A LINE
Dosen Pengampu
Ahmad Nasirudin, S.T. , M.Eng
A LINE
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang sudah
diberikan untuk dapat menyelesaikan laporan rencana garis tepat pada waktunya. Laporan ini
merupakan laporan hasil kerja menggambar lines plan kapal yang bernama A LINE. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ahmad Nasirudin, S.T. , M.Eng, selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini
yang memberikan bmbingan,masukan dan arahan dalam perancangan lines plan.
2. Teman teman kelompok 8 yang telah bekerjasama dengan baik dalam merancang lines
plan dari tahap awal hingga selesai.
Pada laporan ini akan dibahas dan dijelaskan mengenai pengenalan lines plan, tahapan
analisis lines plan dan tahapan pengerjaan lines plan dengan metode NSP
(NEDERLANDSCH SCHEEPBOUWKUNDIG PROEFSTATION).
Penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kekurangan
karena sedang dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam laporan ini. Penulis juga mengharapkan saran dan
kritikan yang dapat membangun laporan ini menjadi lebih baik dan mendekati sempurna.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................v
DAFTAR SIMBOL....................................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................vii
1.1 Latar belakang.................................................................................................................vii
1.1 Tujuan.....................................................................................................................vii
1.2 Ruang Lingkup.......................................................................................................vii
BAB 2 METODOLOGI..........................................................................................................viii
2.1 Umum.......................................................................................................................viii
2.2 Diagram Alir.............................................................................................................viii
2.3 Tahap Pengerjaan........................................................................................................ix
2.4 Literatur........................................................................................................................x
BAB 3 RENCANA GARIS...................................................................................................xxiii
3.1 Pengaturan ukuran kertas dan kerangka rencana garis...........................................xxiii
3.2 Pembuatan Body Plan.............................................................................................xxiii
3.3 Pembuatan Half-Breadth Plan.................................................................................xxiv
3.4 Pembuatan Bangunan Atas.......................................................................................xxv
3.5 Pembuatan Sheer Plan.............................................................................................xxv
3.6 Menggambar sent line pada half-breadth plan........................................................xxvi
3.7 Pembuatan offset table...........................................................................................xxvii
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................xxviii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................xxix
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan tugas lines plan ini adalah agar mahasiswa mampu :
Membuat lines plan dengan baik dan benar
Memahami gambar lines plan
Memahami proyeksi Body Plan, Half-Breadth Plan,Sheer Plan
Makalah tersebut memiliki ruang lingkup sebagai batasan pembahasan yang berfokus
pada :
Pengenalan komponen yang terdapat dalam lines plan
Metode yang digunakan dalam merancang lines plan
Analisis yang dilakukan dalam perancangan lines plan
Tahapan tahapan pengerjaan lines plan
vii
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Umum
Lines plan merupakan tahapan dasar dalam merancang sebuah kapal. Lines plan
merupkan gambar yang menunjukan bentuk badan kapal. Lines plan terdiri dari 3 proyeksi
yaitu body plan,half-breadth plan, dan sheer plan. Ketiga proyeksi tersebut menunjukan
bagian potongan kapal dengan jarak secara umum sama.
Dalam pembuatan lines plan ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
seperti NSP, 60-series, taylor dan sebagainya. Namun pada kali ini metode yang digunakan
adalah NSP (NEDERLANDSCH SCHEEPBOUWKUNDIG PROEFSTATION). Metode ini
merupakan metode yang acuan utamanya adalah speed length ratio. Dari nilai tersebut akan
didapat nilai nilai koefisien dan presentase luasan terhadap midship kapal pada setiap station.
Body plan merupakan proyeksi badan kapal yang dipotong secara melintang (dari
arah depan). Body plan dibagi 2 bagian yang dipotong oleh center line. Bagian sisi kiri
menggambarkan station -2 sampai 10 dan bagian kanan station 11 sampai 20. Garis lengkung
pada body plan merupakan proyeksi station,sumbu vertikal adalah center line dan sumbu
horizontal merupakan base line. Untuk garis pembagi horizontalnya merupakan garis water
line dan garis pembagi vertikalnya merupakan garis buttock line.
Half-breadth plan adalah proyeksi pandangan kapal dari atas. half-breadth plan
merupakan potongan horizontal yang berupa kurva proyeksi water line. Untuk melakukan
proyeksi water line ditambahkan garis horizontal yang merupakan garis water line pada body
plan yang berjarak selang 1 meter hingga draft kapal.
Sheer plan adalah bentuk kapal yang dilihat dari samping. Sheer plan ,merupakan
kurva proyeksi buttock line. Sheer plan menunjukan gambar kapal jika dipotong secara
memanjang sepanjang lambung kapal. Dari kapal ini dapat diperhatikan bentuk haluan dan
buritan serta bentuk deck dan forecastle pada sebuah kapal.
ix
B/2 dilakukan koreksi untuk memenuhi batasan koreksi kapal dan bentuk dari
B/2 harus bagus.
