Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUGAS RENCANA GARIS

(TBK 5162 317)

Oleh :
ILHAM REZDIANSYAH

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS RENCANA GARIS


(LINES PLAN)

“Merupakan tugas rancang pertama yang dibebankan sebagai bahan untuk perancangan
selanjutnya. Tugas ini terdiri dari perencanaan garis – garis air yang menggambarkan
bentuk lambung kapal yang divisualisasikan dalam 3 (tiga) gambar proyeksi: Sheer
plan, Body plan dan Half breadth plan.”
Disusun oleh:
Aprilia Ilham rezdiansyah
NRP: 33312201007

Sampang, 28 Juni 2023

Mengetahui dan menyetujui

Dosen Pembimbing

Triyanti Irmiyana, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN

KAPAL POLITEKNIK NEGERI MADURA

2022

ii
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmad, hidayah dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Rencana Garis (Lines Plan) tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Tugas ini terdiri dari penentuan Curve of Sectional Area (CSA) dengan
menggunakan metode NSP diagram, bentuk lambung kapal yang diperoleh
berdasarkan perencanaan garis air muat pada masing – masing station dan
perancangan body plan yang pada akhirnya diproyeksikan menjadi Sheer Plan (bow–
bow battock line) dan Half Breadth Plan. Keseluruhan bentuk perancangan dikoreksi
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa perencanaan ini masih jauh dari


sempurna sehingga kami sangat mengharapkan saran, masukan dan sanggahan yang
bersifat membangun kearah yang lebih baik.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
Ibu Triyanti Irmiyana, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Tugas Rencana Garis
(Lines Plan) serta rekan – rekan yang telah memberikan bantuan pada saat diskusi.

Semoga laporan tugas rencana garis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
maupun penulis untuk tugas perencanaan selanjutnya.

Sampang, 28 Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii

PENGANTAR......................................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................1-1

BAB 2. PERHITUNGAN PARAMETER UTAMA.........................................................2-4

2.1. Ukuran Utama Kapal (Princilpe Dimension).......................................................2-4

2.2. Panjang Garis Air (LWL).....................................................................................2-4

2.3. Panjang Displacement (Ldisp).................................................................................2-5

2.4. Speed Constant......................................................................................................2-5

2.5. Grafik NSP............................................................................................................2-5

2.6. Volume Displacement (Vdisp)................................................................................2-6

2.7. Luasan Midship Kapal (Am)..................................................................................2-6

2.8. Menghitung Letak LCB (Longitudinal Center Of Bouyancy)..............................2-7

BAB 3. CURVE OF SECTIONAL AREA (CSA)...............................................................3-1

3.1. Menghitung Prosentase Luasan Tiap Station Terhadap Luas Midship Kapal.........3-1

3.2. Langkah-Langkah Menggambar CSA..................................................................3-2

3.3. Koreksi Volume dan LCB....................................................................................3-3

BAB 4. KURVA A/2T DAN B/2......................................................................................4-1

4.1. Perhitungan Cwl dan Awl........................................................................................4-1

4.2. Kurva A/2T..........................................................................................................4-1

4.3. Kurva B/2..............................................................................................................4-2

4.4. Koreksi A/2t dan B/2...........................................................................................4-3

iii
BAB 5. PROSES GAMBAR..............................................................................................5-5

5.1. Menggambar Body Plan........................................................................................5-5

5.2. Merencanakan Bentuk Haluan Dan Buritan...........................................................5-6

5.3. Geladak Utama......................................................................................................5-7

5.4. Menentukan Forecastle Deck (Geladak Akil)........................................................5-7

5.5. Menentukan Poop Deck (Geladak Kimbul)...........................................................5-8

5.6. Menentukan Bulwark (Kubu – kubu).....................................................................5-9

REFERENSI........................................................................................................................5-1

iv
(TBK 5162
317)

BAB 1.
PENDAHULUAN

Rencana garis adalah penggambaran bentuk potongan-potongan badan kapal, baik


secara memanjang maupun melintang.
Adapun istilah – istilah yang dipakai dalam penggambaran rencana garis adalah
sebagai berikut:

 After Perpendicular (AP)

Garis yang terletak pada linggi kemudi bagian belakang atau terletak pada sumbu
kemudi.

 Fore Perpendicular (FP)

Garis yang terletak pada titik potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat
muat yang telah direncanakan.

