Anda di halaman 1dari 15

BAB I, II, III, DAN V

“Prosedur Mencuci Tangan Pada Produksi Sediaan Steril”


“Menggunakan Baju Kerja Pada Ruang Bersih Grey Area & White Area”
“Bio Safety Cabinet (BSC)”
“Melalukan Sterilisasi Dengan Metode Panas Basah”

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan prosedur mencuci tangan di ruang produksi
sediaan steril.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggunakan baju kerja ruang bersih grey area.
3. Mahasiswa dapat menggunakan BSC
4. Mahasiswa dapat melakukan sterilisasi dengan metode panas basah.

II. DASAR TEORI


BAB I : Prosedur Mencuci Tangan Pada Produksi Sediaan Steril
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihgan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2007).
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari
ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan menggunakan
zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir. Mencuci tangan adalah
proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air (Depkes RI, 2007).
Kegiatan mencuci tangan dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu: cuci tangan
bersih, cuci tangan steril, dan cuci tangan aseptik (Potter, 2005).
1. Cuci Tangan Bersih
Mencuci tangan bersih adalah membersihkan tangan dengan menggunakan
sabun dan air bersih yang mengalir (Potter, 2005). WHO sendiri telah
mengeluarkan regulasi mengenai peraturan mencuci tangan yang baik dan benar
untuk kalangan medis maupun kalangan perseorangan / masyarakat. Berikut ini
merupakan prosedur untuk mencuci tangan yang baik dan benar menurut WHO.
2. Cuci Tangan Aseptik
Mencuci tangan aseptik adalah mencuci tangan yang dilakukan sebelum
tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan larutan antiseptik. Mencuci
tangan dengan larutan antiseptik, khususnya bagi petugas yang berhubungan
dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan
tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Prosedur mencuci
tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis atau
cuci tangan bersih, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik
dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril
(Kozier, et al, 2009).
3. Cuci Tangan Steril
Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci
hama), khususnya bila akan melakukan tindakan pembedahan atau operasi.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak
cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (tidak
iritatif, spektrum Luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku
dari plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di
ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu (Kozier, Et al, 2009).

