Anda di halaman 1dari 52

AQIDAH DALAM ISLAM

PENGERTIAN AQIDAH
Kata Aqidah berasal dari kata 'aqada – ya’qidu –
‘uqdatan , yang umumnya berarti ikatan atau simpul,
perjanjian, kokoh.
Biasanya ikatan atau simpul ini berlaku pada benda
yang dirasa seperti tali .
Aqidah adalah keyaqinan yang tersimpul dan kokoh di
dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian
PENGERTIAN AQIDAH
Menurut al-Bana:
Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib
diyaqini kebenarannya oleh hati dan
mendatangkan ketentraman dalam jiwa,
menjadi keyaqinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keragu-raguan
MENURUT ABU BAKR AL-JAZAIRY
AQIDAH ADALAH SEJUMLAH KEBENARAN YANG
DAPAT DITERIMA SECARA UMUM OLEH MANUSIA
BERDASARKAN AKAL, WAHYU DAN
FITRAH.KEBENARAN ITU DIPATRIKAN DALAM
HATI DIYAQINI KESAHIHANNYA DAN
KEBERADAANNYA SECARA PASTI DN DITOLAK
SEGALA SESUATU YANG BERTENTANGAN
DENGAN KEBENARAN
ISTILAH-ISTILAH LAIN AQIDAH
IMAN
TAUHID
USHULUDDIN
ILMU KALAM
FIQH AKBAR
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
AL-BANA
ILAHIYAT
BERKAITAN DENGAN ILAH (ALLAH)
2. NUBUWAT
BERKAITAN DENGAN NABI DAN RASUL)
3. RUHANIYAT
BERKAITAN DENGAN ALAM METAFISIK
4. SAM’IYAT
BERKAITAN DENGAN SESUATU YANG DIPAHAMI
MELALUI DALIL
PENDEKATAN RUKUN IMAN
MENGIMANI ADANYA ALLAH
MENGIMANI ADANYA KITAB-KITAB
MENGIMANI ADANYA MALAIKAT
MENGIMANI ADANYA RASUL
MENGIMANI ADANYA QADLA DAN
QADAR
MENGIMANI ADANYA HARI QIYAMAT
SUMBER-SUMBER AQIDAH
AL-QUR’AN
AS-SUNNAH
 ARTINYA APA SAJA YANG DISAMPAIKAN OLEH
AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH YANG SHAHIH
WAJIB DIYAQINI KEBENARANNYA DAN
DIAMALKAN, SEDANGKAN AKAL PIKIRAN TIDAK
BISA DIJADIKAN SUMBER AQIDAH KARENA TIDAK
AKAN MENJANGKAU HAL-HALYANG METAFISIK
FUNGSI AQIDAH
AQIDAH SEBAGAI DASAR UNTUK MENEGAKKAN
SAPEK-ASPEK YANG LAIN DIDALAM SYARI’AT
ISLAM SEPERTI IBADAH ( YANG MAHDHAH
MAUPUN YANG GHAIRU MAHDHAH), AKHLAQ,
MU’AMALAH
SESEORANG YANG MEMILIKI AQIDAH YANG KUAT
PASTI AKAN MELAKSANAKAN SEGALA
KETENTUAN SYARI’AT
RUKUN IMAN
IMAN KEPADA ALLAH
IMAN KEPADA KITAB-KITAB
IMAN KEPADA MALAIKAT
IMAN KEPADA RASUL
IMAN KEPADA QADLA DAN QADAR
IMAN KEPADA HARI QIYAMAT
FAEDAH AQIDAH
MEMBERIKAN PEDOMAN KEYAQINAN AKAN
KEBERADAAN ALLAH SEBAGAI PENCIPTA
MEMBERIKAN KETENANGAN DALAM HATI
MEMPERLUAS PANDANGAN, TIDAK SEMPIT
PEMIKIRAN
TIDAK MUDAH BERBURUK SANGKA
MEMBANGUN SIKAP TAWAKKAL
MA’RIFATULLAH
URGENSI MENGENAL ALLAH
CARA MENGENAL ALLAH
PENGHALANG MA’RIFATULLAH
BUKTI KEBERADAAN ALLAH
MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH
CINTA KEPADA ALLAH DAN TIGKATANNYA
KONSKEWENSINYA
MA’IYATULLAH
CARA MENGENAL ALLAH
PENDEKATAN AYAT-AYAT
KAUNIYAH
PENDEKATAN AYAT-AYAT
QAULIYAH
ASMA WA SIFAT
URGENSI MENGENAL ALLAH
MENGENALI SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA
YANG TELAH MENGUASAI MANUSIA
MEMBUKTIKAN KEBERADAAN ALLAH, SIFAT-
SIFAT , NAMANYA
MENINGKATKAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN
KEPADANYA DAN AKAN MENIMBULKAN
KETENANGAN HATI, KARENA JIWANYA MERASA
MERDEKA
Syarat-syarat diterimanya syahadat
 

