Anda di halaman 1dari 24

ASKEB KOMUNITAS

yg BERSPEKTIF GENDER
dan HAM
Oleh :
ISNAH NURIYATI, S Tr Keb
Pokok Bahasan :

1. Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Kebidanan


Komunitas

2. Pelayanan Kesehatan pada Lansia yg berkaitan


dg kesehatan Reproduksi
1.PELAYANAN
KONTRASEPSI dan
KB di KEBIDANAN
KOMUNITAS
KONSEP KB

 KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai


kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat
perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan
kelahiran (Depkes RI, 1999 )
 KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur
interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004)
 KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran
(Stright, 2004 )
TUJUAN KB
Tujuan umum KB Tujuan khusus KB

1. Mengatur kehamilan dengan menunda
Membentuk keluarga kecil
perkawinan, menunda kehamilan anak pertama
sesuai kekuatan sosial
dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran
ekonomi suatu keluarga
anak pertama serta menghentikan kehamilan
dengan cara mengatur
bila dirasakan anak telah cukup.
kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga 2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi
bahagia dan sejahtera yang pasangan yang telah menikah lebih dari satu
dapat memenuhi tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan,
kebutuhan hidupnya. hal ini memungkinkan untuk tercapainya
keluarga bahagia.
3. Konseling Perkawinan atau nasehat perkawinan
bagi remaja atau pasangan yang akan menikah
dengan harapan bahwa pasangan akan
mempunyai pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga
yang bahagia dan berkualitas.
RUANG LINGKUP PROGRAM KB
di KOMUNITAS
Komunikasi informasi dan edukasi

Konseling

Pelayanan infertilitas

Pendidikan seks

Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

Konsultasi genetik
Sasaran Program KB
Sasaran Langsung
Sasaran Tidak Langsung
 Pasangan usia subur (PUS)
yaitu pasangan suami isteri
 • Kelompok remaja usia 15–19 tahun,
yang isterinya berusia remaja merupakan kelompok yang
antara 15–49 tahun. berisiko untuk melakukan hubungan seksual
akibat telah berfungsinya alat-alat
reproduksinya, sehingga program KB di sini
lebih berupaya promotif dan preventif
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang
tidak diinginkan serta kejadian aborsi.
 • Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, instansi - instansi
pemerintah maupun swasta, TOMA yang
diharapkan dapat memberikan
dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
PELAYANAN KB YG BERKUALITAS

 Pelayanan KB yg sesuai standard menghormati hak


individu dalam merencanakan kehamilan shg
diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan
AKI dan menurunkan tingkat fertilitas ( kesuburan )
bagi pasangan yg telah cukup mempunyai anak ( 2
anak lbh baik ) serta meningkatkan fertilitas bg
pasangan yg ingin mempunyai anak .

PENGGUNAAN METODE KB YG TEPAT PASCA


PERSALINAN DAPAT MENDUKUNG PENURUNAN AKI
Fokus pada sasaran PUS
dengan kategori :

 4 terlalu :
 Terlalu Muda < 20 th
 Terlalu Tua >35 th
 Terlalu dekat jarak <2th
 Terlalu Banyak > 4  Tingginya angka putus
pemakaian ( DO )
metode Jangka Pendek
perlu pemantauan
terus menerus

MENDUKUNG PENURUNAN
AKI
JENIS – JENIS AKSEPTOR KB
Akseptor • Akseptor yang pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk
Aktif menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

• . PUS yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bln / lebih yang tidak diselingi
Akseptor
suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang
aktif sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut–
kembali turut dan bukan karena hamil.

Akseptor • akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi atau PUS
KB Baru yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.

Akseptor • Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2
KB dini minggu setelah melahirkan atau abortus

Akseptor KB • Akseptor KB langsung merupakan para istri yang memakai salah satu cara
langsung kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus

Akseptor • Akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan .


KB dropout
AKSEPTOR KB MENURUT
SASARANNYA
 1. Fase Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan
yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun.
Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda
untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.
Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya
kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin
100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum
mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok
dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
Nex….
 2. Fase Mengatur / Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran
adalah 2 - 4 tahun.

Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas


tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi
dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
Nex….
 3. Fase Mengakhiri Kesuburan
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih
dari 30 tahun tidak hamil.

Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang


mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini
dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi
ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak
mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok
dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik KB
dan pil KB (Pinem, 2009).
Adapun syarat - syarat kontrasepsi
 Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
 Efek samping yang merugikan tidak ada.
 Kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
 Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
 Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat
selama pemakaian.
 Cara penggunaannya sederhana
 Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh
masyarakat luas.
 Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
Pelayanan Keluarga Berencana yang bermutu meliputi

1 Pelayanan perlu disesuaikan dengan kebutuhan klien


2 Klien harus dilayani secara profesional dan memenuhi standar pelayanan
3 Kerahasiaan dan privasi perlu dipertahankan
4 Upayakan agar klien tidak menunggu terlalu lama untuk dilayani
5 Petugas harus memberi informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia
6 Petugas harus menjelaskan kepada klien tentang kemampuan fasilitas
kesehatan dalam melayani berbagai pilihan kontrasepsi

7 Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan


8 Fasilitas pelayanan tersedia pada waktu yang ditentukan dan nyaman bagi klien

9 Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup

10 Terdapat mekanisme supervisi yang dinamis dalam rangka membantu


menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam pelayan

11 Ada mekanisme umpan balik yang relatif dari klien


Metode Kontrasepsi untuk menjarangkan /
menghentikan kehamilan

• MOB (Metode Ovulasi Billing),


KB Alamiah • Metode Suhu Basal
• Metode Pantang berkala (Kalender).

• PIL
KB Hormonal • Suntik
• Implant

• Kondom
KB Non •

AKDR / IUD
Vasektomi / MOP
Hormonal • Tubektomi / MOW
Sop pelayanan KB
Anamnesa

Pemeriksaan antropometri BB dan Tekanan darah

Konseling dg ABKP ( Alat Bantu Pengambil Keputusan ) dg penerapan SATU TUJU

Perencanaan keluarga

Penapisan Klien dg aplikasi KLOP

Persetujuan Tindakan Medis /Inform Concern

Pelayanan

Konseling

Pencatatan ( Kartu K1 , K4
,Kohort KB )
Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
dalam situasi Pandemi Covid-19
 A. Pesan Bagi Masyarakat terkait Pelayanan Keluarga
Berencana Pada Situasi Pandemi Covid-19
1. Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir
2. Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan,
kecuali yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat
perjanjian terlebih dahulu dengan petugas Kesehatan.
3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya,
jika tidak memungkinkan untuk datang ke petugas
Kesehatan dapat menggunakan kondom yang dapat
diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader
melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara
tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).
Nex
4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal

dengan membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak memungkinkan, dapat


menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB
atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara
tradisional (pantang berkala atau senggama terputus)

5. Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau kader
atau Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB.

6. Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB Pasca


Persalinan (KBPP)

7. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konseling


terkait KB dapat diperoleh secara online atau konsultasi via telpon
B. Rekomendasi bagi Petugas
Kesehatan terkait Pelayanan KB
pada Situasi Pandemi Covid-19
1. Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan
syarat menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah
mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari klien :
a. Akseptor yang mempunyai keluhan
b. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya,
c. Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai jadwal.

2. Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai


program yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (IUD Pasca
Plasenta / MOW)
Nex
3. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PLKB dan Kader
untuk minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan
yaitu :
a. Bagi akseptor IUD/Implan/suntik yang sudah habis masa pakainya,
tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan
b. Bagi akseptor Suntik yang tidak bisa kontrol kembali ke petugas
Kesehatan sesuai jadwal
4. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk
minta
bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu :
Bagi akseptor Pil yang harus mendapatkan sesuai jadwal
5. Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat
dilaksanakan secara online atau konsultasi via telpon
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Catin (Kespro Catin)
dalam situasi Pandemi Covid-19

Pesan bagi Calon Pengantin Pada Situasi Pandemi Covid-19


 1. Bimbingan perkawinan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi keluarga dan
bimbingan lainnya ditunda pelaksanaannya, kecuali pelayanan administrasi dan
pencatatan nikah

 2. Materi KIE terkait kesehatan reproduksi calon pengantin diharapkan tetap


dibaca yang dapat diperoleh secara online, salah satunya dapat diakses melalui
web bimbingan perkawinan (www.bimbinganperkawinan.com) sampai kondisi
pandemi berakhir
PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN KB
DI KOMUNITAS YG HARUS DILAKUKAN
1) Memiliki Data PUS dan WUS di wilayah kerja
2) Memiliki Data PUS yg belum menjadi akseptor KB
3) Memiliki Data PUS yg menjadi akseptor KB
4) Melakukan sosialisasi ttg KB pada PUS dan WUS
5) Bekerja sama dg TOMA dan TOGA dalam mensosialisasikan KB
6) Bekerja sama dg Dinkes untuk pelayanan KB gratis
7) Melakukan Informed choice dan Informed concent untuk KB
8) Memberikan informasi tentang keuntungan dan kekurangan jenis KB
9) Melakukan pemantauan terhadap Akseptor KB
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai