Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas berkat &
rakhmat-Nya, maka buku penuntun Praktikum Ukur Tanah dapat diterbitkan
dilingkungan Departemen sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Penuntun ini dibuat dengan maksud untuk menyediakan pedoman dan
bacaan utama bagi mahasiswa yang akan melakukan Praktikum di Laboratorium
Ukur Tanah Departemen Sipil FT-Unhas. Materi bahasan mencakup Penggunaan
Alat ukur Jenis Waterpass, Digital Theodolit, Total Station, dan Global Position
System (GPS), serta format laporannya.
Ketersediaan penuntun ini merupakan salah satu langkah dalam upaya
pembenahaan pengelolaan / peningkatan mutu aktivitas Laboratorium Ukur
Tanah, Departemen Sipil FT-Unhas. Disamping itu, penuntun ini tentunya sangat
membantu mahasiswa dalam penguasaan tata cara pelaksanaan percoban sebelum
melakukan praktikum.
Penuntun dapat terselesaikan atas kerja Tim Pengelola Laboratorium Ukur
Tanah & Korps Asisten Ukur Tanah, Departemen Sipil FT-unhas. Namun
demikian, dengan keterbatasan yang ada mohon kiranya para pembaca dan
pemakai dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Untuk itu
kami atas nama Departemen Teknik Sipil FT-Unhas mengucapkan terima kasih.
Makassar,
April
2016
Tim Penyusun
Penuntun praktikum ini disusun atas kerja sama baik Tim Pengelola Laboratorium Ukur
Tanah Departemen Sipil FT-Unhas dengan keanggotaan :
I. Pengelola Laboratorium :
Dr.Eng. Mukhsan Putra Hatta, ST. MT
(Kepala Laboratorium)
(Sekretaris Laboratorium)
(Laboran)
Jumran S
(Koordinator Asisten)
Zulkarnain
(Asisten)
Andi Fadly
(Asisten)
(Asisten)
M. Afif Fikriaraz
(Asisten)
Ulfa Fatmasari
(Asisten)
Athirah Pratiwi
(Asisten)
(Asisten)
III. Editorial :
Korps Asisten IUT
Makassar,
April
2016
Daftar Isi
Halaman Sampul.............................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Tim Penyusun.................................................................................................. iii
Tata Tertib Laboratorium UkurTanah ............................................................ iv
Daftar Isi.......................................................................................................... v
BAB I
BAB II
Tata Tertib
PrAktikum Ukur Tanah
1. Peserta praktikum diharapkan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai
( khususnya S-1 Non Reguler membawa tanda bukti pembayaran ).
2. Setiap praktikan diwajibkan mengisi daftar hadir dan bon alat yang disediakan
oleh laboratorium, dengan mengetahui asisten dan staf laboratorium.
3. Praktikum tidak dimulai jika anggota kelompok belum lengkap, serta tidak
diperkenankan adanya pergantian anggota kelompok (kecuali sepengetahuan
laboran).
4. Praktikum dilaksanakan di Kampus UNHAS dan dimulai pada pukul 08.00
wita.
5. Praktikum dilaksanakan selama 2 hari untuk setiap kelompok dengan alat
ukur Waterpass dan Theodolith
6. Semua alat dalam keadaan baik, bila terjadi kerusakan dalam pemakaian harus
diganti alat yang sama.
7. Jika kelompok praktikan telah selesai melakukan pengukuran, diharuskan
mengecek peralatan yang telah dibon, selanjutnya dengan sepengetahuan
asisten mengembalikannya kepada laboratorium melalui staf laboratorium.
8. Aturan lain akan ditentukan kemudian dengan persetujuan asisten dan
koordinator tugas.
9. Pelanggaran terhadap aturan ini akan diberikan sanksi sebagaimana mestinya.
Makassar,
April
2016
iv
BAB I
Pendahuluan
I-1
pengukuran,
yang
meliputi
pekerjaan
lapangan
yaitu
B. Tujuan Khusus
-
I-2
b)
Mengolah
data
hasil
pengukuran
yang
diperoleh
dan
I-3
b)
Bola : apabila luas daerah pengukuran terbesar lebih kecil dari 100
km2
c)
5500 Km2
100 Km2
55 Km2
Bid.datar
bola
Geoid
Ellipsoida
melakukan
pengukuran
dilapangan
digunakan
metode
I-4
Poligon Terbuka
Poligon terbuka, yaitu apabila titik awal tidak sama dengan
titik akhirnya. Polygon terbuka dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu:
1. Poligon Lepas, yaitu polygon yang hanya satu titik saja yang diketahui
koordinatnya dari titik-titik yang ada.