a. Al-Ilmu almunafi liljahl (pengetahuan yang


membatalkan kebodohan).
b. Alqabulu almunafi lirrai (penerimaan yang
membatalkan penolakan).
c. Alyaqinu almunafi lissyakk (keyakinan yang
membatalkan keragu-raguan).
d. Al-Ikhlasu almunafi lissyirk (keikhlasan yang
membatalkan kemusyrikan).
e. Asshidqu almunafi lilkadzib (kejujuran yang
membatalkan kebohongan).
f. Almahabbatu almunafiyatu lilbughdhi wal karahah
(cinta yang membatalkan kemarahan dan kebencian).
g. Al-Inqiyadu almunafi lilimtina’i wat tarki wa
‘adamil ‘amal (kepatuhan yang membatalkan
pengingkaran, meninggalkan dan tidak beramal).
PENGHALANG MA’RIFATULLAH
PENYAKIT SYAHWAT
KEFASIKAN
KESOMBONGAN
KEDZALIMAN
KEDUSTAAN
KEMAKSIYATAN
PENYAKIT SYUBHAT
KEBODOHAN
KERAGUAN
PENYIMPANGAN
KELALAIAN
URGENSI SYAHADAT
PINTU MASUK KE DALAM ISLAM (2:108)
INTISARI AJARAN ISLAM
DASAR-DASAR PERUBAHAN
HAKEKAT DAKWAH PARA RASUL
KEUTAMAAN YANG BESAR
IMAN KEPADA MALAIKAT
IMAN KEPADA YANG GHAIB (IMAN KEPADA JIN)
ASAL PENCIPTAAN MALAIKAT DICIPTAKAN DARI
CAHAYA
ASAL PENCIPTAAN JIN DARI API
PENGERTIAN MALAIKAT:
MAKHLUQ GAIB YANG DIUTUS OLEH ALLAH
DENGAN WUJUD DAN SIFAT-SIFAT TERTENTU
PERBEDAAN JIN DAN MALAIKAT DAN
MANUSIA
MALAIKAT UTUSAN DENGAN DENGAN SIFAT
YANG TERTENTU DAN SELALU TAAT DENGAN APA
YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH
MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK BERIBADAH
KEPADA ALLAH
JIN DICIPTAKAN UNTUK BERIBADAH
ADA DINANTARA MEREKA YANG MUKMIN DAN
ADA DIANTARA MEREKA YANG KAFIR
IMAN KEPADA KITAB
Yang dimaksud dengan al-Kitab adalah Kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah kepada para Nabi dan RasulNya.Kata
al-Kitab dipakai untuk beberapa pengertian:
Menunjukkan Kitab Suci yang pernah diturunkan kepada
para Nabi dan Rasul (2:177)
Menunjukkan Kitab Suci yang diturunkan sebelum al-
Qur’an (13:43)
Menunjukkan Kitab Suci tertentu sebelum al-Qur’an (2:87)
Menunjukkan Kitab Suci secara khusus (2:2)
Kitab-Kitab Allah sebelum al-Qur’an:
Taurat (5:44) (25:35)
Zabur (17:55)
Injil (57:27)
Shuhuf (87:18-19)
Untuk Kitab-kitab Suci yang tidak disebutkan
namanya tersebut kita cukup mengimaninya secara
global bahwa Allah S.W.T.telah menurunkan Kitab-
kitab Suci kepada para Nabi dan RasulNya.
IMAN KEPADA RASUL
KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP RASUL
1. Fitrah Manusia (75: 14, 27: 14):
 a. Membutuhkan keberadaan Sang Pencipta: 23:
83-90.
 b. Mengabdi pada Sang Pencipta: 2: 21.
 c. Hidup yang memiliki Aturan: 28: 50
2. Petunjuk Rasul (36: 1-2; 42: 53; 3: 31):
 a. Mengenali Pencipta yang Sebenarnya: 31: 10
 b. Memberikan Aturan/Pedoman Kehidupan: 3:
19, 85; 33: 21.
 c. Cara beribadah yang benar: 21: 25
PENGERTIAN RASUL
Rasul adalah seorang laki-laki yang terpilih dan yang
