Oleh :
ILHAM REZDIANSYAH
i
LEMBAR PENGESAHAN
“Merupakan tugas rancang pertama yang dibebankan sebagai bahan untuk perancangan
selanjutnya. Tugas ini terdiri dari perencanaan garis – garis air yang menggambarkan
bentuk lambung kapal yang divisualisasikan dalam 3 (tiga) gambar proyeksi: Sheer
plan, Body plan dan Half breadth plan.”
Disusun oleh:
Aprilia Ilham rezdiansyah
NRP: 33312201007
Dosen Pembimbing
2022
ii
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmad, hidayah dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Rencana Garis (Lines Plan) tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Tugas ini terdiri dari penentuan Curve of Sectional Area (CSA) dengan
menggunakan metode NSP diagram, bentuk lambung kapal yang diperoleh
berdasarkan perencanaan garis air muat pada masing – masing station dan
perancangan body plan yang pada akhirnya diproyeksikan menjadi Sheer Plan (bow–
bow battock line) dan Half Breadth Plan. Keseluruhan bentuk perancangan dikoreksi
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
Ibu Triyanti Irmiyana, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Tugas Rencana Garis
(Lines Plan) serta rekan – rekan yang telah memberikan bantuan pada saat diskusi.
Semoga laporan tugas rencana garis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
maupun penulis untuk tugas perencanaan selanjutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
PENGANTAR......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................1-1
3.1. Menghitung Prosentase Luasan Tiap Station Terhadap Luas Midship Kapal.........3-1
iii
BAB 5. PROSES GAMBAR..............................................................................................5-5
REFERENSI........................................................................................................................5-1
iv
(TBK 5162
317)
BAB 1.
PENDAHULUAN
Garis yang terletak pada linggi kemudi bagian belakang atau terletak pada sumbu
kemudi.
Garis yang terletak pada titik potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat
muat yang telah direncanakan.
Panjang kapal yang diukur dari garis tegak buritan (AP) sampai garis tegak haluan.
Panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi haluan dengan garis air
muat sampai pada perpotangan linggi buritan dengan garis air muat.
Lebar kapal terbesar yang diukur pada bagian tengah kapal (midship) dari sisi dalam ke
sisi dalam kulit kapal.
Depth (H)
Tinggi kapal dari base line sampai main deck yang diukur pada gading besar.
Draught (T)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal sampai garis air kapal pada sarat
muat yang direncanakan
1-1
(TBK 5162
317)
Perbandingan antara volume displacement dengan volume balok dengan panjang sama
dengan panjang kapal, lebar sama dengan lebar kapal dan kedalaman sama dengan sarat kapal.
CoeffisienPrismatik (Cp)
Perbandingan antara luasan midship dengan sebuah kotak yang memiliki ukuran BxT.
Midship
Center Line
Base Line
Station
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan-potongan badan kapal secara melintang pada setiap station
dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Water Line
1-2
(TBK 5162
317)
Transom
Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung buritan sampai ujung haluan kapal.
Poop Deck
Geladak tambahan yang terletak di atas geladak utama kapal pada bagian buritan kapal.
Forecastle Deck
Geladak tambahan yang terletak di atas geladak utama kapal pada bagian haluan kapal.
Bulwark
Sent
Garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang terletak di garis tengah
(centre line) dan membuat sudut dengan garis.
Sheer
Chamber
1-3
(TBK 5162
317)
BAB 2.
PERHITUNGAN PARAMETER UTAMA
Lpp : 110,78 m
B : 14 m
H : 8,13 m
T : 6,51 m
Vs : 13 knot atau 6,68 m/s
Type : general cargo
Metode : NSP
Dari ukuran utama kapal tersebut diatas dapat dihitung komponen-komponen yang lain yang
dipakai dalam penggambaran rencana garis kapal :
Lwl adalah panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi haluan dengan
garis muat sampai pada perpotongan linggi buritan dengan garis air muat (T).
Lwl dirumuskan sebagai pertambahan panjang dari Lpp sebesar 4% , atau dapat di tunjukkan
dengan rumusan :
= 115,21 meter
2-4
(TBK 5162
317)
Panjang displacement merupakan panjang kapal yang imajiner, Ldisp terjadi karena
adanya perpindahan fluida akibat tercelupnya badan kapal, Ldisp dipakai untuk menghitung
besar luasan – luasan bagian yang tercelup air, pada saat dibagi menjadi dua puluh station.
Ldisp dapat diartikan juga sebagai panjang rata-rata antara Lwl dan Lpp, atau bisa
diformulasikan sebagai berikut:
= ½ (109,69 + 110,78)
= 110,235 m
= 0,69
2-5
(TBK 5162
317)
Perpotongan garis dengan tiap kurva ditarik garis lurus keatas didapatkan nilai
prosentase luasan terhadap midship kapal. (dimasukkan tabel 1)
Perpotongan garis dengan kurva b, ditarik garis kebawah didapatkan nilai prosentase LCB
terhadap Ldisp.
%LCB disp 1,50 %
Gambar 2.1. Grafik NSP
Amidship = Cm x B x T
= 0,98x 14 x 6,51
= 89,31 m2
2-6
(TBK 5162
317)
2-7
(TBK 5162
317)
BAB 3.
CURVE OF SECTIONAL AREA (CSA)
CSA (Curve of Sectional Area) merupakan kurva yang menunjukan luasan kapal tiap
– tiap station. Mengacu pada persentase luasan yang didapat dari NSP diagram yang dikalikan
dengan luasan midship dari kapal , maka akan diperoleh luasan kapal pada tiap stationnya
( tabel 1 ).
Dari hasil pembacaan grafik NSP pada poin 2.5 diatas, maka dimasukkan dalam tabel
1. Dan selanjutnya dihitung luasan tiap-tiap stationya.
3-1
(TBK 5162
317)
3-2
(TBK 5162
317)
Buat garis Lpp yang dimulai dari titik Fp tadi yang ditarik garis bantu ke bawah,
lalu kita gambarkan garis horizontal kekiri sepanjang Lpp
8. Setelah Kita menggambar Lpp, kita bagi Lpp menjadi 20 bagian / station dan pada
station 0 (bagian paling kiri ) merupakan After Perpendicular (AP) dan pada
stataion 10 merupakan midship kapal yang sesungguhnya.
9. Antara Ldisp dan Lwl pada gambar kita lihat ada perbedaan panjang ( Lwl > Ldisp ),
sehingga ada penambahan station ( -1; -2) .maka grafik CSA kita fairkan sesuai
panjang Lwl.
10. Dengan menggunakan axis Lpp pada tiap station tersebut kita tarik garis keatas
memotong kurva CSA , maka perpotongan tadi kita ukur nilai luasan yang yang
baru untuk tiap stationnya. (dimasukkan dalam tabel 2)
Karena terjadi penambahan, maka CSA Perpendicular atau CSA perlu
dilakukan koreksi terhadap volume dan letak LCB nya.
No
Luas station (A) m^2 S AxS N AxSxN
Station
-2
-1
0 0 1 0 -10 0
1 9,87 4 39,50 -9 -355,50
2 29,62 2 59,25 -8 -474,
3 47,58 4 190,31 -7 -1332,22
4 64,63 2 129,27 -6 -775,63
5 77,20 4 308,81 -5 -1544,09
3-3
(TBK 5162
317)
6 83,48 2 166,97 -4 -667,91
7 87,97 4 351,90 -3 -1055,72
8 89,77 2 179,54 -2 -359,09
9 89,77 4 359,09 -1 -359,09
10 89,77 2 179,54 0 0
11 89,77 4 359,09 1 359,09
12 89,77 2 179,54 2 359,09
13 89,77 4 359,09 3 1077,27
14 88,87 2 177,75 4 711
15 85,28 4 341,13 5 1705,68
16 77,20 2 154,40 6 926,45
17 61,94 4 247,77 7 1734,41
18 39,50 2 79 8 632
19 15,71 4 62,84 9 565,56
20 0 1 0 10 0
3924,87 1147,297
3-4
(TBK 5162
317)
3-5
(TBK 5162
317)
Volume Simpson
Vsimp = ⅓ 1 h
= ⅓ x 3924,87x 6,7
= 8760,94 m3
LCB Simpson
LCBsimp = (2 / 1) h
= (1147,297/ 3924,87) x 6,7
= 1,9 m
Koreksi LCB
3-6
(TBK 5162
317)
BAB 4.
KURVA A/2T DAN B/2
= 1,381
= 107,69 x 14 x 0,787
= 1,186,52 m2
Angle of Entrance
Didapatkan dari grafik “Angle of Entrance” yang diambil dari buku “Fundamental of Ship
Resistenace and Propulsion” oleh Ir. A.J.W. Lap didapatkan sudut masuk sebesar 180.
1. Kurva A/2T didapat dengan membagi luasan pada setiap station dengan dua kali tinggi
sarat.
2. Besaran atau nilai – nilai yang didapat dari hasil pembagian tersebut kemudian kita
masukan / ukurkan kearah vertikal pada garis Lpp pada setiap stationnya.
3. Ordinat – ordinat yang ada kemudian dihubungkan mulai dari station -2 sampai dengan
station FP.
4-1
(TBK 5162
317)
B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2,
maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah :
1. kita harus menentukan sudut masuk garis air pada grafik dengan cara menentukan
CPF pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas sampai memotong garis
kontinu pada grafik dan dari titik temu itu kita tarik garis horisontal maka akan
mendapatkan nilai sudut masuk garis air.
Mencari Sudut Masuk
ϕf = 0,824
2. kemudian menentukan nilai b/2 yang mempunyai persen luas 100% kemudian kita
tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan ke belakang inilah yang dinamakan
dengan Paralel Middle Body.
4-2
(TBK 5162
317)
3. Kemudian dari Paralel Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang
stream line yang berakhir pada station –2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir
pada station 20 dan sudut masuk kita tambahkan beberapa cm dari FP.
4. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar memperhatikan luas
Engine Room yaitu kira-kira dari station –2 sampai 4.
5. terakhir kali setelah gambar B/2 terbentuk maka kita akan memperoleh nilai B/2
tiap station dengan cara mengukur panjang garis vertikal dan dikalikan dengan
skalanya.(dimasukkan kedalam tabel)
6. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel Perhitungan .
4-3
(TBK 5162
317)
Awlsimp =2⅓h
= 2 x ⅓ 5,589,9x 6,7
= 24,982,22 m2
= 0,001% ≤ 0.5 %
4-4
(TBK 5162
317)
BAB 5.
PROSES GAMBAR
Pertama-tama dibuat empat persegi panjang dengan jarak kedua sisi-sisinya adalah
(½) B dan T.
Pada garis air T diukur garis b yang besarnya seper dua (½) luasan station dibagi T
atau dalam perhitungan merupakan harga A/2T kemudian ditarik garis vertikal kebawah
sejajar dengan center line (CL) sehingga terbentuk persegi panjang ABCD.
Pada garis air dukur suatu jarak yang besarnya b/2 yang merupakan harga dari (½)
lebar garis air yang direncanakan pada tiap station yang bersangkutan.
Dari titik E akan dibuat bentuk station sedemikian rupa sehingga luasan EOC sama
dengan AOB dan letak titik O dari masing-masing station harus merupakan garis lengkung
yang fair, setelah bentuk station selesai maka langkah selanjutnya dilakukan pengecekan
terhadap volume displacement yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya dengan
toleransi koreksi tidak lebih dari 0,5 % dengan mengabaikan volume cant part.
B/2
b/2
A/2T
D C E
O
Radius of Bilge
A B
CL
4-5
(TBK 5162
317)
Bentuk haluan dan buritan direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
bentuk dan karakter yang sesuai dengan bentuk badan kapal yang direncanakan. Bentuk
haluan dan buritan yang direncanakan adalah sebagaimana pada gambar berikut ini.
12.0°
0.65 T - 0.70T
0.35 T
0.12 T
Base Line
AP 1
0.05 T
0.35 T
4-6
(TBK 5162
317)
Pada geladak utama terdapat dua kelengkungan yang dipandang pada 2 (dua) sisi
yaitu kelengkungan memanjang dan kelengkungan melintang. Lengkung memanjang
disebut sebagai Sheer dan lengkung melintang disebut sebagai Chamber.
Chamber = B/50
= 16,6/50
= 0,332
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4 - 2,5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak ditentukan besarnya
sehingga direncanakan sama dengan jarak FP sampai station 18 atau mendekati dari sekat
tubrukan (collision bulkhead).
4-7
(TBK 5162
317)
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian buritan
yang memilki ketinggian 2,5 meter diukur dari geladak utama (upper deck side line)
sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak ditentukan besarnya sehingga
direncanakan sepanjang jarak antara ujung kapal pada bagian buritan sampai pada sekat
depan kamar mesin (kurang lebih pada station 4).
4-8
(TBK 5162
317)
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk
sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada geladak
terendah.
4-9
(TBK 5162
317)
REFERENSI
(2014). Modul Ajar Teori Bangunan kapal I, Jurusan Teknik Bangunan Kapal. Sampang:
Politeknik Negeri Madura
(2013). Modul Ajar Pengantar Teknologi Kelautan 702210 A, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal. Sampang: Politeknik Negeri Madura.
(2009). Tugas Rencana Garis & Bukaan Kulit ME 09130, Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.
5-1