BAB II : Menggunakan Baju Kerja Pada Ruang Bersih Grey Area & White Area
Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan
karakteristik lingkungan yang dipersyaratkan. Tiap pelaksanaan pembuatan
membutuhkan suatu tingkat kebersihan lingkungan yang sesuai dengan tahapan
pelaksanaan untuk memperkecil resiko kontaminasi partikel atau kontaminasi
mikrobiologis terhadap produk atau bahan yang sedang ditangani (WHO, 2004).
Parameter kebersihan akan menentukan desain sistem kontrol lingkungan
dalam fasilitas manufaktur produk steril. Sistem di desain untuk mencegah dan
mengendalikan kontaminan mencapai produk pada tahap spesifik selama proses
manufaktur. Kontaminasi dapat di definisikan sebagai keberadaan setiap elemen yang
tidak di butuhkan dalam suatu proses atau produk. (Goeswin, 2009).
Grey area disebut juga area kelas D, ruangan ataupun area yang masuk area
dalam kelas ini adalah ruang produksi non-steril, ruang pengemasan primer, ruang
timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, uji potensi dan inkubasi), ruang
sampling dan gudang. Setiap pekerja yang masuk kearea ini wajib menggunakan
gnowing (pakaian dan sepatu grey. Sedangkan white area disebut juga area kelas A, B,
dan C (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang
digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk
produksi steril, laboratorium ruang mikrobiologi (ruang uji steril). Setiap pekerja yang
akan masuk area ini wajib menggunakan pakaian antiseptik (pakaian dan sepatu yang
tidak melepas partikel) (Goeswin, 2009)
Gowning Dipilih berdasarkan jenis persiapan yang harus di perhatikan tingkat
kebersihannya di area pembuatan sediaan. Pakaian yang menghasilkan serat harus
dihindari.
 Resiko tingkat I: pakaian biasanya terdiri dari baju bersih dan tertutup dengan
manset lengan elastis. Penutup rambut, dan masker wajah harus dipakai. Tangan
dan lengan harus dibersihkan dengan digosok tepat menurut prosedur.
 Resiko tingkat II: pakaian mencakup semua persyaratan pada resiko I, ditambah
sarung tangan dan tutup sepatu.
 Resiko tingkat III: pemakaian perlengkapan di white area, yang terdiri dari
Overall shedding , tutup kepala, masker wajah, tutup sepatu, dan sarung tangan
steril. (Goeswin, 2009).
Teknik gowning, pakaian dari rumah tidak boleh dibawa masuk ke area bersih,
dan personil yang memasuki kamar ganti pakaian harus sudah mengenakan pakaian
kerja standar regular. Pakaian kerja regular tidak boleh dibawa masuk ke dalam kamar
ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang kelas B dan C . Untuk tiap personil
yang bekerja di kelas A/B, pakaian kerja steril (yang sudah disterilkan/di sanitasi
dengan memadai) haruslah disediakan untuk tiap sesi kerja. Sarung tangan haruslah di
desinfeksi secara rutin selama bekerja. Masker dan sarung tangan hendaklah diganti
paling sedikit pada sesi kerja. (Goeswin, 2009).
Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu teknik/seni dalam
menggunakan baju kerja steril. Gowning biasanya dilakukan pada area yang
dilengkapi dengan tempat mencuci tangan, serta tempat untuk penyimpanan pakaian
pribadi dan pakaian bersih (loker). Mereka harus menyimpan pakaian yang di gunakan
dari luar dan memakai scrub atau pakaian kerja yang sesuai. (Moini Jahangir, 2010)
Arloji (jam tangan), kosmetika, dan perhiasan hendaklah di pakai di area
bersih. Personil yang memasuki area bersih atau area steril harus mengganti dan
mengenakan pakaian khusus yang juga mencakup penutup kepala dan kaki.
Pemakaian ini tidak boleh melepaskan serat atau bahan particular dan harus mampu
menahan partikel yang diclepaskan oleh tubuh. Pakaian ini hendaklah nyaman
dicpakai dan agak longgar untuk mengurangi gesekan. Pakaian ini hanya boleh dipakai
di area bersih atau aresteril yang relevan (Goeswin, 2009).
Pemakaian perlengkapan steril pada ruang bersih dilakukan dari kepala ke
bawah, sebagai berikut :
1. Penutup kepala atau kerudung
2. Masker wajah dan/ atau penutup jenggot
3. Kacamata pelindung
4. Gawn, jas laboratorium, atau baju
5. Sarung tangan
6. Tutup sepatu (Moini Jahangir, 2010)

BAB III : Bio Safety Cabinet (BSC)


Laminar Air Flow ( LAF ) adalah suatu alat untuk penyaringan dan petunjuk
aliran udara pada daerah produksi untuk sediaan-sediaan steril yang berguna dalam
menurunkan kemungkinan pengotoran (Ansel, 2005).
Laminar Air Flow (LAF) atau dapat juga disebut Biological SafetyCabinet
(BSC) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis. LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara serta aplikasi sinar YV-C dengan panjang
gelombang 253,7 nm (nanometer) beberapa jam sebelum digunakan, sehingga
lingkungan di dalam LAF menjadi steril (Lifepatch, 2012).
Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki
efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai:
 Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara
 Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan
 Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF
Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
a. Aliran udara horizontal ( Horizontal Air Flow)
Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak terlindungi dari
partikel ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk
pencampuran obat steril Non-sitostatika.
b. Aliran udara vertikal ( Vertical Air Flow)
Aliran udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari petugas sehingga
memberikan lingkungan kerja yang lebih aman. untuk penanganan sediaan
sitostatika menggunakan LAF vertikal Biological Safety Cabinet (BSC) kelas II
dengan syarat tekanan udara di dalam harus lebih negatif dari pada tekanan udara
di ruangan (Depkes RI, 2010).
Pada Laminar Air Flow, terdapat dua macam filter :
1. Pre-Filter, yang menggunakan saringan pertama terhadap debu-debu dan
benda-benda yang kasar. Pori-porinya kira-kira 5 mm sehingga
efisiensinyadapat menapai 95 mm untuk objek-objek yang ≥5 mm.
2. HEPA Filter dengan pori-pori 0,3 m dan terdapat pada bidang keluar udara.
(Lifepatch, 2012).
Prinsip kerja dari Laminar Air Flow (LAF) adalah sebagai berikut:
 Laminar Air Flow digunakan sebagai meja kerja steril untuk kegiatan
inokulasi/ penanaman.
 Laminar Air Flow mengutamakan adanya hembusan udara steril yang
digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter.
 Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow harus dinyalakan minimal 30 menit
dan harus dilakukan penyemprotan dengan alkohol agar alat dan ruang kerja
tersebut terjamin kesterilannya.
 Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya yang
berfungsi sebagai penghembus udara steril dan lampu TL sebagai penerang.
 Agar Laminar Air Flow dapat diungsikan setiap saat, pemeliharaan dan
perawatan alat harus selalu dilakukan ( Lifepatch, 2012).

