Anda di halaman 1dari 39

DESIGN I – ME 184415

LINES PLAN
ODD SEMESTER 2020/2021

REPORT BOOK

Prepared By:
Ekananda Ardiansyah - 04211940000083

Supervisor:
Adhi Iswantoro, S.T., M.T.
1991201711050

DEPARTMENT OF MARINE ENGINEERING


FACULTY OF MARINE TECHNOLOGY
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
SURABAYA
2021
Kata Pengantar

KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah yang tiada putus-putusnya kepada penulis karena
berkat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas rencana garis dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.
Sesuai dengan maksud dari penyusunan laporan ini, yaitu sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Desain I: Rencana Garis, Departemen
Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, semester ganjil 2020/2021.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Achmad Baidowi ST.,MT. sebagai koordinator mata kuliah Desain I,
yang telah memberikan arahan dalam perkuliahan Desain I.
2. Bapak Adhi Iswantoro, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing, yang telah
membina dan membimbing penulis hingga menyelesaikan tugas rencana
garis dengan baik.
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah membantu dalam
pelaksanaan tugas rencana garis dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu penulis mengharapkan adanya saran, kritik, dan tanggapan yang bersifat
membangun dalam upaya pembelajaran lebih lanjut. Akhir kata, semoga laporan ini
berguna dan bermanfaat bagi semua pada umumnya, dan penulis sendiri pada
khususnya.
Surabaya, 18 Januari 2021

Ekananda Ardiansyah
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I Filosofi Desain........................................................................................................1
1.1 Filosofi Umum Lines Plan..........................................................................................2
1.2 Curve of Sectional Area.............................................................................................2
1.3 Body Plan...................................................................................................................3
1.4 Half Breadth Plan.......................................................................................................4
1.5 Sheer Plan..................................................................................................................4
1.6 Geladak Kapal...........................................................................................................4
1.7 Terminologi................................................................................................................6
1.8 Langkah Pengerjaan..................................................................................................7
BAB II Detail Perhitungan.................................................................................................8
2.1 Penentuan Ukuran Utama.........................................................................................9
2.1.1 Owner’s Requirement............................................................................................9
2.1.2 Data Kapal Pembanding........................................................................................9
2.1.3 Perhitungan Regresi............................................................................................10
2.1.4 Pembacaan Diagram NSP...................................................................................12
2.1.5 Ukuran Utama......................................................................................................12
2.2 Penggambaran CSA Ldisplacement.......................................................................13
2.3 Pengubahan CSA Ldisplacement menjadi CSA Lpp..............................................16
2.4 Menggambar Kurva A/2T dan B/2.........................................................................18
2.5 Penggambaran Linggi Haluan dan Buritan............................................................21
2.5.1 Penggambaran Linggi Haluan.............................................................................21
2.5.2 Penggambaran Linggi Buritan.............................................................................22
2.6 Perhitungan Freeboardd........................................................................................ 23
2.7 Pembuatan Body Plan............................................................................................ 24
2.8 Pembuatan Half Breadth Plan............................................................................... 27
2.9 Pembuatan Sheer Plan.......................................................................................... 28
2.10 Perhitungan Jarak Gading.................................................................................... 28
2.11 Pembuatan Main Deck......................................................................................... 30
2.12 Pembuatan Forecastle Deck, Poop Deck, dan Bulwark..................................... 31
2.12.1 Pembuatan Forecastle Deck............................................................................ 31
2.12.2 Pembuatan Poop Deck..................................................................................... 31
2.12.3 Pembuatan Bulwark......................................................................................... 32
BAB III Lampiran............................................................................................................ 33
3.1 Lines Plan................................................................................................................ 34
3.2 3D Modelling........................................................................................................... 35
DESIGN 1 FILOSOFI DESAIN
DEPARTMENT OF MARINE ENGINEERING

FILOSOFI DESAIN
Doc. No. 01-4219-083-FD

Prepared by Approved by
Rev Date Remarks Ekananda Adhi Iswantoro,
Ardiansyah S.T., M.T.
Doc. No. 01-4219-083-FD

FILOSOFI DESAIN Rev. No. 00

Page 2 of 36
1.1 Filosofi Umum Lines Plan
Dalam mendesain kapal, langkah pertama adalah membuat rencana garis.
Rencana garis adalah gambar dua dimensi yang merupakan hasil proyeksi kapal tiga
dimensi. Bentuk kapal diproyeksikan menjadi tiga bidang, yaitu bidang vertikal
melintang (Body Plan), bidang vertikal memanjang (Sheer Plan), dan bidang
horizontal (Half-Breadth Plan).
Desain I: Rencana Garis adalah salah satu mata kuliah di Departemen Teknik
Sistem Perkapalan FTK ITS, dimana mata kuliah ini adalah mata kuliah penunjang
mata kuliah berikutnya, yaitu Desain II: Propeller dan Sistem Perporosan, Desain III:
Rencana Umum, Fire & Safety Plan, Desain IV: Sistem Permesinan dan Kelistrikan
Kapal.
Ada beberapa metode dalam membuat rencana garis, yaitu:
 Metode Nederlandsche Scheepsbouw Proefstasioen (NSP), berdasarkan
hasil percobaan tangki tarik pada laboratorium di Wageningen, Netherland;
 Metode software program, seperti AutoCAD dan Maxsurf; dan metode-
metode lainnya

