Anda di halaman 1dari 5

Data Hasil Praktikum Parameter Farmakokinetik Urin

Tabel dan Kurva Larutan Kadar & Absorbansi


Sampel Kadar (ppm) Absorbansi
Urin 1 20.65 0.195
Urin 2 41.3 0.301
Urin 3 61.96 0.406
Urin 4 82.6 0.503
Urin 5 103.62 0.618

Kadar vs Absorbansi
0.7

0.6

0.5 y = 0.0051x + 0.0909


R² = 0.9996
0.4
0.3

0.2

0.1

0
0 20 40 60 80 100 120

y = 0,0051x + 0,0909
R =0,9996

waktu Absorbansi Volum Kadar Jumlah (absorbansi-a)/b


(menit) e (mL) (ppm) Ekskresi (mg)
0 0 300 0 0 -17,82352941
80 0.281 97 37.45 3.63 37,2745098
184 0.805 66 140.19 12.88 140,0196078
254 0.877 41 154.31 19.21 154,1372549
306 0.763 41 131.96 24.62 131,7843137
336 0.324 39 45.88 26.4 45,70588235
415 0.024 100 -12.94 - -13,11764706
445 -0.124 90 -41.96 - -42,1372549

Metode Sigma Minus dalam penentuanKadar (Lu Xua-Xu) vs Waktu


waktu Vol urin Cu Du Xua = Xua (Xua-Xu) Ln( Xua-Xu)
(menit) (L) atau (Cu.Vu) +Du
kadar /1000
(ppm)
0 0.300 0 0.00 0 26.412 3.2738
80 97 37,45 3.63 3.63 22.78 3.12584
184 66 140,19 9.25 12.89 13.53 2.60464
254 41 154,31 6.33 19.21 7.20 1.97404
306 41 131,96 5.41 24.62 1.79 0.58184
336 39 45,88 1.79 26.41 0.00
415 100 -12,94 -1.29 - -
445 90 -41,96 -3.78 - -

Du : jumlah yang terdapat pada urin


Du kumulatif : jumlah obat yang di eksreksi persatuan waktu

y = -0,0079x + 3,6185

K eliminasi = 0,0079/menit
t1/2 = 0.693/0.0079 = 87.72152 menit
LN Cpo = 3.6184
Cpo = exp (ln Cpo) = 37.27787 mg/L
Vd = D/Cpo = 13.4114 L
Cl = VdxK = 0.10596 L/menit
AUC = D/Cl = 4719.19 mg menit/L