2.Poligon Terikat, polygon yang titik awal dan titik akhirnya diketahui.
3.Poligon Terikat Sempurna, polygon yang diketahui dua titik awalnya
dan dua titik akhirnya.
b)
Poligon Tertutup
Poligon tertutup yaitu apabila titik awalnya juga merupakan
titik akhirnya, atau dengan kata lain ada satu diantara titik poligonnya
itu dikaitkan pada titik koordinatnya
b.
Kesalahan acak, biasanya timbul oleh karena nivo tabung yang tidak
distel secara teliti.
c.
d.
e.
I-5
Sebagai
penunjuk
skala
yang
setiap
stripnya
I-7
I-8
I-9
c. Total Station
Total Station adalah alat ukur yang digunakan untuk memperoleh
koordinat X,Y,Z dari pembacaan sudut dan jarak yang dilakukan secara
otomatis dan digital kemudian datanya di simpan di memori alat dan
langsung bisa diolah di komputer. Total stations dapat mengukur dan
merekam sisi horizontal dan vertical secara bersama-sama dengan
perubahan jaraknya. Mikroprosessor pada total stations dapat disajikan
dalam operasi mathematic yang berbeda, contohnya merata-ratakan
pengukuran yang memiliki sisi yang banyak;merata-ratakan pengukuran
yang memiliki jarak yang banyak; menentukan jarak horizontal dan
vertical; menentukan koordinat X,Y,dan Z,mengontrol sudut elevasi (
tinggi dari gambar yang ditembak / dipandang), dan jarak antara titik
pengontrol; dan membuat atmospheric dan koreksi alat. Beberapa total
stations melengkapi pengumpulan data-data pada papan data, dimana total
stations yang lainnya akan dilengkapi dengan memori data-data yang akan
terhubung dengan kabel pada instrument / alat .
Kemampuan total station saat digunakan yaitu:
Prisma merupakan salah satu komponen total station pengganti bak ukur
yaitu sebagai fokus pembacaan data lapangan
Bila data ukuran dalam masih berupa koordinat lokal, dapat langsung
ditransformasi dengan software secara otomatis
I-10
Komposisi Alat
Komposisi peralatan dan kelengkapan yang diperlukan untuk
pengukuran :
Main Unit Total Station (TS) NIKON DTM or NPL Series dan
Tripod
1.2
Set - Up Instruments
Sebelum malakukan pengukuran kita harus melakukan Set up alat
terlebih dahulu,langkahnya adalah :
1. Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat,Misal titik 2)
dan lakukan centering dengan mengatur nivo kotak dan nivo
tabung sampai seimbang.
2. Dirikan prisma poligon masing-masing pada titik 1 (untuk
backsight=BS) dan titik 3 (untuk Foresight=FS), kemudian lakukan
centering, Langkah centering sama dengan waktu centering dengan
alat TS
3. Total station siap digunakan untuk melakukan pengukuran
I-11
Setting Instruments
Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan
melakukan pengukuran :
1. Setting Job
Setting ini diperlukan sewaktu kita akan setting seperti :
skala factor, Temperatur dan pressure,Sudut, Jarak dan sebagainya,
Setelah kita buat JOB, akan ada pilihan untuk masuk ke menu sett.
Untuk masuk ke manu setting tekan tombol MSR2 dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah berikut :
- Sett prematur yang sesuai dengan menekan tombol navigator
kanan/kiri
- Untuk pindah baris tekan navigasi ke bawah atau tombol ENT
Berikut Parameter yang perlu untuk di setting :
- Scale parameter yang perlu untuk diSetting : 1.000000
- T-P corr (temperatur dan pressure) : ON (koreksi temperatur &
tekanan aktif) OFF (temperatur dan tekanan tidak aktif)
- Sea level : ON
- C & R Corr : 0.132
- Angle : DEG
- Distance : Meter
- Temp : ` C
- Press : mmHg
- VA Zero : Zenith
- AZ Zero : North
- Order : NEZ/ENZ
- HA : Azimuth
Seting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap tersimpan
meskipun alat dimatikan
Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol menu) - Setting
(nomor 3)
I-12
Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi
tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana
saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS
adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi
dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu.
Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian
posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa
nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri
satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
I-13
I-14
akan
I-16
BAB II
Pengukuran Poligon Terbuka
2.1. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui metode penggunaan alat ukur menyipat datar secara tepat dan
akurat untuk menentukan beda tinggi antar 2 titik atau lebih.
2. Mengetahui prosedur pengolahan dan perhitungan data pada pengukuran
menyipat datar.
3. Mengetahui metode pembuatan peta.
1.
II-1
t = b - m
b
t
A
Gambar 2.1 Penempatan di Satu Titik
1.2. Menempatkan waterpass antara titik A dan titik B
Jarak waterpass antara titik A dan titik B kira-kira sama, akan tetapi tidak
harus terletak pada garis lurus yang menghubungkan keduat titik tersebut.
t = b - m
m
b
t
A
II-2
m
b
t = b - m
B
A
Ketiga cara tersebut digunakan pada bidang dan kondisi lapangan yang
berbeda. Akan tetapi pada pengukuran pada kondisi lapangan yang cukup
landai, maka dari ketiga cara tersebut yang paling teliti adalah cara yang
kedua yang disebut double standing, yaitu dengan menempatkan alat
penyipat datar diantar kedua titik yang hendak diukur.
2.
D Ba Bb x100
(mm)
..(2.1)
Keterangan :
D
Ba
Bb
II-3
1
Dpergi DPulang
2
..(2.2)
Keterangan :
D
Dpergi
Dpulang
H Btb Btm
..(2.3)
Keterangan :
H
Btb
Btm
2.5. Koreksi
Kesalahan
K Pergi Pulang
...(2.5)
Keterangan :
K
= Keasalahan (mm)
HPergi
II-4
10 D
....(2.6)
Keterangan :
T
kesalahan
Koreksi total
Koreksi Pe Patok
.....(2.7)
D
xkorekstotal .....(2.8)
D
Keterangan :
D
Pn-1
Q
Keterangan :
Pn1 Pn
D
x100%
......(2.11)
Pn-1
Pn
Ddet Ba Bb x100
(mm)
......(2.12)
Keterangan :
Ddet
Ba
Bb
II-5
......(2.13)
Keterangan :
Hdet
Btdet-1
Bt
......(2.14)
Pdet P n det
Keterangan :
Pdet
Pn
Hdet
Pdet Pn
x100%
Dn det
...(2.15)
: Qdet n
Pn Pdet
x100%
Dn det
...(2.16)
Arah ke kiri
Keterangan :
Qn-det
Pdet
Pn
Dn-det
2.
Memasang patok pertama (P0) atau menandai suatu titik sebagai patok awal
pengukuran dengan mengukur 30 meter dari titik BM.
II-6
3.
Menentukan patok kedua (P1) dengan mengukur 30 meter dari patok awal
(P0) dan seterusnya sampai patok akhir (P4), dan jika pengukuran pada
daerah tikungan/lengkungan maka jarak antar patok utama digunakan
sepanjang 15 meter.
4.
5.
6.
7.
8.
Membuat titik detail patok awal P0 ke kanan dengan jarak tiap detail
disesuaikan dengan karakteristik jalan yang di ukur, dengan mengambil sudut
90o dari posisi sumbu patok P1. Tiap detail yang di ukur ditandai dengan
angka 1,2,3, dst dan berada pada satu garis lurus yang sama terhadap patok P0
9.
10.
Membuat detail kiri dengan jarak tiap detail disesuaikan dengan karakteristik
jalan yang di ukur dengan sudut 270o dari posisi sumbu patok P0. Tiap detail
ditandai dengan huruf a, b, c, dst. Dan berada pada satu garis lurus yang sama
terhadap patok P0.
11.
12.
Untuk membuat titik detail patok kedua (P1) dan seterusnya hingga patok
terakhir dengan mengulangi prosedur 4 sampai 7.
13.
Membuat titik detail patok kedua (P1) dengan mengambil setengah sudut
bentukan antara P0 dan P2 dan membuat detail kiri dengan sudut setengah
sudut bentukan P0 dan P2.
14.
II-7
:
:
:
HALAMAN
LOKASI
ARAH
PESAWA
T (mm)
TINGGI
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
TANGGAL:
CUACA
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
P0
P1
a
b
c
1
2
3
SKETSA :
DIPERIKSA :
II-8
TANGGAL :
CUACA
:
ARAH
PESAWA
T (mm)
SKETSA :
HALAMAN
LOKASI
TINGGI
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
:
:
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
DIPERIKSA :
II-9
:
:
:
PESAWA
T (mm)
HALAMAN
LOKASI
TINGGI
ARAH
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
TANGGAL :
CUACA
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
P1
P2
P3
a
b
c
1
2
3
SKETSA :
DIPERIKSA :
II-10
:
:
:
PESAWA
T (mm)
HALAMAN
LOKASI
TINGGI
ARAH
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
TANGGAL :
CUACA
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
P2
P3
P4
a
b
c
1
2
3
SKETSA :
DIPERIKSA :
II-11
:
:
:
PESAWA
T (mm)
HALAMAN
LOKASI
TINGGI
ARAH
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
TANGGAL :
CUACA
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
P3
P4
P5
a
b
c
1
2
3
SKETSA :
DIPERIKSA :
II-12
:
:
:
PESAWA
T (mm)
HALAMAN
LOKASI
TINGGI
ARAH
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
TANGGAL :
CUACA
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
P4
P5
P6
a
b
c
1
2
3
SKETSA :
DIPERIKSA :
II-13
:
:
:
PESAWA
T (mm)
HALAMAN
LOKASI
TINGGI
ARAH
STASIU
N
PATOK
NO. TITIK
TANGGAL :
CUACA
:
PEMBACAAN MISTAR
BEDA
BELAKANG
MUKA / DETAIL JARAK
TINGGI
ATAS
ATAS
TENGAH
TENGAH
BAWAH
BAWAH (m)
(m)
4
:
:
JARAK
OPTIS
TINGGI
TITIK
(m)
(m)
10
11
KET
12
P5
P6
a
b
c
1
2
3
SKETSA :
DIPERIKSA :
II-14
BAB III
Stoking Out Poligon Terbuka
3.1. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui metode pengolahan data pengukuran menyipat datar di
laboratorium.
2. Mengetahui membuat sketsa layout stoking out menyipat datar.
3. Mengetahui perhitungan volume galian dan timbunan dari stoking out
yang direncanakan
memperkecil
biaya
pembangunan
suatu
standar
perlu
disesuaikan dengan keadaan topografi. Dalam hal ini jenis medan dibagi
dalam tiga golongan umum yang
melintang dalam arah lebih kurang tegak lurus terhadap sumbu jalan raya.
III-1
0 sampai 3,0 %
- Perbukitan ( B )
- Pegunungan ( G )
dari 25 % ke atas
3.3.
Prosedur Perhitungan
1.
2.
III-2
3.
4.
2.7
5.
6.
Perhitungan
Tabel rekap perhitungan menyipat datar memanjang
Jarak
Stasiun (m) R
Nomor Stasiun
Lengkung Horizontal
(m)
L
(m)
Tinggi
Bahu Jln
(m)
Beda
Tinggi
(m)
Kemiringan
(%)
Ket.
STA.
(m)
TINGGI
Kemiringan
Klasifikasi
Rata-rata
(%)
Medan
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
III-3
BAB IV
Pengukuran Poligon Tertutup
4.1. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui cara penggunaan alat ukur theodolite