1.2 Curve of Sectional Area


Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menggambarkan luasan
gading-gading untuk masing-masing station. Pada dasarnya station adalah sebuah
gading semu. Dari kurva CSA ini dapat dilihat banyaknya gading semu yang bentuk
dan luasan yang sama (Parallel Middle Body) dan ini terdapat pada bagian tengah
yang berbentuk garis lurus. Selain untuk mengetahui bentuk dan luasan setiap
gading, kurva CSA juga berfungsi untuk menghitung volume rancangan, dengan cara
Doc. No. 01-4219-083-FD

FILOSOFI DESAIN Rev. No. 00

Page 3 of 36
menyimsomkan luasan station pada kurva CSA.

1.3 Body Plan

Body plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara
melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan –
potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data – data yang didapat
berdasarkan data – data grafik A/2T dan B/2. Prinsip penggambaran pada body plan
Doc. No. 01-4219-083-FD

FILOSOFI DESAIN Rev. No. 00

Page 4 of 36
yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis lengkung. Dua garis lurus pada
body plan yaitu water line dan buttock line sedang garis lengkungnya yaitu
penggambaran setiap station.
1.4 Half Breadth Plan
Half breadth merupakan gambar irisan dari badan kapal bila dilihat dari atas
pada tiap garis air (water line). Half breadth plan merupakan proyeksi dua dimensi
dari bidang kapal secara horizontal memanjang jika dilihat dari atas pada setiap
water line. Half breadth merupakan proyeksi dari body plan. Dari proyeksi ini dapat
diketahui bentuk badan kapal yang direncanakan sudah stream line atau belum.
Penggambaran dari gambar ini adalah hanya menggunakan setengah dari lebar
kapal yang digambar karena pada dasarnya sisi kanan maupun sisi kiri kapal
haruslah seimbang.

1.5 Sheer Plan


Sheer plan merupakan penampakan bentuk kapal jika kapal dipotong kearah
tegak sepanjang badan kapal. Pada kurva ini diperlihatkan bentuk haluan dan
buritan kapal, kanaikan deck dan pagar. Garis tegak yang memotong kapal dapat
diketahui apakah garis air yang direncanakan sudah cukup baik atau tidak.

1.6 Geladak Kapal


Pada umumnya geladak kapal dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Main Deck
Main Deck atau geladak utama adalah geladak atas utama dari haluan sampai
buritan. Main Deck bisa berbentuk lurus atau melengkung. Main Deck yang memiliki
Doc. No. 01-4219-083-FD

FILOSOFI DESAIN Rev. No. 00

Page 5 of 36
lengkungan mempunyai keuntungan dalam menambah freeboard kapal. Namun
pada saat ini banyak desainer kapal menggunakan Main Deck berbentuk lurus atau
tanpa sheer. Pada Main Deck juga terdapat camber, namun umumnya camber
terdapat pada kapal produk lama.
Forecastle Deck
Forecastle Deck atau geladak akil adalah bangunan kapal yang terletak di atas
Main Deck pada bagian haluan. Forecastle Deck memiliki ketinggian sekitar 2,4
sampai 2,5 meter paralel dengan Main Deck. Dengan panjang diukur sekitar 5%
sampai 8% LPP mencapai Collision Bulkhead dan diletakkan tepat pada frame.

Bulwark
Bulwark atau Kubu-kubu adalah pagar yang terletak pada pinggir geladak.
Bulwark dibuat dari plat dan berfungsi untuk menjaga keselamatan awak kapal dan
menjaga barang pada geladak. Tinggi Bulwark harus tidak kurang dari 1 meter diukur
dari geladak terendah. Bulwark terdiri dari dua tipe, yaitu Bulwark terbuka (Railings)
dan Bulwark tertutup. Bulwark tidak boleh dilas langsung dengan sheer strake.
Poop Deck
Poop Deck atau geladak kimbul adalah bangunan kapal yang terletak diatas
Main Deck pada bagian buritan. Poop Deck memiliki ketinggian sekitar 2,4 sampai
2,5 meter diukur dari Main Deck, dimana panjangnya diukur dari buritan sampai
tepat pada sekat kamar mesin. Sebenarnya Poop Deck sama dengan Forecastle
Deck, hanya saja Poop Deck terletak pada buritan kapal.
Doc. No. 01-4219-083-FD