 Length Between Perpendicular (Lpp)

Panjang kapal yang diukur dari garis tegak buritan (AP) sampai garis tegak haluan.

 Length of Water Line (Lwl)

Panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi haluan dengan garis air
muat sampai pada perpotangan linggi buritan dengan garis air muat.

 Breadth Moulded (Bmld)

Lebar kapal terbesar yang diukur pada bagian tengah kapal (midship) dari sisi dalam ke
sisi dalam kulit kapal.

 Depth (H)

Tinggi kapal dari base line sampai main deck yang diukur pada gading besar.

 Draught (T)

Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal sampai garis air kapal pada sarat
muat yang direncanakan

1-1
(TBK 5162
317)

 Coeffisien Block (Cb)

Perbandingan antara volume displacement dengan volume balok dengan panjang sama
dengan panjang kapal, lebar sama dengan lebar kapal dan kedalaman sama dengan sarat kapal.

 CoeffisienPrismatik (Cp)

Perbandingan antara volume displacement dengan volume prismatic yang mempunyai


panjang sama dengan panjang kapal dan luas yang sama dengan luasan midship section.

 Coeffisien Midship (Cm)

Perbandingan antara luasan midship dengan sebuah kotak yang memiliki ukuran BxT.

 Midship

Potongan melintang pada bagian tengah kapal.

 Center Line

Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.

 Base Line

Garis dasar kapal.

 Station

Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.

 Body Plan

Proyeksi bentuk potongan-potongan badan kapal secara melintang pada setiap station
dilihat dari depan atau belakang.

 Buttock Line

Proyeksi bentuk potongan-potongan badan kapal secara memanjang vertikal di sheer


plan.

 Water Line

Proyeksi bentuk potongan-potongan badan kapal secara memanjang horizontal di half


breadth plan.

1-2
(TBK 5162
317)

 Transom

Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus.

 Upper Deck

Garis geladak utama kapal dari ujung buritan sampai ujung haluan kapal.

 Poop Deck

Geladak tambahan yang terletak di atas geladak utama kapal pada bagian buritan kapal.

 Forecastle Deck

Geladak tambahan yang terletak di atas geladak utama kapal pada bagian haluan kapal.

 Bulwark

Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.

 Sent

Garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang terletak di garis tengah
(centre line) dan membuat sudut dengan garis.

 Sheer

Lengkungan kemiringan geladak ke arah memanjang kapal.

 Chamber

Lengkungan kemiringan geladak ke arah melintang kapal.

1-3
(TBK 5162
317)

BAB 2.
PERHITUNGAN PARAMETER UTAMA

2.1. UKURAN UTAMA KAPAL (PRINCILPE DIMENSION)

Merupakan ukuran – ukuran yang digunakan sebagi acuan dalam merencanakan


sebuah bentuk kapal.

 Lpp : 110,78 m
 B : 14 m
 H : 8,13 m
 T : 6,51 m
 Vs : 13 knot atau 6,68 m/s
 Type : general cargo
 Metode : NSP

Dari ukuran utama kapal tersebut diatas dapat dihitung komponen-komponen yang lain yang
dipakai dalam penggambaran rencana garis kapal :

2.2. PANJANG GARIS AIR (LWL)

Lwl adalah panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi haluan dengan
garis muat sampai pada perpotongan linggi buritan dengan garis air muat (T).

Lwl dirumuskan sebagai pertambahan panjang dari Lpp sebesar 4% , atau dapat di tunjukkan
dengan rumusan :

Lwl = Lpp +( 4% x Lpp)

= 110,78 + (4% x 110,78)

= 115,21 meter

2-4
(TBK 5162
317)

2.3. PANJANG DISPLACEMENT (LDISP)

Panjang displacement merupakan panjang kapal yang imajiner, Ldisp terjadi karena
adanya perpindahan fluida akibat tercelupnya badan kapal, Ldisp dipakai untuk menghitung
besar luasan – luasan bagian yang tercelup air, pada saat dibagi menjadi dua puluh station.

