Anda di halaman 1dari 8

MA’RIFATUL ISLAM

D.1. MAKNA ISLAM


Sasaran Pembelajaran :
 Memahami dasar-dasar yang membentuk istilah Islam serta mampu
membedakan dari dasar-dasar konsep hidup yang lain.
 Memahami bahwa Islam adalah tunduk kepada wahyu yang diturunkan
kepada para nabi sebagai aturan yang merupakan jalan lurus menuju
keselamatan kehidupan dunia dan akhirat.
 Menyadari bahwa Islam adalh pedoman hidup dari Allah yang tinggi dan
tiada kerendahan di dalamnya.

Sinopsis :
Islam secara etimologis memiliki makna :
 menundukkan wajah (QS. 4 : 125)
 berserah diri (QS. 3 : 83)
 suci, bersih (QS. 26 : 89)
 selamat, sejahtera (QS. 6 : 54)
 perdamaian (QS 47 :35)
Dengan pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki sifat yang dibawanya
yaitu berserah diri dan wujud perdamaian. Manakala kalimat Islam didalam Al Qur’an disebut disebut
sebagai diin (QS. 3 : 19, 85) yang berarti suatu manhaj. Sistem dan aturan hidup yang menyeluruh dan
lengkap. Dengan demikian, kalimat Islam adalah ketundukkan, wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7), diin
keselamatan dunia-akhirat. Kesimpulan dari makna-makna tersebut : Islam adalah panduan hidup yang
lengkap bagi manusia, dengan berserah diri dan tunduk maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dan
kedamaian dunia dan akhirat. Akhirnya, Rasulullah bersabda bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada
kerendahan di dalamnya. Islam itu tinggi dan akan dimenangkan ke atas semua agama, kepercayaan dan
ideologi (QS. 48 : 28, 9 : 33).

Ringkasan dalil :
Makna Etimologis Islam
 menundukkan wajah (QS. 4 : 125)
 berserah diri (QS. 3 : 83)
 suci, bersih (QS. 26 : 89)
 selamat, sejahtera (QS. 6 : 54)
 perdamaian (QS 47 :35)
Kalimat Islam sebagai Diin (QS. 3 : 19, 85)
 tunduk
 wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7)
 diin para nabi dan rasul (QS. 2 : 136, 3 : 84)
 hukum-hukum Allah (QS. 5 : 48-50)
 jalan yang lurus (QS. 6 : 153)
 keselamatan dunia akhirat (QS. 16 : 97, 2 : 200, 28 : 77)
Islam tinggi dan tak ada kerendahan di dalamnya.

D.2. ISLAM WA SUNNATULLAH


Sasaran :
 Memahami dan menyadari fithrah alam semesta yang mengikuti
sunnatullah : Islam adalah asas alam semesta.
 Memahami bahwa syari’at Muhammad saw adalah sunnatullah yang sesuai
dengan sifat alam semesta tersebut.
 Menyadari bahwa menerima Islam adalah kembali kepada fithrah,
sedangkan menolak Islam berarti menolak fithrah manusia dan alam semesta.

Sinopsis :

1
Allah swt sebagai khaliq memiliki kewajiban dan hak mutlak untuk menentukan aturan bagi kepentingan
dan kebaikan manusia serta makhluq lainnya. Aturan yang Allah tentukan berupa Islam dan
mendatangkan rasul sebagi uswah dan teladan yang diperuntukkan bagi manusia. Mereka yang mengikuti
aturan tersebut disebut adalah Muslim dan yang tidak mengikutinya disebut kafir.
Allah swt selain menciptakan manusia juga menciptakan alam semesta dan seisinya. Ketertiban,
keteraturan dan keselamatan perjalanan kehidupan alam ini berlaku dengan sunnah kauniyah yang Allah
berikan kepadanya. Seluruh alam semesta tunduk, bersujud, bertahmid dan berislam kepadaNya. Alam
semesta tak ada yang kafir, mereka semuanya muslim dan berserah diri kepada Allah dengan mengikuti
segala aturannya.
Islam merupakan sunnatullah dan ditetapkan kepada alam dan manusia. Sunnatullah kepada alam bersifat
mutlak, langgeng dan kontinyu yang merupakan taqdir kauni dalam tunduk kepada Allah. Sedangkan
sunnatullah kepada manusia berupa hidayah yang Allah berikan. Hidayah inipun bergantung kepada
kehendak dan ikhtiar manusia serta merupakan taqdir syar’i. Kemudian sikap manusia terbagi menjadi
dua : menerimanya (muslim) dan menolaknya (kafir).