FILOSOFI DESAIN Rev. No. 00

Page 6 of 36
1.7 Terminologi
1. AP (After Perpendicular)
Perpotongan sumbu poros kemudi dengan garis air muat
2. FP (Fore Perpendicular)
Perpotongan antara linggi haluan dengan garis air muat
3. LOA (Length Overall)
Jarak mendatar dari ujung haluan hingga ujung buritan
4. LPP (Length Between Perpendicular)
Jarak mendatar antara AP dan FP
5. LWL (Length of Waterline)
Jarak mendatar antara kedua ujung garis muat
6. Ldisp (Length Of Displacement)
Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan
fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal.
7. B (Breadth)
Jarak mendatar antar sisi luar gading pada midship tanpa tebal kulit
lambung.
8. H (Depth)
Jarak tegak dari dasar kapal sampai garis geladak terendah diukur dari
tengah panjang LPP
9. T (Draught)
Jarak tegak dari dasar kapal hingga garis air muat
10. Cb (Block Coefficient)
Perbandingan volume badan kapal yang tercelup pada garis air muat penuh
dengan B x Lpp x T kapal
11. Cm (Midship Coefficient)
Perbandingan luas midship dengan B x T kapal
12. Cp (Prismatic Coefficient)
Perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat air dengan sebuah
prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.
13. Am (Midship Area)
Luas bagian tengah kapal di bawah garis air
14. Vdisp (Volume Displacement)
Volume air yang dipindahkan akibat adanya massa badan kapal
15. Midship
Potongan melintang tengah kapal
16. Center Line
Potongan membujur pada bagian tengah kapal.
17. Base Line
Garis dasar kapal
Doc. No. 01-4219-083-FD

FILOSOFI DESAIN Rev. No. 00

Page 7 of 36
18. Station
Garis imajiner berjumlah dua puluh yang membagi kapal secara melintang
menjadi beberapa bagian dengan jarak yang sama.
19. BL (Buttock Line)
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang
vertikal.
20. WL (Water Line)
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang
horizontal.
1.8 Langkah Pengerjaan
Pada tugas Rencana Garis ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pencarian data kapal pembanding yang sesuai dengan DWT atau TEU kapal
masing masing mahasiswa,
2. Perhitungan ukuran utama kapal dengan menggunakan regresi dan metode
NSP,
3. Pembuatan CSA displacement dan perhitungan koreksinya,
4. Pembuatan CSA Lpp dan Lwl dan perhitungan koreksinya,
5. Pembuatan A/2T dan B/2, dan perhitungan koreksi B/2,
6. Pembuatan haluan dan buritan kapal,
7. Perhitungan freeboard,
8. Pembuatan body plan, sent line dan perhitungan koreksi luasan setiap
station,
9. Pembuatan half breadth plan,
10. Pembuatan sheer plan,
11. Pembuatan sekat buritan, sekat kamar mesin, dan sekat tubrukan,
12. Pembuatan forecastle deck, poop deck, dan bulwark.

Dalam melakukan langkah pengerjaan, mahasiswa dibantu dengan aplikasi


AutoCAD dan Microsoft Excel supaya desain yang dibuat sama dengan data yang
dimasukkan.
DESIGN 1 DETAIL PERHITUNGAN
DEPARTMENT OF MARINE ENGINEERING

DETAIL PERHITUNGAN
Doc. No. 01-4219-083-DP

Prepared by Approved by
Rev Date Remarks
Ekananda Ardiansyah Adhi Iswantoro, S.T., M.T.
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 9 of 36
2.1 Penentuan Ukuran Utama
Dalam menentukan ukuran utama diperlukan kapal pembanding yang memiliki
beberapa kesamaan dengan kapal yang diminta oleh owner. Metode yang digunakan
adalah metode regresi linier, yaitu metode dengan mengumpulkan data sebanyak –
banyaknya kemudian data diolah untuk mendapatkan ukuran utama yang sesuai.
2.1.1 Owner’s Requirement
Owner requirement adalah permintaan pemilik mengenai kemampuan kapal
yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada perusahaan pembuat kapal. Desainer
akan membuat kapal sesuai dengan owner requirement tersebut. Owner
requirement yang didapatkan penulis adalah sebagai berikut:
Ship Type : General Cargo
Tonnage : 12000 DWT
Speed : 13 Knot
Endurance : 8 Days
Class : NK
2.1.2 Data Kapal Pembanding
Berdasarkan owner requirement yang didapatkan penulis, maka diperlukan
kapal pembanding dengan toleransi tonnage sebesar +/- 500 DWT dengan daftar
kapal pembanding sebagai berikut:

Tabel 2.1 Data Kapal Pembanding


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 10 of 36
2.1.3 Perhitungan Regresi
Perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier untuk mendapatkan
ukuran utama kapal adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Grafik Regresi Lpp dengan DWT


Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran Lpp.
Dimana sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai Lpp dari data
kapal pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai Lpp sebesar:
y = 0.0009*12000 + 101.02
y = 111.92 meter
Jadi, didapatkan nilai Lpp yang akan didesain sepanjang 111,92 meter.
Kemudian juga dapat dihitung Lwl dan Ldisp dengan persamaan berikut:
Length of Waterline
Lwl = Lpp + (3.5%Lpp) = 115.837 m
L Displacement
Ldisp = ½ (Lwl + Lpp) = 113.879 m
= 373.617 feet

Gambar 2.2 Grafik Regresi B dengan DWT


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 11 of 36
Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran B. Dimana
sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai B dari data kapal
pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai B sebesar:
y = 0.0000009*12000 + 19.82
y = 19.831 meter
Jadi, didapatkan nilai B yang akan didesain sepanjang 19.831 meter.