Ldisp dapat diartikan juga sebagai panjang rata-rata antara Lwl dan Lpp, atau bisa
diformulasikan sebagai berikut:

Ldisp = ½ (Lwl + Lpp)

= ½ (109,69 + 110,78)

= 110,235 m

2.4. SPEED CONSTANT

Dalam perhitungan speed constant ini L yang digunakan adalah Ldisplacement


dalam satuan feet, dan kecepatan kapal (Vs) yang dipakai dalam satuan knot. Speed
constant ini tanpa satuan (non dimensional)
√𝑉𝑆
𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 =
L

= 0,69

2.5. GRAFIK NSP

Dalam pembacaan grafik NSP (Nederlandsche Scheepsbouw Proefstasioen), acuan


yang dugunakan adalah speed constant. Dari Nilai speed constant yang sudah dihitung
diatas dicari pada grafik NSP, kemudian ditarik garis lurus secara horizontal, memotong
kurva-kurva (1-19) tiap station kapal.

Perpotongan garis didapatkan nilai :


o Cm disp (β) : 0,98
o Cb disp (δ) : 0,72
o Cp disp (φ) : 0,73

2-5
(TBK 5162
317)

Perpotongan garis dengan tiap kurva ditarik garis lurus keatas didapatkan nilai
prosentase luasan terhadap midship kapal. (dimasukkan tabel 1)
Perpotongan garis dengan kurva b, ditarik garis kebawah didapatkan nilai prosentase LCB
terhadap Ldisp.
 %LCB disp 1,50 %
Gambar 2.1. Grafik NSP

2.6. VOLUME DISPLACEMENT (VDISP)

Vdisp = Cbdispl x Ldisp x B x T

= 0,72x 110,23 x 14,6 x 6,51


= 7,543,382 m3

2.7. LUASAN MIDSHIP KAPAL (AM)

Amidship = Cm x B x T

= 0,98x 14 x 6,51
= 89,31 m2

2-6
(TBK 5162
317)

2.8. MENGHITUNG LETAK LCB (LONGITUDINAL CENTER


OF BOUYANCY)

LCB Displacement (LCBdisp)


Berdasarkan diagram NSP pada lengkung (lihat poin 2.4.3)
LCBdisp = %LCB disp x Ldisp
= 1,50% x 110,23 m
= 1,65 m

LCB Perpendicular (LCBpp)


LCBpp = LCBdisp - ½(Lwl - Lpp)

= 1,50 - ½(109,69 – 105,48)


= 0,605 m

2-7
(TBK 5162
317)

BAB 3.
CURVE OF SECTIONAL AREA (CSA)
CSA (Curve of Sectional Area) merupakan kurva yang menunjukan luasan kapal tiap
– tiap station. Mengacu pada persentase luasan yang didapat dari NSP diagram yang dikalikan
dengan luasan midship dari kapal , maka akan diperoleh luasan kapal pada tiap stationnya

( tabel 1 ).

3.1. MENGHITUNG PROSENTASE LUASAN TIAP STATION


TERHADAP LUAS MIDSHIP KAPAL.

Dari hasil pembacaan grafik NSP pada poin 2.5 diatas, maka dimasukkan dalam tabel
1. Dan selanjutnya dihitung luasan tiap-tiap stationya.

Tabel 3.1. Persentase luas setiap station terhadap luas midship

No Station (%) Luas NSP (A) A x Am


AP 0% 0
1. 11% 9,87
2. 33% 29,62
3. 53,0% 47,57
4. 72,0% 64,63
5. 86,0% 77,20
6. 93% 83,48
7. 98,00% 87,97
8. 100% 89,77
9. 100% 89,77
10. 100% 89,77
11. 100% 89,77
12. 100% 89,77
13. 100% 89,77
14. 99% 88,87
15. 95,00% 85,28
16. 86,00% 77,20
17. 69% 61,94
18. 44% 39,50
19. 17,50% 15,71
20. 0% 0

3-1
(TBK 5162
317)

3.2. LANGKAH-LANGKAH MENGGAMBAR CSA

1. Menggambarkan garis horizontal dengan memakai Ldisp ( skala ).


2. Garis horizontal ( Ldisp ) tadi dibagi menjadi 20 bagian.
3. Pada setiap titik ordinat Ldisp yang telah dibuat ( 0 – 20 ), kita tarik garis vertikal (
tegak lurus dengan garis horizontal ) dengan panjang sesuai perhitungan A station (
skala ) (lihat tabel 1)
4. Menghubungkan ordinat – ordinat yang didapat mulai dari station 0 sampai 20
sehingga membentuk sebuah kurva yang disebut dengan CSAdisp ( Curve of Sectional
Area Displacement ).
5. Tentukan Midship kapal dengan dengan membagi Ldisp tadi menjadi 2 bagian yang
sama panjang ( pada station 10 ).
6. Dari titik tersebut (station 10 dari L disp), dibuat garis tegak lurus dengan L disp ke
bawah ( jangan terlalu panjang , hanya sebagai garis bantu ),
7. Dari tersebut dibuat garis dibawah Ldisp ( sejajar dengan Ldisp ) dengan ukuran ½
Lwl ke kiri dan ½ Lwl kekanan pada arah horizontal.
Ujung kanan dari garis Lwl merupakan Fore Perpendicular (FP) dari kapal., FP
ini dipakai sebagai acuan dalam pembuatan garis Lpp.

3-2
(TBK 5162
317)

Buat garis Lpp yang dimulai dari titik Fp tadi yang ditarik garis bantu ke bawah,
lalu kita gambarkan garis horizontal kekiri sepanjang Lpp

8. Setelah Kita menggambar Lpp, kita bagi Lpp menjadi 20 bagian / station dan pada
station 0 (bagian paling kiri ) merupakan After Perpendicular (AP) dan pada
stataion 10 merupakan midship kapal yang sesungguhnya.
9. Antara Ldisp dan Lwl pada gambar kita lihat ada perbedaan panjang ( Lwl > Ldisp ),
sehingga ada penambahan station ( -1; -2) .maka grafik CSA kita fairkan sesuai
panjang Lwl.

Gambar 3.1. Panjang LWL

10. Dengan menggunakan axis Lpp pada tiap station tersebut kita tarik garis keatas
memotong kurva CSA , maka perpotongan tadi kita ukur nilai luasan yang yang
baru untuk tiap stationnya. (dimasukkan dalam tabel 2)
Karena terjadi penambahan, maka CSA Perpendicular atau CSA perlu
dilakukan koreksi terhadap volume dan letak LCB nya.

3.3. KOREKSI VOLUME DAN LCB

Tabel 3.2. Koreksi volume displacement dan letak LCB

No
Luas station (A) m^2 S AxS N AxSxN
Station
-2
-1
0 0 1 0 -10 0
1 9,87 4 39,50 -9 -355,50
2 29,62 2 59,25 -8 -474,
3 47,58 4 190,31 -7 -1332,22
4 64,63 2 129,27 -6 -775,63
5 77,20 4 308,81 -5 -1544,09

3-3
(TBK 5162
317)
6 83,48 2 166,97 -4 -667,91
7 87,97 4 351,90 -3 -1055,72
8 89,77 2 179,54 -2 -359,09
9 89,77 4 359,09 -1 -359,09
10 89,77 2 179,54 0 0
11 89,77 4 359,09 1 359,09
12 89,77 2 179,54 2 359,09
13 89,77 4 359,09 3 1077,27
14 88,87 2 177,75 4 711
15 85,28 4 341,13 5 1705,68
16 77,20 2 154,40 6 926,45
17 61,94 4 247,77 7 1734,41
18 39,50 2 79 8 632
19 15,71 4 62,84 9 565,56
20 0 1 0 10 0
3924,87 1147,297

3-4
(TBK 5162
317)

3.3.1 Volume dan LCB Simpson


 Jarak Station
h = Lpp / 20
= 105,48 / 20
= 5,27 m

3-5
(TBK 5162
317)

 Volume Simpson
Vsimp = ⅓ 1 h
= ⅓ x 3924,87x 6,7
= 8760,94 m3

 LCB Simpson
LCBsimp = (2 / 1) h
= (1147,297/ 3924,87) x 6,7
= 1,9 m

3.3.2 Koreksi Volume dan LCB


 Koreksi Volume
Vol = [(Vrumus – Vsimp) / Vrumus] x 100%
= [( 8285,86 – 8760,94) / 8285,86] x 100%
= 0,001%  ≤ 0.5 %

 Koreksi LCB

LCB = [(LCBdispl – LCBsimp) – 2% Lpp / Lpp] x 100%


= [(2,97– (1,30)) – 2% x 133,96 / 133,96] x 100%
= -0,01 %  ≤ 0.1 %

Gambar 3.2. CSA

3-6
(TBK 5162
317)

BAB 4.
KURVA A/2T DAN B/2

4.1. PERHITUNGAN CWL DAN AWL

Menghitung Coeficient of Water Line


(Cwl)

Cwl = 0,248 + ( 0,778 x Cbwl )

= 0,787 + ( 0,778 x 0,764 )

= 1,381

Area of Water Line (Awl)


Awl = Lwl x B x Cwl

= 107,69 x 14 x 0,787

= 1,186,52 m2

Angle of Entrance

Didapatkan dari grafik “Angle of Entrance” yang diambil dari buku “Fundamental of Ship
Resistenace and Propulsion” oleh Ir. A.J.W. Lap didapatkan sudut masuk sebesar 180.

