I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan prosedur mencuci tangan di ruang produksi
sediaan steril.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggunakan baju kerja ruang bersih grey area.
3. Mahasiswa dapat menggunakan BSC
4. Mahasiswa dapat melakukan sterilisasi dengan metode panas basah.
BAB II : Menggunakan Baju Kerja Pada Ruang Bersih Grey Area & White Area
Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan
karakteristik lingkungan yang dipersyaratkan. Tiap pelaksanaan pembuatan
membutuhkan suatu tingkat kebersihan lingkungan yang sesuai dengan tahapan
pelaksanaan untuk memperkecil resiko kontaminasi partikel atau kontaminasi
mikrobiologis terhadap produk atau bahan yang sedang ditangani (WHO, 2004).
Parameter kebersihan akan menentukan desain sistem kontrol lingkungan
dalam fasilitas manufaktur produk steril. Sistem di desain untuk mencegah dan
mengendalikan kontaminan mencapai produk pada tahap spesifik selama proses
manufaktur. Kontaminasi dapat di definisikan sebagai keberadaan setiap elemen yang
tidak di butuhkan dalam suatu proses atau produk. (Goeswin, 2009).
Grey area disebut juga area kelas D, ruangan ataupun area yang masuk area
dalam kelas ini adalah ruang produksi non-steril, ruang pengemasan primer, ruang
timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, uji potensi dan inkubasi), ruang
sampling dan gudang. Setiap pekerja yang masuk kearea ini wajib menggunakan
gnowing (pakaian dan sepatu grey. Sedangkan white area disebut juga area kelas A, B,
dan C (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang
digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk
produksi steril, laboratorium ruang mikrobiologi (ruang uji steril). Setiap pekerja yang
akan masuk area ini wajib menggunakan pakaian antiseptik (pakaian dan sepatu yang
tidak melepas partikel) (Goeswin, 2009)
Gowning Dipilih berdasarkan jenis persiapan yang harus di perhatikan tingkat
kebersihannya di area pembuatan sediaan. Pakaian yang menghasilkan serat harus
dihindari.
Resiko tingkat I: pakaian biasanya terdiri dari baju bersih dan tertutup dengan
manset lengan elastis. Penutup rambut, dan masker wajah harus dipakai. Tangan
dan lengan harus dibersihkan dengan digosok tepat menurut prosedur.
Resiko tingkat II: pakaian mencakup semua persyaratan pada resiko I, ditambah
sarung tangan dan tutup sepatu.
Resiko tingkat III: pemakaian perlengkapan di white area, yang terdiri dari
Overall shedding , tutup kepala, masker wajah, tutup sepatu, dan sarung tangan
steril. (Goeswin, 2009).
Teknik gowning, pakaian dari rumah tidak boleh dibawa masuk ke area bersih,
dan personil yang memasuki kamar ganti pakaian harus sudah mengenakan pakaian
kerja standar regular. Pakaian kerja regular tidak boleh dibawa masuk ke dalam kamar
ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang kelas B dan C . Untuk tiap personil
yang bekerja di kelas A/B, pakaian kerja steril (yang sudah disterilkan/di sanitasi
dengan memadai) haruslah disediakan untuk tiap sesi kerja. Sarung tangan haruslah di
desinfeksi secara rutin selama bekerja. Masker dan sarung tangan hendaklah diganti
paling sedikit pada sesi kerja. (Goeswin, 2009).
Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu teknik/seni dalam
menggunakan baju kerja steril. Gowning biasanya dilakukan pada area yang
dilengkapi dengan tempat mencuci tangan, serta tempat untuk penyimpanan pakaian
pribadi dan pakaian bersih (loker). Mereka harus menyimpan pakaian yang di gunakan
dari luar dan memakai scrub atau pakaian kerja yang sesuai. (Moini Jahangir, 2010)
Arloji (jam tangan), kosmetika, dan perhiasan hendaklah di pakai di area
bersih. Personil yang memasuki area bersih atau area steril harus mengganti dan
mengenakan pakaian khusus yang juga mencakup penutup kepala dan kaki.
Pemakaian ini tidak boleh melepaskan serat atau bahan particular dan harus mampu
menahan partikel yang diclepaskan oleh tubuh. Pakaian ini hendaklah nyaman
dicpakai dan agak longgar untuk mengurangi gesekan. Pakaian ini hanya boleh dipakai
di area bersih atau aresteril yang relevan (Goeswin, 2009).
Pemakaian perlengkapan steril pada ruang bersih dilakukan dari kepala ke
bawah, sebagai berikut :
1. Penutup kepala atau kerudung
2. Masker wajah dan/ atau penutup jenggot
3. Kacamata pelindung
4. Gawn, jas laboratorium, atau baju
5. Sarung tangan
6. Tutup sepatu (Moini Jahangir, 2010)
Cuci tangan dari ujung jari hingga siku dengan air mengalir
Diambil sabun antiseptic dan oleskan pada tangan, dari ujung jari sampai siku
Dibersihkan sela sela jari, punggung dan telapak tangan sampai bersih
Dibilas tangan satu tangan hingga bersih, setelah itu tangan berikutnya
Gunakan masker
Langkahkan kaki yang telah memakai shoe cover pada area bersih
Buka pembungkus
Perhatikan bahwa terdapat daerah dalam sarung tangan yang dilipat keluar
siku
Buka kaca hingga tanda (alarm akan berbunyi bila seting kaca
belum sesuai )
Bagi cabinet menjadi tiga area : area bersih, area kerja, dan area kotor
Pergerakan lengan dan tangan dengan arah lurus, jangan kesamping kanan kiri
Letakan botol atau vial yang terbuka parallel terhadap aliran udara dalam cabinet
Buka pembungkus alat / bahan, hanya yang akan dikerjakan saja. Lainnya
biarkan tertutup
Buka terjadi kesalahan kerja, missal terdapat cairan yang tumpah, biarkan
beberapa menit supaya udara yang terkontaminasi digantikan oleh udara baru
bersih dari HEPPA filter. Buang sarung tangan dan baju kerja terluar yang
terkontaminasi, cuci tangan, kemudian ganti dengan sarung tangan yang
bersih. Bersihkan cairan yang tumpah dengan lapil dan cairan desinfektan.bila
terdapat pecahan kaca, jangan membersihkan dengan tangan, gunakan pinset
atau alat lain yang sesuai. Setelah membersihkan tempat kerja, buang sarung
tangan dan ganti dengan yang baru. Biarkan cabinet bebrapa saat untuk proses
purging dan lanjutkan kerja seperti biasa
3. Setelah Proses Kerja
Semprot alat yang akan digunakan lagi dengan cairan desinfektan dan
bersihkan dengan lap
Buang sarung tangan yang sudah digunakan, cuci tangan dan gunakan yang baru
Lubang yang terdapat dalam erlen meyer ditutup dengan kapas dan
dibungkus menggunakan kertas prkamen sebanyak 2 lapis
Erlen meyer yang telah dibungkus dimasukan dan ditata kedalam keranjang autoklaf
Autoclaf ditutup
Alat yang telah disterilkan dimasukan kedalam box isolator steril, lalu
masukan kedalam lemari penyimpanan steril