Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

( BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL)

OLEH :

NAMA : SAMARIA HERMINWATI MONIZ

NIM : PO53033219393

TINGKAT : II REGULER C

PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Penulis dapat menyusun makalah “ Obat Tradisional ” ini dengan tepat waktu.

Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, sebagai salah satu
sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang “ Bahan Baku Obat Tradisional”.

Dalam hal ini penulis selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu penulis meminta maaf atas segala
keterbatasan waktu dan kemampuan dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan
saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan kualitas makalah
ini.

Kupang, 21 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis bahan baku obat tradisional ..............................................................................................

2.2 Persyaratan bahan baku obat tradisional simplisia dan sediaan galenik .....................................

2.3 Persyaratan bahan tambahan obat tradisional (pewarna, pengawet, pemanis, dll) dan ambang
batasnya

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................

3.2 Daftar Pustaka ...................................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan baku obat tradisional merupakan bahan yang berkhasiat maupun yang tidak
berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar mutu sebagai bahan farmasi
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh menteri kesehatan. Bahan baku obat dapat
berupa simplisia dari simplisia nabati, hewani dan mineral .

Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah satu faktor yang
memepengaruhi mutu simplisia. Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan
liar atau berupa tanaman budidaya. Tanaman budidaya adalah tanaman yang sengaja ditanam
untuk tujuan produksi simplisia. Tanaman budidaya dapat diperkebunan secara luas, dapat
diusahakan oleh petani secara kecil-kecilan berupa tanaman tumpang sari atau taman obat
keluarga yang bertujuan untuk dijadikan untuk tempat memperoleh bahan baku simplisia.

Bahan baku dari sediaan galenik berupa bahan atau campuran bahan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan atau hewan yang hasilnya berupa ekstraksi. Sediaan galenik dibuat menjadi
infusa, tingtur dan ekstrasi.

Pembuatan obat tradisional juga dapat tambahkan sebagai bahan tambahan syarat seperti
pewarna, pengawet, pemanis dan bahan tamabahan lainnya yaitu antikepal, pengemulsi, pelapis,
penstabil, pelarut dan pengisi dalam penambahan bahan tambahan harus memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan jenis bahan baku obat tradisional ?
1.2.2 Apa persyaratan bahan baku obat tradisional simplisia dan sediaan galenik ?
1.2.3 Apa persyaratan bahan tambahan pada obat tradisional (pewarna, pengawet, pemanis,
dll) dan ambang batasnya?
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui jenis bahan baku obat tradisional
1.3.2 Untuk mengetahui persyaratan bahan baku obat tradisional simplisia dan sediaan
galenik
1.3.3 Untuk mengetahui persyaratan bahan tambahan pada obat tradisional (pewarna,
pengawet, pemanis, dll) dan ambang batasnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Bahan Baku Obat Tradisional

2.1.1 Bahan Baku Simplisia


Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yangbelum
mengalami pengolahan apapun. Macam-macam simplisia yaitu :
1. Simplisia Nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman.
2. Simplisia Hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa at kimia murni.
3. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan belikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni.

2.1.2 Bahan Baku Sediaan Galenik


Sediaan galenik adalah sediaan yang diperoleh dengan cara melakukan penyarian zat-
zat yang bermanfaat bagi manusia. Sediaan galenik didefinisikan sebagai hasil
ekstrasi bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan.
Jenis-jenis sediaan galenik yaitu :
1. Infusa/ infus adalah sediaan air yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90 derajat selama 15 menit.
2. Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mesarasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut.
3. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai.

2.2 Persyaratan bahan baku obat tradisional simplisia dan sediaan galenik

2.2.1 Syarat Bahan Baku Simplisia


a. Kadar air : tidak lebih dari 10%
b. Angka lempeng total : tidak lebih dari 10
c. Angka kapang dan khamir : tidak lebih dari 10
d. Mikroba patogen : negatif
e. Aflatoksin : tidak ebih dari 30 bagin per juta

2.2.2 Syarat Bahan Baku Sediaan Galenik


a. Derajat kehalusan harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang
terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari, simplisia harus dibuat semakin
halus dan sebaliknya
b. Kosentrasi/kepekatan
c. Suhu dan lama waktunya harus disesuaikan dengan sifat obat meguap atau tidak,
mudah tersari atau tidak
d. Bahan penyari dan cara penyari disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya
serap bahan penyari dalam simplisia

2.3 Persyaratan Bahan Tambahan pada Obat Tradisional

2.3.1 Pewarna
Serbuk dengan bahan baku simlplisia tidak boleh mengandung pengawet. Sediaan
diperbolehkan mengandung pengawet adalah serbuk dengan bahan baku ekstrak,
sediaan obat dalam lainnya dan sediaan obat luar. Untuk obat tradisional yang
diizinkan mengandung lebih dari satu macam pengawet.