4.2. KURVA A/2T

Langkah – langkah penggambaran Kurva A/2T:

1. Kurva A/2T didapat dengan membagi luasan pada setiap station dengan dua kali tinggi
sarat.
2. Besaran atau nilai – nilai yang didapat dari hasil pembagian tersebut kemudian kita
masukan / ukurkan kearah vertikal pada garis Lpp pada setiap stationnya.
3. Ordinat – ordinat yang ada kemudian dihubungkan mulai dari station -2 sampai dengan
station FP.

4-1
(TBK 5162
317)

4.3. KURVA B/2

B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2,
maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah :

1. kita harus menentukan sudut masuk garis air pada grafik dengan cara menentukan
CPF pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas sampai memotong garis
kontinu pada grafik dan dari titik temu itu kita tarik garis horisontal maka akan
mendapatkan nilai sudut masuk garis air.
Mencari Sudut Masuk

ϕf = ϕLpp + (1,40 - ϕLpp) x e%

ϕf = 0,811 + (1,40 – 0,811) x 2,17%

ϕf = 0,824

Gambar 4.1. Grafik sudut masuk

Sudut masuk = 17,80

2. kemudian menentukan nilai b/2 yang mempunyai persen luas 100% kemudian kita
tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan ke belakang inilah yang dinamakan
dengan Paralel Middle Body.

4-2
(TBK 5162
317)

3. Kemudian dari Paralel Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang
stream line yang berakhir pada station –2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir
pada station 20 dan sudut masuk kita tambahkan beberapa cm dari FP.
4. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar memperhatikan luas
Engine Room yaitu kira-kira dari station –2 sampai 4.
5. terakhir kali setelah gambar B/2 terbentuk maka kita akan memperoleh nilai B/2
tiap station dengan cara mengukur panjang garis vertikal dan dikalikan dengan
skalanya.(dimasukkan kedalam tabel)
6. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel Perhitungan .

4.4. KOREKSI A/2T DAN B/2

Tabel 4.1. Koreksi kurva A/2T dan B/2

Luas Station (A)


No Station A/2T B/2 S B/2*S
m^2
-2 0 0 0 0,4 0
-1 0 0,24 1,57 1,6 2,512
0 0 0,51 1,97 1,4 2,758
1 1,75 1,50 3,02 4 12,08
2 1,66 2,97 3,99 2 7,98
3 0,85 4,21 4,75 4 19
4 0,57 5,28 5,55 2 11,1
5 0,83 5,85 6,12 4 24,48
6 0,59 6,16 6,55 2 13.1
7 0,65 6,34 6,90 4 27,6
8 6,42 7 2 14
9 6,42 7 4 28
10 6,42 7 2 14
11 6,42 7 4 28
12 6,42 7 2 14
13 6,42 7 4 28
14 0,51 6,38 6,84 2 25,52
15 0,50 6,17 6,38 4 25,52
16 0,51 5,524 5,82 2 11,64
17 0,99 4,421 5 4 20
18 1,74 2,742 4,28 2 8,56
19 1,80 1,09 3,21 4 12,84
20 0 0 1 0
5,589,9

4-3
(TBK 5162
317)

Luas Garis Air Simpson (Awlsimp)

Awlsimp =2⅓h

= 2 x ⅓ 5,589,9x 6,7

= 24,982,22 m2

Koreksi Luas Garis Air

Awl = [(Awlsimp – Awl) / Awl] x 100%

= [24,982,22 –1191,39) /1191,39] x 100%

= 0,001%  ≤ 0.5 %

Gambar 4.2. Kurva A/2T dan B/2

4-4
(TBK 5162
317)

BAB 5.
PROSES GAMBAR

5.1. MENGGAMBAR BODY PLAN

Pertama-tama dibuat empat persegi panjang dengan jarak kedua sisi-sisinya adalah
(½) B dan T.

Pada garis air T diukur garis b yang besarnya seper dua (½) luasan station dibagi T
atau dalam perhitungan merupakan harga A/2T kemudian ditarik garis vertikal kebawah
sejajar dengan center line (CL) sehingga terbentuk persegi panjang ABCD.

Pada garis air dukur suatu jarak yang besarnya b/2 yang merupakan harga dari (½)
lebar garis air yang direncanakan pada tiap station yang bersangkutan.

Dari titik E akan dibuat bentuk station sedemikian rupa sehingga luasan EOC sama
dengan AOB dan letak titik O dari masing-masing station harus merupakan garis lengkung
yang fair, setelah bentuk station selesai maka langkah selanjutnya dilakukan pengecekan
terhadap volume displacement yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya dengan
toleransi koreksi tidak lebih dari 0,5 % dengan mengabaikan volume cant part.

Dari penjabaran diatas dapat diilustrasikan sebagai berikut :

B/2

b/2

A/2T

D C E

O
Radius of Bilge

A B

CL

Gambar 5.1. Sketsa penggambaran body plan

4-5
(TBK 5162
317)

5.2. MERENCANAKAN BENTUK HALUAN DAN BURITAN

Bentuk haluan dan buritan direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
bentuk dan karakter yang sesuai dengan bentuk badan kapal yang direncanakan. Bentuk
haluan dan buritan yang direncanakan adalah sebagaimana pada gambar berikut ini.

Gambar 5.2.Rencana bentuk haluan

12.0°
0.65 T - 0.70T

0.35 T
0.12 T

Base Line
AP 1
0.05 T

0.35 T

Gambar 5.3. Rencana bentuk buritan

4-6
(TBK 5162
317)

5.3. GELADAK UTAMA

Pada geladak utama terdapat dua kelengkungan yang dipandang pada 2 (dua) sisi
yaitu kelengkungan memanjang dan kelengkungan melintang. Lengkung memanjang
disebut sebagai Sheer dan lengkung melintang disebut sebagai Chamber.

Untuk kelengkungan memanjang biasanya dilakukan koreksi berdasarkan Sheer


standart. Sheer juga berfungsi sebagai daya apung cadangan pada kapal. Apabila sheer
yang direncanakan lebih kecil dari sheer standart maka koreksi yang dilakukan berupa
penambahan terhadap sheer sampai memenuhi sarat sheer standart sedangkan apabila
sheer yang direncananakan lebih besar dari sheer standart maka koreksi dianggap sama
dengan nol (0).

Sedangkan untuk kelengkungan secara melintang (chamber) dirumuskan sebagai


perbandingan antara lebar (B) dengan 50, berdasarkan tiap station diperoleh (B/50) bagian
tengah kapal (midship) sebagai berikut :

Chamber = B/50

= 16,6/50

= 0,332

5.4. MENENTUKAN FORECASTLE DECK (GELADAK AKIL)

Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4 - 2,5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak ditentukan besarnya
sehingga direncanakan sama dengan jarak FP sampai station 18 atau mendekati dari sekat
tubrukan (collision bulkhead).

4-7
(TBK 5162
317)

Gambar 5.4. Forecastle Deck

5.5. MENENTUKAN POOP DECK (GELADAK KIMBUL)

Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian buritan
yang memilki ketinggian 2,5 meter diukur dari geladak utama (upper deck side line)
sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak ditentukan besarnya sehingga
direncanakan sepanjang jarak antara ujung kapal pada bagian buritan sampai pada sekat
depan kamar mesin (kurang lebih pada station 4).

Gambar 5.5. Poop Deck

4-8
(TBK 5162
317)

5.6. MENENTUKAN BULWARK (KUBU – KUBU)

Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk
sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada geladak
terendah.

Gambar 5.6. Bulwark

4-9
(TBK 5162
317)

REFERENSI

(2014). Modul Ajar Teori Bangunan kapal I, Jurusan Teknik Bangunan Kapal. Sampang:
Politeknik Negeri Madura

(2013). Modul Ajar Pengantar Teknologi Kelautan 702210 A, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal. Sampang: Politeknik Negeri Madura.

(2009). Tugas Rencana Garis & Bukaan Kulit ME 09130, Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.

5-1

Anda mungkin juga menyukai