LINES PLAN
ODD SEMESTER 2020/2021
REPORT BOOK
Prepared By:
Ekananda Ardiansyah - 04211940000083
Supervisor:
Adhi Iswantoro, S.T., M.T.
1991201711050
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah yang tiada putus-putusnya kepada penulis karena
berkat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas rencana garis dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.
Sesuai dengan maksud dari penyusunan laporan ini, yaitu sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Desain I: Rencana Garis, Departemen
Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, semester ganjil 2020/2021.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Achmad Baidowi ST.,MT. sebagai koordinator mata kuliah Desain I,
yang telah memberikan arahan dalam perkuliahan Desain I.
2. Bapak Adhi Iswantoro, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing, yang telah
membina dan membimbing penulis hingga menyelesaikan tugas rencana
garis dengan baik.
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah membantu dalam
pelaksanaan tugas rencana garis dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu penulis mengharapkan adanya saran, kritik, dan tanggapan yang bersifat
membangun dalam upaya pembelajaran lebih lanjut. Akhir kata, semoga laporan ini
berguna dan bermanfaat bagi semua pada umumnya, dan penulis sendiri pada
khususnya.
Surabaya, 18 Januari 2021
Ekananda Ardiansyah
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I Filosofi Desain........................................................................................................1
1.1 Filosofi Umum Lines Plan..........................................................................................2
1.2 Curve of Sectional Area.............................................................................................2
1.3 Body Plan...................................................................................................................3
1.4 Half Breadth Plan.......................................................................................................4
1.5 Sheer Plan..................................................................................................................4
1.6 Geladak Kapal...........................................................................................................4
1.7 Terminologi................................................................................................................6
1.8 Langkah Pengerjaan..................................................................................................7
BAB II Detail Perhitungan.................................................................................................8
2.1 Penentuan Ukuran Utama.........................................................................................9
2.1.1 Owner’s Requirement............................................................................................9
2.1.2 Data Kapal Pembanding........................................................................................9
2.1.3 Perhitungan Regresi............................................................................................10
2.1.4 Pembacaan Diagram NSP...................................................................................12
2.1.5 Ukuran Utama......................................................................................................12
2.2 Penggambaran CSA Ldisplacement.......................................................................13
2.3 Pengubahan CSA Ldisplacement menjadi CSA Lpp..............................................16
2.4 Menggambar Kurva A/2T dan B/2.........................................................................18
2.5 Penggambaran Linggi Haluan dan Buritan............................................................21
2.5.1 Penggambaran Linggi Haluan.............................................................................21
2.5.2 Penggambaran Linggi Buritan.............................................................................22
2.6 Perhitungan Freeboardd........................................................................................ 23
2.7 Pembuatan Body Plan............................................................................................ 24
2.8 Pembuatan Half Breadth Plan............................................................................... 27
2.9 Pembuatan Sheer Plan.......................................................................................... 28
2.10 Perhitungan Jarak Gading.................................................................................... 28
2.11 Pembuatan Main Deck......................................................................................... 30
2.12 Pembuatan Forecastle Deck, Poop Deck, dan Bulwark..................................... 31
2.12.1 Pembuatan Forecastle Deck............................................................................ 31
2.12.2 Pembuatan Poop Deck..................................................................................... 31
2.12.3 Pembuatan Bulwark......................................................................................... 32
BAB III Lampiran............................................................................................................ 33
3.1 Lines Plan................................................................................................................ 34
3.2 3D Modelling........................................................................................................... 35
DESIGN 1 FILOSOFI DESAIN
DEPARTMENT OF MARINE ENGINEERING
FILOSOFI DESAIN
Doc. No. 01-4219-083-FD
Prepared by Approved by
Rev Date Remarks Ekananda Adhi Iswantoro,
Ardiansyah S.T., M.T.
Doc. No. 01-4219-083-FD
Page 2 of 36
1.1 Filosofi Umum Lines Plan
Dalam mendesain kapal, langkah pertama adalah membuat rencana garis.
Rencana garis adalah gambar dua dimensi yang merupakan hasil proyeksi kapal tiga
dimensi. Bentuk kapal diproyeksikan menjadi tiga bidang, yaitu bidang vertikal
melintang (Body Plan), bidang vertikal memanjang (Sheer Plan), dan bidang
horizontal (Half-Breadth Plan).
Desain I: Rencana Garis adalah salah satu mata kuliah di Departemen Teknik
Sistem Perkapalan FTK ITS, dimana mata kuliah ini adalah mata kuliah penunjang
mata kuliah berikutnya, yaitu Desain II: Propeller dan Sistem Perporosan, Desain III:
Rencana Umum, Fire & Safety Plan, Desain IV: Sistem Permesinan dan Kelistrikan
Kapal.
Ada beberapa metode dalam membuat rencana garis, yaitu:
Metode Nederlandsche Scheepsbouw Proefstasioen (NSP), berdasarkan
hasil percobaan tangki tarik pada laboratorium di Wageningen, Netherland;
Metode software program, seperti AutoCAD dan Maxsurf; dan metode-
metode lainnya
Page 3 of 36
menyimsomkan luasan station pada kurva CSA.
Body plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara
melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan –
potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data – data yang didapat
berdasarkan data – data grafik A/2T dan B/2. Prinsip penggambaran pada body plan
Doc. No. 01-4219-083-FD
Page 4 of 36
yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis lengkung. Dua garis lurus pada
body plan yaitu water line dan buttock line sedang garis lengkungnya yaitu
penggambaran setiap station.
1.4 Half Breadth Plan
Half breadth merupakan gambar irisan dari badan kapal bila dilihat dari atas
pada tiap garis air (water line). Half breadth plan merupakan proyeksi dua dimensi
dari bidang kapal secara horizontal memanjang jika dilihat dari atas pada setiap
water line. Half breadth merupakan proyeksi dari body plan. Dari proyeksi ini dapat
diketahui bentuk badan kapal yang direncanakan sudah stream line atau belum.
Penggambaran dari gambar ini adalah hanya menggunakan setengah dari lebar
kapal yang digambar karena pada dasarnya sisi kanan maupun sisi kiri kapal
haruslah seimbang.
Page 5 of 36
lengkungan mempunyai keuntungan dalam menambah freeboard kapal. Namun
pada saat ini banyak desainer kapal menggunakan Main Deck berbentuk lurus atau
tanpa sheer. Pada Main Deck juga terdapat camber, namun umumnya camber
terdapat pada kapal produk lama.
Forecastle Deck
Forecastle Deck atau geladak akil adalah bangunan kapal yang terletak di atas
Main Deck pada bagian haluan. Forecastle Deck memiliki ketinggian sekitar 2,4
sampai 2,5 meter paralel dengan Main Deck. Dengan panjang diukur sekitar 5%
sampai 8% LPP mencapai Collision Bulkhead dan diletakkan tepat pada frame.
Bulwark
Bulwark atau Kubu-kubu adalah pagar yang terletak pada pinggir geladak.
Bulwark dibuat dari plat dan berfungsi untuk menjaga keselamatan awak kapal dan
menjaga barang pada geladak. Tinggi Bulwark harus tidak kurang dari 1 meter diukur
dari geladak terendah. Bulwark terdiri dari dua tipe, yaitu Bulwark terbuka (Railings)
dan Bulwark tertutup. Bulwark tidak boleh dilas langsung dengan sheer strake.
Poop Deck
Poop Deck atau geladak kimbul adalah bangunan kapal yang terletak diatas
Main Deck pada bagian buritan. Poop Deck memiliki ketinggian sekitar 2,4 sampai
2,5 meter diukur dari Main Deck, dimana panjangnya diukur dari buritan sampai
tepat pada sekat kamar mesin. Sebenarnya Poop Deck sama dengan Forecastle
Deck, hanya saja Poop Deck terletak pada buritan kapal.
Doc. No. 01-4219-083-FD
Page 6 of 36
1.7 Terminologi
1. AP (After Perpendicular)
Perpotongan sumbu poros kemudi dengan garis air muat
2. FP (Fore Perpendicular)
Perpotongan antara linggi haluan dengan garis air muat
3. LOA (Length Overall)
Jarak mendatar dari ujung haluan hingga ujung buritan
4. LPP (Length Between Perpendicular)
Jarak mendatar antara AP dan FP
5. LWL (Length of Waterline)
Jarak mendatar antara kedua ujung garis muat
6. Ldisp (Length Of Displacement)
Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan
fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal.
7. B (Breadth)
Jarak mendatar antar sisi luar gading pada midship tanpa tebal kulit
lambung.
8. H (Depth)
Jarak tegak dari dasar kapal sampai garis geladak terendah diukur dari
tengah panjang LPP
9. T (Draught)
Jarak tegak dari dasar kapal hingga garis air muat
10. Cb (Block Coefficient)
Perbandingan volume badan kapal yang tercelup pada garis air muat penuh
dengan B x Lpp x T kapal
11. Cm (Midship Coefficient)
Perbandingan luas midship dengan B x T kapal
12. Cp (Prismatic Coefficient)
Perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat air dengan sebuah
prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.
13. Am (Midship Area)
Luas bagian tengah kapal di bawah garis air
14. Vdisp (Volume Displacement)
Volume air yang dipindahkan akibat adanya massa badan kapal
15. Midship
Potongan melintang tengah kapal
16. Center Line
Potongan membujur pada bagian tengah kapal.
17. Base Line
Garis dasar kapal
Doc. No. 01-4219-083-FD
Page 7 of 36
18. Station
Garis imajiner berjumlah dua puluh yang membagi kapal secara melintang
menjadi beberapa bagian dengan jarak yang sama.
19. BL (Buttock Line)
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang
vertikal.
20. WL (Water Line)
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang
horizontal.
1.8 Langkah Pengerjaan
Pada tugas Rencana Garis ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pencarian data kapal pembanding yang sesuai dengan DWT atau TEU kapal
masing masing mahasiswa,
2. Perhitungan ukuran utama kapal dengan menggunakan regresi dan metode
NSP,
3. Pembuatan CSA displacement dan perhitungan koreksinya,
4. Pembuatan CSA Lpp dan Lwl dan perhitungan koreksinya,
5. Pembuatan A/2T dan B/2, dan perhitungan koreksi B/2,
6. Pembuatan haluan dan buritan kapal,
7. Perhitungan freeboard,
8. Pembuatan body plan, sent line dan perhitungan koreksi luasan setiap
station,
9. Pembuatan half breadth plan,
10. Pembuatan sheer plan,
11. Pembuatan sekat buritan, sekat kamar mesin, dan sekat tubrukan,
12. Pembuatan forecastle deck, poop deck, dan bulwark.
DETAIL PERHITUNGAN
Doc. No. 01-4219-083-DP
Prepared by Approved by
Rev Date Remarks
Ekananda Ardiansyah Adhi Iswantoro, S.T., M.T.
Doc. No. 01-4219-083-DP
Page 9 of 36
2.1 Penentuan Ukuran Utama
Dalam menentukan ukuran utama diperlukan kapal pembanding yang memiliki
beberapa kesamaan dengan kapal yang diminta oleh owner. Metode yang digunakan
adalah metode regresi linier, yaitu metode dengan mengumpulkan data sebanyak –
banyaknya kemudian data diolah untuk mendapatkan ukuran utama yang sesuai.
2.1.1 Owner’s Requirement
Owner requirement adalah permintaan pemilik mengenai kemampuan kapal
yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada perusahaan pembuat kapal. Desainer
akan membuat kapal sesuai dengan owner requirement tersebut. Owner
requirement yang didapatkan penulis adalah sebagai berikut:
Ship Type : General Cargo
Tonnage : 12000 DWT
Speed : 13 Knot
Endurance : 8 Days
Class : NK
2.1.2 Data Kapal Pembanding
Berdasarkan owner requirement yang didapatkan penulis, maka diperlukan
kapal pembanding dengan toleransi tonnage sebesar +/- 500 DWT dengan daftar
kapal pembanding sebagai berikut:
Page 10 of 36
2.1.3 Perhitungan Regresi
Perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier untuk mendapatkan
ukuran utama kapal adalah sebagai berikut:
Page 11 of 36
Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran B. Dimana
sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai B dari data kapal
pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai B sebesar:
y = 0.0000009*12000 + 19.82
y = 19.831 meter
Jadi, didapatkan nilai B yang akan didesain sepanjang 19.831 meter.
Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran H. Dimana
sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai H dari data kapal
pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai H sebesar:
y = -0.0001*12000 + 15.177
y = 13.977 meter
Jadi, didapatkan nilai H yang akan didesain sepanjang 13.977 meter.
Page 12 of 36
Grafik di atas adalah grafik regresi linier untuk mendapatkan ukuran T. Dimana
sumbu x merupakan nilai DWT dan sumbu y merupakan nilai T dari data kapal
pembanding. Dengan demikian didapatkan nilai T sebesar:
y = 0.000451*12000 + 3.229
y = 8.641 meter
Jadi, didapatkan nilai T yang akan didesain sepanjang 8.641 meter.
2.1.4 Pembacaan Diagram NSP
Pembacaan diagram NSP memerlukan nilai SLR ( Speed Length Ratio) yang
didapat dengan perhitungan sebagai berikut:
SLR = Vs/√Ldisp
SLR = 13/√373.617
SLR = 0.673
Setelah didapatkan nilai SLR, plot nilai tersebut pada diagram NSP dan gambar
garis horizontal ke kanan memotong semua garis koefisien bentuk dan garis station
pada diagram NSP. Kemudian tarik garis vertikal ke atas pada perpotongan garis
horizontal dengan setiap station yang digunakan untuk mengetahui persen luas
setiap station terhadap midship.
Pada diagram NSP juga terdapat garis A, B, dan C. Garis tersebut merupakan
letak LCB kapal. Untuk menentukan letak LCB kapal, tarik garis vertikal ke bawah
pada perpotongan garis horizontal dengan garis B untuk mengetahui nilai persen
LCB kapal.
Page 13 of 36
Lpp : 111.92 m
Lebar kapal (B) : 19.831 m
Tinggi geladak (H) : 13.977 m
Sarat air (T) : 8.641 m
Koefisien midship (Cm) : 0.986
Koefisien blok (Cb) : 0.734
Koefisien prismatik (Cp) : 0.746
2.2 Penggambaran CSA Ldisplacement
Dari pembacaan diagram NSP, persen luas setiap station terhadap midship
dapat diketahui. Kemudian perlu dicari nilai luas midship dengan persamaan
sebagai berikut:
Am = Cm*B*T
Am = 0.986*19.831*8.641
Am = 168.959 m2
Setelah diketahui luasan midship, dapat dihitung besar luas setiap station
dengan cara mengalikan persen luas setiap station dengan luas midship. Berikut
adalah tabel perhitungan luas setiap station:
Page 14 of 36
Perhitungan Vrumus dan Vsimpson
Vrumus = Ldisp*B*T*Cb
Vrumus = 14323.27793 m3
Vsimpson =
Dimana h disp = Ldisp/20 = 5.69393 m
Vsimpson = 14327.34595 m3
LCBdisp = = 1.942 m
Dapat dilihat bahwa koreksi LCB melebihi toleransi 0.1%, sehingga perlu
dilakukan koreksi pada setiap station. Hasil koreksi luas setiap station dapat dilihat
pada tabel berikut:
Page 15 of 36
Kemudian dapat dihitung kembali koreksi volume displacement dan LCB
sebagai berikut:
Perhitungan Vrumus dan Vsimpson
Vrumus = Ldisp*B*T*Cb
Vrumus = 14323.27793 m3
Vsimpson =
Dimana h disp = Ldisp/20 = 5.69393 m
Vsimpson = 14355.02635 m3
LCBdisp = = 2.129 m
Dapat dilihat bahwa koreksi volume displacement dan LCB sudah memenuhi
syarat dan didapatkan gambar CSA Ldisplacement sebagai berikut:
Page 16 of 36
2.3 Pengubahan CSA Ldisplacement menjadi CSA Lpp
Setelah CSA Ldisplacement dibuat, maka CSA Ldisplacement perlu diubah
menjadi CSA Lpp karena panjang yang digunakan dalam pembuatan kapal adalah
panjang Lpp. Langkah-langkah pengubahan CSA Ldisplacement menjadi CSA Lpp
adalah sebagai berikut;
1. Gambar garis horizontal sepanjang ½ Lwl ke kanan dan ke kiri dari titik
station 10 (titik tengah) Ldisp.
2. Tiap ujung CSA Ldisplacement ditarik hingga menyentuh ujung-ujung garis
Lwl dengan ujung paling kanan merupakan FP.
3. Dari titik FP, tarik garis horizontal ke kiri sepanjang Lpp. Ujung kiri dari garis
Lpp ini merupakan AP. Kemudian bagi garis Lpp menjadi 20 bagian, bagian
ini akan menjadi station 0 (AP) sampai 20 (FP).
4. Dari titik AP, tarik garis horizontal ke kiri sampai dengan ujung paling kiri
CSA. Kemudian garis tersebut dibagi dua bagian, bagian ini akan menjadi
station -2 dan -1.
5. Karena terjadi perubahan, maka CSA Lpp perlu dikoreksi volume dan LCB
waterlinenya.
Page 17 of 36
Cbwl = 0.722
Vrumus = Vwl = 14323.28 m3
Vsimpson =
hLpp = Lpp/20 = 5.596 m
Vsimpson = 14323.24236 m3
Page 18 of 36
LCBwl = LCBsimpson =
Koreksi LCBwl =
Page 19 of 36
Kurva B/2 merupakan gambaran setengah lebar kapal pada garis sarat air
penuh. Sebelum menggambar kurva B/2 harus memperhatikan sudut masuk yang
merupakan sebuah nilai penentu seberapa miring sudut setengah lebar kapal pada
ujung haluan. Untuk mendapatkan nilai sudut masuk dapat menggunakan
perhitungan berikut.
Menentukan Sudut Masuk
φf = φLpp + (1.40 - φLpp ) * e
Dimana
φLpp = (Ldisp/Lpp) * φnsp
φnsp = Koefesien Prismatik dari Diagram NSP
φLpp = 0.759
φf = 0.771
Dari perhitungan di atas didapatkan koefisien prismatik haluan sebesar 0.771,
kemudian nilai tersebut diplotkan pada diagram sudut masuk
Page 20 of 36
Geladak agil
(forecastle deck)
Kubu-kubu (bulwark)
k)
Geladak utama (main dec
Garis air
Sekat tubrukan
(collision bulkhead) Ceruk depan ± 150
FP
a = ± 0,33 T
e = ± 0,12 T
>( 0,6~0,7 ) T
T b = ± 0,35 T
e
AP
Page 23 of 36
Page 24 of 36
Interpolasi Freeboard
L 112 = 1521 mm
L 113 = 1543 mm
L 112.42 = 1521 + (112.420m–112m)(1543mm–1521mm)/(113m–112m)
L 112.42 = 1530,24 mm
Interpolasi Tambahan Freeboard
L 112 = 59 mm
L 113 = 62 mm
L 112.42 = 59 + (112.420m–112m)(62mm–59mm)/(113m–112m)
L 112.42 = 60.26 m
A1.
2 = Pembuatan
½. { (BxT) –kotak dengan
Am } dan A2panjang (horizontal)
= R2 – A1 sesuai lebar kapal (B) dan
tinggi (vertikal) sesuai sarat air (T), dan panjangnya dibagi menjadi dua
maka : ½. { (BxT) – Am } = R2 - ¼. π. R2
bagian yang sama.
2. Perhitungan jari-jari bilga, 1 – ¼kelengkungan
= R2 ( yaitu π) sebelah kanan dan kiri
R
bawah kotak dengan perhitungan sebagai berikut.
R A1
Jadi R = √ ½. { (BxT) – Am } / ( 1 – ¼ π )
A2
Page 25 of 36
Page 26 of 36
Sent line dibuat dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi
kanan dan kiri body plan dari center line dan diukur jarak tiap kurva station
dengan titik awal garis diagonal. Setelah nilai panjang didapatkan, gambar
garis horizontal sepanjang Lwl dan bagi garis tersebut sesuai dengan letak
titik station. Kemudian digambarkan garis vertikal ke bawah sesuai dengan
nilai sent line tiap station dan hubungkan garis-garis tersebut dengan kurva.
Page 27 of 36
2.8 Pembuatan Half Breadth Plan
Setelah body plan selesai dibuat maka dapat diproyeksikan ke half breadth plan
sehingga mendapatkan garis kurva setiap waterline. Urutan dalam membuat half
breadth plan adalah sebagai berikut.
1. Membuat waterline pada body plan. Waterline dibagi sesuai sarat air kapal.
Contoh yang digunakan penulis adalah WL 0m, WL 0.5m, WL 1m, WL 2m,
WL 3m, WL 4m, WL 5m, WL 6m, WL 7m, WL 8m, dan WL 8.641m (sarat air
penuh).
2. Ukur jarak tiap perpotongan garis station dengan garis waterline ke garis
tengah body plan mulai dari WL 0m sampai sarat air penuh.
3. Gambar garis horizontal sepanjang Lwl dan bagi garis tersebut sesuai
dengan letak titik station, kemudian tarik garis vertikal ke atas sesuai
dengan nilai jarak tiap station ke garis ke tengah dan hubungkan dengan
kurva mulai dari WL 0m sampai sarat air penuh.
4. Bentuk dari half breadth plan harus streamline dan selaras antar waterline.
Page 28 of 36
2.9 Pembuatan Sheer Plan
Sheer plan merupakan gambar proyeksi dua dimensi secara membujur kapal
dari starboard hingga port. Urutan membuat sheer plan adalah sebagai berikut.
1. Buat garis vertikal ke atas dari baseline di body plan sebanyak 6
dengan jarak yang sama, 3 di bagian kiri dan 3 di bagian kanan. Buat
juga 3 garis dengan jarak yang sama di half breadth plan.
2. Proyeksikan garis tersebut dari body plan dan half breadth plan ke
sheer plan.
3. Hubungkan titik proyeksi tersebut menggunakan kurva sehingga
membentuk buttock line.
4. Lakukan hal yang sama terhadap garis-garis lainnya supaya
membentuk 3 buttock line di buritan dan 3 buttock line di haluan.
5. Bentuk sheer plan harus streamline.
Page 29 of 36
Page 30 of 36
Page 31 of 36
Page 32 of 36
2.12.3 Pembuatan Bulwark
Pembuatan bulwark menambahkan plat setinggi +/- 1 meter di atas main deck
dan forecastle deck. Pada batas main deck dan forecastle deck dibuat lengkung
bulwark. Sedangkan pada poop deck, bulwark digantikan dengan plat sisi setinggi
100 – 200 mm.
LAMPIRAN
Doc. No. 01-4219-083-LP
Prepared by Approved by
Rev Date Remarks
Ekananda Ardiansyah Adhi Iswantoro, S.T., M.T.
Doc. No. 01-4219-083-LP
Page 34 of 36
3.1 Lines Plan
Page 35 of 36
3.2 3D Modelling
Page 36 of 36