No Pengawet Batas maksimum


1 Asam benzoat, kalium benzoat, 2000 mg/kg produk sediaan oral
kalsium benzoat, natrium benzoat dihitumg sebagai asam benzoat
2. Asam sorbat, natrium sorbat, 2000 mg/kg produk sediaan oral
kalium sorbat, kalsium sorbat dihitumg sebagai sorbat
3. Asam propionat, natrium propionat, 1000 mg/kg produk sediaan oral
kalsium propionat, kalium dihitumg sebagai propionat
propionat
4. Metil para-hidroksibenzoat
 Larutan dan suspensi oral  2000 mg/kg produk sediaan oral
 Kapsul Lunak  2000 mg/kg (dihitumg sebagai
produk jadi)
 Sediaan Topikal  3000 mg/kg produk sediaan
topikal
5. Propil para-hidroksibenzoat
 Sediaan Topikal  6000 mg/kg produk sediaan
topikal
6. Butil para-hidroksibenzoat
 Sediaan Topikal  4000 mg/kg produk sediaan
topikal
7. Etil para-hidroksibenzoat
 Larutan dan suspensi oral  2000 mg/kg produk sediaan oral
 Kapsul lunak  2000 mg/kg (dihitumg sebagai
produk jadi)
 Sediaan Topikal  3000 mg/kg produk sediaan
topikal
8. Bronopol 1000 mg/kg produk sediaan topikal
9. Cetrimide 50 mg/kg untuk sediaan topikal

2.3.2 Pemanis
Dapat digunakan pemanis alami dan pemanis lainnya yang dapat ditemukan dalam
bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi.
a. Pemanis Alami

No Pemanis Alami
1. Gula tebu (gula pasir), gula aren, gula kelapa, gula bit, daun stevia, daun saga,
kayu legi.
2. Sorbitol dan sorbitol sirup
3. Manitol
4. Isomalt
5. Glikosida steviol dengan batas maksimal setara steviol 2.500 mg/kg produk
6. Maltitol dan maltitol sirup
7. Laktitol
8. Silitol
9. Eritritol

b. Pemanis Buatan

No Pemanis Buatan Batas maksimal


1. Asesulfam-K 2000 mg/kg produk
2. Aspartan 5500 mg/kg produk
3. Asam siklamat 1250 mg/kg produk (sebagai asam
Natrium siklamat siklamat)
Kalsium siklamat
4. Kalium sakarin 1200 mg/kg produk (sebagai sakarin)
Natrium sakarin
Kalsium sakarin
5. sukralosa 2400 mg/kg produk
6. Neotam 90 mg/kg produk

2.3.3 Pewarna
a. Pewarna Alami

No Pewarna alami Batas maksimum


1. Riboflavin 150 mg/kg produk
Riboflavin sintetik
Riboflavin 5-natrium fosfat
Riboflavin dari Bacillus subtilis
2. Karmin dan ekstrak cochineal 300 mg/kg produk
Karmin Cl. No. 75470
Ekstrak cochineal No. 75470
3. Klorofil Cl No. 75810 500 mg/kg produk

4. Klorofil dan klorofilin tembaga kompleks Cl No. 500 mg/kg produk


75810
5. Karamel III amonia proses 20000 mg/kg produk
6. Karamel IV amonia sulfit proses 20000 mg/kg produk
7. Beta- karoten (sayuran) Cl. No. 75130 600 mg/kg produk
8. Karetenoid 300 mg/kg produk
Beta-keraton (sintetik) Cl No. 40800
Beta-keraton (sintetik) Cl. No. 40800 (Blakeslea
trispora)
Beta-apo-8-karotenal Cl. No.40820
Etil ester dari beta-apo-8 asam karotenat Cl. No
40825

9. Ekstrak kulit anggur 500 mg/kg produk

b. Pewarna Sintetik

No Pewarna Sintetik Batas Maksimum


1. Kuning FCF Cl. No. 15985 300 mg/kg produk
2. Ponceau 4R Cl. No. 16255 300 mg/kg produk
3. Merah allura Cl. No. 16035 300 mg/kg produk
4. Indigotin Cl. No. 73015 300 mg/kg produk
5. Biru berlian FCF Cl. No. 42090 300 mg/kg produk
6. Hijau FCF Cl. No. 42053 300 mg/kg produk
7. Besi oksida 7500 mg/kg produk
Besi oksida merah No. 77491
Besi oksida hitam No. 77499
Besi oksida kuning No. 77492
8. Vegetable black, INS No. 153 (vvegetable carbon) Quantum satis

2.3.4 Antioksidan

No Antioksidan Batas maksimum


1. Alpha-Tocopherol 500 mg/kg produk (digunakan
pada formula berbasis
lemak;v/v)
2. Asam askorbat 1000 mg/kg produk
(digunakan pada formula
berbasis air;w/v)
3.  Askorbil palmitat 500 mg/kg produk (sebagai
 Askorbil stearat askorbil stearat)
4. Butil hidroksi anisol / BHA 400 mg/kg produk (digunakan
pada formula berbasis lemak
atau minyak), tunggal atau
dapat dikombinasikan dengan
BHT atau propil galat
5. Butil hidroksi toluen / BHT 400 mg/kg produk (digunakan
pada formula berbasis lemak
atau minyak), tunggal atau
dapat dikombinasikan dengan
BHA atau propil galat
6. Butil hidrokinon tersier / TBHQ 400 mg/kg produk (digunakan
pada formula berbasis lemak
atau minyak), tunggal atau
dapat dikombinasikan dengan
BHA atau BHT
7. Propil galat 400 mg/kg produk (digunakan
pada formula berbasis lemak
atau minyak), tunggal atau
dapat dikombinasikan dengan
BHA atau BHT
8.  Kalsium disodium etilen diamin tetraasetat 500 mg/kg produk (sebagai
 Disodium etilen diamin tetraasetat calccium disodium etilen
diamin tetraasetat)

2.3.5 Bahan Tambahan Lain (antikepal, pengemulsi, pelapis, penstabil, pelarut, pengisi dan
lainnya)

No Bahan Tambahan Lain Batas Maksimum


1. Minyak jarak 1000 mg/kg produk
2. Carnauba wax 5000 mg/kg produk
3. Setil alkohol 100000 mg/kg produk (sebagai
pelapis, pengemulsi)
4. Diasetil tertart dan ester asam lemak dari 5000 mg/kg produk
gliserol
5. Magnesium stearat 50000 mg/kg produk (sebagai
lubrikan)
6. Fosfat 2200 mg/kg produk (sebagai
fosforus)
7. Polidimetilsiloksan 50 mg/kg produk
8. Polietilen glikol 70000 mg/kg produk
9.  Polyoxyethylene (20) sorbiton 25000 mg/kg produk
monolaurate (polysorbate 20)
 Polyoxyethylene (20) sorbiton
monolaurate (polysorbate 80)
 Polyoxyethylene (20) sorbiton
monolaurate (polysorbate 40)
 Polyoxyethylene (20) sorbiton
monolaurate (polysorbate 60)
 Polyoxyethylene (20) sorbiton
monolaurate (polysorbate 65)
10. Polivinil alkohol 45000 mg/kg produk (sebagai
pelapis dan penstail).
11. Potasium sitrat 20000 mg/kg produk (sebagai
alkaliing agent, buffering agent, dan
sequestering agent).
12. Sukrogliserida 2500 mg/kg produk
13. Titanium dioksida q.s sebagai warna opak
14. Deksetrin q.s sebagai warna pengisi
15. Avicel q.s sebagai warna pengisi
16. Amilum q.s sebagai warna pengisi

BAB III

PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Bahan baku obat tradisional merupakan bahan yang berkhasiat maupun yang tidak
berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar mutu sebagai bahan farmasi
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh menteri kesehatan. Bahan baku obat dapat
berupa simplisia dari simplisia nabati, hewani dan mineral . Persyratan dari simplisia kadar air
tidak lebih dari 10%, angka lempeng total tidak lebih dari 10, angka kapang dan khamir tidak
lebih dari 10, mikroba patogen negatif dan aflatoksin tidak ebih dari 30 bagin per juta.

Bahan baku dari sediaan galenik berupa bahan atau campuran bahan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan atau hewan yang hasilnya berupa ekstraksi. Sediaan galenik dibuat menjadi
infusa, tingtur dan ekstrasi. Persyaratan dari sediaan galenik seperti Derajat kehalusan,
kosentrasi, suhu dan lama waktunya, bahan penyari.

Bahan tamabahan pewarna, pengawet, pemanis dan bahan tamabahan lainnya yaitu
antikepal, pengemulsi, pelapis, penstabil, pelarut dan pengisi ditamabahkan harus memenuhi
persyaratan yang sesuai ambang batas.

1.2 Saran
Bahan baku obat tradisional yang dikelola baik simplisia bahan sediaan galenik dan bahan
tamabahan yang ditambahakan pengolahan harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat

Depkes RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Persyaratan
Keamanan dan Mutu Obat Tradisional.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/a6a48203e23370286113d07440fa07ef.pdf

diakses: Rabu, 20 juli 2021 pukul 06.30

Anda mungkin juga menyukai