Anda di halaman 1dari 4

RS PKU MUHAMMADIYAH

SAMPANGAN SURAKARTA PENCEGAHAN


IADP REKOMENDASI WHO

Nomor
Dokumen : Revisi ke : 000 Halaman : 1/4

SEhat- aManah-
taNGGungjawab- Islami

Ditetapkan
Direktur,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR 1 Juni 2018
OPERASIONAL
dr.R.Ariswati M.Kes
NBM.11046197827348
Pengertian Suatu cara atau teknik pencegahan terjadinya infeksi
aliran darah primer (IADP) yang direkomendasikan
oleh WHO.

Tujuan Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk


mencegah terjadinya infeksi aliran darah primer
(IADP).

Prosedur 1. Lakukan Pendidikan dan Pelatihan kepada Petugas


Medis terkait dengan indikasi pemakaian alat,
intravaskuler, prosedur pemasangan, perawatan
luka insersi dan peralatan intravaskuler;
2. Surveilans infeksi aliran darah primer (IADP);
a. Laksanakan surveilans untuk mengetahui
adanya infeksi;
b. Palpasi dengan tangan setiap hari pada lokasi
pemasangan kateter melalui perban untuk
mengetahui adanya pembengkakan.
3. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
palpasi, pemasangan dan penggantian alat
intravaskuler/ganti perban;
4. Gunakan APD saat pemasangan dan perawatan
kateter;
 Gunakan sarung tangan saat mengganti perban
alat intravaskuler.
RS PKU MUHAMMADIYAH
SAMPANGAN SURAKARTA PENCEGAHAN
IADP REKOMENDASI WHO

Nomor
Dokumen : Revisi ke : 000 Halaman : 2/4

SEhat- aManah-
taNGGungjawab- Islami

Prosedur 5. Pemasangan kateter intravena :


a. Jangan menyingkat prosedur pemasangan
kateter yang sudah ditentukan;
b. Bersihkan kulit di lokasi dengan antiseptik
yang sesuai, sebelum pemasangan kateter;
c. Biarkan antiseptik mengering pada lokasi
sebelum memasang;
d. Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah
kulit dibersihkan dengan antiseptik;
e. Gunakan perban transparan untuk menutup
lokasi pemasangan;
f. Ganti perban bila basah, atau kotor;
g. Hindari sentuhan yang mengkontaminasi lokasi
kateter saat mengganti perban.
6. Pemilihan dan Penggantian Alat intravaskuler :
a. Pilih alat yang risiko komplikasinya relatif
rendah;
b. Lepas semua jenis peralatan intravaskuler bila
sudah tidak ada indikasi klinis;
c. Periksa secara visual lokasi pemasangan kateter
untuk mengetahui apakah ada pembengkakan,
demam tanpa adanya penyebab yang jelas, atau
gejala infeksi lokal atau infeksi bakterimia;
d. Pada pasien yang memakai perban tebal
sehingga susah diraba atau dilihat, lepas
perban terlebih dahulu, periksa secara visual
setiap hari dan pasang perban baru;
e. Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter di
lokasi yang dapat dilihat dengan jelas.
7. Penggantian Perlengkapan dan cairan intravena :
a. Secara umum, set perlengkapan intravaskuler
terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung
selang yang masuk ke kontainer cairan infus
sampai ke hubungan alat;
b. Ganti selang penghubung tersebut bila alat
vaskuler diganti;

RS PKU MUHAMMADIYAH
SAMPANGAN SURAKARTA
PENCEGAHAN
IADP REKOMENDASI WHO

Nomor
Dokumen : Revisi ke : 000 Halaman : 3/4

SEhat- aManah-
taNGGungjawab- Islami

Prosedur c. Ganti selang IV, termasuk selang piggyback


dan stopcock dengan yang tidak kurang dari 72
jam, kecuali bila ada indikasi klinis;
d. Ganti selang yang dipakai untuk memasukkan
darah, komponen darah atau emulsi lemak
dalam 24 jam dari diawalinya infus.
8. Penggantian alat administrasi set :
a. Set administrasi diganti tidak kurang dari 72
jam;
b. Set administrasi untuk tranfusi darah, produk
darah, emulsi lemak dalam waktu 24 jam;
c. Intermiten infus dalam 24 jam.
9. Cairan parenteral :
a. Infus harus diselesaikan dalam waktu 24 jam
untuk satu botol parenteral yang mengandung
lemak.
b. Bila hanya emulsi lemak yang diberikan,
selesaikan infus dalam 12 jam setelah botol
emulsi mulai digunakan.
10. Port injeksi intravena :
a. Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70%
sebelum mengakses sistem;
b. Campurkan seluruh cairan parenteral dalam
laminar-flow hood dengan menggunakan
teknik aseptik.
11. Menggunakan vial multi dosis :
a. Dinginkan dalam kulkas vial multi dosis yang
dibuka, bila direkomendasikan oleh pabrik;
b. Bersihkan karet penutup vial multi dosis
dengan menggunakan alkohol 70% sebelum
menusukkan alat ke vial;
c. Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil
cairan dari vial multi dosis, dan hindari
kontaminasi alat sebelum menembus karet vial.
d. Buang vial multi dosis bila sudah kosong, bila
dicurigai atau terlihat adanya kontaminasi, atau
bila telah mencapai kadaluarsa.

RS PKU MUHAMMADIYAH
SAMPANGAN SURAKARTA PENCEGAHAN
IADP REKOMENDASI WHO

Nomor
Dokumen : Revisi ke : 000 Halaman : 4/4

SEhat- aManah-
taNGGungjawab- Islami

Prosedur 12. Profilaksis Antimikroba :


 Jangan memberikan antimikroba sebagai
prosedur rutin sebelum pemasangan atau
selama pemakaian alat intravaskuler untuk
mencegah kolonisasi kateter atau infeksi
bakterimia.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap;


2. Ruang Rawat Jalan;
3. Instalasi Farmasi.

Anda mungkin juga menyukai