Judul praktikum
Pengelolaan perbekalan faramsi di Apotek dan pengelolaansediaan narkotika dan
psikotropika
2. Waktu dan tempat
a. waktu : Jumat, 24 September 2021
b. tempat: kost
3. Tujuan praktikum
Mahasiswa mampu memahami pengelolaan perbekalan Farmasi termasuk sediaan narkotik,
psikotropik dan prekursor farmasi di Apotek
4. Konsep teori
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pengelolaan sediaan kefarmasian, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis sekali pakai perlu diperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Penerimaan
Kegiatan penerimaan adalah menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
1) Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal ini pengecualian atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa.
2) Semua obat atau bahan obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabetis.
5) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First
Out) dan FIFO (First In First Out)
e. Pemusnahan dan Penarikan
1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat
kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pemusnahan obat selain narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain
yang memiliki Surat Izin Praktek atau Surat Izin Kerja.
2) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima)
tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh
Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
apotek dengan cara di bakar atau cara pemusnahan lain yang
dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep, selanjutnya
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3) Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan
dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standard/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan
oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh
BPOM (mandatory recall) dengan tetap memberikan laporan
kepada Kepala BPOM.
5) Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Menteri.
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui peraturan sistem
pemesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan
menggunakan kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama obat,
tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan
sisa persediaan.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, bahan medis sekali pakai yang meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan atau pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari :
1) Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk
kebutuhan manajemen Apotek meliputi keuangan, barang dan laporan
lainnya.
2) Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya.
5. Tabel Pengamatan
a. Form observasi perbekalan farmasi Non-narkotika/psikotropika/prekursor
Pengelolaan
No Perbekalan Komponen Tujuan/ Fungsi Deskripsi Kese Keterangan
Farmasi Singkat& Tugas suai (Penjelasan)
TTK terkait an
Komponen deng
an
stan
dar/t
idak
Pengadaan barang baik untuk menetapkan
Perencanaan Prosedur ini dibuat untuk obat-obatan dan jenis dan jumlah
1 SPO memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan farmasi perbekalan farmasi
alat kesehatan di apotek sesuai lainnya dilakukan sesuai dengan pola
dengan pola konsumsi atau pola oleh karyawan penyakit dan
penyakit di sekitar. dibidang perencanaan kebutuhan
dan pengadaan dalam pelayanan
hal ini dilakukan oleh kesehatan di
Fungsi buku ini untuk asisten apoteker yang rumah sakit
Buku mengecek barang dan stok bertanggung jawab
Defecta barang, menghindari kelupaan kepada Apoteker
pemesanan kembali barang. Pengelola Apotek.
Pengadaan Sediaan mendapatkan
2 Pengadaan Prosedur ini dibuat untuk Farmasi dilakukan perbekalan farmasi
pelaksanaan dan pengawasan pada fasilitas produksi, dengan harga yang
kegiatan pengadaan sediaan fasilitas distribusi atau layak, dengan
farmasi dan alat kesehatan penyaluran dan mutu yang baik,
SPO sehingga mendapatkan jumlah fasilitas pelayanan pengiriman barang
dan jenis yang sesuai kebutuhan sediaan farmasi terjamin dan tepat
dan menjamin ketersediaan dilakukan oleh waktu, proses
sediaan farmasi dan alat apoteker di bantu TTK berjalan lancar dan
kesehatan di sarana pelayanan tidak memerlukan
melalui pengadaan antar tenaga serta waktu
Apotek. berlebihan
Daftar
Distributor Distributor adalah pedagang
besar farmasi atau disingkat
PBF yang mana memiliki fungsi
untuk mendistribusikan obat-
obat dalam hal ini Apotek.
• Tersedianya data
7 Pencatatan dan Faktur penjualan memiliki TTK memiliki peran yang akurat
Pelaporan manfaat dan kegunaan yang penting dalam sebagai bahan
Faktur sangat penting, yaitu sebagai pencatatan dan evaluasi
Penjualan informasi barang (obat/alkes) pelaporan yaitu : • Tersedianya
yang telah dipesan oleh informasi yang
• Mengecek faktur akurat
Apoteker terhadao PBF.
penjualan obat • Tersedianya
Sebagai informasi nilai tagihan
sebagai informasi arsip yang
dan termin pembayaran yang
barang apa saja memudahkan
harus dibayarkan oleh Apotek.
yang telah dipesan penelusuran surat
Sebagai rujukan yang sah
sebeelumnya dan laporan
apabila barang yang diantar
untuk kemudian • Mendapat data
tidak sesuai. yang lengkap
disesuaikan
dengan pemesanan untuk membuat
obat selanjutnya perencanaan
Untuk mencatat penjualan dan
yang terkait
penerimaan
dengan
pembayaran/pembelian oleh
Laporan pasien/PBF secara digital, pengeluaran biaya.
Kasir • TTK wajib untuk
untuk mempermudah
melakukan
pengengelolaan stok obat/alkes,
pencatatan baik itu
penyampaian laporan, dan
data pembelian
berbagai hal lainnya.
obat di PBF
ataupun
Kartu untuk mencatat mutasi pengeluaran/distri
stock
perbekalan farmasi busi obat kepada
(penerimaan, pengeluaran, pasien. Sehingga
hilang, rusak, atau kadaluwarsa) data tersebut
terdata dengan
Buku Rekap Buku yang digunakan untuk jelas dan baik serta
resep mencatat resep yang masuk ke sesuai
apotek yang harus ditulis oleh
kebenarannya.
asisten apoteker (AA) setiap
hari, buku ini juga berguna Kemudian
apabila ada kesalahan dalam mempermudah
menerima resep. untuk
Lainnya Buku pencatatan hutang/buku penyampaian
faktur adalah buku yang pelaporan kepada
digunakan untuk mencatat Apoteker.
hutang Apotek sehingga dapat
memperoleh mengetahui berapa • Setiap barang
besar hutang yang ditanggung pesanan baik itu
Apotek dicatat Iangsung pada obat ataupun alkes
buku faktur yang telah harus dicatat oleh
dipindahkan sesuai dengan PBF TTK kedalam
masing-masing. kartu stok. Yang
mana TTK
mencatat dimulai
dari nama
pengirim obat
yakni nama PBF
contohnya PBF
Sapta Sari sampai
dengan jumlah
b. Form observasi perbekalan farmasi Narkotika/psikotropika/prekursor
Kese
Pengelolaan DeskripsiSingkat
suaia Keterangan(Pe
No SediaanNar Komponen Tujuan/Fungsi &TugasTTK nden njelasan)
kotik/psikot terkaitKomponengans
ropik tand
ar/ti
dak
SPO Prosedur ini dibuat untuk Perencanaandilakukan Untukmenetapkanj
memenuhi kebutuhan obat dan olehapotekerdandibant umlah yang
1 Perencanaan uoleh TTK dibutuhkansesuaid
alat kesehatan di apotek sesuai
enganpenyakitdan
dengan pola konsumsi ataupola
pelayanankesehata
penyakit di sekitar n.
Buku Melihat stock
DefectaNar barangdanmengingatkanbarang
kotik/psikotr yang akandipesan.
opic/prekurs
or
/precursor
Psikotropik/
prekursor
6. Pembahasan
Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi merupakan
suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait
antara satu dengan yang lain. Kegiatannya mencakup perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan,
penghapusan, monitoring dan evaluasi.
1) Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan
dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuan
perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah
perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
2) Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui:
o pembelian
o produksi/pembuatan sediaan farmasi,
o sumbangan/droping/hibah.