Gambar 2.3 Grafik Regresi T dengan DWT

Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran H. Dimana
sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai H dari data kapal
pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai H sebesar:
y = -0.0001*12000 + 15.177
y = 13.977 meter
Jadi, didapatkan nilai H yang akan didesain sepanjang 13.977 meter.

Gambar 2.4 Grafik Regresi T dengan DWT


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 12 of 36
Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran T. Dimana
sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai T dari data kapal
pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai T sebesar:
y = 0.000451*12000 + 3.229
y = 8.641 meter
Jadi, didapatkan nilai T yang akan didesain sepanjang 8.641 meter.
2.1.4 Pembacaan Diagram NSP
Pembacaan diagram NSP memerlukan nilai SLR ( Speed Length Ratio) yang
didapat dengan perhitungan sebagai berikut:
SLR = Vs/√Ldisp
SLR = 13/√373.617
SLR = 0.673
Setelah didapatkan nilai SLR, plot nilai tersebut pada diagram NSP dan gambar
garis horizontal ke kanan memotong semua garis koefisien bentuk dan garis station
pada diagram NSP. Kemudian tarik garis vertikal ke atas pada perpotongan garis
horizontal dengan setiap station yang digunakan untuk mengetahui persen luas
setiap station terhadap midship.
Pada diagram NSP juga terdapat garis A, B, dan C. Garis tersebut merupakan
letak LCB kapal. Untuk menentukan letak LCB kapal, tarik garis vertikal ke bawah
pada perpotongan garis horizontal dengan garis B untuk mengetahui nilai persen
LCB kapal.

Gambar 2.5 Pembacaan Diagram NSP


Dari gambar tersebut, didapat nilai koefisien bentuk dan persen LCB sebesar:
Cm : 0.986
Cb : 0.734
Cp : 0.746
LCB (e%) : 1.81%
2.1.5 Ukuran Utama
Setelah melakukan regresi dan pembacaan diagram NSP, didapatkan ukuran
utama kapal sebagai berikut:
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 13 of 36
Lpp : 111.92 m
Lebar kapal (B) : 19.831 m
Tinggi geladak (H) : 13.977 m
Sarat air (T) : 8.641 m
Koefisien midship (Cm) : 0.986
Koefisien blok (Cb) : 0.734
Koefisien prismatik (Cp) : 0.746
2.2 Penggambaran CSA Ldisplacement
Dari pembacaan diagram NSP, persen luas setiap station terhadap midship
dapat diketahui. Kemudian perlu dicari nilai luas midship dengan persamaan
sebagai berikut:
Am = Cm*B*T
Am = 0.986*19.831*8.641
Am = 168.959 m2
Setelah diketahui luasan midship, dapat dihitung besar luas setiap station
dengan cara mengalikan persen luas setiap station dengan luas midship. Berikut
adalah tabel perhitungan luas setiap station:

Tabel 2.2 Besar Persen Luas Station dikali Luas Midship


Kemudian dari tabel tersebut perlu dilakukan koreksi volume displacement
yang didapat dari pembacaan diagram NSP dengan volume displacement yang
didapat dari perhitungan rumus, dengan toleransi tidak boleh melebihi +/- 0.5% dan
koreksi LCB displacement yang didapat dari pembacaan diagram NSP dengan LCB
yang didapat dari perhitungan rumus, dengan toleransi tidak boleh melebihi +/-
0.1%. Perhitungan koreksi dapat dicari sebagai berikut:
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 14 of 36
 Perhitungan Vrumus dan Vsimpson
Vrumus = Ldisp*B*T*Cb
Vrumus = 14323.27793 m3

Vsimpson =
Dimana h disp = Ldisp/20 = 5.69393 m
Vsimpson = 14327.34595 m3

Koreksi Volume displacement =


Koreksi Volume displacement = 0.08%
 Perhitungan LCBNSP dan LCBdisplacement
LCBNSP = e%*Ldisp
LCBNSP = 2,.68 m

LCBdisp = = 1.942 m

Koreksi LCB = = 0.11%

Dapat dilihat bahwa koreksi LCB melebihi toleransi 0.1%, sehingga perlu
dilakukan koreksi pada setiap station. Hasil koreksi luas setiap station dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Besar Luas Station CSA Ldisplacement


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 15 of 36
Kemudian dapat dihitung kembali koreksi volume displacement dan LCB
sebagai berikut:
 Perhitungan Vrumus dan Vsimpson
Vrumus = Ldisp*B*T*Cb
Vrumus = 14323.27793 m3

