Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sejarah Kefarmasian


Dalam dunia farmasi kita diajarkan untuk mengatahui sejarah kefarmasian dan
perkembangan yang telah berkembang sejak dahulu hingga sekarang dengan penemuan obat-obatan
baru yang terus berkembang dengan bentuk sediaan obat berbagai inovasi. Penggunaan obat,
meskipun digunakan dalam bentuk aslinya, dipastikan telah berlangsung sebelum sejarah
mencatatnya. Dahulu, orang primitif belajar dari pengelaman (empiris) dan mendapatkan cara
pengobatan yang satu lebih efektif dari yang lain, berdasarkan permulaan inilah pekerjaan terapi
dengan obat dimulai. Banyak suku dahulu menganggap bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat
dalam tubuh, maka harus diusir dengan mantera, bunyi-bunyian dan ramuan tumbuhan.

1. Perapotekan pertama
Ilmu perapotakan dimulai sejak, seorang yang dianggap mempunyai ilmu penyembuhan dengan
menyediakan bahan obat dari tumbuh-tumbuhan, mendapatkan pengelaman secara turun-
temurun, biasanya dipanggil untuk mengobati orang sakit atau yang luka. Ilmu ini selalu
dihubungkan dengan hal gaib. Anggapan bahwa obat bekerja dalam tubuh penderita untuk
kebaikan atau kejahatan, tidak berdasarkan sifat alamiahnya saja. Sepanjang sejarah,
pengetahuan obat-obatan dan penggunannya untuk penyakit diartikan sebgai kekuatan. Dalam
“Homeric epis’’ istilah pharmacon (bahasa Yunani) merupakan asal kata farmasi berarti suatu
guna-guna atau suatu obat yang dapat dipakai untuk maksud baik atau jahat. Seiring berjalanny
waktu imu perapotekan menjadi hal yang tidak terpisahkan dengan fugsi pendeta, sehingga
seorang ahli gaib, pendeta atau dokter pendeta menjadi penyembuh lahir batin. Jadi pada zaman
dahulu pekerjaan kefarmasian dan kedokteran tidak dapat dibedakan karena pekerjaan tersebut
merupakan fungsi pimpipin agama suatu suku.

2. Obat-obat zaman dahulu


Karena pengetahuan dan kesabaran para ahli purbakala, tablet menjadi jenis obat khusus
yang digunakan untuk terapi pada zaman dahulu dan terungakap seperti yang kita kenal
sekarang. Tahun 3000 SM telah diuraikan oleh ahli purbakala untuk mengetahui sejarah
kedokteran dan farmasi; dokumen-dokumen kuna seperti ‘’sumerian clay tablet” berkaitan
dengan sejarah manusia, yang diyakini merupakan resep tertulis yang tertua di dunia. Dokumen
ini tersimpan di University of Leipzig, diberi nama seorang Jerman ahli Mesir yang terkenal
bernama Georg Ebers yang menemukan gulungan kertas disebuah makam mumi, selama
setengah dari akhir abad ke-19. Sejak itu banyak ahli berpartisipasi dalam penerjemahan
dokumen yang dituliskan dalam bahasa Mesir kuno yang digunakan oleh bangsa Mesir sampai
tahun 1550 SM, bentuk sediaannya sampai sekarang mash digunakan.
Tulisan Ebers Papyrus disominasi oleh formula obat, dengan lebih dari 800 formula atau
resep yang telah dideskripsikan dan lebih dari 700 obat yang disebutkan. Obat-obat tersebut
sebagian besar berupa bahan nabati, meskipun obat-obat yang berasal dari mineral dan hewani
juga tercantum. Bahan-bahan nabti seperti akasia, biji jarak, dan adas disebutkan bersama
rujukan bahan mineral seperti besi oksida, natrium karbonat, natrium klorida, danbelerang.
Pembawa yang digunakan pada saat itu yaitu bir, anggur, susu, dan madu. Banyak formula
farmasetika menggunakan dua lusin bahan obat atau lebih, formula ini merupakan jenis sediaan
yang kemudian hari disebut polifarmasi.