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
 Allah pencipta (QS. 59 : 23) yang menciptakan alam (QS. 25 : 2) dan menentukan aturan (QS.
25 : 2, 54 : 59, 15 : 20).
 Seluruh alam semesta sujud, tasbih, tahmid (QS. 13 : 15, 22 : 18, 6 : 50, 59 : 1, 64 : 1, 24 : 41,
17 : 44)
 Al Khaliq menurunkan taqdir syar’I (QS. 6 : 153, 45 : 18).
 Islam sebagai Diin (3 : 19, 85)
 Rasul sebagai contoh pelaksanaan diin kepada manusia (QS. 33 : 21)
 Ada yang menerima (disebut muslim) sesuai dengan alam semesta, ada yang menolak
(disebut kafir) subversif di alam semesta.
 Akam semesta memiliki sifat tunduk kepada Allah secara mutlak

D.3.1. SYUMULIYATUL ISLAM


Sasaran :
 Memahami sifat-sifat dasar Islam sebagai diin yang sempurna, penuh
nikmat, diridhai dan sesuai dengan fithrah.
 Memahami sifat interaksi yang tepat dengan sifat-sifat Islam tersebut.
 Menyadari Islam sebagai suatu kekuatan lahir batin.

Sinopsis :
Islam memiliki sifat-sifat dasar yaitu kesempurnaan, penuh nikmat, diridhai dan sesuai dengan fithrah.
Sebagai agama, sifat-sifat ini dapat dipertanggungjawabkan dan menjadikan pengikutnya dan
penganutnya tenang, selamat dan bahagia.
Muslim menjadi selamat karena Islam diciptakan sebagai diin yang sempurna. Ketenangan yang
dirasakan seorang Muslim karena Allah memberikan segenap rasa nikmat kepada penganut Islam, lalu
kepada mereka yang mengamalkan Islam karena sesuai dengan fithrahnya.

Hasiyah :

Ringkasan Dalil :
Sifat-sifat Islam :
 Diinul Kamil (QS. 3 : 5), aqidah tetap (QS. 2 : 133, 21 : 7), syari’at tetap dan fleksibel (QS. 2:
286, 5 : 3).
 Diinul Ni’mat (QS. 3 : 5), akal(QS. 31 : 20), fithrah (QS. 30 : 30), tradisi (QS. 49 : 7)
sehingga Islam merupakan kebutuhan.
 Diinur Ridha (QS. 3 : 5) dalam memeluk (QS. 49 : 15) dan komitmen (QS. 48 : 50) sehingga
diterima Allah dengan penuh keridhaan dan diridhai (QS. 89 : 27-28).
 Diinul Fithrah (QS. 30 : 30) berjalan sesuai fithrah : menjaga (QS. 24 : 30, 33 : 59),
memelihara(QS. 24 : 32), mengembangkan dan mengarahkan (QS. 4 : 1-2).
 Diin yang kuat dan tak terkalahkan

D.3.2. SYUMULIYATUL ISLAM

2
Sasaran :
 Memahami gambaran menyeluruh dari Islam sebagai asas bina, maupun
muayyidat dengan hubungan-hubungannya.
 Dapat menyebutkan contoh-contoh penyelesaian masalah aktual secara
Islami dalam bidang kehidupan bermasyarakat.
 Menyadari bahwa Islam merupakan sistem hidup yang lengkap dan
sempurna sehingga termotivasi untuk memasukinya.

Sinopsis :
Islam merupakan agama yang syumul (sempurna) berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal
yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz
zamaan (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua
tempat).
Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan ciri risalah nabi Muhammad
saw sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad saw dilaksanakan
sepanjang masa hingga hari kiamat.
Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek lengkap yang
terdapat dalam Islam itu sendir, misalnya jihad dan da’wah (sebagai penyokong Islam), akhlaq dan
ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan
kelengkapan Islam sebagai agama.
Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan alam semesta
ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta, maka
semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepadaNya.
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Syumuliatul islam (QS. 2 : 208).
Syumuliyatuz zamaan (QS. 2 : 208):
 risalah yang satu (QS. 29 : 90, 34 : 28, 21 : 107)
 penutup para nabi (QS. 33 : 42)
Syumuliyatul minhaj :
 asas aqidah (syahadatain dan rukun iman)
 bangunan Islam : ibadah, rukun islam (sholat, shiyam, zakat haji), akhlaq
 penyokong/penguat : jihad (QS. 29 : 6,69, 47 : 31)atau amar ma’ruf nahi munkar (QS. 3 : 104,
7 : 99, 9 : 112) dan da’wah (QS. 16 : 125, 41 : 33)
Syumuliyatul makan (QS. 22 : 40)
 kesatuan pencipta (QS. 2 : 163-164)
 kesatuan alam (QS. 2 : 29, 67 : 15)

D.3.3. SYUMULIYATUL ISLAM


Sasaran :
 Memahami gambaran menyeluruh dari Islam sebagai asas bina, maupun
muayyidat dengan hubungan-hubungannya.
 Dapat menyebutkan contoh-contoh penyelesaian masalah aktual secara
Islami dalam bidang kehidupan bermasyarakat.
 Menyadari bahwa Islam merupakan sistem hidup yang lengkap dan
sempurna sehingga termotivasi untuk memasukinya.