Vsimpson =
Dimana h disp = Ldisp/20 = 5.69393 m
Vsimpson = 14355.02635 m3

Koreksi Volume displacement =


Koreksi Volume displacement = 0.22%
 Perhitungan LCBNSP dan LCBdisplacement
LCBNSP = e%*Ldisp
LCBNSP = 2.068 m

LCBdisp = = 2.129 m

Koreksi LCB = = 0.054%

Dapat dilihat bahwa koreksi volume displacement dan LCB sudah memenuhi
syarat dan didapatkan gambar CSA Ldisplacement sebagai berikut:

Gambar 2.6 CSA Ldisplacement


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 16 of 36
2.3 Pengubahan CSA Ldisplacement menjadi CSA Lpp
Setelah CSA Ldisplacement dibuat, maka CSA Ldisplacement perlu diubah
menjadi CSA Lpp karena panjang yang digunakan dalam pembuatan kapal adalah
panjang Lpp. Langkah-langkah pengubahan CSA Ldisplacement menjadi CSA Lpp
adalah sebagai berikut;
1. Gambar garis horizontal sepanjang ½ Lwl ke kanan dan ke kiri dari titik
station 10 (titik tengah) Ldisp.
2. Tiap ujung CSA Ldisplacement ditarik hingga menyentuh ujung-ujung garis
Lwl dengan ujung paling kanan merupakan FP.
3. Dari titik FP, tarik garis horizontal ke kiri sepanjang Lpp. Ujung kiri dari garis
Lpp ini merupakan AP. Kemudian bagi garis Lpp menjadi 20 bagian, bagian
ini akan menjadi station 0 (AP) sampai 20 (FP).
4. Dari titik AP, tarik garis horizontal ke kiri sampai dengan ujung paling kiri
CSA. Kemudian garis tersebut dibagi dua bagian, bagian ini akan menjadi
station -2 dan -1.
5. Karena terjadi perubahan, maka CSA Lpp perlu dikoreksi volume dan LCB
waterlinenya.

Gambar 2.7 CSA Lpp

Di bawah ini adalah tabel dan perhitungan koreksi CSA Lpp.


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 17 of 36

Tabel 2.4 Luas Station CSA Lpp


 Koreksi Volume Waterline
Vrumus = Vwl = Lwl*B*T*Cbwl
Dimana
Cbwl = koefisien blok waterline

Cbwl = δdisp = koefisien blok pada diagram NSP

Cbwl = 0.722
Vrumus = Vwl = 14323.28 m3

Vsimpson =
hLpp = Lpp/20 = 5.596 m
Vsimpson = 14323.24236 m3

Koreksi Volume waterline =


Koreksi Volume waterline = 0.0002% (Terpenuhi)
Syarat koreksi < 0.5%

 Koreksi LCB Waterline


LCBNSP = e%*Ldisp
LCBNSP = 2.068 m
01-4219-
Doc. No.
083-DP
DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 18 of 36
LCBwl = LCBsimpson =

LCBwl = LCBsimpson = -0.2118 m

Koreksi LCBwl =

Koreksi LCBwl = 0.04% (Terpenuhi)


Syarat koreksi LCB < 0.1%

2.4 Menggambar Kurva A/2T dan B/2


Penggambaran kurva A/2T dan B/2 terletak di bagian dasar CSA Lpp. Untuk
kurva A/2T penggambaran dilakukan dengan cara menghitung nilai luas tiap station
(A) dibagi dengan dua kali sarat air (2T). Hasil perhitungan A/2T dibantu dengan
Microsoft Excel ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 2.5 Hasil Perhitungan A/2T


Kemudian digambarkan garis vertikal ke atas pada dasar CSA Lpp sesuai
dengan nilai A/2T pada setiap station. Setelah itu, ujung atas garis-garis tersebut
dihubungkan dan terbentuklah kurva A/2T.
01-4219-
Doc. No.
083-DP
DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 19 of 36
Kurva B/2 merupakan gambaran setengah lebar kapal pada garis sarat air
penuh. Sebelum menggambar kurva B/2 harus memperhatikan sudut masuk yang
merupakan sebuah nilai penentu seberapa miring sudut setengah lebar kapal pada
ujung haluan. Untuk mendapatkan nilai sudut masuk dapat menggunakan
perhitungan berikut.
Menentukan Sudut Masuk
φf = φLpp + (1.40 - φLpp ) * e
Dimana
φLpp = (Ldisp/Lpp) * φnsp
φnsp = Koefesien Prismatik dari Diagram NSP
φLpp = 0.759
φf = 0.771
Dari perhitungan di atas didapatkan koefisien prismatik haluan sebesar 0.771,
kemudian nilai tersebut diplotkan pada diagram sudut masuk

Gambar 2.8 Diagram Sudut Masuk

Nilai koefisien prismatik haluan dimasukkan ke diagram tersebut, kemudian


tarik garis ke atas hingga menyentuh kurva putus-putus. Setelah itu perpotongan
garis tersebut ditarik garis lagi ke kiri untuk mengetahui besar sudut masuk. Dari
diagram tersebut didapatkan nilai sudut masuk sebesar 19⁰.
Setelah itu tambahkan garis horizontal ke kanan secukupnya pada CSA Lpp titik
FP, kemudian gambarkan garis yang memiliki sudut dalam 19⁰.
01-4219-
Doc. No.
083-DP
DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 20 of 36

Gambar 2.9 Sudut Masuk Haluan


Kemudian kurva B/2 digambarkan dengan bagian FP tidak melebihi sudut
masuk dan di atas kurva A/2T. Penggambaran kurva B/2 harus memperhatikan
keselarasan dengan kurva A/2T.

