Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH HUKUM TATA PEMERINTAH

“PAJAK BUMI DAN BANGUNAN”

PEMBIMBING:

SELY AYU LESTARI, M.Pd.

PENYUSUN:

SITI NUR FITRIANINGSIH (19220017)


TIKA KRISDIANTI (19220018)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
IKIP PGRI BOJONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bojonegoro, 3 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH PUSAT........................................................5
B. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH TINGKAT KABUPATEN/KOTA.............9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bagi setiap orang yang memiliki bisnis ataupun usaha, dengan mendirikan bangunan di atas
tanah pasti sudah tidak asing dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Bangunan yang didirikan
seperti ruko, kios, kantor, rumah kontrakan, hotel, dan lainnya, pasti bersinggungan dengan PBB.
Pajak Bumi dan Bangunan atau yang disingkat PBB, adalah pajak yang ditanggungkan atas tanah
dan bangunan. Pajak tersebut dikenakan karena adanya keuntungan atau kedudukan sosial
ekonomi yang lebih baik, karena hak atas tanah dan bangunan yang sudah ditempatinya. Jadi,
bagi setiap orang khususnya pelaku usaha yang memperoleh manfaat atas tanah dan bangunan
yang ditempatinya, berkewajiban untuk membayar pajak PBB setiap tahunnya.

Jika dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat
kebendaan. Yang berarti, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek yaitu bumi
dan/atau bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut menentukan besarnya barang.
Contoh objek bumi seperti Sawah, Ladang, Kebun, Tanah, Pekarangan dan Tambang. Sedangkan
untuk onjek bangunan yaitu Rumah, Bangunan usaha, Gedung bertingkat, Pusat perbelanjaan,
Pagar mewah, Kolam renang dan Jalan tol. Subjek PBB sendiri adalah orang pribadi dan badan
yang secara nyata memiliki hak atas bumi tersebut dan memperoleh manfaat atas bumi.
Kemudian memiliki bangunan, menguasai bangunan, dan memperoleh manfaat atas bangunan.

Dasar utama pengenaan pajak PBB adalah dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP adalah
harga rata-rata atau harga pasar dari objek pajak pada transaksi jual beli bumi dan bangunan.
NJOP biasanya sudah ditentukan dari Kementrian Keuangan, dan nilai NJOP setiap daerah
berbeda-beda, tergantung faktor-faktor yang memengaruhinya. Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap besarnya nilai NJOP Bumi adalah lokasi, pemanfaatan, peruntukan, dan
kondisi lingkungan sekitar. Sedangkan faktor NJOP bangunan meliputi bahan baku yang
digunakan untuk membangun, lokasi bangunan, kondisi lingkungan sekitar bangunan, dan
rekayasa. Semakin banyak faktor yang memengaruhi, maka akan semakin besar pula pajak PBB
tahunan yang harus dibayarkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Sejarah PBB ?
2. Apa pengertian Objek PBB?
3. Aapa pengertian Subjek PBB?
4. Bagaiman Cara menghitung PBB?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa itu arti sejarah PBB
2. Dapat mengetahui apa itu objek PBB
3. Dapar mengetahui apa itu subyek PBB
4. Dapat mengetahui cara perhitungan PBB
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa disingkat sebagai PBB (bahasa Inggris: United Nations,


disingkat UN) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945
untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa
dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat
didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara
anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai
pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya
berstatus sebagai pengamat.[2] Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member
states) dan termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB,
sedangkan Palestina mempunyai kantor permanen di PBB)[3]

Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di New York, Amerika Serikat, dan
memiliki hak ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi, dan Wina.
Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir, dan sukarela dari negara-negara
anggotanya.

Tujuan utama PBB adalah:

1. Menjaga perdamaian dan keamanan dunia


2. Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan
hak asasi manusia
3. Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan
4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang
membahayakan perdamaian dunia
5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik
bersenjata.

Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt memulai
pembicaraan mengenai badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dengan Perdana Menteri Inggris
Winston Churchill di atas kapal perang Augusta di teluk Newfoundland. Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa disusun dalam sebuah konferensi pada April-Juni 1945. Piagam ini mulai
berlaku pada 24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai beroperasi. Sidang Umum yang pertama –
dihadiri wakil dari 51 negara – baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House,
London).

Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer
di Perang Korea dan Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo, serta menyetujui pendirian
negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode
dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program
pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan
perdamaian di berbagai belahan dunia dengan hasil yang berbeda-beda.

PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan
badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat
mengenai efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam
menjaga perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain
merasa organisasi ini tidak efektif, korup, atau bias.

Sejarah

Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939–


1945). Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga yang tidak diinginkan oleh seluruh
umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang
gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional, dan meningkatkan kerjasama
dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan internasional.

Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen
Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang
pertama menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah
untuk menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan
pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang
menandatangani Piagam Atlantik. Empat kesepakatan Atlantic Charter tersebut adalah

1. Tidak dibenarkan adanya usaha perluasan wilayah


2. Setiap bangsa berhak untuk menentukan usahanya sendiri
3. Setiap bangsa punya hak untuk turut serta dalam perdagangan dunia
4. Perdamaian dunia harus diciptakan agar setiap bangsa hidup bebas dari rasa takut dan
kemiskinan.

Sebagai tindak lanjut Atlantic Charter tersebut, pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB
tentang Organisasi Internasional diadakan di San Francisco, dengan dihadiri oleh 50 pemerintah
negara, dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa (Declaration of the United Nations). PBB resmi dibentuk pada 24
Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan -Prancis,
Republik Tiongkok, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat- dan mayoritas dari 46 negara
anggota lainnya.

Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di
Westminster Central Hall di London pada Januari 1946.[4] Kedudukan organisasi ini awalnya
menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York, mulai
dari 1946 hingga 1952. Penggunaannya sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah
selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat,
saingan awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "get US out of the UN"
pada tahun 1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government"
atau Pemerintah Seluruh Dunia.

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Prancis terlambat diakui oleh
AS sebagai pemerintah resmi Prancis, sehingga Prancis awalnya tidak diikutsertakan dalam
konferensi yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan
menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa
aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada
perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.[5]

Dasar hukum pendirian

Tak lama setelah berdirinya PBB mencari pengakuan sebagai badan hukum internasional
supaya bisa menerima "Ganti Rugi Kepada PBB Atas Cedera yang Dideritanya"[6] dengan
disertai pendapat dari Mahkamah Internasional (ICJ). Pertanyaan yang muncul adalah "Apakah
PBB, sebagai organisasi, memiliki hak untuk meminta klaim internasional terhadap
pemerintahan tertentu terkait cedera yang diderita oleh PBB, yang diduga telah disebabkan oleh
negara/pemerintahan tersebut."