diutus oleh Allah SWT dengan risalah kepada manusia
FUNGSI RASUL
 a. Laki-laki yang dipilih dan diutus Allah SWT
dengan risalah Islam kepada manusia.
 b. Pembawa Risalah: 5: 67, 33: 39.
 c. Tauladan dalam melaksanakan risalah: 33: 21,
56, 60: 4
TANDA-TANDA RASUL
 a. Sifat Mendasar: 68:
 b. Mu’jizat: 54: 1, 15: 9
 c. Berita Kedatangannya: 61: 6
 d. Berita Kenabian: 25: 30.
 e. Hasil-hasil Perbuatannya: 6: 122
SIFAT-SIFAT RASUL
 a. Manusia sempurna: 25: 8
 b. Terpelihara dari kesalahan: 5: 67, 80: 1, 66:
 c. Benar: 39: 33, 53: 3-4
 d. Cerdas: 48: 27
 e. Amanah: 4: 58, 69: 44-46
 f. Menyampaikan: 5: 67, 81: 24, 80: 1-2
 g. Komitment yang sempurna: 17: 73, 68: 6.
Akhlaq yang agung: 68: 4
 a. Akhlaq Qur’ani
 b. Suri Tauladan: 33: 21.
TUGAS RASUL
MENYAMPAIKAN RISALAH
1. Tugas rasul sebagai pengemban risalah da’wah: 5:
67, 33: 39
 a. Memperkenalkan Al Khaliq: 7: 175
 b. Menjelaskan Cara Beribadah (hadits)
 c. Menjelaskan pedoman hidup (h)
 d. Membina dengan arahan dan nasihat.
MENEGAKKAN DINULLAH
 a. Menegakkan khilafah: 24: 55
 b. Membina Kader: 3: 104
 c. Membuat konsepsi da’wah: 3: 159
 d. Melaksanakan pedoman hidup: 2: 208, 6: 162
KEDUDUKAN MUHAMMAD S.A.W.
 a. Penutup para Nabi: 33: 40
 b. Penghapus risalah sebelumnya: (h)
 c. Membenarkan para Nabi sebelumnya: 61: 8
 d. Penyempurna risalah sebelumnya
 e. Ditujukan untuk seluruh manusia: 34: 28.
 f. Ditujukan untuk menjadi rahmat bagi semesta
alam: 21: 107
KEWAJIBAN KEPADA RASUL
Kewajiban terhadap Risalah Rasulullah saw:
 a. Membenarkan apa yang dikabarkannya: h, 39:
33
 b. Menta’ati semua perintahnya: 24: 51
 c. Menjauhi apa yang dilarangnya: 59: 7
 d. Tidak dikatakan ibadah kecuali dengan
mengikuti syaria’tnya: h, 4: 80
KEWAJIBAN KEPADA RASULULLAH
 a. Mengimaninya: h, 61:1.
 b. Mencintainya: h,
 c. Mengagungkan: 48: 7
 d. Membelanya: 9: 40, 61: 14.
 e. Menghidupkan sunnahnya: h, 3: 130
 f. Memperbanyak shalawat: 33: 56.
 g. Mengikutinya: 3: 31
 h. Mewarisi risalahnya: 48: 28
IMAN KEPADA QADLA DAN QADAR
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini terdiri daripada
kebaikan dan keburukan, ketaatan dan kemaksiatan
serta keimanan dan kekufuran adalah dengan takdir,
kehendak dan ilmu Allah. Kebaikan, keimanan dan
ketaatan ditentukan dengan takdir Allah dengan
kesukaan dan keredlaan-Nya.
 Manakala kejahatan, kemaksiatan dan kekufuran
ditentukan dengan takdir Allah tanpa kesukaan dan
keredlaan-Nya. Namun takdir Allah yang merupakan
sifat-Nya yang azali dan abadi itu tidak boleh disifatkan
dengan kejahatan atau keburukan
SEGALA SESUATUNYA
DENGAN QADAR
ٍ ‫إِنَّا ُك َّل َش ْى ٍء َخلَ ْقنَاهُ بِقَ َدر‬
Maknanya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan
segala sesuatu dengan suatu ukuran (ketentuan)”.
[Surah al-Qamar: 49]
 
 
Rasulullah sallaLlahu ^alayhi wasallam bersabda:
ُ‫ش ْي ٍء ِبقَ َد ٍر َحتَّى ْال َعجْ ُز َو ْال َكيس‬
َ ُّ‫ُكل‬
Maknanya: “Segala sesuatu (terjadi) dengan suatu ukuran (ketentuan
Allah) meskipun kebodohan dan kepintaran”. [Diriwayatkan oleh
Muslim]
PENGERTIAN QADLA DAN QADAR
QADLA
PENCIPTAAN SEGALA SESUATU OLEH
ALLAH SESUAI DENGAN ILMU DAN
IRADAHNYA
QADAR
ILMU ALLAH TENTANG APA-APA YANG
AKAN TERJADI PADA SELURUH
MAKHLUKNYA PADA MASA YANG AKAN
DATANG
TINGKATAN TAQDIR
1. ILMU
ALLAH MENGETAHUI APA YANG TELAH
TERJADI DAN AKAN TERJADI
2. KITABAH
ALLAH TELAH MENULISKANNYA DI LAUHIL
MAHFUDZ TENTANG HAL-HAL YANG TELAH
DITETAPKANNYA
AL-MASYI’AH
ALLAH MEMPUNYAI
KEHENDAK APA YANG DI
LANGIT DAN DI BUMI
AL-KHALQ
ALLAH MENCIPTAKAN
SEGALA SESUATU
MANUSIA ANTARA MUSAYYAR
DAN MUKHAYYAR
MUSAYYAR :
 MANUSIA TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN
UNTUKMENOLAK APA YANG TELAH DITETAPKAN
ALLAH
MUKHAYYAR
MANUSIA MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK
MENERIMA ATAU MENOLAK
MANUSIA DAN TAQDIR
1. IKA SESUATU TERGANTUNG KEPADA
ALLAH UNTUK APA MANUSIA
MELAKUKAN SESUATU DI DALAM
KEHIDUPANNYA?
2. SESUATU SUDAH DITETAPKAN ALLAH
UNTUK APA MANUSIA BERUSAHA?
3. JIKA ALLAH TELAH MENCIPTAKAN KITA,
KENAPA ALLAH MENGHUKUM YANG
JAHAT?
Al Jabriyah, mereka adalah golongan jahmiyah yang
mengatakan bahwa manusia menerima begitu saja
(dipaksa-majbur) atas perbuatannya, gerakannya,
bahkan seluruh gerakannya hingga gemetar dan
keringatnya adalah perbuatan Allah.
Al Qadariyah, mereka adalah mu’tazilah yang
mengikuti Ma’bad bin al Juhni dan orang-orang yang
sepakat dengan mereka. Mereka mengatakan bahwa
sesungguhnya manusia menciptakan perbuatannya
sendiri bukan karena kehendak Allah, mereka
mengingkari jika dikatakan Allah yang menciptakan
perbuatan hamba-hambaNya. Mereka juga
mengatakan: Allah tidak menolaknya juga tidak
menghendakinya
Ahlus Sunnah wal Jamaah, Allah memberikan
petunjuk kepada Ahlus Sunnah untuk menjadikan
mereka pertengahan di antara dua kelompok di
atas. Mereka mengatakan: Allah menciptakan
manusia dan perbuatannya. Manusialah yang
melakukan hakikatnya, dan mereka dianugerahi
kehendak dan kemauan (qudrah) untuk berbuat.
Allah-lah yang menciptakan mereka dan
menciptakan kehendak (qudrah) tersebut . Allah
‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan Allah yang
menciptakanmu dan apa-apa yang kamu lakukan”
(QS. Ash Shafat: 96).
JENIS-JENIS TAQDIR
Pertama, Takdir Umum (Takdir Azali).
Takdir yang meliputi segala sesuatu dalam
lima puluh ribu tahun sebelum
diciptakannya langit dan bumi. Di saat
Allah SWT memerintahkan al-Qalam
(pena) untuk menuliskan segala sesuatu
yang terjadi dan yang belum terjadi sampai
hari kiamat (Al Hadid 22)
Kedua, Takdir Umuri. Yaitu takdir yang
diberlakukan atas manusia pada awal
penciptaannya ketika pembentukan air sperma
(usia empat bulan) dan bersifat umum. Takdir ini
mencakup rizki, ajal, kebahagiaan, dan
kesengsaraan. Hal ini didasarkan sabda Rasulullah
saw. berikut ini.
 