Gambar 2.10 (kurva A/2T (merah) dan B/2 (Biru)


Setelah kurva B/2 terbentuk, perlu diukur tinggi kurva dari garis dasar CSA pada
setiap station yang merupakan nilai setengah lebar pada garis sarat air penuh.
Kemudian perlu dilakukan koreksi nilai luas pada bidang garis sarat air penuh
dengan rumus terhadap nilai luas pada bidang garis sarat air penuh yang dibentuk
oleh B/2 tersebut.

Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Kurva B/2


01-4219-
Doc. No.
083-DP
DETAIL
Rev. No. 00
PERHITUNGAN
Page 21 of 36
Koreksi Luas Bidang Garis Air (Awl)
Awl = Lwl*B*Cwl
Dimana
Cwl = 0.248+(0.778*Cbwl)
Cbwl = Cb*(Lpp/Lwl)
Cbwl = 0.7092
Cwl = 0.7797
Sehingga
Awl = 1837.1207 m2

Awl simpson = (2/3) * hLpp * ∑(B/2).S


Dimana
hLpp = Lpp/20 = 5.596 m
Sehingga
Awl simpson = 1828.8905 m2

Koreksi Awl = ((Awl simp – Awl)/Awl) x 100


Koreksi Awl = 0.448% (Terpenuhi)
Syarat koreksi Awl <0.5%

2.5 Penggambaran Linggi Haluan dan Buritan


Dalam mendesain linggi haluan dan buritan terdapar beberapa perhitungan
yang harus dipenuhi.
2.5.1 Penggambaran Linggi Haluan
Linggi haluan merupakan bentuk lengkungan pada bagian depan kapal. Linggi
haluan dapat didesain dengan atau tanpa bulbous bow. Desain linggi haluan penulis
tidak menggunakan bulbous bow.
Linggi haluan (stem)

Geladak agil
(forecastle deck)
Kubu-kubu (bulwark)
k)
Geladak utama (main dec
Garis air

Sekat tubrukan
(collision bulkhead) Ceruk depan ± 150

Lunas (keel) Garis dasar

FP

Gambar 2.11 Linggi Haluan


01-4219-083-
Doc. No.
DP
DETAIL
Rev. No. 00
PERHITUNGAN
Page 22 of 36
Desain linggi haluan tidak memiliki perhitungan khusus, hanya saja kemiringan
dari linggi haluan tidak boleh kurang dari 15⁰ dari garis FP. Sehingga didapatkan
bentuk linggi haluan sebagai berikut.

Gambar 2.12 Desain Linggi Haluan

2.5.2 Penggambaran Linggi Buritan


Desain linggi buritan sedikit lebih rumit dibandingkan desain linggi haluan.
Secara umum linggi buritan terdapat dua jenis, yaitu linggi buritan dengan sepatu
rudder dan tanpa sepatu rudder. Desain linggi buritan penuls tanpa sepatu rudder.
Perhitungan-perhitungan yang diperlukan
b. Bentuk linggi adalah
buritan tanpa sebagai
sepatu berikut.
linggi
LWL
LPP
Garis air
Diameter propeller:
D = ( 0,6~0,7 ) T
Sumbu poros kemudi

a = ± 0,33 T
e = ± 0,12 T
>( 0,6~0,7 ) T

T b = ± 0,35 T
e

AP

Gambar 2.13 Linggi Buritan


D = 0.65T = 5.617 m
a = 0.33T = 2.852 m
e = 0.12T = 1.037 m
b = 0.35T = 3.024 m
Setelah didapat nilai-nilai batasan, linggi buritan dapat digambar sesuai
keinginan. Berikut adalah desain linggi buritan penulis.
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 23 of 36

Gambar 2.14 Desain Linggi buritan


2.6 Perhitungan Freeboard
Penulis menggunakan perhitungan freeboard kapal tipe B, karena General
Cargo termasuk kapal tipe B.

