Anda di halaman 1dari 11

2.

1 Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial antara dua titik pada rangkaian,
dinyatakan dalam volt. Jumlah ini mengukur energi potensial medan listrik di mana arus
hadir dalam konduktor. Tergantung pada perbedaan potensial, tegangan dapat digambarkan
sebagai ultra-rendah, rendah, tinggi, atau ultra-tinggi. Dalam arti tertentu, tegangan menarik
benda bermuatan negatif dari lokasi bertegangan rendah ke lokasi bertegangan lebih tinggi.
Ini berarti bahwa arah arus tradisional mengalir melalui konduktor dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur besar tegangan adalah
Voltmeter dan Osiloskop. Persamaan umum tegangan adalah sebagai berikut:
V = I.R
Dimana,
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ω)
2.1.1 Tegangan AC
Tegangan AC adalah tegangan yang dilalui arus bolak-balik. Pengaturan
tegangan AC pada rangkaian dapat dibalik, kecuali pada saat menerapkan tegangan
AC tiga fasa ke motor listrik. Sumber tegangan AC antara lain listrik rumah tangga
(dari PLN), genset, dinamo sepeda, dan alternator mobil dan motor.
Ada dua jenis tegangan AC, yaitu satu fasa dan tiga fasa. Tegangan AC yang
kita gunakan setiap hari adalah tegangan AC satu fasa. Artinya, hanya ada satu fasa
dan penghantar tanah netral. Oleh karena itu, hanya kabel sambungan dua kutub yang
diperlukan untuk tegangan AC satu fasa.
Tegangan AC tiga fasa membutuhkan tiga kabel yang disebut R, S, dan T.
Tegangan tiga fasa banyak digunakan dalam industri terutama untuk penggerak motor
listrik. Jika diperlukan tegangan AC tiga fasa, tetapi hanya ada sumber tegangan AC
satu fasa, diperlukan inverter yang mengubah daya satu fasa menjadi tiga fasa. Simbol
tegangan AC pada rangkaian listrik atau rangkaian elektronik adalah sebuah lingkaran
bulat dengan gelombang sinus didalamnya.
Gambar 2.1 Tegangan AC
(Sumber : teknikelektronika.com)
2.1.2 Tegangan DC
Tegangan DC adalah tegangan yang dilalui arus searah. Tegangan DC
memiliki niali positif pada satu titik dan negatif pada titik lain. Sumber tegangan DC
meliputi sel tegangan, baterai, akumulator, sel surya, dan adaptor/catu daya DC.
Pemasangan tegangan DC ke dalam rangkaian harus sesuai dengan polaritas yang
benar karena hubungan terbalik dapat merusak kedua bagian.
Saat ini banyak sumber tegangan DC yang digunakan sebagai baterai isi
ulang, sehingga jika tegangan baterai habis dapat dibangkitkan kembali dengan cara
diisi ulang. Sumber tegangan DC pada rangkaian-rangkaian elektronik biasanya
adalah simbol baterai dengan tanda positif (+) dan tanda negatif (-) yang menunjukan
arah polaritasnya.

Gambar 2.2 Tegangan DC


(Sumber : teknikelektronika.com)
2.1.3 Tegangan Line
Tegangan line merupakan tegangan yang diukur antara fasa yang satu dengan
fasa yang lain pada rangkaian tiga fasa. Tegangan line bernilai √3 kali tegangan fasa
pada hubungan Wye dan bernilai sama dengan tegangan fasa pada hubungan Delta.
Gambar 2.3 Tegangan dan Arus pada Rangkaian Wye dan Delta
(Sumber : ajibx1.blogspot.com)
2.1.4 Tegangan Fasa
Tegangan fasa merupakan tegangan yang terdapat pada tiap fasa pada suatu
rangkaian. Tegangan fasa bernilai 1/√3 kali tegangan line pada hubungan Wye dan
bernilai sama dengan tegangan line pada hubungan Delta.