Pengadilan menyatakan: Organisasi ini (PBB) berniat melaksanakan hak, dan kewajiban,
dan pada kenyataannya memang mampu melaksanakan kewajiban, dan menerima hak tertentu
yang hanya mungkin dapat dijelaskan jika memiliki kapasitas kepribadian internasional yang
besar, dan mampu untuk beroperasi dalam ranah internasional. Dengan demikian, Pengadilan
telah sampai pada kesimpulan bahwa Organisasi ini (PBB) adalah Badan Hukum Internasional.

Bahasa resmi

PBB memiliki enam bahasa resmi, yaitu Arab, Tionghoa, Inggris, Prancis, Rusia, dan
Spanyol yang digunakan dalam pertemuan antar pemerintah, dan pembuatan dokumen-dokumen.
Dewan Keamanan menggunakan dua bahasa kerja, bahasa Inggris, dan Prancis, sedangkan
Majelis Umum menggunakan tiga bahasa kerja, bahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol.

Empat dari bahasa resmi adalah bahasa nasional dari anggota tetap Dewan Keamanan
(Britania Raya, dan Amerika Serikat masing-masing menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa utama) sedangkan Bahasa Spanyol dan Arab adalah bahasa dari dua blok terbesar bahasa
resmi di luar negara anggota permanen (Spanyol merupakan bahasa resmi di 20 negara,
sedangkan Arab di 26 negara).

Lima dari bahasa resmi dipilih ketika PBB didirikan; Arab ditambahkan kemudian pada
tahun 1973. Editorial PBB Manual menyatakan bahwa standar untuk dokumen-dokumen bahasa
Inggris adalah menggunakan Bahasa Inggris Britania dengan Ejaan Oxford.
Standar penulisan Bahasa Tionghoa menggunakan Hanzi sederhana, sebelumnya
menggunakan Hanzi tradisional sampai pada tahun 1971 ketika representasi PBB untuk
"Tiongkok" berubah dari Republik Tiongkok ke Republik Rakyat Tiongkok.

Organisasi

PBB saat ini terdiri dari lima organisasi utama, yaitu: Majelis Umum (dewan
musyawarah utama); Dewan Keamanan (dewan yang membuat beberapa resolusi mengikat
mengenai perdamaian, dan keamanan); Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) (dewan yang
mendorong kerjasama dan pembangunan ekonomi sosial internasional); Sekretariat (yang
berfungsi menyediakan studi, informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan PBB); dan Mahkamah
Internasional (badan yudisial utama). Adapun sebuah organ utama PBB yang telah dinonaktifkan
adalah Dewan Perwalian (Trusteeship Council) Perserikatan Bangsa-Bangsa (tidak aktif
semenjak tahun 1994 setelah kemerdekaan Palau, satu-satunya wilayah perwalian PBB yang
tersisa)

Lima dari enam organ utama Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Markas Besar
Perserikatan Bangsa-Bangsa berkedudukan di wilayah internasional di Manhattan, New York
City, USA; sedangkan sebuah organ utama PBB yaitu Mahkamah Internasional berkedudukan di
Den Haag, Belanda.

Adapun lembaga-lembaga besar lainnya berbasis di kantor PBB di Jenewa, Wina, dan
Nairobi. Lembaga PBB lainnya tersebar di seluruh dunia. Lembaga-lembaga khusus yang berada
di bawah Sistem PBB meliputi Grup Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program Pangan
Dunia, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, dan Dana Anak-anak PBB.
Petugas terpenting dalam hierarki PBB adalah Sekretaris Jenderal, yang saat ini dijabat oleh
Antonio Guterres dari Portugal sejak tahun 2017, menggantikan Ban Ki Moon dari Korea
Selatan.[15] Organisasi-organisasi non-pemerintah dapat memperoleh status konsultatif di
ECOSOC dan badan-badan lain untuk berpartisipasi di PBB.

Majelis Umum (General Assembly)

Majelis Umum adalah majelis permusyawaratan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa.


Terdiri dari semua negara anggota PBB, majelis bertemu setiap tahun di bawah pimpinan yang
dipilih dari negara-negara anggota. Selama periode dua minggu awal setiap sesi, semua anggota
memiliki kesempatan untuk berpidato di hadapan majelis. Biasanya Sekretaris Jenderal
melakukan pidato pertama, diikuti oleh pimpinan dewan. Sidang pertama diadakan pada tanggal
10 Januari 1946 di Westminster Central Hall di London, dan dihadiri oleh wakil dari 51 negara.

Ketika Majelis Umum mengadakan pemilihan pada masalah-masalah penting, minimal


diperlukan dua pertiga suara dari seluruh anggota yang hadir. Contoh masalah penting ini
termasuk: rekomendasi tentang perdamaian, dan keamanan; pemilihan anggota untuk badan
PBB; pemasukan, suspensi, dan pengusiran anggota; dan hal-hal anggaran. Sedang masalah-
masalah lain yang ditentukan cukup oleh suara mayoritas. Setiap negara anggota memiliki satu
suara. Selain hal-hal persetujuan anggaran, resolusi tidak mengikat pada anggota. Majelis dapat
membuat rekomendasi mengenai setiap masalah dalam lingkup PBB, kecuali masalah
perdamaian, dan keamanan yang berada di bawah pertimbangan Dewan Keamanan.

Dapat dibayangkan, dengan struktur satu negara memiliki satu suara maka dapat terjadi
negara-negara yang mewakili dari hanya delapan persen populasi mampu meloloskan resolusi
dengan suara dua-pertiga (lihat Daftar negara menurut jumlah penduduk). Namun, karena
resolusi ini tidak lebih dari sekadar rekomendasi, sulit dibayangkan situasi dimana ketika
rekomendasi dari delapan persen populasi dunia akan diikuti oleh sembilan puluh dua persen
lainnya, jika mereka semua menolak resolusi tersebut.

Dewan Keamanan (Security Council)

Ruangan Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan ditugaskan untuk menjaga perdamaian, dan keamanan antar negara.
Jika organ-organ lain dari PBB hanya bisa membuat 'rekomendasi' untuk pemerintah negara
anggota, Dewan Keamanan memiliki kekuatan untuk membuat keputusan yang mengikat bahwa
pemerintah negara anggota telah sepakat untuk melaksanakan, menurut ketentuan Piagam Pasal
25. Keputusan Dewan dikenal sebagai Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dewan Keamanan terdiri dari 15 negara anggota, yang terdiri dari 5 anggota tetap—
Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat—dan 10 anggota tidak tetap, saat ini,
Bosnia dan Herzegovina, Brasil, Kolombia, Gabon, Jepang, Jerman, India, Lebanon, Nigeria,
Portugal, dan Afrika Selatan.[18] Lima anggota tetap memegang hak veto terhadap resolusi
substantif tetapi tidak prosedural, dan memungkinkan anggota tetap untuk memblokir adopsi
tetapi tidak berkuasa untuk memblokir perdebatan resolusi tidak dapat diterima untuk itu.
Sepuluh kursi sementara diadakan selama dua tahun masa jabatan dengan negara-negara anggota
dipilih oleh Majelis Umum secara regional. Presiden Dewan Keamanan diputar secara abjad
setiap bulan.
Sekretariat

Gedung Sekretariat PBB di markas PBB di New York City.

Sekretariat PBB dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal PBB, dibantu oleh suatu staf
pegawai sipil internasional dari seluruh dunia. Tugas utama seorang Sekretaris-Jenderal adalah
menyediakan penelitian, informasi, dan fasilitas yang diperlukan oleh badan-badan PBB untuk
pertemuan mereka. Dia juga membawa tugas seperti yang diperintahkan oleh Dewan Keamanan
PBB, Majelis Umum PBB, Dewan Ekonomi, dan Sosial PBB, dan badan PBB lainnya. Piagam
PBB menjelaskan bahwa staf yang akan dipilih oleh penerapan "standar tertinggi efisiensi,
kompetensi, dan integritas," dengan memperhatikan pentingnya merekrut luas secara geografis.

Piagam menetapkan bahwa staf tidak akan meminta atau menerima instruksi dari otoritas
lain selain PBB. Setiap negara anggota PBB diperintahkan untuk menghormati karakter
internasional dari Sekretariat, dan tidak berusaha untuk memengaruhi para stafnya. Sekretaris
Jenderal sendiri bertanggung jawab untuk pemilihan staf.

Tugas Sekretaris-Jenderal termasuk membantu menyelesaikan sengketa internasional,


administrasi operasi penjaga perdamaian, menyelenggarakan konferensi internasional,
mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan keputusan Dewan Keamanan, dan konsultasi
dengan pemerintah anggota mengenai berbagai inisiatif. Sekretariat kunci kantor di daerah ini
termasuk Kantor Koordinator Urusan Kemanusiaan, dan Departemen Operasi Penjaga
Perdamaian. Sekretaris-Jenderal dapat membawa kepada perhatian Dewan Keamanan setiap
masalah yang, menurut nya, bisa mengancam perdamaian, dan keamanan internasional.
Sekretaris Jenderal

Sekretaris Jenderal saat ini, António Guterres dari Portugal.

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, yang bertindak sebagai juru bicara de
facto dan pemimpin PBB, selama 5 tahun masa jabatan. Sekretaris Jenderal saat ini adalah
António Guterres, menggantikan Ban Ki-moon yang masa jabatannya sudah usai pada 1 Januari
2017.

Dibayangkan oleh Franklin D. Roosevelt sebagai "moderator dunia", posisi ini ditetapkan
dalam Piagam PBB sebagai "kepala pegawai administrasi" organisasi, namun ternyata Piagam
PBB menyatakan juga bahwa tugas Sekretaris Jenderal dapat membawa ke perhatian Dewan
Keamanan "setiap masalah yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan
perdamaian dan keamanan internasional". Dengan demikian, Piagam PBB telah memberikan
ruang lingkup yang lebih besar untuk posisi aksi jabatan ini di panggung dunia. Posisi ini telah
berkembang menjadi peran ganda dari semula seorang administrator organisasi PBB, merangkap
pula seorang diplomat dan yang mediator dalam menangani yang sengketa antara negara-negara
anggota dan menemukan konsensus dalam menangani isu-isu global.

Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum, setelah direkomendasikan oleh Dewan
Keamanan PBB, setiap anggota yang dapat memveto. Majelis Umum secara teoretis dapat
mengabaikan rekomendasi Dewan Keamanan jika suara mayoritas tidak tercapai, meskipun
sampai sekarang hal ini tidak terjadi. Pada 1996, Dewan Keamanan mengadopsi seperangkat
pedoman untuk proses seleksi yang dicetuskan oleh Nugroho Wisnumurti (Duta Permanen
Indonesia untuk PBB saat itu). Pedoman Wisnumurti (Wisnumurti Guidelines) telah
mempengaruhi proses seleksi, termasuk penggunaan surat suara berkode warna untuk memilih
kandidat.Tidak ada kriteria khusus untuk jabatan tersebut, tetapi selama bertahun-tahun, telah
diterima bahwa jabatan itu bisa dijabat untuk jangka satu atau dua dari lima tahun, dan akan
diangkat pada dasar rotasi geografis, dan bahwa Sekretaris-Jenderal tidak berasal dari salah satu
lima negara anggota tetap Dewan Keamanan.
Mahkamah Internasional (International Court of Justice)

Istana Perdamaian, markas Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda.

Mahkamah Internasional (ICJ), yang terletak di Den Haag, Belanda, adalah badan
peradilan utama PBB. Didirikan pada tahun 1945 oleh Piagam PBB, Pengadilan mulai bekerja
pada tahun 1946 sebagai penerus ke Mahkamah Tetap Kehakiman Internasional. Statuta
Mahkamah Internasional, mirip dengan pendahulunya, adalah dokumen utama yang merupakan
konstitusional, dan mengatur Pengadilan.

Tujuannya Mahkamah Internasional adalah untuk mengadili dan memutus sengketa


antara negara (international) dengan berpedoman dari perjanjian internasional, adat kebiasaan
internasional, asas hukum yang berlaku bagi bangsa yang beradab, yurisprudensi dan pendapat-
pendapat ahli hukum. Pengadilan telah mendengar kasus-kasus yang berkaitan dengan kejahatan
perang, campur tangan negara ilegal, dan pembersihan etnis, antara lain, dan terus untuk
mendengar kasus-kasus.

Mahkamah ini mempunyai 15 orang hakim internasional yang berasal dari 15 negara
negara anggota PBB. Para hakim tersebut dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan
PBB untuk masa jabatan sembilan tahun.

Istana Perdamaian di Den Haag, Belanda, menjadi markas dari Mahkamah internasional
dengan berbagi gedung dengan Akademi Hukum Internasional Den Haag, pusat swasta untuk
studi hukum internasional. Beberapa saat hakim Pengadilan adalah baik alumni atau anggota
fakultas mantan Academy tersebut.

Sebuah pengadilan yang terkait, Mahkamah Pidana Internasional (ICC), mulai beroperasi
pada tahun 2002 melalui diskusi internasional yang diprakarsai oleh Majelis Umum PBB.
Mahkamah ini adalah pengadilan internasional pertama tetap dikenakan dengan mencoba mereka
yang melakukan kejahatan yang paling serius di bawah hukum internasional, termasuk kejahatan
perang, dan genosida. ICC secara fungsional independen dari PBB dalam hal personel, dan
pendanaan, tetapi beberapa pertemuan badan ICC yang mengatur, Majelis Negara Pihak pada
Statuta Roma, diadakan di PBB. Ada "hubungan perjanjian" antara ICC dan PBB yang mengatur
bagaimana kedua lembaga menganggap satu sama lain secara sah.
Dewan Ekonomi dan Sosial

Dewan Ekonomi, dan Sosial (ECOSOC) membantu Majelis Umum dalam


mempromosikan kerjasama ekonomi, dan sosial internasional, dan pembangunan. ECOSOC
memiliki 54 anggota, yang semuanya dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan tiga tahun.
Presiden dipilih untuk jangka waktu satu tahun, dan dipilah di antara kekuatan kecil atau
menengah yang berada di ECOSOC. ECOSOC bertemu sekali setahun pada bulan Juli untuk sesi
empat minggu. Sejak tahun 1998, ia telah mengadakan pertemuan lain setiap bulan April dengan
menteri keuangan yang menduduki komite kunci dari Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional (IMF). Dilihat terpisah dari badan-badan khusus yang ia koordinasi, fungsi
ECOSOC mencakup pengumpulan informasi, menasihati negara anggota, dan membuat
rekomendasi. Selain itu, ECOSOC mempunyai posisi yang baik untuk memberikan koherensi
kebijakan, dan mengkoordinasikan fungsi tumpang tindih dari badan anak PBB dan dalam peran-
peran inilah ECOSOC yang paling aktif.

Negara anggota

Dengan penambahan Sudan Selatan pada tanggal 14 Juli 2011, saat ini ada 193 negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk semua negara yang menyatakan
kemerdekaannya masing-masing, dan diakui kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan
(Tahta Suci, yang memegang kedaulatan atas Vatikan, adalah pengamat permanen).[26]

Piagam PBB menguraikan aturan untuk keanggotaan:

1. Keanggotaan di PBB terbuka untuk semua negara cinta damai lainnya yang menerima
kewajiban yang termuat dalam Piagam ini dan, menurut penilaian Organisasi, mampu,
dan mau melaksanakan kewajiban-kewajiban ini.
2. Penerimaan dari negara tersebut kepada keanggotaan di PBB akan dipengaruhi oleh
keputusan Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan.[27]

Tujuan lain

Pemeliharaan perdamaian dan keamanan

Misi penjaga perdamaian PBB sampai dengan tahun 2009. Biru tua menandakan misi yang
sedang berlangsung, sedangkan biru muda menandakan misi yang lalu.

PBB, setelah disetujui oleh Dewan Keamanan, mengirim pasukan penjaga perdamaian ke
daerah dimana konflik bersenjata baru-baru ini berhenti atau berhenti sejenak untuk menegakkan
persyaratan perjanjian perdamaian, dan untuk mencegah pejuang dari kedua belah pihak
melanjutkan permusuhan. Karena PBB tidak memelihara militer sendiri, pasukan perdamaian
secara sukarela disediakan oleh negara-negara anggota PBB. Pasukan, juga disebut "Helm Biru",
yang menegakkan kesepakatan PBB, diberikan Medali PBB, yang dianggap dekorasi
internasional bukan dekorasi militer. Pasukan penjaga perdamaian secara keseluruhan menerima
Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1988.[28]

Para pendiri PBB telah mempertimbangkan bahwa organisasi itu akan bertindak untuk
mencegah konflik antara negara, dan membuat perang pada masa depan tidak mungkin, namun
pecahnya Perang Dingin membuat perjanjian perdamaian sangat sulit karena pembagian dunia ke
dalam kamp-kamp yang bermusuhan. Menyusul akhir Perang Dingin, ada seruan baru bagi PBB
untuk menjadi agen untuk mencapai perdamaian dunia, karena ada beberapa lusin konflik
berkelanjutan yang terus berlangsung di seluruh dunia.

Sebuah studi tahun 2005 oleh RAND Corp menyatakan PBB sukses di dua dari tiga
upaya perdamaian. Ini dibandingkan dengan upaya pembangunan bangsa orang-orang dari
Amerika Serikat, dan menemukan bahwa tujuh dari delapan kasus PBB damai, dibandingkan
dengan empat dari delapan kasus AS damai.[29] Juga pada tahun 2005, Laporan Keamanan
Manusia mendokumentasikan penurunan jumlah perang, genosida, dan pelanggaran HAM sejak
akhir Perang Dingin, dan bukti, meskipun tidak langsung, bahwa aktivisme internasional-
kebanyakan dipelopori oleh PBB-telah menjadi penyebab utama penurunan konflik bersenjata
sejak akhir Perang Dingin.[30] Situasi di mana PBB tidak hanya bertindak untuk menjaga
perdamaian, tetapi juga kadang-kadang campur tangan termasuk Perang Korea (1950–1953), dan
otorisasi intervensi di Irak setelah Perang Teluk Persia di 1990.

PBB juga dikkritik untuk hal-hal yang dirasakan sebagai kegagalan. Dalam banyak kasus,
negara-negara anggota telah menunjukkan keengganan untuk mencapai atau melaksanakan
resolusi Dewan Keamanan, sebuah masalah yang berasal dari sifat PBB sebagai organisasi antar
pemerintah—dilihat oleh beberapa orang sebagai hanya sebuah asosiasi dari 192 negara anggota
yang harus mencapai konsensus, bukan sebuah organisasi independen. Perselisihan dalam
Dewan Keamanan tentang aksi militer, dan intervensi dipandang sebagai kegagalan untuk
mencegah Genosida Rwanda 1994, gagal untuk menyediakan bantuan kemanusiaan, dan campur
tangan dalam Perang Kongo Kedua, gagal untuk campur tangan dalam pembantaian Srebrenica
tahun 1995, dan melindungi pengungsi surga dengan mengesahkan pasukan penjaga perdamaian
ke menggunakan kekuatan, kegagalan untuk memberikan makanan untuk orang kelaparan di
Somalia, kegagalan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan resolusi Dewan Keamanan yang
berhubungan dengan konflik Israel-Palestina, dan terus gagal untuk mencegah genosida atau
memberikan bantuan di Darfur. pasukan penjaga perdamaian PBB juga telah dituduh melakukan
pemerkosaan anak, pelecehan seksual atau menggunakan pelacur selama misi penjaga
perdamaian, dimulai pada tahun 2003, di Kongo,[31] Haiti,[32] Liberia, Sudan,[33] Burundi dan
Pantai Gading.[34] Pada tahun 2004, mantan Duta Besar Israel untuk PBB Dore Gold mengkritik
apa yang disebutnya relativisme moral milik organisasi dalam menghadapi (dan sesekali
mendukung) genosida dan terorisme yang terjadi di antara kejelasan moral antara periode
pendirian, dan hari ini. Gold juga khusus menyebutkan undangan Yasser Arafat tahun 1988
untuk berbicara dengan Majelis Umum sebagai titik yang rendah dalam sejarah PBB.
Selain perdamaian, PBB juga aktif dalam mendorong perlucutan senjata. Peraturan
persenjataan juga dimasukkan dalam penulisan Piagam PBB tahun 1945, dan dilihat sebagai cara
untuk membatasi penggunaan sumber daya manusia, dan ekonomi untuk menciptakan mereka.[35]
Namun, munculnya senjata nuklir yang datang hanya beberapa minggu setelah penandatanganan
piagam segera menghentikan konsep keterbatasan senjata, dan perlucutan senjata, menghasilkan
resolusi pertama dari pertemuan pertama Majelis Umum yang meminta proposal khusus untuk
"penghapusan senjata atom dari persenjataan nasional dan semua senjata besar lainnya yang bisa
digunakan sebagai pemusnah massal."[36] Forum-forum utama untuk masalah perlucutan senjata
adalah Komite Pertama Majelis Umum, Komisi Perlucutan Senjata PBB, dan Konferensi
Perlucutan Senjata, dan pertimbangan telah dilakukan tentang manfaat larangan pengujian
senjata nuklir, pengawasan senjata luar angkasa, pelarangan senjata kimia dan ranjau darat,
perlucutan senjata nuklir, dan senjata konvensional, zona bebas-senjata-nuklir, pengurangan
anggaran militer, dan langkah-langkah untuk memperkuat keamanan internasional.

