Disusun Oleh:
Nurhasanah (1986201005)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Budaya Dalam Konseling Lintas Budaya” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
May Dana Izati, M.Pd pada mata kuliah Psikologi Kepribadian. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang budaya dalam konseling lintas
budaya bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun serta mendukung dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Nurhasanah
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan pelaksanaan proses
konselingyang dilakukan antara seorang konselor profesional dan beberapa klien
sekaligus dalamkelompok kecil. Sementara menurut Gazda, konseling kelompok
merupakan hubungan antara beberapa konselor dan beberapa klien yang berfokus
pada pemikiran dan tingkah laku yangdisadari. Layanan konseling kelompok
dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing ataukonselor membantu
memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masinganggota
kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhanya, dan bersifat
pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.masalah atu
topik yang di bahas dalam konseling kelompok bersifat “pribadi” yaitu masalah
yang di bahas merupakan masalah pribadi yang secara langsung di alami, atau
lebih tepta lagi merupakan masalah atau kebutuhan yang sedang di alami oeh para
anggota kelompok yang menyampaikan topik atau masalah.
Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang harus di terapkan,
antara lain asas kerahasiaan, kesukarelaan,keterbukaan, kekinian, kenormatifan.
Di Konseling kelompok dapat berjalan dengan baik apabila komponen-komponen
dalam kelompok itu terbentuk, misalnya di tetapkannya Pemimpin kelompok
(PK), Anggota kelompok (AK). Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai Praktik Konseling Kelompok Menggunakan Pendekatan Solution
Focused Brief Counseling (SFBC).
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konseling kelompok?
2. Apa tujuan konseling kelompok?
3. Apa pengertian dari pendekatan Solution Focused Brief Counseling (SFBC)?
4. Apa tujuan dari pendekatan Solution Focused Brief Counseling (SFBC)?
5. Bagaimana langkah-lngkah dari pendekatan Solution Focused Brief
Counseling (SFBC)?
6. Bagaimana teknik-teknik dari pendekatan Solution Focused Brief Counseling
(SFBC)?
C. Tujuan
1. Mengerti tentang konseling kelompok
2. Mengetahui tujuan konseling kelompok
3. Mengerti tentang pendekatan Solution Focused Brief Counseling (SFBC)
4. Mampu menerapkan langkah-lngkah dari pendekatan Solution Focused
Brief Counseling (SFBC)
5. Mengerti tentang teknik-teknik dari pendekatan Solution Focused Brief
Counseling (SFBC)
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Tujuan Konseling Kelompok
1. Tujuan umum
Tujuan umum layanan Konseling Kelompok adalah berkembang kempuan
sosialisai siswa , khususnya keampuan komunikasi peserta layanan. Dalam
kaitan ini sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan
bersosialisasi/bekomunikasi seseorang sering terganggu oleh persaan, pikiran,
persepsi, wawasa dan sikap yang tidak objektif. Melalui layanan Konseling
Kelompok hal-hal yang mengganggu atau menghimpit persaan dapat di
ungkapkan, di longgarkan melalui berbagai cara, pikiran yang suntuk atau
beku..
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus Konseling Kelompok terfokus pada pembahasan masalah
pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang
intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebur para peserta memperoleh
dua tujuan sekaligus.
a. Terkembangnya perasaaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
terarah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi?
komunikasi.
b. Terpecahkanya masalah individu yang bersangkutan dan di perolehnya
imbasan pemecahan masalah teresbut bagi individu-individu peseerta
layanan Konseling Kelompok.
7
Memberikan pertanyaan keajaiban kepada konseli seperti “seandainya
kamu memilki nilai yang baik apa yang kamu rasakan ?” sehingga untuk
mengetahui tujuan konseli untuk meningkatkan konsep diri akademiknya.
4. Designing and Implementing Intervention (Merancang dan Menetapkan
Intervensi)
Pada tahap ini konseli diberikan intervensi untuk meningkatkan konsep
diri akademiknya, seperti dengan pengecualian situasi apa yang bisa membuat
dia bisa menemunkan solusi agar meningkatnya konsep diri akademiknya dan
dijadikan tugas untuk konseli.
5. Termination, Evaluation and Follow-up (Pengakhiran, Evaluasi, dan Tindak
Lanjut)
Pada tahapan ini konselor memberikan pertanyaan berskala untuk
mengetahui peningkatan konsep diri akademik siswa pada saat sebelum dan
setelah konseling.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mendasar pada pembahasan di atas maka dapat disimpulkan mengenai
pendekatkan Solution-Focused Brief Counseling (SFBC) untuk meningkatkan konsep
diri akademik sebagai berikut.
Konsep diri akademik pada siswa kali ini sudah mulai kurang positifnya
karena kurangnya percaya diri, penerimaan diri, penghargaan pada dirinya, hingga
lingkungan yang tidak efektif bagi pembelajaran dirnya. Apabila hal ini dibiarkan
maka akan membuat siswa tidak bisa meraih prestasi belajar yang maksimal.
Dengan demikian permasalahan konsep diri ini harus segera untuk
diselesaikan dengan cepat agar siswa bisa untuk menyesuikan proses belajar dan
mengejar ketinggalan akibat konsep diri yang rendah.
Untuk meningkatkan konsep diri akademik siswa yang rendak maka perlunya
ada treatment yang tepat sehingga efektif bagi siswa yang dimana sesuai dengan
seting sekolah, karena konsep diri ini merupakan salah satu tugas perkembangan yang
harus diselesaikan oleh siswa dalam masa belajarnya.
Namun pada penedekatan ini konselor akan berkolaborasi dengan konseli dan
stick holder untuk mengontrol perubahan-perubahan yang berkesinambungan dari
suatu perlakuan yang berbeda yang sebagai solusi untuk meningkatkan konsep diri
akademik siswa. Dengan demikian konseli bisa secara cepat dan terkontrol untuk
meningkatkan konsep diri akademik.
Pendekatan Solution-Focused Brief Counseling (SFBC) bisa dilakukan dalam
waktu yang singkat karena pendekat ini berfokus pada perkembanga solusi yang
dibangun oleh konseli tidak pada masalah konseli. Pendekat ini juga efektif
diterapkan pada seting pendidikan karena pada pendekatan ini berfokus pada
kelebihan siswa daripada kelemahannya, dengan waktu yang tidak terlalu panjang,
penekanan konseling pada solusi, dan ketercapaian tujuan. Dengan demikian siswa
bisa menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum pemeblajaran dengan cepat dan efektif
pula bagi konselor yang memiliki waktu terbatas..
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Heri Nugroho, Diah Ayu Puspita, Mulawarman. 2018. Penerapan Solution-
Focused Brief Counseling (SFBC) untuk Meningkatkan Konsep Diri
Akademik Siswa. Jurnal Bikotetik. 12(1). 73-114.
11