BAB V : Melakukan Sterilisasi Dengan Metode Panas Basah


Sterilisasi adalah proses penghancuran segala bentuk bentuk kehidupan
(Pelczar, 2008).
Metode sterilisasi basah atau panas basah adalah pemanasan menggunakan air
atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya
penetrasi nya. Panas basah mematikan mikroba melalui proses koagulasi, denaturasi
enzim dan protein protoplasma mikroba, sedangkan untuk mematika spora diperlukan
panas basah selama 15 menit pada suhu 121oc. (Hadioetomo, 1985).
Pengering merupakan alat yang memiliki prinsip kerja udara dipanaskan oleh
elemen pemanas sampai mencapai suhu tertentu kenudian udara panas tersebut di
hembuskan ke obyek yang disterilkan. Pemanasan kering digunakan untuk membunuh
mikroba hanya memakai udara panas kering pemanasan ideal yang biasa dilakukan
ialah pemanasan satu jam dengan temperature 160oc (Hadioetomo dalam ardian dkk,
2014)
Penyimpanan dengan lampu UV berfungsi untuk menjaga alat yang telah
melewati proses sterilisasi dan pengeringan agar tetap steril. Lampu germisidal adalah
lampu yang memancarkan sinar ultraviolet dengan konsentrasi tinggi. Daya germisidal
paling efektif terletik pada daerah 290-270 nm (Zaraswati,2004).
Metode sterilisasi yang banyak digunakan oleh industry farmasi adalah
sterilisasi dengan panas basah dan panas kering, karena lebih efektif untuk sterilisasi
akhir dan juga lebih efisien (Block, 2001)
Banyak sediaan steril mengandung polimer untuk meningkatkan viskositas dan
stabilitas nya. Sediaan steril akan mengalami sterilisasi akhir. Sediaan sterilisasi semi
padat maupun cairan dengan viskositas tinggi tidak mungkin disterilisasi secara
filtrasi. Oleh karena itu dilakukan sterilisqsi panas. Sterilisasi dengan panas dapat
mempengaruhi reologi dari sediaan berpolimer (semua jenis polimer) pengaruh
pemanasan ini akan menurunkan viskositas dari sediaan tersebut (Bindal, Narsimhan
and Kuishreshta, 2003).

III. ALAT DAN BAHAN


BAB 1 : Prosedur Mencuci Tangan Pada Produksi Sediaan Steril
a. Alat :
 Tempat cuci tangan dengan ktran air
 Tissue atau handuk bersih atau alat pengering tangan
 Sikat kuku tangan
 Lap yang tidak melepaskan partakel
 Alat alat gelas untuk peraga
b. Bahan :
 Cairan desinfekytan (Alkohol 70% atau isopropyl alcohol)
 Sabun cair dalam wadah
BAB II : Menggunakan Baju Kerja Pada Ruang Bersih Grey Area & White Area
a. Alat :
 Baju Steril Grey Area
 Penutup Rambut
 Kaca mata pelindung
 Baju Steril
 Celana Steril
 Shoe cover
b. Bahan :
 Baju Steril White Area
 Baju Overall Steril
 Kaca Pelindung
 Masker
 Sarung tangan steril
 Shoe cover

BAB III : Bio Safety Cabinet ( BSC)


a. Alat :
 Bio Safety Cabinet (BSC) tipe 2

BAB V : Melakukan Sterilisasi Dengan Metode Panas Basah


a. Alat :
 Erlen meyer
 Autoklaf
 Box isolator steril
b. Bahan :
 Kapas
 Kertas perkamen
 Air / Aqua deminaralisata
IV. CARA KERJA
BAB 1 : Prosedur Mencuci Tangan Pada Produksi Sediaan Steril

Dibuka bungkus pembersih kuku

Cuci tangan dari ujung jari hingga siku dengan air mengalir

Diambil sabun antiseptic dan oleskan pada tangan, dari ujung jari sampai siku

Disikat kuku dengan sikat kuku hingga bersih

Dibersihkan sela sela jari, punggung dan telapak tangan sampai bersih

Dibersihkan pergelangan tangan hingga siku, sampai bersih

Dibilas tangan satu tangan hingga bersih, setelah itu tangan berikutnya

Dibiarkan air menetes dari siku

Dikeringkan tangan dengan blower atau tissue

Dipastikan posisi siku berada lebih rendah dari pergelangan tangan

Diatur kembali lengan baju seperti seharusnya, gunakan tissue untuk


melapisi tangan

Dipastikan untuk tidak menyentuk permukaan yang terkontaminasi


BAB II : Menggunakan Baju Kerja Pada Ruang Bersih Grey Area & White Area
1. Baju Steril Grey Area

Masuk ke staging area

Dipasang penutup rambut dan / penutup jambang

Dimasukan asesories dan barang lain ke loker

Dibersihkan make up bila ada

Dipilih ukuran baju steril yang sesuai siku

Ditanggalkan baju luar dan sepatu, letakan diloker


siku

2. Baju Steril White Area

Masuk ke ruang ganti white area, buka pintu dengan siku

Sebelum memulai buang pembungkus bila ada pada bench

Desinfeksi sarung tangan dengan cairan desinfektan

Dipilih baju steril dengan ukuran yang sesuai

Diatur perlengkapan pada bench, usahakan tidak saling bertumbuk


Desinfeksi sarung tangan dengan cairan desinfektan

Gunakan sarung kepala steril

Desinfeksi kemballi sarung tangan

Gunakan masker

Desinfeksi kembali sarung tangan

Gunakan baju overall

Desinfektan kembali sarung tangan

Gunakan shoe cover

Langkahkan kaki yang telah memakai shoe cover pada area bersih

Gunakan shoe cover satunya pada area bersih siku

Desinfeksi kembali sarung tangan

Gunakan kaca mata pelindung

Pastikan kacamata menutupi penutup kepala steril


Desinfeksi kembali sarung tangan
melapisi tangan
siku
Gunakan sarung tangan steril
melapisi tangan
siku
Desinfektasi akhir sarung tangan
siku

3. Cara Menggunakan Sarung Tangan Steril

Cuci tangan dengan air mengalir

Ambil swarung tangan dengan ukuran yang sesuai

Buka pembungkus

Perhatikan bahwa terdapat daerah dalam sarung tangan yang dilipat keluar
siku

Tidak boleh kontak dengan bagian luar sarung tangan siku

Jika sudah menggunakan sarung tangan, tidak boleh kontak dengan


bagian dalam sarung tangan

Gunakan sarung tangan hingga overlap pada lengan baju

Lakukanlah hal yang sama dengan tangan yang lain

Proses menggunakan sarung tangan selesai


BAB III : Bio Safety Cabinet ( BSC)
1. Sebelum Menggunakan BSC

Matikan lampu UV ( bila menyala)

Hidupkan BSC dengan menekan tombol ON hingga terdengar bunyi


dari alat (tekan terus hingga terengar bunyi)

Hidupkan lampu fluorescent dan blower

Biarkan cabinet selama 5 menit tanpa aktivitas

Buka kaca hingga tanda (alarm akan berbunyi bila seting kaca
belum sesuai )

Bersihkan permukaan tempat kerja dengan cairan desinfektan yang


sesuai seperti isopropyl alcohol 70%

Bersihkan semua item engan cairan desinfektan sebelum


memasukan kedalam cabinet

Letakan semua alat dalam cabinet minimal 10 cm dari kaca

Jangan meletakan alat diatas grill karena akan mengganggu aliran


udara dalam cabinet
2. Selama Proses Kerja

Bagi cabinet menjadi tiga area : area bersih, area kerja, dan area kotor

Pergerakan tangan dan lengan dalam cabinet :

Usahakan melakukan pergerakan tangan perlahan

Minimalisir Gerakan tangan keluar masuk cabinet

Pergerakan lengan dan tangan dengan arah lurus, jangan kesamping kanan kiri

Pergerakan tangan untuk masuk keluar cabinet lurus

Ikuti proses kerja secara aseptic :

Letakan botol atau vial yang terbuka parallel terhadap aliran udara dalam cabinet

Buka pembungkus alat / bahan, hanya yang akan dikerjakan saja. Lainnya
biarkan tertutup

Buka terjadi kesalahan kerja, missal terdapat cairan yang tumpah, biarkan
beberapa menit supaya udara yang terkontaminasi digantikan oleh udara baru
bersih dari HEPPA filter. Buang sarung tangan dan baju kerja terluar yang
terkontaminasi, cuci tangan, kemudian ganti dengan sarung tangan yang
bersih. Bersihkan cairan yang tumpah dengan lapil dan cairan desinfektan.bila
terdapat pecahan kaca, jangan membersihkan dengan tangan, gunakan pinset
atau alat lain yang sesuai. Setelah membersihkan tempat kerja, buang sarung
tangan dan ganti dengan yang baru. Biarkan cabinet bebrapa saat untuk proses
purging dan lanjutkan kerja seperti biasa
3. Setelah Proses Kerja

Semprot alat yang akan digunakan lagi dengan cairan desinfektan dan
bersihkan dengan lap

Letakan semua alat yang terkontaminasi dalam wadah untuk pembuangan

Buang sarung tangan yang sudah digunakan, cuci tangan dan gunakan yang baru

Keluarkan alat yang telah digunakan dari dalam cabinet

Desinfeksi interior cabinet dan lap permukaan lampu UV.


Biarkan selama 60 menit

BAB V : Melakukan Sterilisasi Dengan Metode Panas Basah

Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan metode panas basah


yaitu Erlenmeyer, dicuci dengan bersih dan dikeringkan

Lubang yang terdapat dalam erlen meyer ditutup dengan kapas dan
dibungkus menggunakan kertas prkamen sebanyak 2 lapis

Erlen meyer yang telah dibungkus dimasukan dan ditata kedalam keranjang autoklaf

Tekan tombol ON pada autoklaf, ditunggu sampai alat siap digunakan


Dibuka tutup autoklaf

Air / aqua demineralisata yangada didalam chamber autoklaf ditambahkan


sampai tanda batas

Dimasukan keranjang autoklaf yang berisi alat yang akan disterilkan

Autoclaf ditutup

Tekan tombol START pada autoklaf yang sebelumnya telah diset


waktu dn temperaturnya yaitu 121oc selama 20 menit

Setelah 20 menit sterilisasi dihentikan dengan membuka buangan gas


sampai bunyi yang ada di dalam autoklaf tidak terdengar lagi dan ditunggu
suhu sampai mencapai 70oc

Setelah suhu mencapai suhu 70oc dibuka kunci autoklaf, kranjang


dikeluarkan dari chamber

Alat yang telah disterilkan dimasukan kedalam box isolator steril, lalu
masukan kedalam lemari penyimpanan steril

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ix
    Bab Ix
    Dokumen7 halaman
    Bab Ix
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Perkembangan Obat Pak Jamal
    Jurnal Perkembangan Obat Pak Jamal
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Perkembangan Obat Pak Jamal
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Bab Viii
    Bab Viii
    Dokumen7 halaman
    Bab Viii
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Perkembangan Penggunaan Obat
    Jurnal Perkembangan Penggunaan Obat
    Dokumen2 halaman
    Jurnal Perkembangan Penggunaan Obat
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Bab I-V
    Bab I-V
    Dokumen15 halaman
    Bab I-V
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Bab X
    Bab X
    Dokumen8 halaman
    Bab X
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Bab Viii
    Bab Viii
    Dokumen7 halaman
    Bab Viii
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Cendo Lentikuler
    Cendo Lentikuler
    Dokumen2 halaman
    Cendo Lentikuler
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Bab Ix
    Bab Ix
    Dokumen7 halaman
    Bab Ix
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Kunci Jawaban KLS Iii
    Kunci Jawaban KLS Iii
    Dokumen6 halaman
    Kunci Jawaban KLS Iii
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat
  • Daftar Penerimaan Rapot
    Daftar Penerimaan Rapot
    Dokumen1 halaman
    Daftar Penerimaan Rapot
    SD Karangasem Dua Belas
    Belum ada peringkat