Sinopsis :
Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya adalah Islam mencakup seluruh
peraturan dan segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu Islam sangat sesuai dijadikan sebagai
pedoman hidup. Di antara kelengkapan Islam yang digambarkan dalam Al Qur’an adalah mencakup
konsep keyakinan (QS. 2 : 255), moral (QS. 7 : 99), tingkah laku (QS. 2 : 138), perasaan (QS. 30 : 30),
pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2), sosial (QS. 24 : 7), politik (QS. 3 : 85-86, 12 : 40), ekonomi (QS.
9 : 60, 103, 59 : 7), militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-8), hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65).

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Islam sebagai pedoman hidup :

3
 konsep keyakinan (QS. 2 : 255)
 moral (QS. 7 : 99)
 tingkah laku (QS. 2 : 138)
 perasaan (QS. 30 : 30)
 pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2)
 sosial (QS. 24 : 7)
 politik (QS. 3 : 85-86, 12 : 40)
 ekonomi (QS. 9 : 60, 103, 59 : 7)
 militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-8)
 hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65)

D.4.1. ISLAM AKHLAQUN


Sasaran :
 Memahami Islam sebagai sistem akhlaq dan mampu membedakan dengan
sistem moral lainnya.
 Mampu meninggalkan akhlaq tercela dari kehidupannya.
 Berusaha mengaplikasikan akhlaqul karimah sebagai cermin keimanannya
kepada Allah dan RasulNya.

Sinopsis :
Islam memiliki sistem akhlaq yang mampu membedakan dengan sistem moral lainnya buatan manusia.
Sebab akhlaq Islam berpedoman kepada Al Qur’an, yang mengajarkan hubungan Allah sebagai khaliq
kepada manusia sebagai makhluq. Akhlaq adalah tingkah laku makhluq yang diridhai oleh Khaliq.
Hubungan manusia kepada Allah adalah akhlaq. Bentuk-bentuk hubungan akhlaq adalah : akhlaq kepada
Allah (QS. 2 : 186), akhlaq kepada diri sendiri (QS. 2 : 44), akhlaq kepada sesama manusia (QS. 2 : 83,
31 : 17-19), akhlaq kepada alam sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56). Inti dari ajaran akhlaq adalah melepaskan
diri dari perbuatan tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia.

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Bentuk-bentuk akhlaq :
 Akhlaq kepada Allah (QS. 2 : 186)
 Akhlaq kepada diri sendiri (QS. 2 : 44)
 Akhlaq kepada sesama manusia (QS. 2 : 83, 31 : 17-19)
 Akhlaq kepada alam sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56)

D.4.2. ISLAM FIKRATAN


Sasaran :
 Memahami Islam sebagai fikrah yang sesuai dengan fithrah dan bashirah
manusia.
 Menyadari bahwa hanya islamlah yang dapat memberikan jawaban yang
benar tentang ketuhanan, kenabian, peribadatan, alam semesta, manusia dan
hakikat kehidupan.
 Termotivasi untuk menerapkan ‘amal islami berlandaskan fikrah islamiyah
di tengah masyarakat.

Sinopsis :
Manusia yang diciptakan Allah terbagai menjadi muslim dan kafir. Realitas ini menunjukkan bahwa
terdapat manusia yang membawa kebenaran dan ada yang membawa kebatilan. Perbenturan akan selalu
berlku di antara keduanya karena landasan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak adalah berbeda.
Islam adalah sumber fikrah dan kepadanya seorang Muslim merujukkan kerangka fikirnya. Di lain pihak,
kaum kuffar merujuk kepada hawa nafsunya. Islam yang haq, jelas, tetap dan sempurna tak akan dapat
ditandingi oleh kebatilan.
Muslim yang beriman menjadikan bashirah sebagai sumber fikrahnya, sedangkan kuffar menjadikan
hawa nafsu sebagai sumber fikrahnya. Manusia, baik ia seorang muslim ataupun kafir, memahami
sesuatu yang ada disekitarnya berlandaskan keyakinannya. Hal sedemikian juga jga berkeneaan dalam
memahami Allah, risalah, ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.