Gambar 2.3 Tegangan dan Arus pada Rangkaian Wye dan Delta
(Sumber : ajibx1.blogspot.com)
2.2 Arus
Arus adalah jumlah muatan yang mengalir dari satu titik dalam rangkaian ke titik lain
per satuan waktu. Penyebab arus ini adalah perbedaan potensial atau tegangan media
penghantar antara dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara dua titik, semakin besar
nilai arus yang mengalir melalui kedua titik tersebut. Satuan internasional arus listrik adalah
A (ampere), yang ditulis dengan simbol I (current) saat menulis rumus arus listrik. Arus dapat
diartikan sebagai arus yang mengalir dari muatan positif ke muatan negatif, atau sebagai arus
yang mengalir dari potensial ke potensial rendah.
2.2.1 Arus AC
Alternating Current atau AC dapat disebut juga sebagai arus listrik bolak-
balik. Arus ini biasanya dihasilkan oleh generator yang dapat menghasilkan listrik,
namun besar dan arahnya selalu berubah setiap waktu. Arus bolak-balik ini akan
membentuk sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu yang berbentuk sinus.
Sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain arus listrik dari PLN, genset, dinamo,
dan turbin angin.
Gambar 2.4 Arus AC
(Sumber : abdulelektro.blogspot.com)
2.2.2 Arus DC
Direct Current (DC) atau arus listrik searah, merupakan arus listrik yang
mengalir dari kutub negatif ke positif, dan hanya terjadi dalam searah saja. Aliran-
aliran tersebut, akan menyebabkan adanya lubang dengan muatan positif yang terlihat
menuju ke kutub negatif.
Sumber tegangan arus listrik DC digolongkan menjadi tiga yaitu : Sumber
arus listrik primer, seperti baterai (elemen Leclanche), elemen volta, elemen Daniel,
dan lain-lain, yang apabila telah tercapai keseimbangan potensial tidak dapat diisi
potensial kembali karena terjadi perubahan atau kerusakan satu atau beberapa
komponen di dalamnya. Sumber arus listrik sekunder, seperti accumulator (aki),
elemen alkaline (energizer), dan lain-lain, yang apabila telah tercapai keseimbangan
potensial dapat diisi potensial kembali dengan cara disetrum listrik. Sumber arus
listrik mekanis, seperti generator, dinamo, dan stop kontak dari PLN.

Gambar 2.5 Arus DC


(Sumber : abdulelektro.blogspot.com)
2.2.3 Arus Line
Arus line adalah arus antar fasa. Arus line bernilai √3 kali arus fasa pada
hubungan Delta dan bernilai sama dengan arus fasa pada hubungan Wye.

Gambar 2.3 Tegangan dan Arus pada Rangkaian Wye dan Delta
(Sumber : ajibx1.blogspot.com)
2.2.4 Arus Fasa
Arus fasa adalah arus yang muncul akibat tegangan yang dihubungkan dengan
titik fasa dan titik netral. Arus fasa bernilai 1/√3 kali arus line pada hubungan Delta
dan bernilai sama dengan arus line pada hubungan Wye.

Gambar 2.3 Tegangan dan Arus pada Rangkaian Wye dan Delta
(Sumber : ajibx1.blogspot.com)
2.3 Macam-Macam Eksitasi
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan
energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus
eksitasinya. Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan
pada perkembangannya, sistem eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari
generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan
terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator
menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal
dari pilot exciter ke main exciter.

Gambar 2.6 Brush Excitation


(Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com/)
2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation).
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi
tanpa sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar.

Gambar 2.7 Brushless Excitation


(Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com/)
2.4 Generator
Generator adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Energi mekanik dapat berasal dari panas, air, uap, dan sebagainya. Energi listrik yang
dihasilkan oleh generator dapat berupa arus bolak-balik (AC) atau arus searah (DC)
tergantung dari konstruksi generator yang digunakan pembangkit tersebut.
Gambar 2.8 Generator
(Sumber : www.monotaro.id)
2.4.1 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja generator dimulai dengan motor listrik. Motor memasok energi
mekanik yang dihasilkan melalui sumber arus bolak-balik ke generator, yang diserap
oleh rotor. Rotor generator bergerak. Sebuah regulator dengan arus bolak-balik
pertama mengalir melalui penyearah dan arusnya diubah menjadi arus searah. Tujuan
dari perubahan ini adalah untuk memungkinkan arus mengaktifkan arus medan
magnet generator. Dalam generator, rotor berputar dan garis gaya magnet yang
dihasilkan di stator terputus untuk menghasilkan gaya gerak listrik, yang
ditransmisikan ke output.
2.4.2 Bagian-Bagian Generator
Generator memiliki 2 bagian, yaitu bagian yang bergerak (Rotor) dan bagian
yang tidak bergerak (Stator).
1. Rotor
Bagian rotor adalah bagian generator yang dapat berputar.Bagian rotor dalam
generator terdiri atas besi magnet yang berputar pada porosnya. Bagian rotor terletak
di bagian tengah stator. Kutub magnet yang digunakan pada bagian rotor ada dua
pasang kutub atau lebih.

Gambar 2.9 Rotor


(Sumber : tenagaeksogen21.wordpress.com)
2. Stator
Bagian stator pada generator merupakan bagian yang tetap. Bagian stator
terdiri atas alur-alur yang dililiti gulungan kawat email. Gulungan kawat email pada
stator dirangkai dalam hubungan tertentu. Dan gulungan kawat ini dipotong atau
dilindungi oleh rumah generator itu sendiri dari goncangan yang diakibatkan oleh
putaran rotor.

Gambar 2.10 Stator


(Sumber : tenagaeksogen21.wordpress.com)
2.5 Macam-Macam Generator
1. Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi : 
a. generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang
terletak pada bagian yang berputar (rotor).

Gambar 2.11 Generator Kutub Dalam


b. generator kutub luar : generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak
pada bagian yang diam (stator)
Gambar 2.12 Generator Kutub Luar

2. Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :


a. generator sinkron : merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa
putaran menjadi energi listrik.
b. generator asinkron : merupakan generator tidak serempak karena putaran rotornya
tidak sama dengan putaran medan magnet pada stator. Generator ini juga disebut generator
induksi.

Gambar 2.13 Generator Sinkron dan Asinkron


(Sumber : electricaleasy.com)

3. Jenis generator berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan


a. generator arus searah (DC) : merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk
menghasilkan arus listrik searah.
b. generator arus bolak balik (AC) : merupakan alat mesin yang digunakan untuk
menghasilkan arus listrik bolak-balik.
Gambar 2.14 Generator AC dan DC
(Sumber : ipamts.com)

4. Jenis generator dilihat dari fasanya


a. generator satu fasa : adalah generator listrik arus bolak-balik yang menghasilkan
tegangan bolak-balik tunggal.

Gambar 2.15 Generator Satu Fasa


(Sumber : wikipedia.org)
b. generator tiga fasa : adalah generator memberikan daya melalui tiga arus berurutan
yang berjalan pada saat yang bersamaan.

Gambar 2.16 Generator Tiga Fasa


(Sumber : electronics.stackexchange.com)
5. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :
a. generator rotor kutub menonjol biasa digunakan pada generator dengan rpm rendah
seperti PLTA dan PLTD

Gambar 2.17 Bentuk Rotor Kutub Menonjol


(Sumber : bagibagiilmuteknik.blogspot.com)
b. generator rotor kutub rata (silindris)  biasa digunakan pada pembangkit listrik /
generator dengan putaran rpm tinggi seperti PLTG dan PLTU 

Gambar 2.18 Bentuk Rotor Kutub Silinder


(Sumber : bagibagiilmuteknik.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai