Dosen Pengampu :
Dra. Zuliarni,M.Pd.
Di Susun Oleh:
KELOMPOK 9
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul tokoh-tokoh pendidikan yang
berpengaruh di Indonesia .
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari
Ibu Dra. Zuliarni,M.Pd. pada mata kuliah Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai tokoh-tokoh pendidikan yang berpengaruh di
Indonesia bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuliarni,M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Dasar Dasar Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas kelompok ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik cara
penguraiannya maupun isinya. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap
makalah ini bisa bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
A. Tokoh-tokoh Pendidikan yang Berpengaruh di Indonesia.............................. 5
B. Pengaruh Tokoh-tokoh Pendidikan terhadap Perkembangan Pendidikan di Indonesia 12
BAB III...................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
berfikir, bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup.
Dengan kata lain, pendidikan itu sangat penting bagi manusia. Pentingnya pendidikan ini telah di
teliti oleh beberapa tokoh dan para pemikir tentang pendidikan. Sebagai generasi penerus, kita
perlu mengetahui sejarah mengenai tokoh pendidikan tersebut. Begitu banyak ide yang telah
mereka gagaskan untuk mengungkapkan pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Negara
Indonesia merupakan Negara yang berkembang begitu juga pendidikannya. Jadi kita harus tahu
bagaimana pengaruh tokoh pendidikan terhadap pengembangan pendidikan yang ada di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tokoh-tokoh pendidikan yang berpengaruh di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh tokoh-tokoh pendidikan terhadap pengembangan pendidikan di
Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tokoh-tokoh pendidikan yang berpengaruh di Indonesia
2. Mengetahui pengaruh tokoh-tokoh pendidikan terhadap pengembangan pendidikan di
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Kelima asas tersebut dinamakan dengan Panca Darma Taman Siswa. Penyelenggaraan
taman siswa didasarkan pada beberapa semboyan yang menjiwainya berikut ini.
a. Lawan sastra ngesti mulia; dengan kecerdasan jiwa kita menuju kesejahteraan. b. Suci
tata ngesti tunggal; dengan kesucian batin dan teraturnya hidup batin, kita mengejar
kesempurnaan.
c. Tut wuri handayani; mengikuti dari belakang sambil memberikan pengaruh.
d. Rawe-rawe rantas, malang-malang patung; segala yang menghalangi akan hancur.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara
keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status
ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai
kemerdekaan yang asas.
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Beliau
telah memberikan karya terbaiknya kepada nusa dan bangsa. Sembooyan "Tut Wuri
Handayani" diabadikan sebagai lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Hasbullah, 2005:2006)
2. Mohammad Syafei
Mohammad syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899. Perjuangan beliau juga dititikberatkan
pada bidang pendidikan.
Pada tahun 1922 beliau menjadi guru pada Sekolah Kartini di Jakarta dan sejak itu aktifitasnya di
bidang pendidikan terus berkembang. Sebagai seorang tokoh pendidikan Mohammad Syafei
berjasa besar dalam mendirikan sekolah yang diberi nama "Indonesische Nederlansche School"
atau yang lebih dikenal dengan INS di Kayuttanam Sumatera Barat. Dasar pendidikan yang
dikembangkannya adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan, serta berpikir logis dan
rasional. Berkenaan dengan itulah maka isi pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan-
bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, dan keterampilan yang dikenal dengan
istilah 3 H (Head, Heart and Hand).
