e-ISSN: 2548-5547
p-ISSN: 2503-0671
http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index
1
Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Sumatera Utara 22733, Indonesia
2
SMA Negeri 2 Padangsidimpuan, Sumatera Utara 22733, Indonesia
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberi
pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada materi segi empat pokok
bahasan persegi dan persegi panjang. Jenis penelitian adalah studi kasus deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VII(6) SMP Negeri 15 Medan yang berjumlah 40 orang, kemudian diangkat subjek yang
dianalisis secara kualitatif ditinjau dari aspek indikator kemampuan (tinggi, sedang dan rendah), aspek kesalahan
dan aspek jawaban kosong. Instrumen penelitian terdiri dari: Tes kemampuan komunikasi matematis dan lembar
panduan wawancara. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa 22,5% kategori tinggi,
37,5% kategori sedang dan 40% kategori rendah. Selanjutnya melalui analisis kualitatif diperoleh kesimpulan
bahwa: 1) Siswa berkemampuan tinggi yaitu mampu dalam berkomunikasi secara matematis dengan baik; 2) Siswa
berkemampuan sedang kurang mampu dalam bekomunikasi secara matematis; 3) Siswa berkemampuan rendah
tidak mampu berkomunikasi secara matematis; 4) Kesalahan siswa terjadi dalam memahami permasalahan,
menggunakan konsep-konsep dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah; 5) Pada jawaban
kosong siswa tidak mampu memahami langkah-langkah penyelesaian masalah, siswa kurang mampu dalam
menggunakan dan menerapkan operasi hitung, siswa tidak mampu memahami konsep-konsep dalam penyelesaian
masalah.
Abstract
This article aims to describe the quality of mathematical communication skills of students who are given learning
with Realistic Mathematics Education (RME) approach on rectangular material, square and rectangular subject
matter. This type of research is a qualitative descriptive case study. The subjects of this study were students of class
VII(6) of SMP Negeri 15 Medan totaling 40 people, then the subject was analyzed qualitatively from the aspect of
capability indicators (high, medium and low), Error aspects and empty answer aspects. The research instrument
consisted of mathematical communication skills test and interview guide sheet. Data analysis techniques included
data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that students'
mathematical communication skills were 22.5% in the high category, 37.5% in the medium category and 40% in
*Penulis Korespondensi 83
Email Address : marzuki.ahmad45@yahoo.com
Handphone : +62 853 5964 2388
JURNAL GANTANG. September 2018; III(2): 83 – 95
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547
the low category. Furthermore, through qualitative analysis, it was concluded that: 1) Students with high abilities
are able to communicate mathematically well; 2) Students with average abilities are less capable in communicating
mathematically; 3) Low-ability students are not able to communicate mathematically; 4) Student errors occur in
understanding problems, using concepts and steps needed to solve problems; 5) In the empty answer students are
not able to understand the problem solving steps, students are less able to use and apply the counting operation,
students are not able to understand the concepts in solving problems.
.
Keywords: qualitative analysis; mathematical communication; realistic mathematics
84
Ahmad & Nasution: Analisis Kualitatif …(11)
maupun guru dituntut agar mampu materi yang telah diajarkan yang sebelumnya
mengkomunikasikan pemikirannya terkait materi dan masih hubungannya dengan materi yang
yang sedang dipelajari. akan diajarkan ternyata kebanyakan siswa
Komunikasi matematika merupakan alat kurang mengerti materi yang mana yang ada
bantu dalam transmisi pengetahuan matematika hubungannya, (2) masih banyak siswa yang
dalam membangun pengetahuan matematika kurang mampu menyatakan benda nyata, gambar
pada kegiatan pembelajaran (Izzati & Suryadi, dan diagram ke alam idea matematika dan
2010). Selanjutnya Baroody (1993) kurang mampu menyatakan peristiwa sehari-hari
mengungkapkan bahwa dalam komunikasi dalam bahasa atau simbol matematika (3)
matematika terdapat beberapa aspek yang harus sebagian besar siswa tidak mampu
dipenuhi yaitu kemampuan menyajikan, menyelesaikan masalah-masalah matematika
kemampuan mendengarkan, kemampuan yang berkaitan dengan dunia real atau masalah
membaca atau memahami, kemampuan yang ada di sekitar siswa. Dari ungkapan ini
mendiskusikan, dan kemampuan menuliskan dapat diduga bahwa kemampuan komunikasi
ide matematika ke dalam bahasa matematika. matematis siswa masih rendah. Selanjutnya
Selain itu, indikator kemampuan siswa dalam berdasarkan pemberian tes dignostik yang
berkomunikasi secara matematis dalam dilakukan peneliti pada satu kelas disekolah
pembelajaran matematika menurut Ansari (2012) tersebut melaui pemberian tes kemampuan
adalah (1) menyatakan ide matematika dengan komunikasi matematis siswa juga memberi
berbicara, menulis, demonstrasi dan gambaran bahwa kemampuan komunikasi
menggambarkannya dalam bentuk visual, (2) matematis siswa rendah.