4
Muslim yang beriman dalam memandang segala sesuatu selalu mendayagunakan bashirahnya sehingga
selalu muncul tashawur yang sahih, yang berimplikasi kepada munculnya fikrah yang islami. Hal ini
yang mengantarkan terwujudnya amal-amal islami. Sebaliknya, pihak kuffar mendasari fikrahnya dari
hawa nafsu yang bersifat berubah-ubah dan temporal untuk memenuhi kebutuhan materialisme dan
hedonisme saja, sehingga memunculkan tashawur yang salah/rusak. Hal ini yang menghasilkan fikrah
jahiliyah dan amal jahili.

Hasiyah :

Ringkasan Dalil :
 Dua bentuk sumber fikrah : kekufuran dengan hawa nafsu dan imen dengan bashirah. Semua
dalam rangka memahamai 6 hakikat besar : Allah, risalah ibadah, alam semesta, manusia dan
kehidupan.
 Kekufuran membentuk tashawur yang salah : memunculkan pemikiran jahiliyah, dalam
ideologi jahiliyah, diaplikasiakan dalam tingkah laku dan dinamika jahiliyah.
 Keimanan membentuk tashawur yang benar : memunculkan pemikiran islami, dalam fikrah
islamiyah, diaplikasiakan dalam amal Islami dan harakah islamiyah.

D.5. ISLAM DIINUL HAQ


Sasaran :
 Memahami pengertian ad diin dan mampu menjelaskan kesalahpahaman
masyarakat atas pengertian ad diin.
 Membuktikan berdasarkan dalil aqli dan dalil naqli bahwa : Islam adalah
diinul haq dan selainnya pastilah diinul baathil.
 Menyadari bahwa Islam sebagai diinul haq adalah petunjuk yang lurus
danmembawa keridhaan Allah. Di lain pihak, selain Islam adalah sumber
keahiliyahan yang membawa kepada kesesatan dan kemurkaan Allah.

Sinopsis :
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
 Allah yang Maha Pencipta (QS.10 : 4, 61 : 9, 67 :3)
 Allah yang Maha Mengetahui (QS. 61 : 14, 36 :79)
 Allah yang Maha Bijaksana (QS.59 : 24, 61 : 1, 62 :1)
 Allah adalah Al Haq (QS.10 : 32, 22 : 62)
 Diinullah adalah Diinul Haq (QS. 9 : 33, 48 : 28, 61 : 9)
 Islam (QS. 3 : 19, 85) membawa kepada petunjuk (QS. 6 : 153, 1 : 5-6)
 Selain Allah adalah makhluq (QS. 22 : 73, 16 : 17) yang sangat bodoh (QS. 3 : 73) yang
berorientai kepada zhan (QS. 10 : 36, 6 : 116)
 Selain Allah adalah bathil (QS. 10 : 32, 22 : 62), berarti (membuat) selain diinullah
merupakan diinul baathil yaitu kejahiliyahan (QS. 5 : 50, 39 : 64) yang menyeru kepada kesesatan
(QS. 1 : 7, 2 : 120, 6 : 153).

D.6. TABIATUD DIINUL ISLAM


Sasaran :
 Memahami sifat-sifat diinul Islam yang menjadi ciri khas penampilannya
sepanjang sejarah.
 Dapat memberikan dalil naqli dan dalil aqli bagi setiap sifat tersebut serta
menyebutkan contoh-contohnya.
 Menyadari peranannya dalam perjuangan Islam dengan upaya
menampilkan ciri-ciri tersebut pada dirinya, keluarga maupun masyarakat.

Sinopsis :
Hasiyah :
Al Ikhlas wa Al Fithrah - mukhlis wa hanif.
Al Qayyimu wa Al Minhaj - qayyimun minhajiyun

5
Al Ahkamu wa Al Akhlaq - husnu al khuluq wa al hakim
An Nazhafat wa Thaharah - nazhiifun thahuurun
Al ‘Ilmu wa Al ‘Amal - ‘aliimun ‘amiilun
Al ‘Ilmu wa Al Fikr - ‘aliimun mufakkirun
Al ‘Amal wa Al Amal - ‘amilun mutafailun
Al Quwwatu wa Al Mas’uliyah - qawiyun amiin
Al ‘Izzah wa Ar Rahmah - ‘aziizun rahiimun
Ad Daulah wa Al ‘Ibaadah - siyasiyun ‘abid
As Saifu wa Mashaf - mujahidun rabbani
Al Harakah wa Al Minhaj - harakiyun minhajiyun
Keseluruhannya merupakan pribadi Islami