Tabel 2.7 Freeboard Untuk Kapal Tipe B

Menghitung 85%H = 11.88 m


L saat 85%H = 117.104 m
96%L = 112.42 m
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 24 of 36
Interpolasi Freeboard
L 112 = 1521 mm
L 113 = 1543 mm
L 112.42 = 1521 + (112.420m–112m)(1543mm–1521mm)/(113m–112m)
L 112.42 = 1530,24 mm
Interpolasi Tambahan Freeboard
L 112 = 59 mm
L 113 = 62 mm
L 112.42 = 59 + (112.420m–112m)(62mm–59mm)/(113m–112m)
L 112.42 = 60.26 m

Maka tabular freeboard = 1530.24 + 60.26


Maka tabular freeboard = 1590.5 mm
H-T = 5.336 m = 5336 mm

Kesimpulannya adalah freeboard (H-T) yang didapat 5336 mm dimana sudah


memenuhi aturan ILLC dengan minimum 1590.5 mm.
HITUNGAN JARI-JARI BILGA DI MIDSHIP
(bila telah2.7 Pembuatan
ditentukan Body β)
harga Plan
Body plan merupakan proyeksi dua dimensi kapal secara membujur dan dibagi
telah diambil dari diagram NSP, maka harus dihitung besar
menjadi
R. Misalnya untuk kapal dua bagian,
dengan yaitu
dasar bagian kiri (station 0 sampai 10) dan bagian kanan
rata:
(station 11 sampai 20). Langkah langkah pembuatan body plan adalah sebagai
berikut.
A1 = ¼. π. R
2

A1.
2 = Pembuatan
½. { (BxT) –kotak dengan
Am } dan A2panjang (horizontal)
= R2 – A1 sesuai lebar kapal (B) dan
tinggi (vertikal) sesuai sarat air (T), dan panjangnya dibagi menjadi dua
maka : ½. { (BxT) – Am } = R2 - ¼. π. R2
bagian yang sama.
2. Perhitungan jari-jari bilga, 1 – ¼kelengkungan
= R2 ( yaitu π) sebelah kanan dan kiri
R
bawah kotak dengan perhitungan sebagai berikut.
R A1
Jadi R = √ ½. { (BxT) – Am } / ( 1 – ¼ π )
A2

Dan didapat R = 2.364 m


3. Penandaan A/2T sebagai batas luasan A1 dan A2, dan B/2 sebagai awal
dari kurva setiap station.
4. Menyamakan luasan A1 dan A2 setiap station dengan syarat selisih koreksi
< 0.1%.
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 25 of 36

Tabel 2.8 Perhitungan Selisih A1 dan A2


5. Penggambaran body plan

Gambar 2.15 Desain Body Plan

6. Koreksi garis streamline body plan dan sent line


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 26 of 36
Sent line dibuat dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi
kanan dan kiri body plan dari center line dan diukur jarak tiap kurva station
dengan titik awal garis diagonal. Setelah nilai panjang didapatkan, gambar
garis horizontal sepanjang Lwl dan bagi garis tersebut sesuai dengan letak
titik station. Kemudian digambarkan garis vertikal ke bawah sesuai dengan
nilai sent line tiap station dan hubungkan garis-garis tersebut dengan kurva.

Tabel 2.9 Hasil Pengukuran Sent Line

Gambar 2.16 Sent line


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 27 of 36
2.8 Pembuatan Half Breadth Plan
Setelah body plan selesai dibuat maka dapat diproyeksikan ke half breadth plan
sehingga mendapatkan garis kurva setiap waterline. Urutan dalam membuat half
breadth plan adalah sebagai berikut.
1. Membuat waterline pada body plan. Waterline dibagi sesuai sarat air kapal.
Contoh yang digunakan penulis adalah WL 0m, WL 0.5m, WL 1m, WL 2m,
WL 3m, WL 4m, WL 5m, WL 6m, WL 7m, WL 8m, dan WL 8.641m (sarat air
penuh).
2. Ukur jarak tiap perpotongan garis station dengan garis waterline ke garis
tengah body plan mulai dari WL 0m sampai sarat air penuh.
3. Gambar garis horizontal sepanjang Lwl dan bagi garis tersebut sesuai
dengan letak titik station, kemudian tarik garis vertikal ke atas sesuai
dengan nilai jarak tiap station ke garis ke tengah dan hubungkan dengan
kurva mulai dari WL 0m sampai sarat air penuh.
4. Bentuk dari half breadth plan harus streamline dan selaras antar waterline.

Tabel 2.10 Hasil Perhitungan Waterline

Gambar 2.17 Desain Half Breadth Plan


Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 28 of 36
2.9 Pembuatan Sheer Plan
Sheer plan merupakan gambar proyeksi dua dimensi secara membujur kapal
dari starboard hingga port. Urutan membuat sheer plan adalah sebagai berikut.
1. Buat garis vertikal ke atas dari baseline di body plan sebanyak 6
dengan jarak yang sama, 3 di bagian kiri dan 3 di bagian kanan. Buat
juga 3 garis dengan jarak yang sama di half breadth plan.
2. Proyeksikan garis tersebut dari body plan dan half breadth plan ke
sheer plan.
3. Hubungkan titik proyeksi tersebut menggunakan kurva sehingga
membentuk buttock line.
4. Lakukan hal yang sama terhadap garis-garis lainnya supaya
membentuk 3 buttock line di buritan dan 3 buttock line di haluan.
5. Bentuk sheer plan harus streamline.

Gambar 2.18 Desain Sheer Plan


2.10 Perhitungan Jarak Gading
Perhitungan jarak gading digunakan untuk menentukan panjang dari bangunan
atas. Penentuan nilai jarak gading tiap ruangan adalah sebagai berikut.
 Pada sekat ceruk buritan : ≤ 600 mm
 Pada kamar mesin : ≤ 1000 mm
 Pada ruang muat : ≤ 1000 mm
 Pada sekat ceruk haluan : ≤ 600 mm
Dengan jarak gading tersebut, perhitungan jarak gading dapat ditentukan
sebagai berikut.
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 29 of 36

Untuk memudahkan pembacaan, berikut adalah tabel hasil perhitungan jarak


gading.
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 30 of 36

Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Jarak Gading


2.11 Pembuatan Main Deck
Main deck dapat berbentuk lurus atau melengkung. Desain kapal penulis
menggunakan main deck melengkung (sheer). Cara pembuatan sheer line dengan
sheer standar adalah: panjang kapal (Lpp) dari AP sampai FP dibagi menjadi 6
bagian yang sama, yaitu 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L
dari FP. Selanjutnya pada midship diukurkan tinggi kapal (H). Kemudian pada
ketinggian ini ditarik garis datar sejajar dengan garis dasar (base line) sedemikian
rupa hingga memotong garis tegak yang ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L
dari AP, midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan FP. Dari titik-titik perpotongan
tersebut diukurkanlah harga-harga dari sheer standar di atas.
1. Panjang kapal (Lpp) dari AP sampai FP dibagi menjadi 6 bagian yang
sama, yaitu 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari FP, 1/6
L dari FP.
2. Selanjutnya pada midship diukurkan tinggi kapal (H). Kemudian pada
ketinggian ini ditarik garis datar sejajar dengan garis dasar (base line)
sedemikian rupa hingga memotong garis tegak yang ditarik melalui
titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L
dari FP, dan FP.
3. Dari titik-titik perpotongan tersebut diukurkanlah harga-harga dari
sheer standar seperti pada perhitungan di bawah.
AP = 25 (Lpp/3 +10) = 1.182 m
1/6L dari AP = 11,1(Lpp/3 +10) = 0.525 m
1/3L dari AP = 2,8 (Lpp/3 + 10) = 0.132 m
Midship =0 =0m
1/3L dari FP = 5,6 (Lpp/3 + 10) = 0.265 m
1/6L dari FP = 22,2 (Lpp/3 + 10) = 1.050 m
FP = 50 (Lpp/3 + 10) = 2.365 m
Doc. No. 01-4219-083-DP

DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 31 of 36

Gambar 2.19 Desain Sheer Haluan

Gambar 2.20 Desain Sheer Buritan

2.12 Pembuatan Forecastle Deck, Poop Deck, dan Bulwark


Desain forecastle deck, poop deck, dan bulwark dibuat melengkung selaras
dengan desain sheer.
2.12.1 Pembuatan Forecastle Deck
Pembuatan forecastle deck dimulai dari sekat tubrukan menuju ujung main
deck pada haluan dengan tinggi 2.4 – 2.5 meter. Penulis menggunakan tinggi
forecastle deck 2.5 meter dari main deck.
2.12.2 Pembuatan Poop Deck
Pembuatan poop deck dimulai dari sekat kamar mesin menuju ujung main deck
pada buritan dengan tinggi 2.4 – 2.5 meter. Penulis menggunakan tinggi forecastle
deck 2.4 meter dari main deck.
01-4219-083-
Doc. No.
DP
DETAIL PERHITUNGAN Rev. No. 00

Page 32 of 36
2.12.3 Pembuatan Bulwark
Pembuatan bulwark menambahkan plat setinggi +/- 1 meter di atas main deck
dan forecastle deck. Pada batas main deck dan forecastle deck dibuat lengkung
bulwark. Sedangkan pada poop deck, bulwark digantikan dengan plat sisi setinggi
100 – 200 mm.

Gambar 2.21 Desain Forecastle Deck dan Bulwark

Gambar 2.22 Desain Poop Deck dan Bulwark


DESIGN 1 LAMPIRAN
DEPARTMENT OF MARINE ENGINEERING

LAMPIRAN
Doc. No. 01-4219-083-LP

Prepared by Approved by
Rev Date Remarks
Ekananda Ardiansyah Adhi Iswantoro, S.T., M.T.
Doc. No. 01-4219-083-LP

LAMPIRAN Rev. No. 00

Page 34 of 36
3.1 Lines Plan

Gambar 3.1 Desain Lines Plan


Doc. No. 01-4219-083-LP

LAMPIRAN Rev. No. 00

Page 35 of 36
3.2 3D Modelling

Gambar 3.2 3D Modelling

Gambar 3.3 3D Tampak Depan

Gambar 3.4 3D Tampak Belakang


Doc. No. 01-4219-083-LP

LAMPIRAN Rev. No. 00

Page 36 of 36

Gambar 3.5 3D Tampak Samping

Gambar 3.6 3D Tampak Atas

Gambar 3.7 3D Tampak Bawah

Anda mungkin juga menyukai