memahami, menginterpretasi, dan menilai ide Keberhasilan seorang siswa dalam
matematik yang disajikan dalam tulisan, lisan belajar matematika tergantung pada kemampuan
atau bentuk visual, (3) menggunakan bahasa, berpikirnya dan kemampuannya dalam
notasi dan struktur matematika untuk berkomunikasi secara matematis. Begitu juga
menyatakan ide, menggambar hubungan dan dengan guru, seorang guru harus dapat memilih
pembuatan model. pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
Kemampuan komunikasi matematis materi pelajaran dan konteks dunia nyata siswa.
dalam penelitian ini adalah kemampuan Paradigma baru pendidikan lebih menekankan
berkomunikasi matematika secara tulisan. pada peserta didik memiliki potensi utama dalam
Kemampuan komunikasi matematis diukur aktivitas sementara guru berperan sebagai
melalui: (1) menyatakan permasalahan fasilitator yang membimbing siswa kearah
kehidupan sehari-hari kedalam model atau pembentukan pengetahuan oleh diri mereka
bahasa matematika, (2) menginterpretasikan sendiri (Hadi, 2017). Dengan demikian perlu
gambar ke dalam simbol atau bahasa memilih pendekatan pembelajaran yang dapat
matematika, (3) menuliskan informasi dari membangkitkan dan mendorong timbulnya
pernyataan ke dalam model atau bahasa aktivitas aktif siswa dalam pembelajaran yang
matematika. pada akhirnya kemampuan komunikasi
Berdasarkan pengamatan yang peneliti matematis siswa dapat meningkat.
dilaksanakan di salah satu SMP kota Medan Terdapat beberapa pendekatan dalam
selama 3 (tiga) hari pada bulan Januari tahun pembelajaran matematika yaitu pendekatan
2013 diperoleh informasi bahwa sebagian besar pemecahan masalah, pendekatan open-ended,
siswa mempunyai kemampuan rendah dalam pendekatan problem posing, pendekatan
pelajaran matematika. Hal ini dilihat dari pembebelajaran berbasis masalah dan
adanya gejala-gejala sebagai berikut: (1) pendekatan pembelajaran matematika realistik.
