STANDAR AKUNTANSI PENDAPATAN, KEBIJAKAN DAN ESTIMASI
AKUNTANSI DAN KESALAHAN SERTA PAJAK PENGHASILAN
A. PENDAPATAN (Menurut PSAK No.23)
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Dalam akuntansi untuk pendapatan yang muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian berikut: 1. Penjualan barang (baik produksi oleh entitas untuk tujuan produksi atau dibeli untuk dijual kembali) 2. Pemberian jasa 3. Kontrak kontruksi 4. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti atau deviden. Pendapatan atau penghasilan lain dapat berupa dari: 1. Perjanjian sewa 2. Dividen yang timbul dari investasi yang dihitung dengan menggunakan metode ekuitas 3. Perubahan nilai wajar investasi pada efek tertentu, atau pelepasannya B. KEBIJAKAN AKUTANSI (PSAK 25 ) DAN ESTIMASI AKUNTANSI Kebijakan Akuntansi merupakan pedoman penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah untuk tujuan umum (general purpose financial statement) yang dapat memenuhi kepentingan sebagian besar pengguna Laporan Keuangan (stakeholders) dalam rangka meningkatkan keterbandingan Laporan Keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas. Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifikasi mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun
DEVI DWI DAYANTI
A014202011 entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP jika dampaknya tidak material.. C. ESTIMASI AKUNTANSI Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-elemen dalam LK. 1. Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan dapat diandalkan. 2. Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada aktivitas bisnis. 3. Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya. 4. Perubahan Estimasi Akuntansi Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal. Perubahan estimasi akuntansi adalah: 1. Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas. 2. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, 3. Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan. Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut: 1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset, laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan. 2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada: Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
DEVI DWI DAYANTI
A014202011 Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya. D. KESALAHAN Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK jika mengandung kesalahan material, atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas tertentu. 1. Kesalahan periode lalu Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi. 2. Keterbatasan penyajian kembali retrospektif Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajian kembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif kesalahan. E. PAJAK PENGHASILAN (PSAK 46) Badan diatur dalam PSAK 46 tentang Pajak atas Laba Perusahaan. Dalam hal ini penghasilan dipotong pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan. PSAK 46 Pajak atas Laba Perusahaan mengatur tentang Badan memotong PPh 21 atas gaji pegawai dan PPN atas penyerahan barang/ jasa. Dalam hal ini, beban yang terdiri dari PBB, Materai BPHTB, dan Pajak Daerah disetorkan kepada kas Negara kemudian dilaporkan kepada KPP. SPT Pajak terdiri dari penghasilan, beban yang dapat dikurangkan, penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak, pajak terutang 1 tahun fiscal, kredit pajak, angsuran pajak, dipotong pihak lain dan pajak luar negeri. F. Perbedaan Pajak dan Akuntansi Terdapat perbedaan antara pajak dengan akuntansi. Hal tersebut merupakan masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa
DEVI DWI DAYANTI
A014202011 standard atau aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) seringkali tidak sama atau bertentangan dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia dalam menentukan Laba atau penghasilan kena pajak. Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat tetap (permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal perusahaan. Perbedaan tetap adalah merupakam suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan. Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standar akuntansi maupun peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu pengakuannya yang berbeda, tetapi pada akhirnya mempunyai nilai yang sama. Akun terkait dengan perbedaan sementara adalah Pajak Tangguhan: Aset/ Liabilitas dan Beban/Pendapatan. G. Tujuan PSAK 46 1. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan 2. Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak : 3. pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas. 4. transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan entitas. 5. Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut. 6. Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : SKP, penambahan kesesuaian dengan peraturan perpajakan untuk definisi aset pajak tangguhan