2.4 Literatur
DATA UTAMA KAPAL
Data utama kapal melibatkan berbagai informasi yang diperlukan untuk
mengoperasikan dan mengelola kapal dengan efisien dan aman. Setelah dilakukan
perhitungan dapat ditemukan untuk seluruh data kapal yang dibutuhkan. Dimensi
utama dari kapal yang akan dibuat dapat diketahui. Berikut merupakan data utama
kapal yang didapat.
Tipe Kapal : Container
Ukuran : 650 TEU
LPP : 115,885 meter
LWL : 119,362 meter
Ldsip : 117,623 meter atau 385,903 feet
Lebar (B) : 20,118 meter
Tinggi (H) : 9,357 meter
Sarat Air (T) : 6,759 meter
Koefisien Midship (ᵝ) : 0,979
Koefisien Blok (ᵟ) : 0,655
Koefisien Prismatik (ϕ) : 0,667
PERHITUNGAN DAN PEMBACAAN DIAGRAM NSP
Koefisien utama kapal
Setelah diperoleh data utama kapal, Langkah pertama yang akan dilakukan adalah
menghitung speed length ratio untuk membantu dalam pembacaan diagram NSP dalam
menentukan koefisien, LCB, dan persentase luas station. Berikut merupakan perhitungan
speed length ratio.
Vs/√L=13,3/√115,3
= 0,814 knot/m
Setelah mendapatkan nilai dari perhitungan speed length ratio sebesar 0,814 knot/ft,
kita bisa menarik garis lurus secara vertikal pada diagram NSP pada garis speed length ratio.
Untuk keakuratan penarikan garis dan pendapatan nilai koefisien dapat dilakukan dengan
perhitungan perbandingan. Nilai koefisien yang didapat dari pembacaan diagram NSP adalah
sebagai berikut:
Cm = 0.98457
x
Cb = 0.7147
Cp = 0.7255
xi
15 93.1249% 166.5380464 155.088 4 620.3536 5 3101.768
20 0% 166.5380464 0.000 1 0 10 0
∑( A*Am)*F ∑( A*Am)*Fs*
7223.837 1899.51
s N
PERHITUNGAN AWAL
Volume Displacement
Dilakukan perhitungan Vrumus, Vsimpson, dan koreksi volume displacement untuk
mengetahui apakah nilai luas station yang telah didapatkan memiliki nilai error yang sudah
sesuai dengat ketentuan atau belum. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan berikut.
(∑ A∗s∗n)
×h disp
xii (∑ A∗s)
LCB disp =
= 1.462792181 m
Perhitungan koreksi LCB dapat dilakukan melalui persamaan berikut.
xiii
Panjang dari CSA Displacement merupakan nilai yang didapatkan dari kapal yang
tercelup atau displacement kapal, sedangkan panjang yang digunakan dalam pembuatan kapal
adalah panjang LPP. Pengubahan CSA displacement menjadi CSA LPP LWL diperlukan agar
hasil perhitungan semakin konkrit. Selain itu juga terdapat koreksi error dari CSA LPP LWL
melalui pengoreksian volume dan LCB waterline.
Dalam pengubahan CSA ini perlu diperhatikan langkah – Langkah sebagai berikut:
o Garis LWL dibuat dan titik Tengah dari garis LWL harus sejajar dengan titik tengah garis
Ldisp yang sudah dibuat. Titik Tengah dari garis Ldisp adalah midship area (station 10).
o Ujung - ujung dari CSA Ldisplasmen ditarik menuju point dari ujung – ujung LWL
o Ujung kanan LWL merupakan titik FP, sehingga digunakan untuk menjadi acuan
pembuatan garis LPP. Buat garis baru kearah kiri sepanjang LPP, ujung kiri merupakan
titik AP. Kemudian bagi garis LPP menjadi 20 bagian (station)
o Pada bagian AP ditambahkan selisih panjang LPP dan LWL dibagi menjadi 2 bagian untuk
station -2 dan station -1
o Dilakukan perhitungan koreksi untuk volume dan LCB
Perhitungan koreksi CSA LPP LWL dapat dilakukan melalui persamaan berikut.