terhadap pertanyaan diajukan oleh guru pada Pendekatan pembelajaran yang memberikan
85
JURNAL GANTANG. September 2018; III(2): 83 – 95
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547
kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi Peran guru dalam pembelajaran dengan
materi pelajaran dan penekanan seimbang pendekatan PMR adalah sebagai pembimbing
terhadap konsep matematisasi adalah pendekatan dan fasilitator bagi siswa. Siswa tidak dipandang
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). sebagai penerima pasif atau sebagai botol
Pembelajaran dengan pendekatan PMR kosong yang harus diisi dengan air akan tetapi,
senantiasa berangkat dari dunia nyata ke dunia siswa adalah sebagai individu yang memiliki
simbol/bahasa matematika dan dilanjutkan pada potensi dasar untuk mengembangkan ilmu
pembentukan konsep matematika yang pengetahuan dalam dirinya yang dapat aktif
dilanjutkan dengan menerapkan konsep tersebut mengkonstruksi pengetahuannya. Belajar
dalam pemecahan permasalahan kehidupan mandiri yang dilakukan siswa terhadap suatu
sehari-hari. materi tertantu merupakan cara yang efektif
Hal ini dimungkinkan karena dalam dalam menemukan ilmu pengetahuan baru
pembelajaran matematika realistik pembelajaran (Hadi, 2017). Selanjutnya di dalam PMR
dimulai dari sesuatu yang riil atau sesuatu diharapkan siswa tidak sekedar aktif sendiri,
yang dekat dengan kehidupan nyata siswa. tetapi ada aktivitas bersama diantara sesama
Realistik tidak diharuskan nyata/ada, tetapi siswa dan dengan guru (interaktivitas). Dalam
juga boleh hanya dapat dibayangkan pembelajaran siswa seharusnya tidak dianggap
(Afriansyah, 2016). Sesuatu yang dapat sebagai penerima pasif dengan sekedar
dibayangkan oleh peserta didik yang melakukan menggunakan rumus dan prosedur tertentu untuk
kegiatan belajar mengajar terkait konsep yang menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi lebih
dipelajari dapat dimanfaatkan dalam proses dari itu peserta didik diberi kesempatan dan
pembelajaran (Febrian & Perdana, 2017). dibimbing mengembangkan kemampuan
Sehingga siswa dapat terlibat dalam proses bermatematikanya dalam proses penemuan
pembelajaran secara bermakna dan dapat kembali (reinvent) konsep itu sendiri
dibermaknakan. (Mendrofa, 2017). Proses pembelajaran seperti
PMR merupakan suatu pendekatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar bermatematika siswa secara optimal.
matematika. PMR dikembangkan dengan prinsip Beberapa penelitian pendahulu
dasar, yaitu (1) Guided Reinvention and mengungkapkan bahwa PMR dapat
Progressive Mathematization (Penemuan meningkatkan kemampuan komunikasi
Terbimbing dan Bermatematika secara matematis siswa. Besarnya pencapaian nilai
Progresif, (2) Didactical Phenomenology rata-rata kemampuan komunikasi matematis
(Penomena dalam Pembelajaran dan (3) Self- siswa yang diajar melalui PMR lebih baik dari
developed Models (Pengembangan Model pada melalui pembelajaran biasa dimana melalui
Secara Mandiri) (Gravemeijer, 1994). Sesuai PMR diperoleh 63,96 dan melalui pembelajaran
dengan prinsif pembelajaran matematika konvensional adalah 47,46 (Haji & Abdullah,
realistik di atas, dalam pembelajaran dengan 2016). Sementara itu, besarnya peningkatan
pendekatan PMR perlu memperhatikan kemampuan komunikasi matematis siswa
karakteristik PMR sebagaimana yang yang diajar melalui PMR adalah 0,51.
diungkapkan Treffers yaitu: (1) penggunaan Selanjutnya (Rahmawati, 2013) menyimpulkan
konteks dalam pembelajaran, (2) penggunaan bahwa kemampuan komunikasi matematis
model untuk mengembangkan matematisasi siswa yang diajar dengan pendekatan
progressif, (3) pemampaatan hasil kontruksi pendidikan matematika realistik lebih baik
siswa, (4) terjadi Intraktivitas guru dan siswa, (5) dari pada dengan pendekatan konvensional
keterkaitan materi-materi matematika (Wijaya, (ekspositori) dan pendidikan matematika
2012). realistik sangat potensial diterapkan dalam
86
Ahmad & Nasution: Analisis Kualitatif …(11)
88
Ahmad & Nasution: Analisis Kualitatif …(11)
dikumpulkan, baik melalui tes maupun kesediaan siswa untuk dianalisis serta dapat
wawancara dan catatan lapangan. Penarikan memberi informasi yang bersifat akurat tentang
kesimpulan ini meliputi deskripsi kualitas kemampuan komunikasi matematis siswa dari
kemampuan komunikasi matematis siswa yang subjek utama diangkat siswa yang dianalisis
diberi pembelajaran dengan pendekatan PMR secara kualitatif sebagaimana terdapat pada tabel
yang ditinjau dari aspek indicator: aspek berikut.
kesalahan siswa; aspek jawaban unik; dan aspek Tabel 1.
jawaban kosong. Siswa yang terpilih sebagai subjek wawancara
III. Hasil dan Pembahasan Aspek
Jenis
Secara kuantitatif, tingkat kemampuan No. Pengangkatan Kode siswa
Kelamin
Subjek
komunikasi matematis siswa dari hasil tes dapat 1. Kemampuan tinggi SKM-1 Laki-Laki
dilihat pada diagram batang berikut ini: 2. Kemampuan sedang SKM-14 Perempuan
3. Kemampuan rendah SKM-25 Perempuan
SKM-34 Laki-Laki
4. Kesalahan
SKM-38 Laki-Laki
5. Jawaban kosong SKM-2 Laki-Laki
Ket: SKM= Subjek Komunikasi Matematis
Diagonal pada persegi panjang; (g) Apa yang tidak sama panjang, dan menuliskan sudut serta
dapat kamu simpulkan dari persegi panjang dalam menuliskan kesimpulan.
PQRS?”. Adapun jawaban SKM-1 adalah Berikut dibawah ini disajikan transkrip
sebagai berikut. wawancara terhadap SKM-1 sebagai triangulasi
dari deskripsi pengamatan tentang lembar
jawaban siswa.
Transkrip Wawancara SKM-1, No.1
P : Saya tertarik dengan jawaban yang
anda berikan waktu tes. Kita akan
membicarakan tentang jawaban anda
tersebut ya! Sekarang coba anda
bacakan soal nomor 1 tes kemampuan
komunikasi matematis
SKM-1 : (Membaca soal)
Perhatikan gambar persegi panjang
PQRS di bawah ini.
Tuliskanlah! (a) Pasangan sisi yang
sama panjang; (b) Pasangan Sisi yang
sejajar; (c) Sisi yang tidak sama
panjang; (d) Semua sudut siku-siku
dari persegi panjang PQRS; (e)
Diagonal pada persegi panjang; (f)
Apa yang dapat kamu simpulkan dari
persegi panjang PQRS.
Gambar 3. Jawaban kemampuan komunikasi P : Apakah bisa memahami soal tersebut?
matematis siswa nomor 1 SKM-1 : Saya paham pak.
P : Apa kira-kira yang anda pahami dari
Berdasarkan jawaban diatas dapat soal tersebut?
diperhatikan bahwa siswa dapat menyelesaikan SKM-1 : Persegi panjang PQRS.
soal komunikasi matematis dalam P : Coba sebutkan yang diketahui!
menginterpretasikan gambar ke dalam model SKM-1 : Yang diketahi dalam soal adalah
matematika tentang menentukan bagaimana persegi panjang PQRS.
sifat-sifat persegi panjang dalam menentukan P : Apa kira-kira yang ditanyaan dari soal
tersebut?
pasangan sisi yang sama panjang, pasangan sisi
SKM-1 : Yang ditanyakan adalah (a) Pasangan
yang sejajar, sisi yang tidak sama panjang, sudut sisi yang sama panjang; (b) Pasangan
siku-siku, diagonal dan membuat kesimpulandan Sisi yang sejajar; (c) Sisi yang tidak
kemampuan komunikasi matematis siswa sama panjang; (d) Semua sudut siku-
memenuhi standar indikator, dimana siswa dapat siku; (e) Diagonal sisi; (f) kesimpulkan
menyelesaikan permasalahan nomor 1 dengan dari persegi panjang PQRS.
jelas dan komunikasinya terpenuhi. Berdasarkan P : Berdasarkan persegi panjang PQRS,
manakah dari sisi tersebut yang
jawaban siswa peneliti mendeskripsikan ditinjau merupakan sisi yang sama panjang?
dari aspek indikator bahwa dalam SKM-1 : Sisi PQ sama panjang dengan sisi SR
menginterpretasikan gambar ke dalam model dan sisi PS sama dengan sisi QR.
matematika yaitu siswa memahami sifat-sifat P : Apakah sisi PQ tidak sama panjang
gambar persegi panjang yang diberikan, siswa dengan sisi QR?
mampu menggunakan bahasa matematika dan SKM-1 : Tidak.
simbol secara tepat baik dalam penulisan sisi sisi P : Kemudian tentang pasangan sisi yang
sejajar, Manakah dari gambar yang
yang sama panjang, sisi yang sejajar, sisi yang
merupakan sisi yang sejajar?
90
Ahmad & Nasution: Analisis Kualitatif …(11)
SKM-1 : Sisi PQ sejajar dengan sisi SR dan sisi dideskripsikan bahwa; Dalam
PS sejajar dengan sisi QR. menginterpretasikan gambar ke dalam model
P : Sisi mana yang tidak sama panjang? matematika yaitu siswa memahami sifat-sifat
SKM-1 : PQ tidak sama panjang dengan QR, gambar yang diberikan, siswa mampu
RS tidak sama panjang dengan QR, menggunakan bahasa matematika dan simbol
PQ tidak sama panjang dengan PS, SR
tidak sama panjang dengan PS. secara tepat, siswa dapat menginterpretasikan
P Kemudian, apakah pada persegi gambar ke dalam model matematika dengan
panjang PQRS ini terdapat diagonal? lengkap dan benar.
SKM-1 Ada. Berdasarkan temuan penelitian sesuai
P Coba anda sebutkan diagonal-diagonal dengan teknik analisis data yang dilakukan maka
tersebut! pada pembahasan penelitian yang dilakukan
SKM-1 Diagonal PR dengan diagonal QS. terhadap keseluruan aspek dapat ditarik
P : Kemudian coba sebutkan diagonal- kesimpulan (Conclusions) kemampuan
diagonal yang ada pada persegi komunikasi matematis siswa yang diberi
panjang tersebut.
pembelajaran dengan pendekatan PMR sebagai
SKM-1 : Diagonal sisi PR dan diagonal sisi QS.
berikut.
P : Apa yang dapat kamu simpulkan
tentang persegi panjang PQRS a. Kemampuan komunikasi matematis siswa
tersebut? kategori tinggi.
SKM-1 : Kesimpulannya adalah: persegi Berdasarkan tinjauan dari aspek
panjang PQRS adalah bagun segi indikator kemampuan dalam Menyatakan
empat yang memiliki dua buah sisi masalah kehidupan sehari-hari kedalam model
yang sejajar dan sama panjang dua atau bahasa matematika diperoleh temuan
buah diagonal dan empat buah sudut
penelitian bahwa Siswa dapat memahami
siku-siku.
P Anda mengatakan empat sudut siku- permasalahan dengan baik, siswa memahami
siku, dari mana anda mengatakan hal model atau bahasa matematik dengan baik, siswa
tersebut? dapat menuliskan masalah kehidupan sehari-hari
SKM-1 Dari sketsa Pak. kedalam model atau bahasa matematika dengan
P : Coba anda sebutkan empat sudut lengkap dan benar disimpulkan bahwa siswa
tersebut! mampu menyatakan masalah kehidupan sehari-
SKM-1 : Semua sudut siku-siku dari persegi hari kedalam model atau bahasa matematika
panjang PQRS adalah PQR,
QRS, RSP, SPQ. dengan baik dan benar.
P : Oke… Baik, terimakasih Berdasarkan tinjauan dari aspek
SKM-1 : Sama-sama. indikator kemampuan dalam
Menginterpretasikan gambar ke dalam model
matematika diperoleh temuan penelitian bahwa
Berdasarkan data kutipan wawancara siswa memahami sifat-sifat gambar yang
diatas siswa dapat memberi jawaban wawancara diberikan, siswa mampu menggunakan bahasa
dimana siswa dapat memberikan informasi yang matematika dan simbol secara tepat, siswa dapat
dari gambar kedalam model matematika dan menginterpretasikan gambar ke dalam model
dapat memberikan kesimpulan sesuai dengan matematika dengan lengkap dan benar
pemahamannya seuai dengan impormasi yang disimpulkan bahwa siswa mampu
diperoleh dari gambar. Dengan membandingkan menginterpretasikan gambar ke dalam model
hasil pengamatan dari lembar jawaban siswa dan matematika dengan lengkap dan benar.