PBB adalah salah satu pendukung resmi Forum Keamanan Dunia (World Security
Forum), sebuah konferensi internasional besar tentang efek dari bencana global, dan bencana,
yang terjadi di Uni Emirat Arab, pada bulan Oktober 2008.

Pada 5 November 2010 Ivor Ichikowitz, pendiri, dan ketua eksekutif Paramount Group,
mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk dukungan, pelatihan, dan
peralatan yang lebih banyak untuk pasukan penjaga perdamaian Afrika. Ichikowitz mengatakan
bahwa pasukan Uni Afrika harus mendapat dukungan yang sama dengan pasukan PBB.[37]

Hak asasi manusia dan bantuan kemanusiaan

Eleanor Roosevelt dengan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia pada tahun 1949.

Penegakan hak asasi manusia merupakan alasan utama untuk didirikannya PBB.
Kekejaman, dan genosida pada Perang Dunia II menyebabkan munculnya konsensus bahwa
organisasi baru ini harus bekerja untuk mencegah tragedi serupa pada masa mendatang. Tujuan
awal adalah menciptakan kerangka hukum untuk mempertimbangkan, dan bertindak atas
keluhan tentang pelanggaran hak asasi manusia. Piagam PBB mewajibkan semua negara anggota
untuk mempromosikan "penghargaan universal bagi, dan kepatuhan terhadap, hak asasi
manusia" dan mengambil "tindakan bersama dan terpisah" untuk itu. Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia, meskipun tidak mengikat secara hukum, diadopsi oleh Majelis Umum pada
tahun 1948 sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua. Majelis secara teratur
mengambil isu-isu hak asasi manusia.
PBB dan lembaga-lembaganya adalah badan penting dalam menegakkan, dan
melaksanakan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi
Manusia. Salah satu contoh adalah dukungan oleh PBB untuk negara-negara dalam transisi
menuju demokrasi. Bantuan teknis dalam memberikan pemilu yang bebas, dan adil,
meningkatkan struktur peradilan, penyusunan konstitusi, pelatihan pejabat hak asasi manusia,
dan mengubah gerakan bersenjata menjadi partai politik telah memberikan kontribusi signifikan
terhadap demokratisasi di seluruh dunia. PBB telah membantu pemilihan berjalan di negara-
negara dengan sedikit atau tanpa sejarah demokrasi, termasuk baru-baru ini di Afghanistan dan
Timor Timur. PBB juga merupakan forum untuk mendukung hak perempuan untuk
berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara mereka. PBB
memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesadaran konsep hak asasi manusia melalui
perjanjian, dan perhatiannya terhadap pelanggaran yang spesifik melalui Majelis Umum, resolusi
Dewan Keamanan resolusi, atau Mahkamah Internasional.

Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tahun
2006[38] bertujuan untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia. Dewan adalah penerus
Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang sering dikritik karena memberikan jabatan tinggi kepada
negara-negara anggota yang tidak menjamin hak-hak asasi warga negara mereka sendiri.[39]
Dewan ini memiliki 47 anggota didistribusikan secara wilayah, dengan masing-masing masa
jabatan tiga tahun, dan tidak mungkin menjabat selama tiga kali berturut-turut.[40] Sebuah
kandidat untuk Dewan Hak Asasi Manusia harus disetujui oleh mayoritas Majelis Umum. Selain
itu, dewan memiliki aturan ketat untuk keanggotaan, termasuk peninjauan hak asasi manusia
universal. Sementara beberapa anggota dengan catatan hak asasi manusia yang dipertanyakan
telah dipilih, hal ini lebih sedikit dari sebelumnya dengan fokus peningkatan pada catatan hak
asasi manusia masing-masing negara anggota.[41]

Hak beberapa 370 juta masyarakat adat di seluruh dunia juga merupakan suatu fokus
untuk PBB, dengan Deklarasi tentang Hak-Hak Masyarakat Adat yang disetujui oleh Majelis
Umum pada tahun 2007.[42] Deklarasi ini menguraikan hak-hak individu, dan kolektif untuk
budaya, bahasa, pendidikan, identitas, pekerjaan, dan kesehatan, menyikapi isu-isu pasca-
kolonial yang dihadapi masyarakat adat selama berabad-abad. Deklarasi tersebut bertujuan untuk
mempertahankan, memperkuat, dan mendorong pertumbuhan adat, budaya institusi, dan tradisi.
Deklarasi ini juga melarang diskriminasi terhadap masyarakat adat, dan mendorong partisipasi
aktif mereka dalam hal-hal yang menyangkut masa lalu, masa sekarang, dan masa depan mereka.