Perhitungan Volume Waterline
xiv
Cbwl = koefisien blok waterline
Cbwl = 0,700965462
Vwl = 13450.22981 m³
Vsimp = 1 × hlpp x ∑ A*s
3
H lpp = Lpp/20
= 5,454 m
Vsimp = 13423.77022 m³
|
Koreksi volume waterline = V rumus−V simpson
V rumus
×100 |
= 0.196722254%
(MEMENUHI SYARAT <0.5%)
Perhitungan LCB Waterline
∑ A∗s∗n
LCB WL = LCB simpson = ×h lpp
∑ A∗s
= -0.698465414 m
| |
Koreksi LCB WL = ( LCB NSP−LCB WL ) LPP
×100
LPP
= 0.078503313 %
(MEMENUHI SYARAT <0.1%)
-2 0 0.000
xv
-1 6.51 0.377
0 13.34 0.773
1 38.325 2.220
2 70.92 4.109
3 104.58 6.059
4 131.76 7.634
5 150.06 8.694
6 159.04 9.214
7 164.36 9.523
8 166.1554 9.627
9 166.54 9.649
10 166.54 9.649
11 166.54 9.649
12 166.54 9.649
13 166.05 9.621
14 162.97 9.442
15 153.86 8.914
16 134.79 7.809
17 100.98 5.851
18 59.38 3.440
19 22.71 1.316
20 0 0.000
Nilai pada tabel 2.2 akan digambarkan secara vertikal pada dasar CSA LPP ditiap
stationnya. Setelah terbentuk garis-garis vertikal pada tiap station, ujung atas dari tiap garis
dihubungkan dengan menggunakan fitur AutoCAD spline.
Kurva B/2 merupakan kurva yang memberi gambaran setengah lebar kapal pada garis
sarat air (draught). Dalam pembuatan B/2, terdapat sebuah prasyarat yaitu nilai sudut masuk
atau angle of entrance. Sudut masuk merupakan sebuah nilai penentu seberapa miring sudut
yang dibuat oleh B/2 pada ujung haluan. Nilai tersebut didapat dari sebuah perhitungan dan
diplot ke diagram sudut masuk. Batas sudut masuk B/2 didapatkan dari persamaan dan
dilakukan perhitungan sebagai berikut.
xvi
Cp Lpp = (Ldisp/Lpp) x Cp NSP
= 0.739999358
Cp f = Cp Lpp + (1.40 - Cp Lpp) x e%
= 0.7493053673
Sehingga dalam diagram sudut masuk dapat ditarik garis secara veritak dari nilai Cp f dan
mendapati perpotongan pada garis putus – putus dalam diagram. Dalam perpotongan tersebut
ditarik garis secara horizontal ke kiri dalam diagram. Dari garis tersebut didapatkan nilai
sudut masuk sebesar 17,1ᵒ.
Setelah mengetahui nilai sudut masuk dapat dibuat kurva A/2T dan B/2 pada sumbu x kurva CSA LPP
yang telah digambarkan di AutoCAD. Setelah dilakukan penggambaran dan pengukuran pada garis
B/2 perlu dilakukan koreksi pada bidang garis sarat air penuh dengan rumus terhadap nilai luas pada
bidang garis sarat air yang dibentuk oleh B/2 tersebut.
1 4.52 4 18.08
2 6.13 2 12.26
3 7.68 4 30.72
4 8.92 2 17.84
5 9.47 4 37.88
6 9.72 2 19.44
7 9.75 4 39
8 9.76 2 19.52
9 9.8 4 39.2
10 9.8 2 19.6
11 9.8 4 39.2
12 9.8 2 19.6
13 9.75 4 39
14 9.6 2 19.2
15 9.21 4 36.84
16 8.41 2 16.82
xvii
17 6.86 4 27.44
18 4.9 2 9.8
19 2.87 4 11.48
20 0 1 0
∑ B/2*s = 478.61
xviii
Gambar 2. 4 Ketentuan linggi Haluan
LPP
Garis air
Sumbu poros
D kemudi
T
e
a
b
AP
Pada kapal yang akan di desain pada tugas ini, linggi buritan dihitung
melalui persamaan sebagai berikut.
D = 0,7 T
= 6.041 m
a = ±0,33 T
= 0,33 * 8.63
= 2.848 m
e = ±0,12 T
= 0,12 * 6,759
= 1.036 m
b = ± 0,35 T
xix
= 0,35 * 6,759 m
= 3.0205 m
-2 0.000 0 7.84
xx
19 1.316 2.87 4.9
20 0.000 0 2.74
R
RA A
Gambar 2. 6 Jari-jari bilga
o Buat titik acuan pada bagian kiri setinggi 2T dan bagian kanan setinggi 3T dari
dasar body plan
o Untuk bagian kiri body plan, ukur nilai A/2T dan B/2 pada garis mendatar T
dari center line menuju ke kiri, tarik garis vertikal menuju baseline dari titik
A/2T
o Dari titik acuan, buat kurva menggunakan garis spline harus menyentuh titik
B/2 dan memotong garis vertikal A/2T hingga menyentuh base line kapal
o Akan terbentuk dua luasan pada gambar station yaitu pada sisi kiri dan kanan
garis A/2T yang dimisalkan A1 dan A2. Nilai luas A1 dan A2 harus masuk
kedalam koreksi selisih sebesar 0,1%
xxi
Gambar 2. 7 Luas Station pada Body Plan
o Langkah yang sama digunakan untuk menggambar semua staion pada body
plan. \
Terdapat indikator untuk memastikan kurva yang dibentuk sudah baik atau tidak.
Indikator pertama adalah sent line, sent line dibuat dengan cara membuat garis diagonal dari
draft pada center line menuju busur jari jari bilga. Kemudian, ukur jarak perpotongan sent
line dengan tiap kurva menuju draft pada center line. Jarak tersebut digambar pada bagian
bawah garis sepanjang LWL dan tiap ujungnya dihubungkan menjadi kurva. Jika sent line
sudah streamline, maka body plan sudah baik. Indikator kedua adalah membuat spline yang
menghubungankan antar titik pertemuan kurva body plan dengan garis vertikal A/2T tiap
station. Jika garis spline sudah streamline, maka body plan sudah baik
PENGGAMBARAN HALF-BREADTH PLAN
Dalam pembuatan Half-Breadth Plan, langkah pertama adalah membagi body plan
menjadi beberapa waterline. Untuk kapal yang didesain, body plan dibagi menjadi sembilan
waterline (termasuk draft) yaitu WL 0m, 0,5m, 1m, 2m, 3m, 4m, 5m, 6m, dan 6,759m.
Selanjutnya, pada setiap waterline ukur jarak dari center line menuju perpotongan
antara waterline dan kurva body plan tiap station. Ubah ukuran jarak tersebut menjadi lebar
badan kapal tiap waterline. Tiap waterline adalah gambar setengah bagian kapal secara
horizontal. Setelah terbentuk pada semua station, hubungkan dengan spline. Cara yang sama
dilakukan untuk semua waterline.
xxii
o Setiap garis baik pada water line maupun pada buttock line harus mempunyai
bentuk yang streamline. Jika belum, maka harus diubah sedemikian rupa
hingga stream line, dan tentu saja perubahan ini akan mempengaruhi bagian-
bagian sebelumnya, seperti body plan.
o Dalam pembentukan Sheer Plan, langkah yang dilakukan tergolong rumit dan
cukup sulit karena dalam langkah ini gambar Sheerplan, Half-Breadth, dan
Body Plan harus dalam keadaan streamline. Karena apabila terjadi perubahan
titik di salah satu antara 3 poin yang disebut, maka titik di poin lainnya akan
berubah karena ketiganya berhubungan. Untuk membuat langkah ini selesai
dengan baik, dibutuhkan ketelitian dan ketelatenan agar keseluruhan gambar
proyeksi terlihat bagus dan benar serta Streamline.
BAB 3
RENCANA GARIS
xxiii
membentuk lengkungan station. Dalam membentuk lengkungan dapat melihat referensi body
plan kapal sejenis dan harus bagus.
xxiv
Gambar 3. 3 gambar garis air (WL) bagian depan
Setelah Buttock Line tergambar, kita perlu memeriksa titik potong Buttock Line
dengan Water Line, agar gambar lebih akurat, seperti uraian di atas dimisalkan pemeriksaan
titk potong pada WL 1 dan BL 2, yang dijelaskan pada gambar berikut.
xxvi
Gambar 3. 8 contoh pemeriksaan titik potong WL 1 dan BL 2
xxvii
Tabel 3. 2 tabel buttock line
BAB 4
PENUTUP
Lines plan (rencana garis) merupakan gambar rencana garis dari bentuk sebuah kapal.
Lines plan merupakan tahapan dasar dalam merancang sebuah kapal. Lines plan terdiri dari 3
proyeksi yaitu body plan, half-breadth plan, dan sheer plan. Ketiga proyeksi tersebut
menunjukan bagian potongan kapal dengan jarak secara umum sama. Dalam pembuatan lines
plan ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan seperti NSP, 60-series, taylor dan
sebagainya. Namun pada kali ini metode yang digunakan adalah NSP (NEDERLANDSCH
SCHEEPBOUWKUNDIG PROEFSTATION).
Lines plan menjadi landasan utama dalam menentukan bentuk lambung kapal, yang
secara langsung memengaruhi kinerja kapal di air. Tanpa adanya lines plan, sebuah kapal
tidak dapat dibuat, karena garis inilah yang akan menentukan karakteristik dari sebuah kapal
mulai dari ukuran kapal itu sendiri, kecepatan, jenis kapal, dan faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan lambung kapal.
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
xxix