hasil wawancara terhadap subjek maka Berdasarkan tinjauan dari aspek
berdasarkan wawancara yang diperoleh indikator kemampuan dalam menuliskan
informasi dari pernyataan kedalam bahasa
91
JURNAL GANTANG. September 2018; III(2): 83 – 95
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547
matematika diperoleh temuan penelitian bahwa pernyataan dengan baik, sebagian besar siswa
siswa dapat memahami pernyataan dengan baik, mampu mengubah imformasi yang terdapat di
siswa mampu menuliskan pernyataan yang dalam pernyataan kedalam bahasa matematika,
kedalam bahasa matematika, siswa mampu sebagian besar siswa mampu menuliskan
menggunakan istilah-istilah untuk pernyataan yang kedalam bahasa matematika,
menginformasikannya kedalam bahasa sebagian besar siswa mampu menggunakan
matematika, siswa dapat mengubah imformasi istilah-istilah untuk menginformasikannya
yang terdapat di dalam pernyataan kedalam kedalam bahasa matematika disimpulkan bahwa
bahasa matematika disimpulkan bahwa siswa siswa hampir mampu menuliskan informasi dari
mampu menuliskan informasi dari pernyataan pernyataan kedalam bahasa matematika lengkap
kedalam bahasa matematika lengkap dan benar. dan benar.
b. Kemampuan komunikasi matematis siswa c. Kemampuan komunikasi matematis siswa
ketegori sedang. kategori rendah.
Berdasarkan tinjauan dari aspek Berdasarkan tinjauan dari aspek
Indikator kemampuan dalam Menyatakan indikator kemampuan dalam menyatakan
masalah kehidupan sehari-hari kedalam model masalah kehidupan sehari-hari kedalam model
atau bahasa matematika diperoleh temuan atau bahasa matematika diperoleh temuan
penelitian bahwa sebagian besar siswa mampu penelitian bahwa Siswa hanya sebahagian kecil
memahami permasalahan dengan baik, sebagian memahami permasalahan dengan baik, siswa
besar siswa mampu memahami model atau hanya sebahagian kecil memahami model atau
bahasa matematik dengan baik, sebagian besar bahasa matematik dengan baik, siswa hanya
siswa mampu menuliskan masalah kehidupan sebahagian kecil dapat menuliskan masalah
sehari-hari kedalam model atau bahasa kehidupan sehari-hari kedalam model atau
matematika dengan lengkap dan benar bahasa matematika dengan lengkap dan benar.
disimpulkan bahwa siswa hampir mampu disimpulkan bahwa siswa kurang mampu
menyatakan masalah kehidupan sehari-hari menyatakan masalah kehidupan sehari-hari
kedalam model atau bahasa matematika dengan kedalam model atau bahasa matematika dengan
baik dan benar. baik dan benar.
Berdasarkan tinjauan dari aspek Berdasarkan tinjauan dari aspek
indikator kemampuan dalam indikator kemampuan dalam
Menginterpretasikan gambar ke dalam model Menginterpretasikan gambar ke dalam model
matematika diperoleh temuan penelitian bahwa matematika diperoleh temuan penelitian bahwa
sebagian besar siswa mampu memahami sifat- Siswa hanya sebahagian kecil memahami sifat-
sifat gambar yang diberikan, sebagian besar sifat gambar yang diberikan, siswa hanya
siswa mampu menggunakan bahasa matematika sebahagian kecil mampu menggunakan bahasa
dan simbol secara tepat, sebagian besar siswa matematika dan simbol secara tepat, siswa hanya
dapat menginterpretasikan gambar ke dalam sebahagian kecil dapat menginterpretasikan
model matematika dengan lengkap dan benar gambar ke dalam model matematika dengan
disimpulkan bahwa siswa hampir mampu dalam lengkap dan benar disimpulkan bahwa siswa
menginterpretasikan gambar ke dalam model kurang mampu dalam menginterpretasikan
matematika dengan lengkap dan benar. gambar ke dalam model matematika dengan
Berdasarkan tinjauan dari aspek lengkap dan benar.
indikator kemampuan dalam menuliskan Berdasarkan tinjauan dari aspek
informasi dari pernyataan kedalam bahasa indikator kemampuan dalam menuliskan
matematika diperoleh temuan penelitian bahwa informasi dari pernyataan kedalam bahasa
sebagian besar siswa mampu memahami matematika diperoleh temuan penelitian bahwa
92
Ahmad & Nasution: Analisis Kualitatif …(11)
94
Ahmad & Nasution: Analisis Kualitatif …(11)
95