MUQADDIMAH
Hidup di bawah naungan Al-Qur'an adalah suatu nikmat. Nikmat yang tidak akan dimengerti
kecuali oleh yang merasakannya. Nikmat yang mengangkat harkat dan usia manusia,
menjadikannya diberkahi dan mensucikannya. (Quthb, Sayyid. 1992).
Nikmat yang paling besar, mulia dan sempurna adalah dikaruniakannya Al-Qur'an kepada
umat manusia sebagai bukti kasih sayang (Rahmat) Alloh untuk menjadi pedoman hidup
agar selamat di dunia dan di akhirat. (Q.S. 5/3, 10/57-58, 45/20).
Tujuan Al-Qur'an diturunkan adalah untuk kemaslahatan umat manusia di dunia dan di
akhirat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Q.S. 7/52.
Tidak ada alternatif lain untuk mencapai keselamatan dunia akhirat dan terhindar dari
kesesatan hidup kecuali mencintai dan berpegangteguh terhadap Al-Qur'an. Q.S. 2/165,
43/43.
Rasululullah Saw. Besabda:
)تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب هللا وسنة نبيه (رواه ابن عبد البر
Artinya: “Aku tinggalkan untukmu 2 perkara, apabila kamu berpegang teguh pada keduanya
maka kamu tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabulloh dan Sunnah Nabi-Nya.”
PENGERTIAN AL-QUR’AN
Perintah untuk mempelajari dan memahami Al-Qur'an dan celaan terhadap orang yang
suka membaca Al-Qur’an tapi tidak mempelajari dan memahami isinya (Q.S. 47/24,
4/82, 2/88, 7/179).
Penjelasan Q.S. 47/24 :
Alloh swt. memerintahkan untuk mentadabburi Al-Qur'an dan memahaminya serta
melarang berpaling darinya. Oleh karena itu Alloh swt. berfirman: “Maka apakah
mereka tidak memperhatikan (memahami) Al-Qur'an, atau di dalam hati-hati mereka
terdapat beberapa kunci?” Maka, hati itupun menjadi tertutup rapat, tidak ada satupun
dari makna-makna Al-Qur'an yang dapat memasuki hatinya. (Nasib Ar-rifa’i,
Muhammad. 1989), (Al-Qurtuby)
Orang yang tidak memahami Al-Qur'an adalah orang munafik dan orang dhalim.
Q.S. 4/78, 18/57.
Perintah mengikuti dan berpegang teguh pada Al-Qur’an. (QS. 6/106, 6/155, 43/43).
Dari Abi Musa ra., Nabi saw. bersabda:
)تعاهدوا القران فو الذي نفسي بيده لهو اشد تفصيا من االبل في عقلها (رواه البخاري
“Berpegangteguhlah kepada Al-Qur'an, maka demi Dzat yang jiwaku ada di
dalam genggaman-Nya, sungguh Al-Qur'an itu akan lebih cepat terlepas
daripada unta yang terlepas dari tali kendalinya. (HR. Bukhori).
Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dan sebagai dasar yang pertama dalam menetapkan
sesuatu.
Q.S. 7/203, 45/20, 49/1.
Pengertian Mu’jizat
Kata mu’jizat diambil dari bahasa Arab a’jaza-i’jazan yang berarti melemahkan atau
menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamakan mu’jiz dan fihak yang
mampu melemahkan fihak lain sehingga mampu membungkan lawan, dinamakan mu’jizat.
Tambahan ta’ marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlative).
Manna’ Al-Qaththan mendefinisikannya demikian: “Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan
disertai dengan unsur tantangan dan tidak akan dapat ditandingi.” (Anwar, Rosihon, Drs, M.Ag.
Hal. 189-190)
1. Gaya bahasa, redaksi dan susunan kalimatnya yang sangat indah dan luar biasa yang
tidak bisa ditandingi oleh siapapun dan kapanpun. Q.S. 2/23, 17/88, 11/13.
2. Kandungan hukumnya yang sangat sempurna, solusinya sangat tepat, relevan sampai
akhir zaman, dan bersifat universal. Q.S. 6/115
3. Berita tentang hal-hal ghaibnya terbukti. Q.S. 30/1-5, 10/92, 28/85
4. Mengandung isyarat-isyarat ilmiah. Q.S. 10/5, 6/125, 75/4, 12/94, 2/233, 75/14,
4/56.
Keutamaan Al-Qur’an
Al-Qur'an memiliki kekuatan dan pengaruh yang luar biasa untuk melakukan
perubahan. Q.S. 13/31
Sesungguhnya tidak ada hujjah dan mukjizat yang lebih efektif dan menyentuh
penalaran serta paling berpengaruh terhadap jiwa selain Al-Qur'an. (Nasib Ar-
Rifa’i, Muhammad. 1989).
Al-Qur'an ini adalah mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar, karena di
dalamnya penuh berisi hikmah, petunjuk dan pengajaran untuk memperbaiki
diri seseorang dan masyarakat umumnya. Bangsa Arab yang masih biadab dan
hidup dalam kacau balau dan bermusuh-musuhan, bahkan berperang-perangan
sesamanya, dalam masa kurang lebih 23 tahun saja, mereka menjadi umat yang
berperadaban tinggi dan hidup dalam kerukunan dan kedamaian, menjadi satu
umat yang kuat. Dan tak ada kitab bacaan mereka, selain daripada Al-Qur'an ini.
Sungguh pengaruh Al-Qur'an itu besar sekali untuk memperbaiki budi pekerti
dan masyarakat umumnya, bahkan untuk melahirkan umat yang telah mati
menjadi umat yang hidup dan berkemajuan tinggi, tetapi ini bagi orang-orang
yang mau memperhatikan isinya dan mengambil pelajaran daripadanya. (Yunus,
Mahmud, Prof.Dr. 1985)
Membacanya dengan bacaan yang sebenarnya dan tidak ingkar. Q.S. 2/121.
Bertambah iman, menyungkur bersujud, mengangis, dan bertambah khusyu’ apabila
dibacakan ayat-ayatnya. Q.S. 8/2, 17/107-109.
Siap mendengarkan dan siap mentaatinya. Q.S. 7/204, 24/51, 39/18,
Menerima Al-Qur'an secara utuh dan menyeluruh. Q.S. 2/85, 4/150-151.
Merasa cukup dengan Al-Qur'an sebagai rahmat dan pelajaran. Q.S. 29/51
Merasa sebagai rahmat dan kemuliaan yang sangat besar. Q.S. 28/86-87, 43/44
Menyungkur bersujud/tidak sombong, apabila diperingatkan dengan Al-Qur'an. Q.S.
32/15.
Berpegangteguh terhadap Al-Qur'an dengan kuat. Q.S. 2/63, 2/256.
ANCAMAN DAN AKIBAT ORANG YANG MENUTUP DIRI DAN BERPALING DARI AL-QUR’AN
1. Alloh akan mengunci mati hatinya. Q.S. 2/88 seperti halnya Bani Isroil.
“Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup.” Namun sebenarnya Alloh telah melaknat
mereka karena kekafiran mereka, maka sedikit sekali mereka yang beriman.” Mereka
menceritakan ihwal keadaan hati mereka sendiri yang tertutup. Yakni, “hati kami
sudah penuh dengan berbagai ilmu pengetahuan sehingga tak lagi dapat memuat
informasi yang ada padamu, hai Muhammad”. Karena demikian penuhnya, maka
seolah-olah hati itu ditutup dan dikunci untuk menjaga segala isinya sehingga apapun
yang kamu katakan tidak dapat menembusnya. Hal itu senada dengan Firman Alloh
Ta’ala, “Mereka berkata: Hati kami dalam keadaan tertutupi dari apa yang kamu
serukan kepada kami.” (Q.S. 41/5). (Nasib Ar-rifa’i, Muhammad. 1989).