Sementara itu INS menitikberatkan pendidikannya pada dunia kerja. INS menyelenggarakan
pendidikan dalam jenjang berikut :
a. Ruang bawah selama 7 tahun (setara SD)
b. Ruang atas selama 6 tahun (setara sekolah menengah)
Mohammad Syafei meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1969. Jasa-jasa beliau tak terlupakan,
apalagi lulusan INS tersebar ke berbagai pelosok tanah air, guna membangun bangsa dan
Negara. Pemikiran Syafei diatas menyarankan kesempurnaan lahir dan batin yang harus selalu
diperbaharui. Hal ini terungkap dalam pemikiran G. Revesz seperti yang dikutip oleh Syafei
bahwa lapangan pendidikan mesti berubah menurut zamannya, seandainya orang masih
beranggapan, bahwa susunan pendidikan dan pengajaran yang berlaku adalah sebaik-baiknya
dan tidak akan berubah lagi, maka orang atau lembaga yang berpendirian dan berpikir demikian
telah jauh menyimpang dari kebenaran. Demikianlah, tujuan pendidikan berupa kesempurnaan
lahir dan batin, harus selalu terus disempurnakan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Dan
kesempurnaan yang cocok untuk bangsa Indonesia Syafei mengajukan pemikiran yang masih
relevan untuk zaman kita ini.
Manusia yang sempurna lahir dan batin atau aktif kreatif itu, apa saja unsur-unsur atau aspek-
aspeknya? Ia menyatakan bahwa yaitu jiwa dan hati yang terlatih dan otak yang berisi
pengetahuan (Thalib Ibarahim, 1978:20). Orang yang jiwa dan hatinya terlatih itu tekun, teliti,
rajin, giat, berperhatian, dan apik dalam segala bidang perbuatan. Pelatihan jiwa dan hati ini
diperoleh melalui pelatihan berbuat atau bekerja mengerjakan pekerjaan sehari-hari atau bahkan
pekerjaan tangan. Bahkan untuk pengisian otakpun, pelajaran pekerjan tangan dapat turut
dimanfaatkan.
Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 25 Februari 1923 dalam usia 55 tahun.
4. Rahmah El Yunusiah
Rahma El-Yunusiah, seorang tokoh pendidikan dan perjuangan Islam wanita dari Sumatra Barat.
Beliau lahir, tepatnya di Padang Panjang pada tanggal 29 Desember 1900 dan wafat pada 26
Februari 1969 di tempat yang sama pula. Beliau lah pendiri Madrasah Diniyah Putri Padang
Panjang (Sumatra Barat) yang merupakan perguruan tinggi wanita Islam pertama di Indonesia,
dan pelopor berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sumatra Barat.
Riwayat pendidikannya dimulai dari belajar pada ayahnya. Namun, hal ini hanya berlangsung
sebentar karena ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Ia pun belajar dalam bimbingan kakak-
kakaknya, yaitu Zainuddin Labay El-Yunusy yang merupakan pendiri Diniyat School di Sumatra
Barat dan M. Rasyad. Karena tidak puas akan pendidikan yang telah di berikan oleh kakak-
kakaknya Rahmah pun mencari guru-guru lainnya di daerah Minangkabau seperti Haji Abdul
Karim Amrullah.
Usaha Rahmah dalam bidang pendidikan untuk kaum wanita khususnya di dasarkan pada cita-
citanya, bahwa kaum wanita Indonesia harus memperoleh kesempatan penuh dalam menuntut
ilmu agar dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan agar kaum wanita
sanggup berdikari untuk menjadi ibu pendidik yang cakap, aktif dan bertanggung jawab kepada
kesejahteraan tanah air. Hal itu diwujudkan dengan pendirian sekolah Diniyah Putri.
Atas bantuan Persatuan Murid-murid Diniyah School yang didirikan oleh kakaknya, Rahmah
mendirikan madrasahnya pada tanggal 1 November 1923. Mulanya terdapat 71 orang murid
yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu rumah tangga muda. Pelajaran diberikan setiap hari selama
3 jam di sebuah masjid di Pasar Usang, Padang Panjang. Di samping itu, Rahmah juga mulai
mengadakan usaha pemberantasan buta huruf bagi kalangan ibu-ibu yang lebih tua.
Selain itu Rahmah memiliki prinsip dan sikap yang teguh. Ketika Belanda menawarkan bantuan
kepada Madrasah Diniyah Putri dengan syarat harus berada di bawah kekuasaannya, ia menolak
dengan tegas. Dengan alasan tak ingin sistem pendidikannya dibelokkan oleh Belanda. Selain
itu, hal yang menonjol dari Rahmah adalah sikap tanggung jawab. Ia bukan saja memikirkan
kemajuan pendidikan murid-muridnya, namun juga keselamatan mereka. Pada saat kolonial
Jepang masuk ke Indonesia, Rahmah mengungsikan seluruh muridnya dan menanggung semua
keperluan dari murid-muridnya.
Perhatian Rahmah El-Yunusiah untuk kaumnya memang tidak pernah padam. Ia bercita-cita
untuk mendirikan Perguruan Tinggi Islam khusus untuk kaum wanita lengkap dengan sarana dan
prasarananya. Cita-citanya ini sebagian telah tercapai. Hal ini terlihat ketika ia wafat, Diniyah
Putri telah memiliki Perguruan Tinggi dengan satu fakultas, yaitu Fakultas Dirasah Islamiyah. Ia
juga bercita-cita mendirikan rumah sakit khusus wanita.
Di bawah kepemimpinan Rahmah, Diniyah Putri berkembang pesat. Keberhasilan lembaga ini
mendapat perhatian dan pujian dari berbagai tokoh pendidikan, pemimpin nasional, politikus dan
tokoh agama, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu terbukti pada tahun 1957 Rahmah
memperoleh gelar Syaikhah dari Senat Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir. Dan gelar ini
belum pernah dianugerahkan kepada siapapun sebelumnya.
Dari cerita singkat tentang Rahmah el Yunusiah diatas, dapat kita ambil sebuah nilai yang sangat
besar, bahwa sebagai kaum wanita kita mengemban suatu amanat untuk mencerdaskan bangsa,
melalui anak-anak kita. Perjuangannya yang gigih dan tak pantang menyerah serta tak mengenal
rasa takut tidak hanya patut untuk di acungi jempol, namun perlu untuk ditiru dan dilanjutkan.
Karena sejatinya, ia dan kita semua sebagai seorang wanita merupakan tempat pertama dalam
menuntut ilmu bagi anak-anak kita kelak.
Bentuk realisasi dari pemikiran pendidikan Rahmah El Yunusiah adalah berupa pendirian
sekolah-sekolah bagi perempuan. Hal ini merupakan tanggapan dari situasi pada masa itu dan
sejalan pula dengan teorinya Arnold J. Toynbee yaitu: "Challenge and Respons."
Sedangkan tujuan pendidikannya untuk mencerdaskan kaum perempuan agar pendidikan pada
masa itu tidak berpusat pada laki-laki, dengan demikian hal ini sejalan dengan teori feminisme,
yaitu teori post strukturalis dan post modernisme. Beberapa hambatan pada kaum perempuan
Indonesia. Pendidikan yang belum berpihak pada kaum perempuan dapat pula ditemui dalam
bidang lain. misalnya dalam bidang kesehatan dan pekerjaan. Perusahaan masih banyak yang
belum memberi lapangan kerja pada perempuan. Angka perempuan menganggur lebih tinggi
dapat ditemui dimana-mana dibanding laki-laki. Walaupun perempuan banyak ditemui bekerja
disektor informal (pabrik) itu bukan berarti hilangnya diskriminasi. Angka kaum perempuan
upahnya tidak dibayar oleh perusahaan mencapai 41,3% lebih tinggi di banding laki-laki yang
hanya 10% menjadi bukti beban yang di terima perempuan diluar rumah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman Semangat juang tokoh pendidikan zaman dahulu sangat Berpengaruh
terhadap perkembangan pendidikan yang ada sekarang. Karena mereka adalah para pelopor
sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi. Mereka adalah orang-orang yang membuka pintu
pendidikan untuk generasi penerus agar tidak putus dengan dunia pendidikan.
B. Saran
Dari penjelasan mengenai tokoh-tokoh pendidikan yang berpengaruh di Indonesia kita
dapat mengetahui siapa saja tokoh pendidikan yang berpengaruh di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA