Anda di halaman 1dari 5

ISSN : 2527 – 5917, Vol.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018


“Implementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Millenial Indonesia dalam Menuju SDGs 2030“
11 MARET 2018
ANALISIS EFEKTIVITAS LABORATORIUM FISIKA DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA SMA DAN KESESUAIANNYA DENGAN KURIKULUM 2013

Laila Qonita Ekosari


Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER
Qonita.eko@gmail.com
Trapsilo Prihandono
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER
Trapsilo.fkip@unej.ac.id
Albertus Djoko Lesmono
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER
Albert.fkip@unej.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaaan laboratorium fisika dalam
menunjang proses pembelajaran fisika SMA sesuai Kurikulum 2013 SMA di Tulungagung. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan
metode angket. Adapun latar belakang penelitian ini adalah tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran fisika dengan kegiatan praktik untuk mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam membangun kemampuan siswa. Dalam
kegiatan pembelajaran praktik di sekolah dapat dilakukan di dalam laboratorium. Berdasarkan hasil
review beberapa penelitian tentang laboratorium didapatkan bahwa efektivitas penggunaan
laboratorium fisika yang ada di beberapa sekolah masih banyak yang belum efektif. Hal tersebut
dikarenakan ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang sesuai ataupun karena penggunaan
laboratorium dalam kegiatan praktikum yang rendah.

Kata kunci: Kurikulum 2013, Pembelajaran Fisika, Efektivitas Penggunaan Laboratorium


yang saat ini digunakan sesuai dengan perkembangan
PENDAHULUAN dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan adalah kebutuhan yang wajib (Mastika dkk, 2014). Perubahan kurikulum tersebut
didapatkan bagi masyarakat. Lembaga yang bergerak ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
pada bidang pendidikan tidak lain adalah sekolah. Indonesia sesuai dengan pengertiannya. “Secara
Sekolah merupakan lembaga yang bertugas mendidik pedagogis kurikulum adalah rancangan pendidikan
peserta didik agar dapat menjadi pribadi yang yang memberi kesempatan untuk peserta didik
berpengetahuan, terampil, berbudi pekerti baik dan mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana
bertakwa. Penyelenggaraan pendidikan sebagai mana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
yang di tulis dalam Kementerian Pendidikan dan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang
Kebudayaan (2012) “Sekolah sebagai salah satu sektor diinginkan masyarakat dan bangsanya”
pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan (Kemendiknas,2012).
kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem Juhendi (2015) berpendapat bahwa dalam
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan dunia pendidikan perlu untuk menghubungkan antara
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara teori dengan praktik. Konsep atau teori yang telah
Indonesia berkembang menjadi manusia yang disampaikan akan dikaji dalam sebuah praktik. Apa
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab yang terdapat dalam pengalaman praktik dicari dasar-
tantangan zaman yang selalu berubah”. Untuk dasarnya dalam teori. Dimana teori dan praktik secara
mencapai tujuan dari pendidikan tersebut maka bergantian dan bertahap saling mengkaji kebenarannya.
dibentuklah sebuah kurikulum yang bertujuan sebagai Kegiatan pembelajaran secara praktik tersebut dapat di
instrument dalam mengarahkan peserta didik peserta lakukan di Laboratorium sekolah.
didik sesuai tujuan pendidikan nasional. Kegiatan pembelajaran secara metode ilmiah
Indonesia telah mengalami perubahan dilakukan di dalam laboratorium. Laboratorium sekolah
kurikulum, mulai dari KTSP hingga kurikulum yang merupakan kelengkapan fasilitas pembelajaran yang
digunakan sekarang yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum tidak boleh terabaikan di dalam bidang pendidikan.
173
ISSN : 2527 – 5917, Vol.3

