Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tiara Dewi Utami

No : 24
Kelas : XII Keperawatan 3

LATAR BELAKANG AKTIFITAS HAM MUNIR SAID THALIB

Munir mewujudkan keseriusannya dalam bidang hukum dengan cara melakukan


pembelaan-pembelaan terhadap sejumlah kasus, terutama pembelaannya terhadap kaum
tertindas. Ia juga mendirikan dan bergabung dengan berbagai organisasi, bahkan juga
membantu pemerintah dalam tim investigasi dan tim penyusunan Rancangan Undang-
Undang (RUU).
Beberapa kasus yang pernah ia tangani yaitu pada kasus Araujo yang dituduh sebagai
pemberontak melawan pemerintahan Indonesia untuk memerdekakan Timor timur dari
Indonesia pada 1992, kasus Marsinah (seorang aktivis buruh) yang dibunuh oleh militer pada
tahun 1994, menjadi penasehat hukum warga Nipah, Madura, dalam kasus pembunuhan
petani-petani oleh militer pada tahun 1993, menjadi penasehat hukum mahasiswa dan petani
di Pasuruan, dalam kasus kerusuhan di PT.Cheil Samsung, dengan tuduhan sebagai otak
kerusuhan pada tahun 1995,[3] Penasehat hukum Muhadi (sopir) yang dituduh melakukan
penembakan terhadap seorang polisi di Madura, Jawa Timur pada 1994, penasehat hukum
para korban dan keluarga Korban Penghilangan Orang secara paksa 24 aktivis politik dan
mahasiswa di Jakarta pada tahun 1997 hingga 1998, penasehat hukum korban dan keluarga
korban pembantaian dalam tragedi Tanjung Priok 1984 hingga 1998, penasehat hukum
korban dan keluarga korban penembakan mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II
(1999), penasehat hukum dan koordinator advokasi kasus- kasus pelanggaran berat HAM
di Aceh, Papua, melalui Kontras. Termasuk beberapa kasus di wilayah Aceh dan Papua yang
dihasilkan dari kebijakan operasi Militer. Munir juga aktif di beberapa kegiatan advokasi
dalam bidang perburuhan, pertanahan, Lingkungan, Gender dan sejumlah kasus pelanggaran
hak sipil dan politik.Pada Tahun 2003, Munir bersikeras untuk ikut dengan sejumlah aktivis
senior dan aktivis pro demokrasi mendatangi DPR paska penyerangan dan kekerasan yang
terjadi di kantor Tempo, padahal ia masih diharuskan beristirahat oleh dokter. 
Pada tahun 2004, Munir juga bergabung dengan Tim advokasi SMPN 56 yang
digusur oleh Pemda. Selain itu, ia juga seorang yang aktif menulis di berbagai media cetak
dan elektronik yang berkaitan dengan tema-tema HAM, Hukum, Reformasi Militer dan
kepolisian, Politik dan perburuhan. Munir adalah sosok pemberani dan tangguh dalam
meneriakkan kebenaran. Ia adalah seorang pengabdi yang teladan, jujur, dan konsisten.
Berkat pengabdiannya itulah, ia mendapatkan pengakuan yang berupa penghargaan dari
dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri, ia dinobatkan sebagai Man Of The Year
1998 versi majalah UMMAT, penghargaan Pin Emas sebagai Lulusan Universitas Brawijaya
yang sukses, sebagai salah seorang tokoh terkenal Indonesia pada abad XX, Majalah Forum
Keadilan. Sementara di luar negeri, ia dinobatkan menjadi As Leader for the Millennium dari
Asia Week pada tahun 2000, The Right Livelihood Award (Alternative Nobel Prizes) untuk
promosi HAM dan kontrol sipil atas militer, Stockholm pada Desember 2000, dan An
Honourable Mention of the 2000 UNESCO Madanjeet Singh Prize atas usaha- usahanya
dalam mempromosikan toleransi dan Anti Kekerasan, Paris, November 2000

Anda mungkin juga menyukai