Ringkasan Dalil :
Karakteristik Diin Al Islam :
 Diin yang bersih dari syirik dan sesuai dengan fitrah; membentuk pribadi mukhlis dan hanif
(QS. 39 : 2,11,14, 7 : 172, 30 : 30).
 Diin yang penuh dengan tatanan nilai dan konsep; membentuk pribadi yang bermutu dan
bermanhaj (QS. 36 : 1-2, 43 : 4).
 Diin akhlaq/moral dan hukum; membentuk pribadi yang berakhlaq dan bijaksana (QS. 4 : 36,
105).
 Diin kebersihan dan kesucian; membentuk pribadi yang bersih dan suci (QS. 9 : 108).
 Diin ilmu dan amal; membentuk pribadi yang berilmu dan aktif bekerja (QS. 47 : 19, 2 : 44)
 Diin ilmu dan pemikiran; membentuk pribadi yang berilmu dan pemikir (QS. 9 : 122).
 Diin kerja dan harapan; membentuk pekerja yang optimis (QS. 9 : 105, 46 : 19, 4 : 123-124).
 Diin yang kuat dan bertanggung jawab; membentuk pribadi yang teguh dan dapat dipercaya
(QS. 28 : 26).
 Diin yang bermartabat dan penyayang; membentuk pribadi yang berprestise dan santun (QS. 9
: 128, 49 : 10).
 Diin daulah dan ‘ibadah; membentuk politikus yang ‘abid (QS. 73 : 20).
 Diin pedang dan Al Qur’an; membentuk pribadi mujahid yang robbani (QS. 9 : 111, 3 : 79).
 Diin harakah dan minhaj; membentuk pribadi mutaharrik yang minhaji (QS. 9 : 38-39, 16 :
125, 12 : 108).
 Keseluruhannya merupakan pribadi islami. (QS. 3 : 110)

D.7. AL ‘AMAL AL ISLAMI


Sasaran :
 Memahami bahwa interaksinya dengan Islam wajib membentuk keyakinan,
pemikiran, perasaan dan akhlaq yang Islami.
 Memahami bahwa amal islami hanya terbentuk dar kondisi yang islami
melalui tarbiyah dan da’wah serta harokah dan jihad.
 Menyadari bahwa nilai ‘amal islami merupakan ibadah yang akan
membentuk ketaqwaan dan memperoleh tamkin dari Allah yang ditunjukkan
dengan bukti dalam bentuk kepercayaan dan amanah.

Sinopsis :
Bertaamul dengan Islam akan membentuk : keyakinan (i’tiqadi), fikrah, perasaan (syu’uriy) dan akhlaq
yang akan mewujudkan kondisi yang islami (maudhu’ islamiy) dan kemudian membentuk sikap yang
islami (mauqifu islamiy). Sikap yang islami berarti memiliki kecenderungan yang positif terhadap nilai-
nilai Islam sehingga dapat menimbulkan amal islami yang berbentuk tarbiyah dan da’wah serta harokah
dan jihad. Semua amal ini adalah ibadah kepada Allah dan ditujukan hanya kepada Allah saja sehingga
mengapai derajat taqwa. Amal islami mendapat pembuktian dari Allah yang berbentuk kepercayaan
(tsiqah), pertolongan dan amanah. Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka memperoleh eksistensi.

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
 Bertaamul dengan Islam akan membentuk : keyakinan (i’tiqadi), fikrah, perasaan (syu’uriy)
dan akhlaq yang akan mewujudkan kondisi yang islami (maudhu’ islamiy) (QS. 59 : 9) dan kemudian
membentuk sikap yang islami (mauqifu islamiy) (QS. 59 : 10, 3 : 146-147).

6
 Amal islami berbentuk tarbiyah dan da’wah (QS. 41 : 33) serta harokah dan jihad (QS. 4 : 71,
76, 8 : 45-46). Semua amal ini merupakan ibadah kepada Allah saja (QS. 16 : 36) untuk mengapai
derajat taqwa (QS. 2 : 21, 8 : 29). Amal islami mendapat pembuktian dari Allah (QS. 11 : 17) yang
berbentuk kepercayaan (tsiqah) (QS. 21 : 105), pertolongan (QS. 47 :7) dan amanah (QS. 4 : 58).
 Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka memperoleh eksistensi (QS. 24 : 55).

7
Allah, rasulNya dan orang mu’min (QS. 63 : 8, 3 : 139)

Anda mungkin juga menyukai