2. Mengetahui metode membuat poligon tertutup pada pengukuran luasan.
3. Mengetahui cara perhitungan sudut pada poligon tertutup
4. Mengetahui metode pembuatan garis kontur pada metode poligon tetutup.
4.2. Alat yang Digunakan
1. Theodolite satu set
2. Roll Meter
3. Patok Sebanyak 7 patok
4. Tali Rafia
5. Payung
6. Tabel lapangan
4.3. Teori Dasar
1. Pengertian
Untuk melakukan pengukuran dilapangan digunakan metode pengukuran
poligon. Dimana poligon merupakan suatu rangkaian garis lurus (garis
khayal) yang menghubungkan titk-titik yang ada dipermukaan bumi dan
merupakan suatu objek pengukuran. Pada rangkaian garis tersebut
diperlukan jarak mendatar yang digunakan untuk menentukan horizontal
dari titik-titk poligon, yaitu letak dari suatu titik-titik yang lain yang
terdapat dalam suatu sistim koordinat. Ada beberapa macam bentuk
poligon, antara lain :
a) Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah suatu poligon dimana titik/stasiun terakhir tidak
kembali ke tititk/stasiun pertama. Poligon trbuka ini terdiri atas tiga
bagian, yaitu :
IV-1
Poligon lepas, jika hanya satu titik pada poligon tersebut yang
diketahui koordinatnya. Contoh : titk 0 diketahui koordinatnya dan
koordinat lainnya dicari.
1-2
U
3
0-1
2-3
2
P0
0-1
2-B
A-
1-2
Poligon Terikat sempurna , jika 2 titik awal dan 2 titik akhir dari
poligon diketahui koordinatnya.
IV-2
U
B
B-0
A-B
A
b)
1-2
1-D
0-1
0
Gambar 4.3 Poligon Terikat Sempurna
Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah suatu bentuk poligon yang mempunyai titik
awal yang juga merupakan titik akhir dari poligon tersebut. Dengan
kata lain, salah satu dari titik poligon itu dikaitkan pada titik yang
diketahui koordinatnya. Jadi umumnya terdapat perhitungan tertentu
yang akan kembali pada hasil semula, misalnya : perhitungan azimut
benar, tinggi titik dan koordinat titik.
U
U
U
1-2
1
0-1
2-3
2
4-0
3-4
Tempatkan skala nol pita ukur tepat di atas pusat tanda titik A.
Jika skala titik nol tersebut dikatakan sebagai P1 maka P1 = 0.
............(4.1)
: n = muka belakang
: n = belakang muka
............(4.2)
Keterangan:
n
muka
............(4.3)
Keterangan :
n- det
detail
= sudut horizontal antara detail dengan patok n1dengan arah putaran sama dengan arah putaran
jarum jam ()
= pembacaan sudut horizontal pada detail ()
............(4.4)
Keterangan :
K
IV-5
= jumlah Patok
kesalahan k
n
n
............(4.5)
Keterangan:
= jumlah Patok
n = n-1 - n - 180
Sudut luar:
n = n-1 + n - 180
.......(4.6)
Keterangan :
n
n-1
Koreksi per-patok.
b. Detail (det.n)
det.n = n + det.n - n
............(4.7)
Keterangan :
n
det.n
det.n
............(4.8)
Keterangan :
IV-6
ba
bb
............(4.9)
Keterangan :
Dxn
Dpn
= Dp Cos n
..........(4.10)
Keterangan :
Dyn
Dpn
Keterangan :
b.
Dpn-det
ba
bb
..........(4.12)
Keterangan :
Dxn-det = jarak horisontal antara patok n dan detail (m).
Dpn-det = jarak proyeksi patok n dan detail (m).
n-det
IV-7
Dyn-det
..........(4.13)
Keterangan :
Dyn-det = jarak vertikal antara patok n dan detail (m).
Dpn-det = jarak proyeksi patok n dan detail (m).
n-det
(Dxn)
Dpn
Dpn
..........(4.14)
x(Dxn)
keterangan :
( Dxn )
Dpn
Dpn
Dxn
(Dyn)
Dpn
Dpn
x(Dyn)
..........(4.15)
keterangan :
( Dyn )
Dpn
Dpn
Dyn
(Dxn) 2 (Dyn) 2
( 1)
Dpn
..........(4.16)
IV-8
Dxn
Dyn
Dpn
Xn
..........(4.17)
keterangan :
Xn
Xn-1
Dxn-1
Dxn-1
b. Detail
= Xn Dxn-det
Xndet
..........(4.18)
keterangan :
Xndet
Xn
= Koordinat
sumbu
utama (m).