3. Pengenalan tinjuan obat


Beberapa orag yang tercatat karena kejeniusan dan kreativitasnya dan telah memberikan
pengaruh yang revolusioner pada pengembangan dunia kefarmasian dan kedokteran, antara
lain:
a) Hipporates ( 370-460 SM), seorang dokter bangsa Yunani yang memperkenalkan
farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Karena rintisan pekerjaannya di bidang ilmu
kedokteran dan pengajarannya yang inspiratif serta pandangan hidupnya yang maju
tentang kemajuan pengobatan modern, Hippocrates dihargai dan dinobatkan sebagai
Bapak ilmu Kedokteran.
b) Pharmacon istilah sebagi suatu pengobatan yang dilakukan hanya untuk kebaikan,
menghampuskan konotasi terdahulu bahwa pengobatan berarti suatu pesona atau untuk
tujuan kebaikan atau kejahatan.
c) Dioscorides (abad ke 1 SM), seorang dokter dan ahli botani bangsa Yunani, merupakan
orang yang pertama kali mengembangkan botani sebagai suatu ilmu farmasi terapan.
d) Claudius Galen (130-200 SM), seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani,
merupakan penulis ; karya meliputi ilmu kedokteran, obat—obatan, hukum, filsafat dan
tata bahasa.
e) Raja Frederick II ( Jerman , tahun 1240 setelah masehi), kaisar Jerma Frederick II
memerintah, mengeluarkan Dekrit “Two Sicilies” yang memisahkan farmasi dari
kedokteran. Dengan pemisahan kedua profesi tersebut maka dunia farmasi semakin
membutuhkan pengetahuan, keterampilan, inisiatif dan tanggung jawab yang khusus
agar pelayanan lebih terjamin.
f) Philippus Aureolus Theophrastus Bombastus Von Hohenheim (1493-1541 SM) seorang
dokter dan ahli kimia dari swiss. Ia memperkenalkan ilmu tumbuh-tumbuhan menjadi
suatu profesi berdasrkan ilmu kimia.
g) Swede Karl Wilhelm Scheele (1742-1786) ahli dari swiss, elakukan penelitian dan
banyak zat kimia.
h) Friedrich Serturner (1783-1841) ahli farmasi dari Jerman, melakukan isolasi Morfin dan
Opium.
i) Tahun 1797 berdiri sekolah farmasi yang pertama di Perancis dan buku farmasi mulai
diterbitkan. Sementara di USA sekolah farmasi pertama berdiri pada tahun 1821 di
Philadelphia.

Farmakope Amerika (The United State Pharmacopeia)


Istilah Pharmacopeia berasal dari bahasa jerman, pharmakon “obat” dan poiein berarti “buat”,
jika digabungkan berarti menjadi suatu resep atau formula atau standar lainnya yang
dibutuhkan untuk membuat atau menyediakan suatu obat. Amerika Serikat membuat standar
obat tingkat nasional untuk pertama kali tahun 1820 yaitu United State Pharmacopeia (USP).
Lyman Spalding tahun 1817 mengusulkan dibuatkan farmakope nasional kepada masyarakat
medis di New York. Usulan farmakope yang diajukan dikaji, dan diadopsi menjadi united state
pharmaopeia di Washington Dc pada tanggal 1 januari 1820, dan diterbitkan dalam bahasa
inggris dan latin tanggal 15 desember 1820. Upaya splading tersebut akhirnya membuat dia
diaku sebagai Bapak Farmakope Amerika Serikat.

4. Sejarah perkembangan kefarmasian di Indonesia


Farmasi di Indonesia berkembang secara berarti setelah masa Kemerdekaan, jadi relatif masih
muda. Pada zaman penjajahan Hindia Belanda maupun Jepang kefarmasian di Indonesia
berkembang sangat lambat dan masyarakat kurang mengenal profesi farmasi.
Sejarah kefarmasian Indonesia dapat dilihat dari beberapa periode, yaitu;
1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaan : tonggak sejarah kefarmasian di
Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker semasa
pemerintahan Hindia Belanda.
2. Periode setelag perang kemerdekaan sampai tahun 1958: periode ini memproduksi obat
telah banyak dirintis, namun terjadi hambatan kekurangan devisa, sehingga industri farmasi
hanya dapat memproduksi obat sesuai dengan jatah bahan baku yag ada. Serta masih
banyak terjadi kasus bahan baku dan obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan stadar.
3. Pada periode 1960-1965 pemerintah menerbitkan beberapa perundang-undangan yang
berkaitan dengan kefarmasian. Pada tahun 1963, sebagai realisasi Undang-undang pokok
Kesehatan telah dibentuk Lembaga Farmasi Nasional.

B. Singkatan Latin

Anda mungkin juga menyukai