Dalam hubungannya dengan organisasi lain seperti Palang Merah, PBB menyediakan
makanan, air minum, tempat tinggal, dan pelayanan kemanusiaan lainnya untuk orang-orang
yang menderita kelaparan, pengungsi akibat perang, atau yang terkena bencana lainnya.[43]
Cabang kemanusiaan utama dari PBB adalah Program Pangan Dunia (yang membantu pakan
lebih dari 90 juta orang[44] di 73 negara[45]), kantor Komisaris Tinggi untuk Pengungsi dengan
proyek-proyek di lebih dari 116 negara, serta proyek-proyek penjaga perdamaian di lebih dari 24
negara.[46]
Pendanaan

PBB dibiayai dari sumbangan yang dinilai, dan bersifat sukarela dari negara-negara
anggotanya. Majelis Umum menyetujui anggaran rutin, dan menentukan sumbangan untuk setiap
anggota. Hal ini secara luas berdasarkan kapasitas relatif kemampuan membayar dari masing-
masing negara, yang diukur dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) mereka, dengan
penyesuaian untuk utang luar negeri, dan rendahnya pendapatan per kapita.[49]

Majelis telah membentuk prinsip bahwa PBB tidak boleh terlalu bergantung pada salah
satu anggota untuk membiayai operasinya. Dengan demikian, ada sebuah tingkat "langit-langit",
pengaturan jumlah maksimum sumbangan setiap anggota yang dinilai untuk anggaran rutin. Pada
bulan Desember 2000, Majelis merevisi skala penilaian untuk mencerminkan keadaan global saat
ini. Sebagai bagian dari revisi itu, plafon anggaran rutin berkurang dari 25% menjadi 22%. AS
adalah satu-satunya anggota yang telah memenuhi langit-langit. Selain tingkat langit-langit,
jumlah minimum yang dinilai untuk setiap negara anggota (atau tingkat 'lantai') ditetapkan
sebesar 0,001% dari anggaran PBB. Selain itu, untuk negara-negara kurang berkembang (LDC),
tingkat langit-langit 0,01% diterapkan.[50]

Anggaran operasional saat ini diperkirakan sebesar $ 4.190.000.000 untuk periode dua
tahunan dari tahun 2008 sampai 2009, atau sedikit lebih dari 2 miliar dolar per tahun (lihat tabel
untuk kontributor utama).

Sebagian besar dari pengeluaran PBB adalah untuk misi inti PBB, yaitu perdamaian, dan
keamanan. Anggaran pemeliharaan perdamaian untuk tahun fiskal 2010–2011 adalah sekitar $ 7
miliar, dengan sekitar 90.000 tentara dikerahkan di 14 misi di seluruh dunia. Operasi perdamaian
PBB didanai oleh penilaian, menggunakan formula yang berasal dari dana biasa, tetapi termasuk
biaya tambahan tertimbang untuk lima anggota tetap Dewan Keamanan, yang harus menyetujui
semua operasi penjaga perdamaian. Biaya tambahan ini berfungsi untuk mengimbangi tarif
penjaga perdamaian yang dikurangi dari negara-negara kurang berkembang. Per 1 Januari 2008,
10 besar penyedia kontribusi keuangan yang dinilai pada operasi penjaga perdamaian PBB
adalah: Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Tiongkok, Kanada, Spanyol,
dan Republik Korea

Program PBB khusus yang tidak termasuk dalam anggaran rutin (seperti UNICEF, WFP
dan UNDP) didanai oleh sumbangan sukarela dari pemerintah negara anggota lainnya. Sebagian
besar sumbangan ini adalah kontribusi keuangan, tetapi beberapa adalah dalam bentuk komoditas
pertanian yang disumbangkan untuk membantu populasi yang membutuhkan. Karena anggaran
mereka bersifat sukarela, banyak dari lembaga-lembaga ini menderita kekurangan dana selama
resesi ekonomi. Pada bulan Juli 2009, Program Pangan Dunia melaporkan bahwa ia telah
dipaksa untuk memotong jasa karena dana tidak mencukupi. PPD telah menerima hampir
seperempat dari total yang dibutuhkan untuk tahun keuangan 09/10.

Kebijakan personil

PBB dan lembaga-lembaganya kebal terhadap hukum negara tempat mereka beroperasi,
untuk menjaga ketidakberpihakan PBB sehubungan dengan negara tuan rumah, dan anggota.
Meskipun mereka relatif independen dalam hal kebijakan sumber daya manusia, PBB dan
lembaga-lembaganya secara sukarela menerapkan hukum-hukum negara-negara anggota
mengenai pernikahan sesama jenis, sehingga keputusan tentang status karyawan dalam sebuah
kemitraan yang sama-seks didasarkan pada kebangsaan karyawan-karyawan tersebut. PBB dan
agensi-agensinya mengakui pernikahan sesama jenis hanya jika karyawan itu adalah warga
negara dari negara-negara yang mengakui perkawinan sesama jenis. Praktik ini tidak secara
khusus membahas pengakuan perkawinan sesama jenis tetapi mencerminkan praktik umum PBB
untuk sejumlah masalah sumber daya manusia. Perlu dicatat juga bahwa beberapa lembaga
memberikan manfaat terbatas pada mitra domestik staf mereka, dan beberapa lembaga tidak
mengakui perkawinan sesama jenis atau kemitraan domestik staf mereka.

Reformasi

Sejak didirikan, ada banyak seruan untuk mereformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa,


meskipun hampir tidak ada yang setuju bagaimana untuk melakukannya. Beberapa ingin PBB
untuk memainkan peran yang lebih besar atau lebih efektif dalam urusan dunia, sementara yang
lain ingin perannya dikurangi untuk pekerjaan kemanusiaan. Ada juga sejumlah usulan sudah
penambahan keanggotaan Dewan Keamanan PBB, cara yang lain untuk pemilihan Sekretaris
Jenderal PBB dan untuk pembentukan Majelis Parlementer PBB.

PBB juga telah dituduh atas pembuangan sumber daya, dan birokrasi yang tidak efisien.
Selama tahun 1990-an, Amerika Serikat menunda pembayaran iuran dengan alasan inefisiensi,
dan hanya mulai pembayaran dengan kondisi bahwa akan diadakan suatu inisiatif reformasi.
Pada tahun 1994, Kantor Pengawasan Internal Jasa (OIOS) didirikan oleh Majelis Umum
sebagai pengawas efisiensi.

Sebuah program reformasi resmi dimulai oleh Kofi Annan pada tahun 1997. Reformasi
tersebut termasuk mengubah keanggotaan tetap Dewan Keamanan (yang saat ini mencerminkan
hubungan kekuasaan pada 1945), membuat birokrasi lebih transparan, akuntabel, dan efisien,
membuat PBB lebih demokratis, dan mulai merencanakan Pakta Perdagangan Senjata.[56]

Pada bulan September 2005, PBB mengadakan KTT Dunia yang dihadiri oleh sebagian
besar kepala negara anggota, menyebut pertemuan iu sebagai "kesempatan sekali dalam
segenerasi untuk mengambil keputusan berani dalam bidang pembangunan, keamanan, hak asasi
manusia dan reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa."[57]

Kofi Annan telah mengusulkan bahwa peserta pertemuan menyetujui " perundingan
besar-besaran (grand bargain)" global untuk reformasi PBB, memperbaharui fokus organisasi
tentang perdamaian, keamanan, hak asasi manusia, dan pembangunan, dan untuk membuatnya
lebih siap dalam menghadapi masalah-masalah pada abad ke-21. Dokumen Hasil KTT Dunia
menggambarkan kesimpulan dari pertemuan tersebut, termasuk: pembuatan sebuah Komisi
Pembangunan Perdamaian, untuk membantu negara-negara berkembang dari konflik; sebuah
Dewan Hak Asasi Manusia, dan dana demokrasi; sebuah penghukuman yang jelas, dan tidak
ambigu tentang terorisme "dalam segala bentuk dan manifestasi"; perjanjian untuk mencurahkan
lebih banyak sumber daya ke
Kantor Layanan Pengawasan Internal; perjanjian untuk menghabiskan miliaran lebih
dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium; pembubaran Dewan Perwalian, karena
misinya sudah terselesaikan; dan, perjanjian bahwa masing-masing negara, dengan bantuan dari
masyarakat internasional, memiliki "tanggung jawab untuk melindungi" populasi dari genosida,
kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan terhadap kemanusiaan-dengan pemahaman
bahwa masyarakat internasional siap untuk bertindak "kolektif" dan "dengan tepat waktu dan
tegas" untuk melindungi warga sipil yang rentan jika suatu negara "secara nyata gagal" dalam
memenuhi tanggung jawabnya.

Kantor Layanan Pengawasan Internal sedang direstrukturisasi untuk memperjelas ruang


lingkup, dan mandatnya, dan akan menerima lebih banyak sumber daya. Selain itu, untuk
meningkatkan kemampuan pengawasan, dan audit dari Majelis Umum, Audit Independen
Komite Penasehat (IAAC) sedang dibuat. Pada bulan Juni 2007, Komite Kelima menciptakan
sebuah rancangan resolusi untuk kerangka acuan komite ini.

Sebuah kantor etika didirikan pada tahun 2006, dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan pengungkapan keuangan baru, dan kebijakan perlindungan whistleblower. Bekerja
sama dengan OIOS, kantor etika juga merencanakan untuk menerapkan kebijakan untuk
menghindari penipuan, dan korupsi.[61] Sekretariat sedang dalam proses meninjau semua mandat
PBB yang berusia lebih dari lima tahun. Peninjauan ini ditujukan untuk menentukan program
mana yang merupakan duplikat atau tidak perlu yang harus dihilangkan. Tidak semua negara
anggota menyetujui mandat mana di antara lebih dari 7000 mandat yang harus ditinjau ulang.

Sengketa ini berpusat pada apakah mandat yang telah diperbaharui harus diperiksa[62]
Memang, hambatan yang diidentifikasi – pada khususnya, kurangnya informasi tentang implikasi
sumber daya mandat masing-masing – merupakan pembenaran yang cukup untuk Majelis Umum
untuk menghentikan peninjauan mandat pada bulan September 2008.

Sementara itu, Majelis Umum meluncurkan sejumlah inisiatif baru yang secara longgar
terkait dengan reformasi pada bulan April 2007, meliputi tata kelola lingkungan internasional,
'Ditayangkan sebagai Satu' pada tingkat negara untuk meningkatkan konsolidasi kegiatan
program PBB dan organisasi gender yang bersatu. Sedangkan pencapaian 2 isu pertama itu kecil,
Majelis Umum pada September 2010 menyetujui pembentukan "UN Women" atau Wanita
PBB/PBB Wanita sebagai organisasi PBB yang baru untuk kesetaraan gender, dan
pemberdayaan perempuan. ‘UN Women didirikan dengan mempersatukan sumber daya dan
mandat dari empat kesatuan kecil untuk dampak yang lebih besar. Kepala pertama Wanita PBB
adalah Michelle Bachelet, mantan Presiden Chile.

B. OBJEK PBB

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan
atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12 Tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar)
tidak ikut menentukan besarnya pajak.

Objek PBB

Objek PBB adalah “Bumi dan atau Bangunan”:

1. Bumi: Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta
laut wilayah Indonesia. Contoh: sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang.
2. Bangunan: Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan
atau perairan. Contoh: rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat,
pusat perbelanjaan, emplasemen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain
yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai.

Objek Pajak Yang Tidak Dikenakan PBB

Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah objek yang :

1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial,


kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan, seperti mesjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti
asuhan, candi.
2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
3. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak.
4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik.
5. Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan.

Subjek Pajak dan Wajib Pajak

Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:

 mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau;


 memperoleh manfaat atas bumi, dan atau;
 memiliki bangunan, dan atau;
 menguasai bangunan, dan atau;
 memperoleh manfaat atas bangunan

Wajib Pajak adalah Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak.

Cara Mendaftarkan Objek PBB


Orang atau Badan yang menjadi Subjek PBB harus mendaftarkan Objek Pajaknya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi letak objek tersebut, dengan menggunakan formulir
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang tersedia gratis di KPP atau KP2KP setempat.

Dasar Pengenaan PBB

Dasar pengenaan PBB adalah “Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)”. NJOP ditetapkan per
wilayah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan
Bupati/Walikota serta memperhatikan :

1. harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar;
2. perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan
fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya;
3. nilai perolehan baru;
4. penentuan Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya
NJOPTKP untuk setiap daerah Kabupaten/Kota setinggi-tingginya Rp 12.000.000,- dengan
ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu
Tahun Pajak.
2. Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, maka yang mendapatkan
pengurangan NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa
digabungkan dengan Objek Pajak lainnya.

Dasar Penghitungan PBB

Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).

Besarnya persentase NJKP adalah sebagai berikut :

1. Objek pajak perkebunan adalah 40%


2. Objek pajak kehutanan adalah 40%
3. Objek pajak pertambangan adalah 40%
4. Objek pajak lainnya (pedesaan dan perkotaan):
o apabila NJOP-nya≥ Rp1.000.000.000,00adalah 40%
o apabila NJOP-nya < Rp1.000.000.000,00 adalah 20%

Tarif PBB

Besarnya tarif PBB adalah 0,5%


Rumus Penghitungan PBB

Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP

1. Jika NJKP = 40% x (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya PBB


o = 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)
o = 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)
2. Jika NJKP = 20% x (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya PBB
o = 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)
o = 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)

Tempat Pembayaran PBB

Wajib Pajak yang telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat
Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari KPP Pratama atau disampaikan
lewat Pemerintah Daerah harus melunasinya tepat waktu pada tempat pembayaran yang telah
ditunjuk dalam SPPT yaitu Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro.

Saat Yang Menentukan Pajak Terutang

Saat yang menentukan pajak terutang adalah adalah keadaan Objek Pajak pada tanggal 1
Januari. Dengan demikian segala mutasi atau perubahan atas Objek Pajak yang terjadi setelah
tanggal 1 Januari akan dikenakan pajak pada tahun berikutnya.

Contoh:

A menjual tanah kepada B pada tanggal 2 Januari 2010. Kewajiban PBB Tahun 2010
masih menjadi tanggung jawab A. Sejak Tahun Pajak 2011 kewajiban PBB menjadi tanggung
jawab B. Perubahan atas Objek Pajak yang terjadi setelah tanggal 1 Januari akan dikenakan
pajak pada tahun berikutnya.

C. SUBYEK PBB

Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Secara sederhana, yang disebut dengan subjek pajak adalah perorangan atau badan yang
ditetapkan menjadi subjek pajak. Setiap jenis pajak yang dikenakan pada wajib pajak, tentunya
memiliki subjek dan objek pajak. Secara sederhana, yang disebut dengan subjek pajak adalah
perorangan atau badan yang ditetapkan menjadi subjek pajak. Sedangkan objek pajak merupakan
sumber pendapatan yang dikenakan pajak. Setiap subjek pajak haruslah mempunyai objek pajak
yang nantinya dikenakan atas pajak yang berlaku. Sementara itu, orang pribadi atau badan yang
memiliki kewajiban pajak dapat disebut sebagai wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan.

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak


Penghasilan (PPh), subjek pajak PPh terdiri dari tiga yaitu orang pribadi, badan dan
warisan. Subjek pajak tersebut juga digolongkan menjadi dua yang meliputi subjek pajak dalam
negeri dan subjek pajak luar negeri. Untuk subjek pajak dalam negeri yang dimaksud dapat
berupa:

1. Orang pribadi yang tinggal di Indonesia


2. Orang pribadi yang berada di Indonesia selama lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan, atau orang pribadi yang selama satu tahun pajak berada di Indonesia serta
mempunyai niat untuk bermukim di Indonesia
3. Sebuah badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia
4. Warisan yang belum terbagi sebagai sebuah satu kesatuan, hingga menggantikan yang
berhak

Subjek PBB adalah orang pribadi dan badan yang secara nyata memiliki hal-hal berikut ini:

 Mempunyai hak atas bumi.


 Memperoleh manfaat atas bumi.
 Memiliki bangunan.
 Menguasai bangunan.
 Memperoleh manfaat atas bangunan.
Undang-Undang yang Mengatur Pajak Bumi dan Bangunan
Pungutan atas PBB didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Kemudian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah, maka kewenangan dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota.

Sedangkan, untuk PBB sektor Pertambangan, Perhutanan, dan Perkebunan (PBB P3)
masih di bawah wewenang pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan


Tarif pajak bumi dan bangunan yang berlaku sejak dahulu hingga saat ini masih sama, yakni
sebesar 0,5%.

D. CARA MENGHITUNG PBB

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah 0,5%. Maka, rumus dasar penghitungan
PBB adalah:
O,5% x NJKP
Rumus mencari NJKP adalah:
20% x NJOP
Berikut ini adalah contoh sederhana menghitung dan mencari tahu besaran PBB.
Pak Anto memiliki rumah seluas 100 meter persegi di atas tanah dengan luas 200 meter persegi.
Diketahui harga bangunan tersebut adalah Rp1.000.000 dan harga tanah adalah Rp500.000.
Maka, berapa besaran PBB yang harus Pak Anto bayar?
Pertama-tama, mari mencari tahu nilai bangunan dan tanah Pak Anto:
Nilai bangunan= 100 x Rp1.000.000
Nilai bangunan= Rp100.000.000
Nilai tanah= 200 x Rp500.000
Nilai tanah= Rp100.000.000
Cara mencari tahu NJOP adalah dengan menjumlahkan nilai bangunan dan tanah:
NJOP= Nilai bangunan + Nilai tanah
NJOP= Rp100.000.000 + Rp100.000.000
NJOP= Rp200.000.000
Dari sini, kita dapat menemukan NJKP dan besaran PBB-nya.
NJKP= 20% x NJOP
NJKP= 20% x Rp200.000.000
NJKP= Rp40.000.000
PBB= 0,5% x NJKP
PBB= 0,5% x Rp40.000.000
PBB= Rp200.000
Maka, besaran PBB yang harus Pak Anto bayar atas bumi dan bangunan yang ia miliki adalah
Rp200.000.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Bagi setiap orang yang memiliki bisnis ataupun usaha, dengan mendirikan bangunan di atas
tanah pasti sudah tidak asing dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Bangunan yang didirikan
seperti ruko, kios, kantor, rumah kontrakan, hotel, dan lainnya, pasti bersinggungan dengan PBB.
Pajak Bumi dan Bangunan atau yang disingkat PBB, adalah pajak yang ditanggungkan atas tanah
dan bangunan. Pajak tersebut dikenakan karena adanya keuntungan atau kedudukan sosial
ekonomi yang lebih baik, karena hak atas tanah dan bangunan yang sudah ditempatinya. Jadi,
bagi setiap orang khususnya pelaku usaha yang memperoleh manfaat atas tanah dan bangunan
yang ditempatinya, berkewajiban untuk membayar pajak PBB setiap tahunnya.

Jika dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat
kebendaan. Yang berarti, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek yaitu bumi
dan/atau bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut menentukan besarnya barang.
Contoh objek bumi seperti Sawah, Ladang, Kebun, Tanah, Pekarangan dan Tambang. Sedangkan
untuk onjek bangunan yaitu Rumah, Bangunan usaha, Gedung bertingkat, Pusat perbelanjaan,
Pagar mewah, Kolam renang dan Jalan tol. Subjek PBB sendiri adalah orang pribadi dan badan
yang secara nyata memiliki hak atas bumi tersebut dan memperoleh manfaat atas bumi.
Kemudian memiliki bangunan, menguasai bangunan, dan memperoleh manfaat atas bangunan.

Dasar utama pengenaan pajak PBB adalah dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP adalah
harga rata-rata atau harga pasar dari objek pajak pada transaksi jual beli bumi dan bangunan.
NJOP biasanya sudah ditentukan dari Kementrian Keuangan, dan nilai NJOP setiap daerah
berbeda-beda, tergantung faktor-faktor yang memengaruhinya. Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap besarnya nilai NJOP Bumi adalah lokasi, pemanfaatan, peruntukan, dan
kondisi lingkungan sekitar. Sedangkan faktor NJOP bangunan meliputi bahan baku yang
digunakan untuk membangun, lokasi bangunan, kondisi lingkungan sekitar bangunan, dan
rekayasa. Semakin banyak faktor yang memengaruhi, maka akan semakin besar pula pajak PBB
tahunan yang harus dibayarkan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jabar/peristiwa-24-oktober-1945-sejarah-berdirinya-pbb-
sebagai-organisasi-perdamaian-dunia-kln.html

https://flazztax.com/2020/06/13/apa-itu-pajak-bumi-bangunan-dan-bagaimana-
ketentuannya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa

https://www.softwarepajak.net/news/110-seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-
bangunan-pbb/

Anda mungkin juga menyukai