Dxn-det
..........(4.19)
keterangan :
Yn
Yn-1
Dyn-1
IV-9
b. Detail
Ydet
= Yn Dydet
..........(4.20)
Keterangan :
Yndet
Yn
Dyn-det
(L)
( X n .Yn1 X n1.Yn )
2
..........(4.21)
Keterangan :
L
Xn
Yn +1
Xn + 1
Yn
..........(4.22)
Keterangan :
H
Tps
Ba
Bb
Bt
IV-10
..........(4.23)
Keterangan :
H
Tps
hP
..........(4.24)
Keterangan :
Hn
(H )
Dpn
( H )
Dpn
..........(4.25)
Keterangan :
H
Dpn
Dpn
..........(4.25)
Keterangan :
Hdet
Tps
ba
IV-11
bt
..........(4.26)
Keterangan :
H
Tps
hP
Hn
..........(4.26)
keterangan :
Hn
Hn-1
Hn-1
Hn-1
b. Detail
Hdet
Hn Hdet
..........(4.27)
Keterangan :
Hdet
Hn
Hdet
IV-12
diberi detail 1, 2 , dan 3 sedangkan detail pada sudut dalam diberi detail a, b
, dan c
6. Sebelum berpindah ke patok selanjutnya, ukur tinggi pesawat dengan
menggunakan bak ukur. Tinggi pesawat adalah jarak antara permukaan
tanah tempat patok dipasang hingga pusat lensa obyektif teropong yang
ditandai dengan tanda titik pada bagian samping teropong dekat lensa
obyketif.
7. Demikianlah pengukuran selanjutnya dilakukan hingga patok terakhir.
IV-14
P1
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
Po
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-15
P1
P2
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
P0
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-16
P2
P3
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
P1
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-17
P3
P4
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
P2
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-18
P4
P5
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
P3
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-19
P5
P6
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
P4
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-20
P6
P0
TINGGI
ALAT
(mm)
NOMOR TITIK
STASIU
N
ARAH
PATOK
1
2
P5
:
:
:
SURVEYOR
TYPE ALAT / NO
TANGGAL
BENANG
ATAS
BAWAH
4
5
TENGA
H
6
AZIMUT
'
7
''
8
:
:
:
PEMBACAAN SUDUT
HORIZONTAL
VERTIKAL
O
O
'
''
'
''
9
10
11
12
13
14
CUACA
DAERAH
LOKASI
JARAK
MIRING
DATAR
OPTIS RANTAI RATA2 RANTAI
15
16
17
18
Sketsa:
HALAMAN
JENIS POLYGON
:
:
DIPERIKSA
19
KETERANGAN
IV-21
BAB V
Stoking Out Poligon Tertutup
5.1. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui letak
titik-titik suatu bangunan di daerah pengukuran terhadap titik ikat poligon
yang didapat dari koordinat titik tersebut pada peta.
sudut
dari
titik-titik
tersebut
dilakukan
dengan
Arc tan
2
Koordinat y titik bangunan Koordinat y titik referensi
Keterangan:
V-1
V-2
Untuk gambar kerja dibuat di kertas A3 secara manual (format gambar terlampir).
Susunan Laporan
Lembar Sampul
Kata Pengantar
Lembar Pengesahan
Kartu Kontrol
Lembar Asistensi
Daftar Isi
Isi Laporan
Lampiran
Lampiran-1
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM UKUR TANAH
Oleh :
Kelompok I :
MUHAMMAD YAHDIMAN
INSAN DERMAWAN
EVI JAYANTI
D11108001
D11108336
D11108893
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
29,7 cm
2. Format Gambar
42 cm
Lampiran-2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
KARTU KONTROL .....................................................................................
LEMBAR ASISTENSI .................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
Lampiran-4
Lampiran 3
Gambar Alat
Lampiran-5
Lampiran-6
Lampiran-7
Lampiran-8
Lampiran 4
Lampiran-9
1.
2.
3..
4.
5.
6.
7.
8.
Nama
: A. Fadly
Stambuk
: D 111 10 122
Telepon
: 085399777443
Nama
: Dzulqarnain
Stambuk
: D 111 10 289
Telepon
: 085343622689
Nama
: Ulfa fatmasari
Stambuk
: D 111 10 104
Telepon
:-
Nama
: Athirah Pratiwi
Stambuk
: D 111 10 008
Telepon
:-
Nama
Stambuk
: D 111 10 013
Telepon
:-
Nama
: Jumran S
Stambuk
: D 121 11 255
Telepon
: 085241794978
Nama
Stambuk
: D 111 11 901
Telepon
: 081242828298
Nama
Stambuk
: D 111 11 295
Telepon
: 085255842678
Lampiran-10