“…Kemudian Allah mengutus seorang malaikat
yang diperintahkan untuk meniupkan ruhnya dan
mencatat empat perkara: rizki, ajal, sengsara, atau
bahagia... .” (HR Bukhari)
Ketiga, Takdir Samawi. Yaitu takdir
yang dicatat pada malam Lailatul
Qadar setiap tahun. Perhatikan firman
Allah berikut ini.

“Pada malam itu dijelaskan segala


urusan yang penuh hikmah.” (ad-
Dukhaan: 4-5)
Keempat, Takdir Yaumi. Yaitu takdir yang
dikhususkan untuk semua peristiwa yang
akan terjadi dalam satu hari; mulai dari
penciptaan, rizki, menghidupkan,
mematikan, mengampuni dosa,
menghilangkan kesusahan, dan lain
sebagainya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah,

“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta


kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (ar-
Rahmaan: 29)
Pertama, Ilmu Allah SWT. Beriman kepada qadha
dan qadar berarti harus beriman kepda Ilmu Allah
yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak azali.
Dia mengetahui segala sesuatu. Tidak ada makhluk
sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak
Dia ketahui. Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya
sebelum mereka diciptakan. Dia juga mengetahui
kondisi dan hal-ihwal mereka yang sudah terjadi dan
yang akan terjadi di masa yang akan datang oleh
karena ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Dialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata.
Kedua, Penulisan Takdir. Di sini mukmin harus beriman
bahwa Allah SWT menulis dan mencatat takdir atau
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan kehidupan
manusia dan sunnah kauniah yang terjadi di bumi di
Lauh Mahfuzh—“buku catatan amal” yang dijaga. Tidak
ada suatu apa pun yang terlupakan oleh-Nya (Al-Hadid
22-23)
 Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang
demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang
luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap
apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (al-Hadiid:
22-23)
Ketiga, Masyi`atullah (Kehendak Allah) dan Qudrat
(Kekuasaan Allah). Seorang mukmin yang telah
mengimani qadha dan qadar harus mengimani
masyi`ah (kehendak) Allah dan kekuasaan-Nya yang
menyeluruh. Apa pun yang Dia kehendaki pasti terjadi
meskipun manusia tidak menginginkannya. Begitu
pula sebaliknya, apa pun yang tidak dikehendaki pasti
tidak akan terjadi meskipun manusia memohon dan
menghendakinya. Hal ini bukan dikarenakan Dia
tidak mampu melainkan karena Dia tidak
menghendakinya
“Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah
baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Faathir: 44)
Keempat, Penciptaan-Nya. Ketika beriman terhadap
qadha dan qodar, seorang mukmin harus mengimani
bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, tidak ada
Khaliq selain-Nya dan tidak ada Rabb semesta alam ini
selain Dia. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini.

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia


memelihara segala sesuatu.”(az-Zumar: 62)
BUAH IMAN KEPADA
QADLA DAN QADAR
Pertama, jalan yang membebaskan kesyirikan
Kedua, tetap istiqamah.
“Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh
kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan
ia amat kikir, kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat.” (al-Ma’arij: 19-22)
Ketiga, selalu berhati-hati.
“Maka apakah mereka merasa aman
dari azab Allah (yang tidak terduga-
duga)? Tiada yang merasa aman dan
azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi.” (al-A’raaf: 99)
Keempat, sabar dalam menghadapi
segala problematika kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai