad.
Dalil : seimbang (QS. 55 : 7, 9)
Jasad
Manusia diperintahkan mengkonsumsi makanan yang baik yang dibutuhkan jasad dan menjauhi
makanan yang haram dan merusak jasad. Arahan ini adalah agar jasad dapat difungsikan dengan
optimal bagi ibadah.
Dalil : gizi tubuh, makanan dan kesehatan (QS. 2 : 168)
Akal
Allah swt menyuruh kita untuk mendayagunakan akal fikiran untuk :
merespon ilham dari peristiwa alam
mendekatkan diri kepada Allah
Dalil : akal, gizi akal, ilmu (QS. 96 : 1, 55 : 1-4)
Ruh
Ketenteraman dan kedamaian ruh adalah hasil dari mengkonsumsi gizi ruh : dzikrullah.
Dalil : ruh, gizi ruh, dzikrullah (QS. 73 : 1-20, 13 : 28, 3 : 191)
Nikmat
Terpenuhinya konsumsi ketiga hal tersebut bagi manusia menakibatkan hadirnya kenikmatan zhahir
dan batin
Dalil : dengan terpenuhinya konsumis ketiganya akan didapat nikmat zhahir dan batin (QS. 31 : 20).
Termotivasi untuk begabung dengan jamaah Islam dalam rangka merealisasikan terwujudnya kekuatan ini.
Sinopsis :
Membangun prestise (binaa-ul izzah) perlu dilakukan dengan cara menjelaskan dan
membangkitkan perkara-perkara yang ada pada manusia, individu muslim dan ummat islam.
Sebagai manusia, kita harus memiliki kelebihan yang dapat dibanggakan; kebanggaan yang
meninggikan derajat manusia dibandingkan makhluq lainnya, seperti : kemuliaan dari Allah, diutamakan
oleh Allah, diberikan amanah oleh Allah.
Sebagai individu muslim, aqidah adalah kebanggaannya dan ibadah dengan hasil taqwa adalah
penampilannya sehingga Allah swt memberikan status mulia disisiNya.
Sebagai ummat islam, izzah jamaah akan diperoleh bila ummat islam memiliki iman, shidq, ,
tsiqah, wala, thaat, iltizam, barakah dan quwwah. Sikap izzah akan melahirkan independensi, kreatif,
percaya diri dan agresif dalm mengembangkan diri.
Allah menghendaki agar kita tak boleh lemah dan berduka, sebab kita adalah orang-orang yang
berprestise jika kita beriman.
Dalil :
Izzah adalah milik Allah, rasulNya dan orang mumin (QS. 63 : 8, 3 : 139)