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018


“Implementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Millenial Indonesia dalam Menuju SDGs 2030“
11 MARET 2018
Laboratorium merupakan sarana prasarana yang harus kurikulum 2013 yang saat ini digunakan di Indonesia
disediakan oleh penyelenggara sekolah untuk menekankan pada proses pembelajaran secara praktik
menunjang kegiatan belajar mengajar sesuai Peraturan yaitu mencakup kompetensi sikap, kompetensi
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Kedua,
Nomor 24 Tahun 2007 mengenai standar sarana dan implementasi kurikulum 2013 sejalan dengan hakikat
prasarana telah menetapkan bahwa sebuah SMA/MA pembelajaran fisika dimana dalam proses
harus mempunyai sarana dan prasarana yang harus pembelajarannya menekankan pada kegiatan praktik.
dimiliki oleh lembaga sekolah salah satunya adalah Ketiga, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang
laboratorium fisika sekolah. Menurut Winanda dkk telah dilakukan Yanti dkk (2016) di Kabupaten Jember
(2014), laboratorium merupakan salah satu sarana bahwa sarana dan prasarana laboratorium dalam
penting yang tidak dapat diabaikan. Didalam menunjang proses pembelajaran fisika sudah dapat
laboratorium siswa akan mendapat peluang untuk dikategorikan baik sesuai standart serta kegiatan
bekerja dengan alat-alat dan bahan fisika guna praktikum di laboratorium juga sudah terlaksana
memecahkan masalah yang dihadapi. Jadi laboratorium dengan baik. Keempat, belum terdapat penelitian
sekolah digunakan sebagai tempat untuk memperoleh sebelumnya mengenai laboratorium fisika SMA di
wawasan dan keyakinan tentang teori ilmiah yang Tulungagung.
diperoleh dari percobaan / pembuktian pada praktikum
yang dilakukan. METODE PENELITIAN
Saat ini guru dihadapkan pada suatu tuntutan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
standar yang mana guru harus menggunakan seluruh Tujuan penelitian deskriptif pada penelitian ini adalah
potensi agar dapat mengembangkan peserta didik untuk
untuk mengetahui efektivitas laboratorium fisika dalam
dapat kreatif menggali informasi dan menjadi aktif
dalam proses pembelajaran (Elseria,2016). Dapat pembelajaran fisika SMA dan kesesuaiannya dengan
dikatakan bahwa guru dituntut untuk menyampaikan Kurikulum 2013 serta efektivitas pengelolaan
pembelajaran fisika dengan menekankan pada laoratorium fisika. Penelitian ini menggunakan metode
pemahaman konsep fisika yang mencakup produk, penelitian survey.
proses dan sikap ilmiah. Hal ini agar siswa mampu Penentuan daerah penelitian ini adalah dengan
memahami produk ilmiah secara aktif melalui interaksi menggunakan metode purposive sampling area.
dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan
Tempat penelitian yang akan dipilih oleh peneliti
praktikum atau percobaan.
Meninjau peran pentingnya laboratorium adalah SMAN 1 kedungwaru, SMAN 1 Rejotangan,
sebagai sarana prasana pendidikan untuk mencapai SMAN 1 Gondang, dan SMAN 1 Ngunut. Penelitian ini
kompetensi sesuai pada kurikulum maka sarana dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
pendidikan di sekolah tersebut perlu dikelola 2017/2018. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
Laboratorium perlu dikelola dengan sebaik – baiknya adalah satu guru fisika pada masing – masing tingkatan
agar penggunaan laboratorium lebih efektif (Elseria,
di sekolah dan siswa kelas X, XI dan XII SMA.
2016). Menurut Setyaningrum dkk (2013), efektivitas
pelaksanaan praktikum dipengaruhi oleh banyak faktor, Instrumen yang digunakan adalah instrument observasi
yaitu pengelolaan laboratorium, fasilitas laboratorium, dan instrument angket. Data yang didapatkan berupa
ketersediaan alat dan bahan serta sikap siswa terhadap hasil observasi dan skor angket. Data yang didapatkan
kegiatan praktikum. Alokasi waktu yang diberikan oleh akan dilakukan analisis data dengan menggunakan
guru juga akan mempengaruhi efektifitas kegiatan rumus sebagai berikut :
praktikum di dalam laboratorium. Menurut Kertiasa (di
dalam Lubis dan Rizkika, 2017), Pengelolaan
laboratorium meliputi 4 kegiatan pokok yaitu
mengadakan upaya agar kegiatan di dalam laboratorium Keterangan:
bermakna bagi siswa dan proses pembelajaran menjadi P = Nilai presentase jawaban responden
lebih efektif dan efisien, membuat jadwal penggunaan f = Frekuensi jawaban responden
laboratorium agar laboratorium dapat digunakan secara n = Jumlah responden
merata dan efisien oleh semua siswa yang memerlukan, (Sudijono,2010:43)
mengupayakan agar peralatan laboratorium terpelihara Setelah dilakukan perhitungan presentase,
dengan baik, sehingga dapat digunakan dalam waktu
selanjutnya dilakukan pengelompokan nilai efektivitas
yang lama dan selalu siap digunakan dan
mengupayakan agar panggunaan laboratorium pengelolaan sarana prasarana laboratorium dan
berlangsung dengan aman dan mengupayakan langkah- penggunaan laboratorium. Adapun kriterianya adalah
langkah yang perlu untuk menghindari terjadinya sebagai berikut :
kecelakaan. Tabel 1. Kategori Efektivitas Penggunaan
Penelitian ini menarik untuk dikaji hal tersebut Laboratorium
didasari dengan alasan sebagai berikut. Pertama,

174
ISSN : 2527 – 5917, Vol.3

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018


“Implementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Millenial Indonesia dalam Menuju SDGs 2030“
11 MARET 2018
NO INTERVAL KATEGORI dengan alat yang tersedia di laboratorium dan alokasi
waktu yang cukup untuk kegiatan praktikum. Faktor
1 81% < X ≤ 100% Sangat Efektif
yang mempengaruhi efektivitas laboratorium
2 61% < X ≤ 81% Efektif diantaranya adalah ketersediaan fasilitas baik secara
3 41% < X ≤ 61% Cukup efektif kuantitas maupun kualitas laboratorium (Manlea,
2017). Dengan demikian maka dilakukan penelitian
4 21% < X ≤ 41% Kurang Efektif guna meninjau efektivitas laboratorium sebagai
5 0% < X ≤ 21% Tidak Efektif penunjang proses pembelajaran sesuai Kurikulum 2013.
(Arikunto, 2005:44) Penelitian mengenai efektivitas laboratorium
telah banyak dilakukan dan menunjukkan bahwa masih
terdapat laboratorium sekolah yang masih belum efektif
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan masih jarang digunakan untuk menunjang proses
Implementasi Kurikulum 2013 sejalan dengan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
hakikat pembelajaran fisika yang pada proses dilakukan Katili dkk (2016) mengenai efektivitas
pembelajaran fisika menerapkan metode ilmiah. laboratorium fisika didapatkan hasil efektivitas
Pembelajaran sains termasuk fisika, lebih menekankan laboratorium SMA Negeri di Kabupaten Jembrana
pada pengalaman langsung untuk mengembangkan masih dikategorikan belum efektif berdasarkan data
kompetansi, agar siswa mampu menjelajahi dan hasil sarana & prasarana laboratorium fisika pada SMA
memahami alam sekitar secara alamiah. Berdasarkan Negeri di Kabupaten Jembrana belum memenuhi
hasil penelitian yang telah dilakukan Fadilah dan standar minimal yang yakni hanya 62,7%. Adapun hasil
Suparwoto (2016) mengenai implementasi Kurikulum penelitian Katili dkk (2016) menggunakan metode
2013 sebanyak 6 guru dari 7 guru fisika yang dijadikan angket di dapatkan hasil seperti pada table 3 mengenai
sampel telah memiliki upaya yang baik dalam rekapitulasi distribusi use factor alat/sarana
meningkatkan pemahaman tentang standar proses laboratorium fisika yang dimanfaatkan dalam
dalam implemen-tasi pembelajaran fisika, sehingga praktikum.
dapat dikatakan bahwa 86% guru fisika telah Tabel 3. Rekapitulasi Distribusi Use Factor
melakukan upaya baik dalam meningkatkan Alat/Sarana Laboratorium Fisika yang
pemahaman maupun kualitas pembelajaran Dimanfaatkan dalam Praktikum.
implementasi Kurikulum 2013. Tingkat pemahan guru Use
terhadap Kurikulum 2013 yang sangat baik, maka dapat Kelas /
NO Factor Rentang Kualifikasi
dilaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Semester
(%)
2013 dengan sangat baik pula (Fadilah dan Sangat
1 X/1 17,5 0 < X ≤ 25
Suparwoto,2016). Kurang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardianti Sangat
3 X/2 12,5 0 < X ≤ 25
(2017) mengkategorikan kecenderungan implementasi Kurang
Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran Sangat
3 XI/1 17,5 0 < X ≤ 25
dengan hasil angket diketahui bahwa terdapat 1 guru Kurang
Sangat
(12,5%) berada dalam kategori sepenuhnya terlaksana, 4 XI/2 12,5 0 < X ≤ 25
Kurang
7 guru (87,5%) berada dalam kategori sebagian besar Sangat
terlaksana, dan tidak ada guru berada dalam kategori 5 XII/1 12,5 0 < X ≤ 25
Kurang
sebagian kecil terlaksana dan pada kategori belum Sangat
terlaksana. Hal tersebut menunjukkan bahwa 6 XII/2 0 0 < X ≤ 25
Kurang
implementasi Kurikulum 2013 dalam proses Tabel 3 menunjukkan bahwa used factor
pembelajaran di SMA di Kabupaten Bone berada pada alat/sarana laboratorium fisika yang dimanfaatkan
kategori cukup baik dan sebagian besar telah dalam laboratorium fisika masih dalam kualifikasi
terlaksana. sangat kurang. Hasil analisis data menunjukkan
Kurikulum 2013 menuntut guru untuk alat/sarana laboratorium fisika belum memenuhi
melakukan kegiatan praktik yang mana dengan adanya standar sarana prasarana yang wajib dimiliki sesuai
kegiatan praktik tersebut maka diperlukan fasilitas Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar
yang mendukung. Fasilitas dalam menunjang kegiatan sarana dan prasarana laboratorium. Intensitas
belajar disebut dengan sarana dan prasarana sekolah. penggunaan laboratorium fisika dalam kegiatan
Sarana prasarana yang sering digunakan dalam praktikum rata-rata mencapai 12,08%, dengan
menunjang proses pembelajaran praktik khususnya kualifikasi sangat rendah seperti pada tabel 4 mengenai
fisika tidak lain adalah laboratorium fisika. Dengan alat / sarana dan intensitas penggunaan laboratorium.
adanya laboratorium fisika tersebut maka pembelajaran Pada penelitian Katili dkk (2016) dapat disimpulkan
fisika berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 dapat bahwa efektivitas laboratorium pada SMA Negeri di
berjalan optimal. Efektivitas laboratorium secara efektif Kabupaten Jembrana masih rendah atau belum efektif,
apabila memiliki beberapa indikator yaitu dari hal ini didasari dengan penggunaan laboratorium
frekuensi penggunaan laboratorium, kelengkapan alat- sebagai penunjang pembelajaran yang rendah dan
alat yang ada di laboratorium, kesesuaian materi sarana prasarana yang belum sesuai.
175
ISSN : 2527 – 5917, Vol.3

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018


“Implementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Millenial Indonesia dalam Menuju SDGs 2030“
11 MARET 2018
Tabel 4. Rekapitulasi data alat/sarana dan intensitas sebesar 58,22%, yaitu termasuk dalam kategori cukup
penggunaan laboratorium serta hasil belajar. baik. Efektivitas laboratorium SMA Negeri sekotatif
Presentasi
Presentase
Total Jember sudah cukup efektif dalam penggunaan
(%) Used pembelajaran praktikum. Berdasarkan hasil penelitian
NO Sekolah (%) Alat / Penggunaan
Factor
Sarana
Alat
(%) Yanti (2016), efektivitas penggunaan laboratorium
1 E 90,61 13,55 12,27 fisika SMA Neger sekotatif Jember dikatakan cukup
2 A 85,70 11,46 9,82 efektif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
3 B 46,34 14,58 6,75 Setyaningrum dkk (2013) mengenai efektivitas
4 D 45,75 13,54 6,19 pelaksanaan praktikum fisika siswa SMAN Kabupaten
5 C 45,17 7,29 12,08
Purworejo menjelaskan efektivitas pelaksanaan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
praktikum dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
Yanti dkk (2016) mengenai analisis sarana prasarana
adalah pengelolaan laboratorium, fasilitas laboratorium,
laboratorium dan intensitas penggunaan laboratorium
ketersediaan alat dan bahan serta sikap siswa terhadap
didapatkan hasil analisis data sarana dan prasarana di 5
kegiatan praktikum. Penelitian yang dilakukan
SMA Negeri Sekotatif Jember seperti pada table 4.
Setyaningrum dkk (2013) menggunakan metode
Dengan menggunakan metode observasi, metode
observasi dan menggunakan angket berjumlah 28 butir
angket dan metode wawancara. Penelitian Yanti dkk
soal yang ditujukan untuk 203 siswa SMA Negeri kelas
(2016) didapatkan hasil kategori sangat baik, dimana 3
XI IPA. Berdasarkan hasil penilaian yang telah
SMA tersebut memiliki sarana dan prasarana diatas
dilakukan oleh tiga orang penilai, yaitu guru fisika
80% memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh
sekolah yang bersangkutan, teman sejawat dan peneliti.
perundang-undangan pemerintah, tetapi terdapat 2
Hasil yang didapatkan Jumlah skor yang diperoleh
SMA Negeri yang masih di bawah 80%. Penelitian
berdasarkan penelitian mencapai 56.158, dengan
yang dilakukan Yanti (2016) sekolah yang digunakan
presentase sebesar 78,16%. Hasil penelitian
telah menggunakan Kurikulum 2013 dengan hasil
Setyaningrum dkk (2013) menunjukkan penggunaan
intensitas penggunaan laboratorium fisika di 5 SMA
laboratorium sudah efektif dan pada penelitian ini
Negeri Kabupaten Jember rata-rata kategori cukup baik
membuktikan bahwa praktik di laboratorium digunakan
berdasarkan hasil presentase perhitungan angket pada
sebagai metode dalam proses pembelajaran.
tabel 5 mengenai hasil angket kegiatan praktikum.
Penelitian mengenai efektivitas laboratorium
Tabel 5. Hasil angket intensitas kegiatan praktikum
tidak hanya laboratorium fisika tetapi juga dilakukan
Nama Skor Prosentase
No Predikat pada laboratorium kimia, biologi dan IPA. Salah
Sekolah Angket nilai (%)
satunya adalah hasil penelitian Asih dkk (2013)
SMA mengenai standar laboratorium kimia dan
Cukup
1. Negeri 1 16 53,33% efektivitasnya terhadap capaian kompetensi adaptif di
Baik
Jember SMK Negeri 2 Negara. Penelitian Asih dkk (2013)
SMA didapatkan hasil daya dukung fasilitas laboratorium
2. Negeri 4 21 70% Baik SMK Negeri 2 Negara meliputi: persentase
Jember ketersediaan jenis ruang dan fasilitas umum yang sesuai
SMA standar adalah 53% (kategori kurang), persentase
Cukup
3. Negeri 13 48,15% ketersediaan jumlah alat yang memenuhi standar adalah
Baik
1Pakusari 45% (kategori kurang), dan persentase ketersediaan
SMA jumlah bahan kimia yang memenuhi standar adalah
4. Negeri 17 62,96% Baik 48% (kategori kurang). Kemudian intensitas
Rambipuji penggunaan laboratorium SMK Negeri 2 Negara pada
SMA tahun ajaran 2012/2013 di kelas X adalah 33,3%
Cukup
5. Negeri 2 17 56,67% (kategori sangat rendah), kelas XI adalah 100%
Baik
Tanggul (kategori sangat tinggi), dan kelas XII adalah 33,3%
Jumlah 84 291,11% (kategori cukup). Dengan demikian dapat disimpulkan
Cukup efektivitas laboratorium dari hasil penelitian Asih dkk
Rata - rata 16,8 58,22%
Baik (2013) sudah dapat dikatakan belum efektif sebab alat
dan bahan yang kurang menunjang dan intensitas
Tabel 5 menunjukkan besar presentase kegiatan praktikum yang rendah.
intensitas penggunaan laboratorium untuk praktikum
penggunaan laboratorium sekolah dalam proses
PENUTUP pembelajaran yang kurang efektif. Dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan efektivitas penggunaan
Kesimpulan laboratorium dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan
Berdasarkan uraian review beberapa penelitian prasarana dalam menunjang proses kegiatan
mengenai analisis laboratorium sekolah, peneliti pembelajaran. Dengan adanya fasilitas yang baik pada
menarik kesimpulan bahwa masih banyak efektivitas setiap sekolah, maka dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran dan dapat secara efektif
176
ISSN : 2527 – 5917, Vol.3

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018


“Implementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Millenial Indonesia dalam Menuju SDGs 2030“
11 MARET 2018
melaksanakan kegiatan praktikum yang sesuai dengan Lubis, S. P. W., dan Rizkika, D. 2017. Efektivitas
tuntutan kurikulum. Penggunaan Laboratorium dalam
Pembelajaran Biologi Kelas X di SMA Negeri
Saran 1 Unggul Baitussalam. Jurnal Abulyatama. 1(-
Berdasarkan review beberapa hasil penelitian ) : 418-428.
bahwa efektivitas laboratorium yang rendah peneliti Manlea, H. 2017. Evaluasi Pengelolaan Laboratorium
mengharapkan : IPA SMP dan SMA di Kabupaten Belu, TTU,
1) Pihak sekolah agar lebih mewujudkan pemenuhan TTS dan Malaka. Jurnal Pendidikan Biologi. 2
(1) : 3-5
sarana prasarana laboratorium fisika sebagai daya
dukung laboratorium hal ini dikarenakan Mastika, I N. Adnyana I B P. Adnyana, dan I G N A.
pemenuhan dan peningkatan kuantitas maupun Setiawan. 2014. Analisis Standarisasi
kualitas fasilitas laboratorium pada akirnya akan Laboratorium Biologi Dalam Proses
Pembelajaran Di Sma Negeri Kota Denpasar.
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
E-Journal Program Pascasarjana Universitas
kualitas pendidikan sekolah. Pendidikan Ganesha. 4(1): 1-10.
2) Pihak sekolah melakukan pembaruan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
penambahan alat agar sesuai untuk menunjang
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007. Standar
proses pembelajaran Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
3) Guru menggunakan laboratorium dengan efektif Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
sebagai penunjang kegiatan praktikum sesuai Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
dengan tuntutan Kurikulum 2013. (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). 28 Juni
DAFTAR PUSTAKA 2007. Jakarta.
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Setyaningrum, R., Sriyono, dan Ashari. 2013.
Rineka Cipta Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika
Asih, L. S., I. W. Muderawan, dan I. W. Karyasa. Siswa SMA Negeri Kabupaten Purworejo.
2013. Analisis Standar Laboratorium Kimia Jurnal Radiasi. 3(1):83-86.
dan Efektivitasnya Terhadap Capaian Sudijono, A. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan.
Kompetensi Adaptif Di SMK Negeri 2 Negara. Jakarta : Rajawali Press.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 3(1) Yanti, D. E. B., Subiki, dan Yushardi. 2016. Analisis
:1-11. Sarana Prasarana Laboratorium Fisika dan
Intensitas Kegiatan Praktikum Fisika dalam
Hardianti, S. 2017 Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Fisika
Proses Pembelajaran Oleh Guru Mata SMA Negeri di Kabupaten Jember. Jurnal
Pelajaran Fisika Tingkat SMAN Di Kabupaten Pembelajaran Fisika. 5 (1) : 41-46.
Bone. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin
Makassar.
Juhendi, S. 2015. Efektivitas Pembelajaran Praktikum
Di Laboratorium Departemen Pendidikan
Teknik Sipil Fakultas Pendidikan Teknologi
Dan Kejuruan Universitas Pendidikan
Indonesia. Skripsi. Bandung : Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Katili, N. S., I. W. Sadia, dan K. Suma. 2013. Analisis
Sarana dan Intensitas Penggunaan
Laboratorium Fisika Serta Konstribusinya
Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di
Kabupaten Jembrana. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA. 3(1):1-12.
Kemendikbud. 2012. Kurikulum 2013. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

177

Anda mungkin juga menyukai