Pembahasan
Dalam praktikum uji urin dengan menggunakan amoksisilin terdapat
beberapa langkah kerja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam langkah
ini yang pertama yang dilakukan adalah menentukan kadar amoksisilin. Dalam
menentukan kadar amoksisilin terdapat beberapa langkah lagi yaitu menimbang
0,1024 gram amoksisilin trihidrat baku. Amoksisilin trihidrat adalah obat
antibiotik golongan penisilin. Amoksisilin dipilih karena penyerapannya lebih
baik bila diberikan secara oral. Obat ini digunakan untuk pengobatan first line
infeksi lambung yang disebabkan oleh H. Pylori (Jenggawah et al., 2010). Setelah
menimbang baku amoksisilin trihidrta yang dilakukan selanjutnya yaitu
menambahkan 5 ml urin normal sambil duduk. Selain itu, juga ditambahkan aqua
bidestilata sampai larut. Setelah ditambahkan urin normal dan aqua bidestilata
kemudian di pindahkan ke labu ukur. Setelah dipindahkan ke dalam labu ukur
tersebut kemudian dibuat baku kerja urin dengan konsentrasi bermacam-macam
yaitu 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 100 ppm. Setelah membuat baku kerja urin
dengan konsentrasi tersebut. Langkah akhir dalam mennetukan kadar amoksisilin
adalah mengukur serapan pada panjang gelombang 273 nm. Hasil dari serapan
tersebut menunjukkan kadar amoksisilin.
Setelah didapatkan kadar amoksisilin dalam urin. Langkah selanjutnya
yaitu mengukur kadar amoksisilin dalam urin tersebut. Dalam mengukur kadar
amoksisilin ini yang dilakukanj adalah memipet 50 ml urine subjek lalu
memasukkan ke dalam labu ukur volume 10 ml. Setelah itu diukur serapan
dengan panjang gelombang 273 nm yang dilakukan secara diplo pada masing-
masing sampel. Pengukuran diplo adalah pengukiran yang dilakukan sebanyak 2
kali. Tujuan dari pengukuran secara diplo ini adalah untuk meningkatkan
ketepatan percobaan. Setelah itu, masuk ke data analis dimana dalam data analis
ini yang dilakukan adalah menentukan kadar amoksisilin dalam urin pada 12
subjek dan menabulasi dari awal sampai terakhir. Setelah itu dikelompokkan
berdasarkan waktu 0-2, 2-4, 4-8, 8-12, 12-24 jam, lalu data yang berupa kadar
amoksisilin tranformasi logaritmik dianalisis secara statisktik. Berdasarkan data-
data ANOVA dihitung CV intrasubjek T/R.
Dari langkah kerja tersebut kita bisa mengetahui beberapa hasil parameter
farmakokinetik urin. Dalam hasil dari data diatas diketahui bahwa terdapat
beberapa sampel urin yaitu urin 1,2,3, dan 4 yang mana uyrin tersebut di buatkan
baku kerja sebesar masing-masing 20,65 ppm, 41,3 ppm, 61,96 ppm, 82,6 ppm,
dan 103,62 ppm. Dari data kadar tersebut diperoleh absorbansi, yang mana
masing-masing absorbansi tersebut yaitu 0,195, 0,301, 0,406, 0,503, dan 0,618.
Dari data kadar dan absorbansi dibuatlah kurva baku regresi yang mana kurva
baku regresi tersebut digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dari
kurva regresi tersebut di dapatkan persamaan regresinya yaitu y=0,0051x +
0,0909. Setelah di dapatkan persamaan kurva regresi kita bisa mengetahui
absorbansi dan absorbansi tetsebut digunakan untuk mencari parameter yang
ditentukan dengan menggunakan kurva kadar (Lu Xua-Xu) vs waktu.
Diadapatkan persamaan regresi kedua yaitu y=-0,0079x +3,6185. Setelah itu kita
bisa menentukan paraa=meter parameternya.
Parameter yang ditentukan antara lain ketetapan eliminasi, waktu paroh
obat, Ln Cp0, CP0, Volume distribusi, Klirens, dan AUC. Ketetapan eliminasi
adalah nilai tercapainya penyerapan suatu zat persatuan waktu, dimana biasaya
mekanisme ini dipengaruhi oleh kehadiran enzim. Harga K eliminasi bisa dicari
dengan melihat nilai Ln CP0 pada persamaan regresi atau yang kita sebut sebagai
nilai a. Dari hasil data menunjukkan nilai K eliminasi nya adalah 0,0079/menit.
Selanjutnya yaitu waktu paro yang merupakan waktu yang diperlukan oleh obat
untuk mencapai 1/2 kadar konsentrasi dari kadar semula. Rumus untuk mencari
waktu paro ini adalah 0,693/Keliminasi. Hasil yang didpaatkan yaitu 87,72152
menit. Selanjutnya yaitu mencari parameter Ln Cp0. Ln Cp0 ini dalam regresi
merupakan nilai a yaitu 3,6185. Sedangkan untuk parameter Cp0 merupakan
turunan atau eksponen dari nilai Ln Cp0 atau nilai a nya. Dari data hasil diatas
menunjukkan nilai Cp0 nya adalah 37,27787 mg/L. Klirens adalah volume darah
yang dibersihkan dari obat persatuan waktu yang bisa dicari dengan rumus
volume distribusi dikali dengan K hasilnya yaitu 0,10596 L/menit. Untuk volume
distribusi nd]ya didapatkan dengan cara dosis dibagi dengan Cp0 yiatu dari data
diatas 13,4114 L. Volume distribusi adalah suatu volume yang mengandung
sejumlah obat pada cairan-cairan tertentu di dalam tubuh. Parameter terakhir yaitu
menentukan nilai AUC. AUC adalah luas area. AUC bisa dicari dengan
menggunakan rumus dosis dibagi dengan klirens yiatu 4719,19 mg menit / liter.
DAFTAR PUSTAKA
Jenggawah, N., Pada, S., Berpikir, K., Dan, K., & Belajar, M. (2010). Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember
Digital Jember Digital Repository Repository Universitas Universitas
Jember.

Anda mungkin juga menyukai